Share

88. Kata-kata Tabu

"Kau tidak tahu risikonya," gerutu Puteri Rinjani sambil naik ke atas pelana dan menghela kuda meninggalkan rumah makan. "Ngomong seenak-enaknya."

"Kamu sudah sering berkunjung ke negeri manusia," kata Jaka. "Masa baru tahu sekarang kalau manusia suka seenak-enaknya?"

"Aku baru ketemu manusia kayak kamu. Aku diam bukannya mikir, mulutmu makin kurang ajar."

"Aku salah banget apa?" tanya Jaka santai. "Sampai segitu sewotnya?"

"Sebutan istri bukan bahan candaan di duniaku. Saat kamu bilang aku dan kelima pengawal adalah istrimu, maka benar-benar begitu kenyataannya. Aku tidak mau kena karma dari Raja Sekalian Alam."

"Yang ngomong kan aku, masa kamu yang kena karma?"

"Karena aku obyeknya."

"Oh, jadi di duniamu obyeknya yang kena tulah, bukan pelakunya?"

"Pelakunya wajar kena juga."

"Terus aku harus bagaimana biar kalian tidak kena karma?"

"Kamu harus mengadakan ritual penyatuan dengan kami."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status