Besar harapan Belle dalam jenjang karirnya ke depan kelak. Namun, siapa sangka jika aka nada badai besar yang sudah menanti di depannya.
"Andrew sahabatku, aku tidak akan menyia-nyiakan kebaikanmu.." Belle melangkah maju dengan harapan dan juga tanggung jawab di kedua bahunya.
~ ~ ~
"Maaf tuan, Nona Belle sepertinya sedang mendapatkan tanggung jawab baru dari atasan yang mengurus pekerjaannya."
"Ah begitu rupanya.. baiklah, kau boleh keluar."
Pria yang sedang duduk di kursi CEO ialah Jordan Heron sang bos mafia yang telah melakukan transaksi dengan Belle pada malam itu. Sungguh sesuatu yang tidak pernah Belle bayangkan sebelumnya.
Selama beberapa pekan Belle bekerja seperti biasanya, dan ia juga masih belum bertemu secara langsung dengan Jordan, si pria yang telah bercinta dengannya di markas mafia pada saat itu.
.
.
.
"Nona Belle, kami mengandalkanmu." Ucap para pegawai lainnya, ketika tiba waktu bagi Belle untuk presentasi di depan para klien besar bahkan dari luar negeri. Dikarenakan Belle dapat menguasai beberapa bahasa asing, ia dipercayakan sebagai pembicara di depan.
Hari ini merupakan meeting penting antar klien dalam maupun luar negeri. Jika Belle berhasil melalui hal ini, maka jenjang karirnya sudah menanti di depan sana.
Belle melangkah dengan penuh percaya diri, dan ia pun mulai mempresentasikan perkembangan perusahaan Tiger Group. Semua sungguh sesuai harapan, Belle berhasil menyelesaikan presentasinya hingga akhir. Beberapa pemimpin muda juga sangat bangga sekaligus kagum pada prestasi yang Belle miliki.
Tanpa Belle sadari, sebenarnya Jordan sudah berada di tengah-tengah meeting tersebut.
"Sebagai penghormatan kami atas kerjasama ini, kami mengundang CEO sekaligus pemilik perusahaan Tiger Group untuk menyampaikan beberapa pesan bagi kita." Ucap Belle dengan penbuh senyuman percaya diri, disusul dengan tepuk tangan meriah mengiringi langkah sang CEO sekaligus pemilik perusahaan, si pria tampan.
Saat Jordan sudah melangkah mendekat, seluruh tubuh Belle seakan kehilangan keseimbangan. Tangannya sangat gemetar saat akan menyerahkan mix pada Jordan. Namun, Jordan bersikap layaknya orang asing dan lebih tepatnya sebatas atasan dan bawahan.
Senyuman ceria yang sejak awal Belle tempilkan, kini berubah muram dan hampir kehilangan kata-kata lagi.
"Terima kasih untuk Nona Izabelle Vedrow, atas bantuannya hingga malam ini." ucap Jordan dengan wajah tersenyum sekilas lalu melangkah pergi.
***
Usai membawakan rangkaian acara, Belle pun kembali ke aula peristirahatan bersama. Menyeduh secangkir teh panas dan juga sepotong cake di atas piring kecil. Baru saja berbalik untuk mengambil tempat, Jordan sudah duduk di samping kursi milik Belle.
Belle terpaksa bersikap biasa, walau sebenarnya ia sangat gelisah tak karuan.
"Tuan Jordan, suatu kehormatan bagi kami dapat bergabung bersama tuan." Ucap para rekan kerja Belle.
Ini adalah snack time, setelah sepanjang hari melaksanakan meeting bersama para klien maupun pimpinan besar.
Belle menyeruput teh miliknya tanpa menatap ke arah Jordan. Namun Jordan sedari tadi selalu menatap ke arah Belle.
"Nona Izabelle, sepertinya kita pernah bertemu sebelumnya?" ucap Jordan seolah sedang mengingat sesuatu. Belle terdiam namun tetap berusaha untuk tersenyum.
"Ah, sungguh tuan?" balas Belle dengan tersenyum ramah.
"Benar-benar pandai bersandiwara.. aku tidak bisa menganggap gampang jalang kecil ini.." Jordan menyeringai setelah mengatakan hal itu.
"Apakah pria ini sudah sekian lama mengatahui keberadaanku, namun mencoba untuk mempermmainkanku.." Belle teta p bersikap hati-hati. Karena walau bagaimanapun juga, hubungan satu malam mereka tidak dapat dilupakan begitu saja.
"Nona Izabelle, manager memanggilmu!" Ucap salah seorang rekan. Akhirnya Belle memiliki alasan untuk pergi dari tempat itu, dan tentunya menjauh dari hadapan Jordan.
"Lihat saja ke depan nanti, kau tidak akan dapat lari dariku, jalang kecil.." Jordan hanya duduk manis, seolah sudah memiliki berbagai rencana nakal bagi Belle.
***
"Kediaman Keluarga Vedrow"
Pergi pagi, pulang hingga malam terkadang larut malam. Itulah rutinitas keseharian Belle semenjak ia mulai berkarir sebagai penanggung jawab divisi dan juga mendapatkan kepercayaan manager perusahaan.
Belle memandangi ruang tamu kediaman keluarganya terlihat terang, tak seperti biasanya.
"Ah, inilah putri semata wayang kami." Ucap Mrs. Ved menyambut kepulangan Belle.
Tak disangka lagi, Jordan sudah duduk di tengah keluarganya. Bahkan Mr. Vid pun berada di sana.
"Belle, ucapkan salam pada tamu istimewa kita," ucap Mr. Vid.
"Kinerja putri anda sangat baik." Puji Jordan.
"Apakah ada acara kecil-kecilan, bahkan aku tidak tahu?" timpal Belle yang berusaha tetap tenang.
"Belle, kau harus banyak bersyukur memiliki pemimpin seperti tuan Jordan. Karena beliaulah, ayah terbebas dari jerat hutang beberapa bulan lalu." Ucap Mrs. Vid, ibu dari Belle.
Sepertinya, keluarga Belle tidak mengetahui bahwa Jordan tak sebaik perkiraan mereka, pikir Belle kala itu.
"Belle, berikan rasa hormatmu pada tuan Jordan!" Bentak Mr. Vid, seketika itu Belle pun menunduk sembari memberikan ucapan terima kasih.
"Maafkan para bawahanku yang bertindak sesuka hati pada paman." Ucap Jordan ramah.
"Tidak masalah tuan Jordan. Sekarang aku sudah mulai meninggalkan kehidupan lamaku di meja judi. Semua hanya sia-sia.." ucap Mr. Vid.
"Maafkan putri kami, jika di perusahaan tuan, Belle menyebabkan masalah." Ucap Mrs. Vid. Belle hanya terdiam, ia sangat malas untuk terlibat topic malam ini.
"Belle adalah putri semata wayang di keluarga kecil kami, dan besar harapan kami pada Belle." Ucap Mr. Vid.
"Kuharap semua berjalan dengan baik." ucap Jordan.
"Belle, antarkan tuan Jordan ke parkir." Ucap Mrs. Vid.
"Baik ibu." Jawab Belle patuh.
... ...
Belle melangkah bersama dengan Jordan, sungguh suasana yang sangat canggung.
Tepat di area tangga turun, Jordan menghentikan langkahnya.
"Kau putri kebanggaan keluarga, tapi sangat disayangkan, putri satu ini sudah rela menyerahkan masa depannya pada seorang pria yang bahkan tidak ia kenal." Ucap Jordan dengan nada mengejek.
"Tuan, mobil anda sudah di depan loby utama. Aku akan kembali,--"
Jordan tiba-tiba meraih tangan Belle, dan membuat Belle menyatu dengan dirinya.
"Kau tidak perlu bersikap angkuh di hadapanku, karena aku bisa saja menghancurkan apa yang telah kau bangun selama ini. Ingat baik, aku sangat benci dengan wanita yang bersikap angkuh namun sebenarnya seorang jalang." Ketus Jordan.
"Yah, jalang yang telah memberikan anda kepuasan, tuan Jordan. Apakah tuan merasa ingin menggunakan jasaku lagi?" tantang Belle, namun sebenarnya hatinya sangat hancur atas apa yang telah Jordan ucapkan.
"Memakaimu, sama saja meikmati sisa makanan yang sudah terbuang di bak sampah.." ucap Jordan, lalu berbalik pergi.
Belle mengatur napasnya perlahan, ucapan Jordan sunggung sangat menghinanya. Namun, Belle tidak peduli akan hal itu. Baginya, semua sudah berlalu, sekalipun Jordan ialah atasan tertinggi di perusahaan tempat ia bekerja.
Menatap langit malam dengan senyuman sendu. "Jika kau beranggapan aku hanya seorang jalang, maka teruslah seperti itu.. aku tidak peduli.." gumam Belle.
****
"Perusahaan Tiger Group"Sedang sibuk mengerjakan laporan bulanan miliknya, satu pesan nampak jelas di layar ponsel milik Belle."Belle, sore ini aku akan menjemputmu sepulang bekerja. Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan." Andrew."Baik boss, siap laksanakan!" Balas Belle.Karena janjinya bersama Andrew, Belle harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Akhirnya Belle pun menyelesaikan semua pekerjaan saat menjelang sore hari.~ ~ ~Dari balik pantauan cctv, Jordan fokus pada pergerakan Belle."Mengapa little bitch bergegas pulang.." gumam Jordan, ia terlihat penasaran dan memerintahkan seseorang untuk mencari tahu kemana tujuan Belle sore hari ini.Kring... panggilan telepon di meja kerja Jordan."Tuan, Nona Belle sedang pergi bersama seorang pria, aku sudah mengirimkan gambar mereka di pesan.""Siapa pria itu?" gumam Jordan yang terlihat tidak senang. Karena sumber kesenangannya adalah mengusik Belle dan dengan sengaja memberikan pekerjaan berat pada Belle.Ketika membuka isi pesan gamb
Karena perbuatan ayahnya, Belle harus menanggung hal memalukan seperti ini. Jordan bahkan sudah mengklaim bahwa Belle hanya akan menjadi miliknya seorang. Tak ada yang dapat Belle lakukan, jika Jordan sudah bertindak atas kehidupannya."LONGUE BAR"Jordan duduk dengan kepala menengadah ke atas."Tuan, aku akan menemanimu malam ini.." ucap salah seorang wanita penghibur di tempat tersebut, yang merupakan kegiatan biasa Jordan ketika datang."Pergilah! Aku sedang tidak berselera!" Jordan mengusir wanita yang datang padanya."Mengapa tuanku? Bukankah tuan membutuhkan..—""Jika kukatakan pergi! Maka pergilah, jalang menjijikan!" Melihat Jordan yang marah, wanita itu pun bergegas untuk pergi dari sana."Sial! Mengapa bayangan jalang kecil itu selalu menghantui pikiranku.." Jordan kehilangan fokus, tatkala bayang-bayang Belle terus menari indah di kepalanya.Jordan meneguk segelas minuman beralkhohol tinggi, dan akhirnya tubuhnya pun ambruk.... ....Menjelang pagi, Jordan akhirnya terbangu
"Apakah hutang ayahku masih belum selesai?" ucap Belle ditengah suasana panas mereka. "Tentu saja, sekali berada didalam dekapanku, maka seterusnya akam selalu seperti ini.." ucap Jordan. Menjilati daun telinga Belle, lalu merebahkan tubuh Belle ke atas kasur. Membuka lebar paha Belle dan menjilati seluruh tubuh Belle, dari ujung kaki hingga ujung wajah. Ahkk hh hahhkkk desah panjang Belle, sungguh sesuatu yang tidak akan mampu untuk Belle tahan lagi. "Semakin pria ini menguasaiku, maka semakin ingin lebih aku disentuh olehnya.. apakah aku sudah gila.." Belle mulai mengutuki dirinya sendiri, yang mulai menikmati setiap sentuhan dari Jordan Jordan mengeluarkan kejantanan miliknya, dan mengarahkan ke mulut Belle. Belle awalnya menggeleng tidak ingin melakukan oral seks. Namun Jordan justru menyodorkannya secara paksa dan Belle terpaksa melakukan oral seks untuk pertama kalinya. Ahkk "Yes! Very good, little bitch!" Ucap Jordan yang sedang merasakan nikmatnya ketika mulut mungil Bel
"KEDIAMAN KELUARGA VEDROW" Belle bersama keluarga kecilnya duduk di ruang tamu dan sepertinya sang ayah sedang membahas sesuatu yang sangatlah penting. "Ayah dan ibu akan pindah ke liar negeri untuk add suatu pekerjaan." Ucap Mr. Ved. "Luar negeri? Lalu, bagaimana dengan diriku?" Belle sangat terkejut atas pernyataan dari ayahnya. "Kau bebas memilih pilihan hidupmu sendiri, ayah tidak akan mengekangmu lagi." Ucap Mr. Ved yang tak seperti biasanya. "Apa yang sebenarnya terjadi, Ibu Ayah?" "Belle, kami tahu kau memiliki mimpi yang sangat besar di jenjang karirmu. Maka, kejarlah karirmu." Timpal sang ibu. "Ibu, apakah ada hal yang kalian sedang sembunyikan dariku?" Ayah dan ibunya menggeleng, sebagai tanda tidak ada hal yang mereka sedang rahasiakan. "Sudah saatnya, ayah meninggalkan kehidupan yang suram ini. Ayah sudah banyak mengecewakanmu, maafkan ayah.." ucap Mr. Ved. "Belle, kau harus berjuang untuk kehidupanmu sendiri. Kau adalah anak satu-satunya di keluarga ini, jadilah
... ...Belle menjalani kehidupan barunya sebagai seorang guru les private bahasa asing. Ia memulai segalanya dari nol, dan meskipun penghasilan yang ia dapatkan tidaklah besar. Belle harus tetap maju dengan hal yang masih bisa ia lakukan.Kediaman baru keluarga Belle dijadikan sebagai tempat usaha les private sekaligus. Selain itu, Belle juga membuka jasa penerjemah bahasa secara lisan maupun tulisan. Perjuangan Belle tidaklah mudah, Belle harus melakukan promosi besar-besaran agar mendapatkan pelanggan yang lebih banyak lagi....Belle sedang mengerjakan terjemahan yang ia terima dari para pelanggan mahasiswa perkuliahan. Beruntung lokasi usaha yang ia miliki terletak tak juah dari area kampus dan juga sekolah. Sehinga pelanggannya lebih banyak anak-anak muda-mudi.Saat istirahat, Belle menonton televise dan melihat isi berita dari luar negeri sebagai penambah wawasan. Wanita cerdas seperti Belle memang tidak pernah puas untuk belajar, itulah kelebihan yang ia miliki.Dalam berita
... ...Andrew menggeleng tak percaya atas apa yang telah ayahnya katakan sore hari ini."Tidak mungkin.. bagaimana mungkin ayah begitu tega membunuh ayah dan ibu sahabat berhargaku!" Andrew menaikan nada bicaranya.Plak! Satu tamparan menghantam wajah tampannya."Hanya karena gadis miskin itu, kau berani membentak ayahmu sendiri! Kau memang sudah tertular sifat miskin dari keluarga mereka!""Keluarga miskin? Bukankah ayah yang menyebabkan kebangkrutan pada keluarga paman Vendroe..""Karena ayahnya hanya tahu berjudi dan menghabiskan uang. Rumah itu sudah menjadi gudang barang bisnis ayah. Kau jangan coba-coba ikut campur!" Peringat Mr. Carpio."Ayah... mengapa ayah begitu kejam... tidakkah cukup bagi ayah membuat kehidupan mereka sulit..""Apakah otakmu sudah bergeser, Andrew? Harus berapa kali ayah terangkan, jika Vedroe memiliki hutang yang sangat banyak!""Andrew, berhentilah membela sesuatu yang kau sendiri tidak tahu jelas!" Timpal Mrs. Carpio, ibu dari Andrew.Mrs. Caprio"Tapi
Dengan sikap dingin dari Belle, ternyata mampu membuat seorang Jordan merasa gelisah dan kian penasaran. Sikap Belle yang terlihat angkuh ketika berhadapan dengan Jordan, tak ada wanita yang berani seperti itu pada seorang Jordan Heron..."Mansion Kediaman Jordan Heron""Paman, apakah Jordan sudah bermain dengan wanita baru lagi? Sepertinya, Jordan sudah mulai sulit untuk kukendalikan." Ucap Ryona pada Mr. Jodhy, ayah dari Jordan."Bukankah kau sudah sekian lama berhubungan dengannya, bagaimana bisa kau tidak tahu semua sifat-sifatnya!""Yah paman. Tapi sikap Jordan sedikit aneh belakangan ini.." ucap Ryona gelisah.Ryona adalah tunangan dari Jordan. Mereka bahkan sudah berpacaran sekian lama, namun Jordan sebenarnya tidak benar-benar ingin menikahi Ryona."Siapa yang ingin kau kendalikan?" ucap Jordan yang turun dari anak-anak tangga."Jordan? Ah, aku hanya ingin tahu, mengapa kau bersikap aneh.." ucap Ryona yang masih terkejut dengan kehadiran Jordan."Tidak ada satupun yang dapat
..."Hei pria kecil, ini adalah wanitaku! Kuharap kau jangan muncul lagi dihadapanku!" Ketus Jordan.Andrew bangkit dari tempat ia terjatuh sembari menyentuh area wajah bekas pukulan dari Jordan. Andrew mulai menyadari bahwa Jordan ialah Jordan Heron, sang CEO tampan juga arrogant."Izabelle, kukira kau wanita yang paling jujur. Tapi ternyata hal sepenting ini kau bahkan sembunyikan dariku!" Ucap Andrew penuh kecewa lalu berbalik pergi."Ini hanya peringatan kecil bagimu. Jangan sampai aku melibatkan seluruh anggota keluargamu!" Ucap Jordan penuh dengan aura ancaman.Belle terdiam dan tidak mengatakan sepatah katapun.Jordan menarik tangan Belle menuju ke dalam mobil miliknya tanpa mengatakan apapun.***"Masih berani merayu pria lain di belakangku?" ucap Jordan, namun Belle hanya diam saja."Izabelle, aku salah telah meremehkan dirimu! Jangan pikir aku akan melepaskanku begitu saja.""Apa lagi yang kau inginkan, tuan Jordan? Bukankah diantara kita sudah berakhir? Mengapa kau masih me