Share

Chapter 115

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-29 13:53:30

Bastian baru saja kembali setelah berbincang dengan Aurel.

Aurel langsung pergi setelah berbicara dengannya.

Katanya, ada beberapa dokumen yang harus dipersiapkan sebelum berangkat ke Jerman.

Bastian mengernyit melihat punggung seorang perempuan yang sedang memainkan ponselnya.

“Kau curang!” Ernando menatap Eve dengan kesal.

“Aku tidak curang. Aku memang lebih jago darimu!” balas Eve.

Bastian berdehem pelan. Membuat keduanya menoleh.

Namun, itu hanya sebentar.

Bastian seakan tidak berarti apa-apa. mereka kembali memainkan ponsel dengan seru.

Bastian yang kesal. akhirnya berdehem lagi. kali ini lebih keras.

“Ehem!” Bastian mengambil duduk di samping Eve.

Eve menoleh—meliriknya dengan sinis.

“Kali ini aku akan menang!” ucap Ernando menggebu-gebu.

Eve mengotak-atik ponselnya. “Aku tidak akan membiarkannya.”

Bastian mendekat—melihat layar ponsel Eve yang menyala.

Penasaran. Ia tidak begitu mahir bermain game sebenarnya.

“Jangan dekat-dekat!” peringat Eve deng
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 116

    “Dia persis sepertimu!” Yerin menggeleng pelan dengan tangan yang bersindekap. Arsen menggeleng pelan. “Aku tidak seburuk itu juga.” Mereka baru saja akan pergi ke ruangan Bastian. Mereka sudah bersiap untuk pulang. Mereka akan membantu membereskan barang-barang Bastian agar bisa pulang dengan cepat. Tapi di tengah perjalanan mereka, mereka justru melihat pemandangan yang membuat malu sendiri. Apalagi Arsen yang merasa gagal tidak mengajari cara menyatakan perasaan yang benar. “Seharusnya aku mengajarinya dulu sebelum menyatakan perasaan pada perempuan.” Yerin memukul pelan bahu Arsen. “Mengajari apanya? Kamu tidak akan menyatakan perasaan kalau tidak aku duluan.” Arsen mengerjap. sejak kapan panggilannya jadi aku kamu. Tapi manis juga. Arsen tersenyum. “Tapi aku tidak sebrutal Bastian yang berteriak seperti orang gila? Lihat—” menunjuk ke arah mereka pergi. “Eve saja malu sampai lari!” “Tapi mereka lucu juga.” Yerin tersenyum. “Mereka menggemaskan. Tapi—” Ye

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 115

    Bastian baru saja kembali setelah berbincang dengan Aurel. Aurel langsung pergi setelah berbicara dengannya. Katanya, ada beberapa dokumen yang harus dipersiapkan sebelum berangkat ke Jerman. Bastian mengernyit melihat punggung seorang perempuan yang sedang memainkan ponselnya. “Kau curang!” Ernando menatap Eve dengan kesal. “Aku tidak curang. Aku memang lebih jago darimu!” balas Eve. Bastian berdehem pelan. Membuat keduanya menoleh. Namun, itu hanya sebentar. Bastian seakan tidak berarti apa-apa. mereka kembali memainkan ponsel dengan seru. Bastian yang kesal. akhirnya berdehem lagi. kali ini lebih keras. “Ehem!” Bastian mengambil duduk di samping Eve. Eve menoleh—meliriknya dengan sinis. “Kali ini aku akan menang!” ucap Ernando menggebu-gebu. Eve mengotak-atik ponselnya. “Aku tidak akan membiarkannya.” Bastian mendekat—melihat layar ponsel Eve yang menyala. Penasaran. Ia tidak begitu mahir bermain game sebenarnya. “Jangan dekat-dekat!” peringat Eve deng

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 114

    “Setelah semuanya…” ucap Aurel. Berada di taman rumah sakit. Aurel duduk di samping Bastian. Bangku mereka menghadap sebuah lapangan golf yang luas nan hijau. “Aku sangat berterima kasih padamu. Kau banyak membantuku. Setelah ini, aku akan ke luar negeri. Aku akan melanjutkan hidupku di sana.” Bastian menoleh. “Kau akan ke luar negeri? Di mana? dengan siapa?” tanyanya. Aurel tertawa. Laki-laki ini begitu perhatian sampai membuatnya merasa salah paham. sampai membuatnya jatuh cinta. “Aku sendiri. Aku akan ke Jerman. Bu Yerin dan Kak Arsen membantuku agar aku bisa ke sana dan langsung bekerja.” Aurel tersenyum. “Aku akan memulai hidup baru di sana.” “Maaf. Selama ini aku banyak merepotkanmu.” Aurel menoleh. Bastian mengangguk. “Aku tidak merasa direpotkan. Aku senang membantumu.” Aurel tersenyum. “Sikapmu seperti ini yang bisa membuat banyak perempuan salah paham. Sikapmu juga bisa membuat banyak perempuan jatuh cinta.” Aurel menyipitkan mata. “Jangan sembarangan melakukann

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 113

    Ernando berdecak. “Aku akan menebak sebentar. Karena aku ingin tahu. Kemungkinan besar, perempuan yang menyukaimu adalah Aurel. Kau tidak tega menolaknya karena kau kasihan.” Bastian mengerjap. “Ba-bagaimana kau—” Bastian terdiam. “Terlalu ketara.” Ernando mengangguk. “Hei!” Ernando mengubah posisinya menjadi berhadapan dengan Bastian. “Kalau kau tidak suka, kau harus menolaknya lebih awal. Jangan berpura-pura menyukainya juga. Atau kau membiarkannya begitu saja. Menolaknya dari awal akan lebih baik daripada berpura-pura.” “Aku memang sering dekat dengan perempuan, tapi aku tidak pernah mempermainkan mereka. kalau aku tidak suka, aku tidak akan merespon. Kalau aku suka, aku pasti langsung mengejarnya.” “Jadi—katakan padanya kau tidak memiliki perasaan padanya.” Bastian mengusap tengkuknya pelan. “Bukankah itu terlalu kejam?” Mendadak tidak tega. Bastian yang melihat Aurel seperti cerminan dirinya tidak tega menolak. Aurel mengatakan perasaan padanya sebelum Bastian

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 112

    “Kenapa?” tanya Yerin begitu polos. “Kebencian mereka terlalu dalam.” Arsen menoleh. “Kau bisa mengubahku tapi tidak akan bisa mengubah mereka.” Yerin mengangguk pelan. “Baiklah…” lirihnya pelan. Takut dengan Arsen yang seperti ini. Terlihat sangat serius. Arsen menarik Yerin masuk ke dalam ruangan mereka. Mencium bibir Yerin tanpa aba-aba. “Sekarang?” “Hm.” Arsen mengangguk. Di sisi lain…. Di sebuah ruangan yang dihuni oleh dua orang. Ernando bersandar dengan nyaman. Orang tuanya sudah pergi. “Ke mana orang tuamu?” tanya Bastian. “Pergi. mereka kembali ke singapore,” balas Ernando. Menoleh ke samping. “Kau bertengkar dengan kakakmu?” “Kau sengaja pergi saat mendengar perdebatan kami?” tanya Bastian. “Tidak sepenuhnya.” Ernando mengedikkan bahu. “Mereka juga akan segera pergi. Jadi aku mengajak mereka keluar sekalian.” Bastian terdiam sebentar. “Aku berdebat sedikit dan berbaikan.” “Benarkah?” tanya Ernando seakan tidak percaya. “Wajahmu bengkak sepe

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 111

    Matelda, nenek Arsen berlari dengan heboh. Segera memeluk cucunya yang paling ia sayang. “Bagaimana kabar kamu? kamu masih sakit?” tanyanya. Arsen tersenyum. melepaskan tangan neneknya perlahan. “Aku baik-baik saja, nek.” Arsen tersenyum. Yerin tersenyum. Pertama kali bertemu setelah sekian lama. Ia hanya bertemu dengan keluarga Arsen saat pernikahan mereka. Setelah itu, ia tidak pernah sekalipun bertemu ataupun komunikasi. Matelda menatap Yerin. “Kamu ini bagaimana? kamu membiarkan Arsen dalam bahaya? Aku dengar, kasus ini terkait dengan sekolah tempat kamu bekerja dan sekolah Bastian.”Arsen menarik Yerin ke belakang. Namun Yerin tidak mau dan tidak bergeser sedikitpun. Sehingga, Arsen menoleh—menatapnya tajam agar tidak membatahnya. Tap Yerin memanglah Yerin yang keras kepala. “Maaf, maafkan saya. Kedepannya, saya tidak akan membiarkan Arsen ke dalam bahaya lagi.” Yerin tersenyum. Matelda mengernyit. “Sebentar lagi ulang tahun perusahaan. jangan sampai cucuku sakit. It

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status