Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Berdebat Panjang

Share

Berdebat Panjang

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-06-16 14:51:02

“Di mana kau bekerja? Aku akan mengantarmu.”

“Tidak perlu repot – repot. Lagi pula, aku tahu kau tidak akan mau menginjakkan kaki di kantor Robby.”

“Kantor Robby?"

Suara serak dan dalam Abihirt terdengar skeptis, seolah pria itu mempertaruhkan banyak hal hanya dengan menyebut satu nama barusan.

“Ya. Aku bekerja sebagai sekretaris pribadinya. Sekarang kau sudah tahu. Sudah puas? Menyingkirlah dan biarkan aku pergi.”

Ntah harus berapa kali Moreau mengajukan permintaan yang sama, dan akhirnya tejerembab pada situasi di mana Abihirt tampak begitu enggan. Mungkin hanya dengan cara paksa; dia menarik napas dalam, kemudian memutuskan untuk menerobos tubuh pria itu.

Masih dengan suasana yang sulit dikendalikan. Napas Moreau tercekat ketika Abihirt mencekal lengannya; menunjukkan bagaimana porsi tubuh mereka yang jelas memiliki perbedaan siginifikan.

“Lepas, Abi. Aku sudah terlambat.”

“Jika kau bekerja untuk anak – anak. Kau tidak perlu melak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Antusiasme

    Jika Moreau tidak salah, dia mendengar sesuatu yang berbeda di balik suara serak dan dalam mantan suami Barbara. Ego dalam dirinya masih melarang, tetapi Abihirt mungkin benar; biarkan anak – anak merasakan peran seorang ayah yang tidak mereka dapatkan. “Untuk berjaga – jaga, kau harus tetap menahan dirimu mengatakan kebenaran yang sebenarnya kepada anak – anak.” Moreau tidak secara langsung mengiyakan. Hanya mengerti kalau – kalau Abihirt akan bisa memahami situasi di antara mereka. Lore dan Arias sudah selesai berpakaian setelah Caroline membawa mereka mandi. Taburan bedak dan wewangian khas anak – anak membuat Moreau tersenyum tanpa sadar. Dia segera mendekati mereka. Menghirup aroma yang begitu menyenangkan secara bergantian. Lore dan Arias begitu senang mendapati sesuatu menyeruk di leher mereka. Sebuah kebiasaan yang tidak bisa Moreau tinggalkan begitu saja—ini memang menyenangkan. Sedikit, setidaknya, meringankan beban yang menggantung berat di bahu. “Mommy tid

  • Perjanjian Terlarang   Pertimbangan Besar

    “Sudah kau putuskan apa yang perlu dilakukan?” Moreau benci harus mengakui ini, tetapi ingatan setelah melihat kedekatan anak – anak saat sarapan bersama Abihirt, yang tiba – tiba muncul ketika—sekarang—dia sedang disibukkan kebutuhan mencuri sisa perangkat makan, benar ... menaruh rasa takut luar biasa besar. Diam – diam, iris biru terang Moreau melirik ke arah pria itu. Abihirt tidak melakukan apa pun, selain menyentuh pinggir westafel—barangkali mantan suami Barbara sedang menunggu saat – saat di mana dia akan memberikan jawaban, yang masih menggantung di antara merkea. “Terus terang saja. Kau sebenarnya tak sungguh – sungguh ingin aku berhenti bekerja, kan?" Alih – alih mengatakan apa yang sudah menjadi keharusan dalam dirinya. Moreau malah mengajukan pertanyaan, yang sedikitnya ... membuat dia yakin motivasi Abihirt paling dasar. “Itu tuduhan liar.” Namun, suara serak dan dalam pria tersebut terdengar tenang. Sebelah alis Moreau terangkat tingg

  • Perjanjian Terlarang   Ancaman

    “Kau tidak punya hak untuk lakukan itu kepadaku. Aku tidak memberi-mu izin,” Moreau berkata setengah marah. Abihirt telah melampaui batas. Tidak pernah ada kesimpulan di mana pria itu bisa melakukan semua yang diinginkan. “Aku punya dan aku sudah melakukannya.” Demikian, bantahan yang Abihirt harap bisa memberi Moreau sedikit keringanan untuk menerima semua ini. Tidak semudah itu. Dia secara naluriah mengambil langkah mundur kemudian, berkata, “Kau melakukannya sendiri. Jika aku tahu kau akan tiba – tiba mendekatkan dirimu, aku mungkin akan menghindar.” “Ya, Moreau. Kau benar. Tapi kau juga tidak bisa menyangkal kalau kau menginginkanku.” “Jangan terlalu percaya diri.” Moreau berdecih sinis. Merasa tidak ada lagi hal yang perlu mereka bicarakan. Dia segera melangkah untuk meninggalkan pria itu. “Sudah kubilang. Kau tidak perlu pergi bekerja.” Ironi. Abihirt dihadapkan pada hasrat yang sama. Memutuskan untuk menautkan genggaman tangan

  • Perjanjian Terlarang   Paman Mencium Mommy?

    “Kau tidak akan bisa melakukan apa pun untuk melawan Robby dan ayahnya. Kita semua tahu kau bahkan tidak pernah berhasil menerobos keamanan yang mereka buat,” ucap Moreau mengingat bahwa itulah yang sebenarnya terjadi. “Aku bisa lakukan semua yang kau katakan. Itu mudah bagiku.” Kali ini Moreau benar – benar tak bisa menahan diri dari reaksi untuk mengeluarkan tawa getir di hadapan mantan ayah sambungnya. Bahkan tanpa sadar, dia meremas kain di tubuh pria itu hingga mata kelabu di sana menatap terlalu lamat. “Kau konyol,” Moreau berkata dan secara tidak langsung membuat kedua alis Abihirt bertaut dalam. Tiba – tiba saja ... pria itu mendorong tubuh mereka supaya lebih terperangkap berdua. Begitu dekat. Meninggalkan sensasi tak terduga di jantung Moreau, rasanya ... dia seperti akan diledakkan oleh sesuatu yang dimulai sendiri, terutama ketika Abihirt menunduk. Sudah tidak ada jarak tersisa dan pria itu segera berbisik lambat, “Aku bisa mencari semua inf

  • Perjanjian Terlarang   Berdebat Panjang

    “Di mana kau bekerja? Aku akan mengantarmu.” “Tidak perlu repot – repot. Lagi pula, aku tahu kau tidak akan mau menginjakkan kaki di kantor Robby.” “Kantor Robby?" Suara serak dan dalam Abihirt terdengar skeptis, seolah pria itu mempertaruhkan banyak hal hanya dengan menyebut satu nama barusan. “Ya. Aku bekerja sebagai sekretaris pribadinya. Sekarang kau sudah tahu. Sudah puas? Menyingkirlah dan biarkan aku pergi.” Ntah harus berapa kali Moreau mengajukan permintaan yang sama, dan akhirnya tejerembab pada situasi di mana Abihirt tampak begitu enggan. Mungkin hanya dengan cara paksa; dia menarik napas dalam, kemudian memutuskan untuk menerobos tubuh pria itu. Masih dengan suasana yang sulit dikendalikan. Napas Moreau tercekat ketika Abihirt mencekal lengannya; menunjukkan bagaimana porsi tubuh mereka yang jelas memiliki perbedaan siginifikan. “Lepas, Abi. Aku sudah terlambat.” “Jika kau bekerja untuk anak – anak. Kau tidak perlu melak

  • Perjanjian Terlarang   Seperti Orang Lain

    Benar – benar lucu. Moreau hampir tak bisa mengomentari apa pun. Sedikit terpaku saat Abihirt ingin mendekati gadis kecil mereka, tetapi Lore malah lari memeluk kakinya. “Ini bukan Paman Abi. Kenapa wajahnya berbeda?” Suara Lore sedikit ketakutan. Moreau sendiri bisa merasakan betapa gadis kecil itu memeluknya terlalu erat. Hampir sangat menolak Abihirt ketika mantan suami Barbara mencoba untuk melakukan pendekatan. “Ini memang Paman Abi, Lore,” Arias segera menambahkan. Berbeda dengan adiknya. Bocah lelaki itu justru terlihat menerima Abihirt dengan baik dan memutuskan untuk mendekatkan wajah tubuh pria besar tersebut. “Wanginya sama,” lanjut Arias sembari memeluk Abihirt erat. Barangkali ungkapan tersebut terdengar meyakinkan sehingga Moreau mulai merasakan bahwa dekapan Lore sedikit lebih mengendur. Ragu – ragu gadis kecil itu tampak mendekat. Mengulurkan tangan sekadar menyentuh rahang Abihirt, kemudian mendekatkan wajah sekadar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status