Home / Thriller / Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati / Bab 6 ( Sarapan Pertama)

Share

Bab 6 ( Sarapan Pertama)

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2025-05-30 12:33:09

Keesokan harinya,Aulia duduk sendirian di ruang makan yang luas, menikmati sarapan sederhana berupa roti panggang dan teh hangat.

Cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela besar membuat ruangan terasa hangat dan nyaman. Tapi, suasana hati Aulia tidak seindah pemandangan di depannya. Dia masih memikirkan pernikahan kontraknya dengan Ryker Alvaro, dan perasaan campur aduk yang terus menghinggapi hatinya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari arah pintu. Aulia menoleh, dan Ryker Alvaro muncul dengan wajah yang dingin dan tidak bersahabat.

Dia mengenakan setelan jas hitam yang membuatnya terlihat sangat tampan, tapi ekspresi wajahnya tidak menunjukkan sedikit pun kehangatan.

"Selamat pagi," kata Ryker dengan nada datar, sambil menarik kursi di seberang Aulia dan duduk.

Aulia membalas salamnya dengan senyum tipis, mencoba menyembunyikan perasaan tidak nyaman yang muncul.

"Selamat pagi," jawabnya lembut.

Ryker tidak menatap Aulia, tapi langsung mengambil Teh dari meja dan menuangkan ke dalam cangkirnya.suasana menjadi hening, hanya suara sendok yang berdenting di piring yang memecahkan keheningan.

Aulia merasa tidak nyaman dengan keheningan ini, dan akhirnya memutuskan untuk memecahkannya.

"Ryker, kita perlu bicara tentang... tentang kita," kata Aulia dengan suara lembut.

Ryker menatapnya dengan mata yang dingin, tanpa ekspresi apa pun.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Aulia?" tanya Ryker dengan nada datar.

Aulia menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, mencoba untuk tidak terpengaruh oleh sikap dingin Ryker.

"Aku ingin bekerja, Ryker. Aku ingin menjadi pengacara di sebuah perusahaan hukum," kata Aulia dengan suara yang mantap.

Ryker menatapnya dengan mata yang dingin, tidak menunjukkan sedikit pun ketertarikan atau dukungan.

"Mengapa kau ingin melakukan itu?" tanya Ryker dengan nada datar, sambil mengangkat cangkir tehnya ke bibir.

Aulia merasa sedikit tersinggung oleh sikap Ryker, tapi dia mencoba untuk tidak memperlihatkannya.

"Aku ingin memiliki karir yang mandiri, Ryker. Aku ingin membuktikan diri bahwa aku bisa sukses tanpa harus bergantung pada keluarga atau pernikahan," jawab Aulia dengan suara yang tegas.

Ryker menurunkan cangkir kopinya dan menatap Aulia dengan mata yang lebih dingin lagi.

"Aku tidak ingin kau bekerja di luar, Aulia. Apalagi sebagai pengacara," kata Ryker dengan nada yang tidak bisa ditawar.

Aulia merasa terkejut dan sedikit tersinggung oleh keputusan Ryker.

"Mengapa tidak, Ryker? Apa salahnya aku ingin memiliki karir yang mandiri?" tanya Aulia dengan suara yang sedikit meninggi.

Ryker menatapnya dengan mata yang dingin, lalu menjawab dengan nada yang tidak bisa ditawar.

"Karena aku tidak ingin orang lain melihat pernikahan kita sebagai cemoohan. Mereka akan berpikir bahwa aku tidak bisa memenuhi kebutuhanmu, bahwa aku tidak cukup baik untukmu," kata Ryker dengan suara yang rendah dan serius.

Aulia merasa seperti dipukul oleh kata-kata Ryker.

Dia tidak menyangka bahwa Ryker memiliki alasan seperti itu...

Ryker tidak menatap Aulia lagi, dia hanya bangkit dari kursinya dan meninggalkan ruang makan tanpa mengatakan apa-apa.

Aulia menatap punggung Ryker dengan mata yang kosong, pria itu tidak menunjukkan sedikit pun emosi. Aulia menarik napas dalam-dalam, lalu bangkit dari kursinya dan menuju ke kamar untuk mengambil tas dan dompetnya.

Dia telah memutuskan untuk keluar rumah dan mencari informasi terkait lowongan pekerjaan untuk dirinya, tidak peduli dengan apa yang Ryker pikirkan. tapi, saat langkahnya akan keluar dari kamar. sekelebat bayangan sang kakek kembali menghantui. wajah teduh sang kakek kembali menghiasi isi kepalanya.

Aulia menggeleng pelan, lalu kembali melangkahkan kakinya keluar. Ia harus kuat, tidak peduli dengan ancaman yang Ryker katakan. itu baru Ryker, belum dari pihak keluarganya yang belum menunjukkan tanda-tanda akan menyerangnya. Ia yakin, sebagian besar keluarganya pasti akan mengusiknya untuk mendapatkan bagian dari warisan sang

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 12 Gadis Keras Kepala

    Aulia berdiri di depan cermin, memastikan bahwa penampilannya sudah sempurna. Dia mengenakan blouse putih lengan pendek yang pas di tubuhnya, memperlihatkan kulit putih dan lembut di lengan dan lehernya. Blus itu memiliki potongan yang elegan, dengan kerah yang sedikit terbuka. Rok hitam yang dia kenakan jatuh tepat di bawah lutut, menekankan lekuk tubuhnya yang indah. Sepatu hak tinggi senada dengan warna rok yang dia pilih menambahkan sentuhan elegan pada penampilannya, membuat kaki-kakinya terlihat panjang dan ramping.Rambutnya yang panjang dan lembut tergerai di punggungnya, menambah kesan feminin yang kuat. Dengan penampilan yang sempurna, Aulia merasa siap untuk menghadapi hari baru.Dia berjalan ke lantai bawah, tapi tiba-tiba terhenti ketika melihat Ryker berdiri di depannya, memblokir jalannya.Ryker masih terlihat sedikit pucat dan lelah, tapi mata hitamnya yang tajam memandang Aulia dengan intensitas yang membuat Aulia merasa sedikit tidak nyaman.Dia berdiri dengan kaki

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 11 Ryker adalah Suamiku

    Pukul sebelas malam, Aulia sudah memutuskan untuk tidur, meninggalkan meja makan yang masih terisi dengan harapan bahwa Ryker akan kembali dan menikmati masakannya. Tapi jam terus berputar, dan Ryker belum juga kembali. Aulia akhirnya tertidur dengan perasaan kecewa dan penasaran.Tiba-tiba, pukul satu dini hari, keheningan malam dipecahkan oleh suara gedoran pintu utama rumah yang keras dan berulang-ulang. Bel pintu juga berbunyi dengan nada yang tajam, membuat Aulia terbangun dengan cepat. Dia melompat dari tempat tidur dan bergegas ke bawah, hampir jatuh saat menuruni tangga karena terburu-buru.Saat Aulia membuka pintu, dia disambut oleh pemandangan yang membuatnya begitu terkejut.Ryker berdiri di depan pintu, dengan tubuh yang terhuyung-huyung dan mata yang merah karena alkohol. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Ryker sedang dipeluk oleh Vania, wanita yang sama yang telah membuat Aulia merasa marah sebelumnya.Vania tersenyum manis ke arah Aulia, dengan mata yang berkilau karena

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 10 Jangan Berharap Lebih, Aulia

    Aulia masih menatap Ryker dengan mata yang penuh kemarahan, menunggu jawaban atas pertanyaannya. Tapi sebelum Ryker bisa menjawab, ponselnya berbunyi dengan nada yang keras dan tajam.Ryker langsung mengambil ponselnya dan menjawab panggilan tersebut, tanpa menatap Aulia sedikit pun."Aku sedang sibuk," kata Ryker dengan nada yang singkat, sambil berjalan menjauh dari Aulia.Aulia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Ryker kepada peneleponnya, tapi dia bisa menangkap beberapa kata seperti "proyek", "klien", dan "deadline".Jelas bahwa Ryker sedang membahas persoalan kantor dengan seseorang. Ryker terus berbicara di telepon, tanpa mempedulikan keberadaan Aulia. pria itu berjalan menuju ruang tamu, meninggalkan Aulia sendirian di tempat itu.Aulia merasa seperti diabaikan, seperti tidak ada di dalam ruangan itu. Dia menatap punggung Ryker yang menjauh, dengan perasaan yang campur aduk antara marah dan merasa tak nyaman bersamaan.Aulia mengurungkan niatnya untuk kembali

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 9 Siapa yang Mengganti Pakaianku?

    Aulia dan Ryker kembali ke rumah mewah Ryker, dengan suasana yang tegang dan hening. Ryker masih bersikeras untuk melarang Aulia bekerja, dengan kata-kata yang keras dan tidak bisa ditawar. Tapi Aulia juga memilih untuk pada pendapatnya, dengan mata yang berkilau dan tekad yang kuat.Sampai saat Aulia akan menaiki anak tangga, tangannya ditarik oleh Ryker dengan kuat, membuat tubuh Aulia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Ryker.Tubuh Aulia jatuh mengenai tubuh Ryker,membuat Ryker terkejut dan kehilangan kendali.Posisi jatuhnya, Ryker berada di bawah tubuh Aulia, dengan wajah mereka yang sangat dekat.Keduanya kembali melihat satu sama lain, dengan mata yang terpaku dan napas yang seakan berhenti begitu saja.Ryker baru menyadari bahwa mata Aulia berbeda, berwarna hijau zamrud yang sangat cantik dan mempesona, seperti permata yang tersembunyi di dasar laut.Mata hijau Aulia seperti menghipnotis Ryker, membuat dia lupa pada segalanya kecuali keindahan yang terpancar dari mata

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 8 ( Aku Bisa Memberikan Apapun yang Kau Inginkan ! )

    Mobil mewah itu meluncur dengan mulus di jalan raya yang sunyi, seperti kupu-kupu yang terbang di kegelapan. Ryker menyetir dengan konsentrasi penuh, matanya terpaku pada jalan di depan seperti magnet yang tidak bisa dilepaskan. Vania duduk di sebelahnya, menatap ke luar jendela dengan senyum misterius, seperti bulan sabit yang tersembunyi di balik awan. Ekspresinya tidak berubah, seolah-olah dia sedang menikmati pemandangan yang tidak terlihat oleh mata biasa.Di belakang, Aulia duduk sendirian, menatap ke luar jendela juga, tapi matanya tidak fokus pada apa pun. Dia membiarkan pikirannya mengembara, seperti daun kering yang terbawa angin, memikirkan tentang situasi yang sedang dia alami dengan perasaan yang campur aduk.Suasana di dalam mobil sangat hening, seperti kuburan yang sunyi di malam hari. Tidak ada suara apa pun kecuali suara mesin mobil yang berjalan lancar, seperti detak jantung yang stabil. Ryker tidak menoleh ke belakang, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia men

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 7 ( Pemandangan Menjijikan)

    Aulia berdiri di depan sebuah bangunan megah yang menjulang tinggi, dengan arsitektur modern yang elegan. Kantor pengacara "Harapan & Partners" ini terletak di jantung kota, dengan alamat yang sangat mudah diingat.Bangunan ini memiliki 20 lantai, dengan fasad kaca yang mengkilap dan atap yang berbentuk unik. Di depan pintu masuk, terdapat sebuah plakat besar yang terbuat dari granit hitam, dengan logo perusahaan yang terbuat dari emas 24 karat.Aulia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah masuk ke dalam lobi yang luas dan mewah. Lantai lobi terbuat dari marmer putih, dengan langit-langit yang tinggi dan lampu gantung kristal yang indah. Di sebelah kiri, terdapat sebuah meja resepsionis yang terbuat dari kayu mahoni, dengan seorang resepsionis cantik yang tersenyum ramah."Selamat pagi, saya Aulia Riani. Saya datang untuk menyerahkan lamaran pekerjaan sebagai pengacara," kata Aulia dengan suara yang sopan.Resepsionis itu tersenyum dan mengambil CV Aulia."Terima kasih, Ibu Auli

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status