Share

6. Jalan yang sulit

"KEDIAMAN KELUARGA VEDROW"

Belle bersama keluarga kecilnya duduk di ruang tamu dan sepertinya sang ayah sedang membahas sesuatu yang sangatlah penting.

"Ayah dan ibu akan pindah ke liar negeri untuk add suatu pekerjaan." Ucap Mr. Ved.

"Luar negeri? Lalu, bagaimana dengan diriku?" Belle sangat terkejut atas pernyataan dari ayahnya.

"Kau bebas memilih pilihan hidupmu sendiri, ayah tidak akan mengekangmu lagi." Ucap Mr. Ved yang tak seperti biasanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi, Ibu Ayah?"

"Belle, kami tahu kau memiliki mimpi yang sangat besar di jenjang karirmu. Maka, kejarlah karirmu." Timpal sang ibu.

"Ibu, apakah ada hal yang kalian sedang sembunyikan dariku?"

Ayah dan ibunya menggeleng, sebagai tanda tidak ada hal yang mereka sedang rahasiakan.

"Sudah saatnya, ayah meninggalkan kehidupan yang suram ini. Ayah sudah banyak mengecewakanmu, maafkan ayah.." ucap Mr. Ved.

"Belle, kau harus berjuang untuk kehidupanmu sendiri. Kau adalah anak satu-satunya di keluarga ini, jadilah wanita kuat." Ucap Mrs. Vid.

Seluruh barang sudah dipersiapkan untuk keberangkatan ayah dan ibu Belle.

"Ayah sudah siapkan kau tempat tinggal yang lebih layak. Kau tidak perlu lagi membayar sewa, karena ayah sudah membayar lunar rumah yang berada di pinggiran kota A." Mr. Ved memberikan sebuah kunci rumah pada Belle.

Saat mereka turun dari anak-anak tangga rumah susun, sebuah bus mini sudah berada di loby utama.

Pagi-pagi sekali, Belle dibangunkan dari tidur nyenyaknya hanya untuk hal ini.

"Aku akan mengantar ayah dan ibu!"

"Tidak, kami sedang bergegas untuk mengejar pesawat pertama pagi ini. Kau sebaiknya bersiap-siap untuk bekerja."

"Belle, kau juga sudah bisa mulai menyicil mobil kecil untuk dirimu sendiri. Ayah dan ibu hanya dapat meninggalkan rumah kecil itu untukmu." Ucap Mrs. Ved.

Mereka berpelukan sebelum keberangkatan kedua orang tuanya. Belle masih sangat bingung dengan kepergian kedua orang tuanya. Namun, ayah dan ibunya menerangkan bahwa mereka pergi ke luar negeri untuk pekerjaan yang jauh lebih baik.

Akankah hal itu benar adanya, sama seperti yang mereka katakan...

***

"PERUSAHAAN TIGER GROUP"

Belle pergi bekerja dengan susah hati, ia masih tidak mengerti dengan keputusan kedua orang tuanya pergi jauh. Namun, Belle hanya memikirkan bahwa ayahnya sedang berusaha menjadi ayah yang lebih baik. Hal itu sedikit menghibur keresahan Belle saat ini.

"Belle, tuan CEO memanggilmu ke ruangannya!" ucap seorang rekan kerja Belle.

Belle bergegas untuk pergi menemui Jordan. "Apa lagi yang ingin dilakukan bajingan ini.."

Setiap kali diperhadapkan dengan Jordan, Belle menjadi sedikit waspada.

~ ~ ~

Knock knock...

Belle mengetuk pintu sebelum ia masuk, dan seorang sekretaris seksi membukakan pintu baginya.

"CEO sudah menunggumu." Ucap sekretaris seksi itu lalu pergi dari hadapan Belle, dan tanpa sengaja Belle melihat kancing atas si sekretaris seksi itu terbuka.

Rasa curiganya akan apa yang telah terjadi, hanya bisa ia pendam sendiri.

"Tuan memanggilku?" ucap Belle berdiri di hadapan Jordan, dan keduanyapun saling menatap satu sama lain.

"Kau dipecat!" Ucap Jordan dengan sorot mata yang menatap Belle tajam bak elang.

Belle menelan ludah, dan ia bingung apa lagi kesalahan yang sudah ia perbuat.

"Baik tuan, jika itu keputusan dari tuan." Balas Belle tanpa protes, karena bersikap tetap tenang adalah pilihan yang harus Belle lakukan.

Hmm.. Jordan tersenyum picik, dan bersandar di kursi kerjanya sembari memutar-mutar kursi tersebut.

"Pergilah sekarang, dan jangan pernah muncul di depan mataku lagi!" Jordan mengusir Belle secara terang-terangan.

"Apakah setelah ini, tuan akan melepaskanku?" Tanya Belle lagi.

Jordan pun tertawa lepas, "kau sangat lugu, Izabelle.. sejak kapan aku serius dengan ucapanku? Bagiku, kau hanyalah anjing penurutku. Tubuhmu sudah tidak menarik lagi bagiku.." ucap Jordan, tentu saja ucapan itu seakan tombak yang menusuk hingga ke ulu hati Belle.

"Terima kasih telah menggunakan jasaku sebagai pemuasmu tuan. Setidaknya, tubuh ini sudah pernah berguna bagi tuan." Ucap Belle menahan rasa sesak di dadanya.

Belle bagaikan habis manis sepah di buang, habis sudah madu dan tersisa pun hanya harga diri yang begitu rendah.

"Pergilah, dan jangan pernah muncul di hadapanku!" Bentak Jordan scera tiba-tiba. Jordan terlihat sedang memendam amarahnya pada Belle, namun hal itu ia lampiaskan sesuka hati tanpa ada penjelasan sedikitpun.

"Aku permisi pamit." Belle berpaling dan berjalan menuju ruangan kerjanya.

Mengemasi barang-barang miliknya, lalu bergegas untuk pulang.

"Setidaknya aku memiliki banyak waktu untuk berkemas ke rumah baru.." ucap Belle yang berusaha menghibur hatinya.

...

Belle melangkah keluar, dan sejenak memandangi gedung tinggi yang telah menghidupkan namanya kurang lebih selama satu tahun terakhir ini.

"Nona Izabelle, ini berkas-berkas milik nona." Ucap seorang kepala divisi yang selama ini menyukai Belle.

"Terima kasih, tuan." Jawab Belle yang berusaha menutupi kesedihannya dengan tawa palsu.

"Tetap semangat nona Izabelle."

"Terima kasih."

Belle melangkah pergi dan ia pulang menggunakan taksi.

***

Belle tiba di rumah susun lamanya, dan berbaring untuk yang terakhir kalinya.

Seluruh barang-barang sudah dipindahkan ke rumah baru mereka, dan Belle hanya membawa sebagian dari sisa pakaiannya.

Belle akhirnya menangis di dalam kesendiriannya, hari ini sungguh sangat melelahkan dan menyakitkan bagi Belle.

Selain kehilangan pekerjaan, Belle juga harus menerima ucapan hinaan dari Jordan.

"Apakah aku sehina itu di matanya.." isak Belle, dan air mata yang sudah sekian lama ia tahan akhirnya tumpah deras.

Menangis dan terus menangis dalam kesendiriannya.

Tak ada tempat bagi Belle untuk mengadu dan berkeluh kesah. Semua ia hadapi seorang diri, bahkan kedua orang tuanya pun tidak pernah tahu semua hal yang telah Belle alami. Mereka pun tidak seharusnya tahu, Belle tidak ingin kedua orang tuanya kecewa padanya.

"Aku hanyalah wanita hina dan kotor... harggkkk" Belle menjerit di tengah suara music yang ia hidupkan. Sehingga teriakannya tak terdengar oleh para tetangga yang lain.

Kelelahan menagis, Belle pun terlelap hingga malam hari.

... ...

Belle terbangun hanya karena suara alarm ponselnya.

"Sudah berapa lama kau tertidur.." ucap Belle dan bangkit dari atas tempat tidur lamanya.

Apapun yang telah terjadi, tentu tidak dapat diubah lagi. Belle tidak ingin menyesali keputusannya untuk menjual harga diri pada Jordan, ia hanya sedang berjuang untuk kebebasan ayahnya.

Meskipun tindakannya tidak dapat dibenarkan, Belle juga harus tetap berjuang untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya.

Belle kembali mengumpulkan niat juga semangat barunya. Karena walau bagaimanapun Belle harus tetap melanjutkan hidupnya dan berusaha untuk memperbaiki hidupnya.

"Ayah, Ibu aku akan menjadi wanita yang kuat.."

Tekat Belle kuat, ia tidak ingin lemah lagi dan terus hidup dalam kemiskinan.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status