Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Tawaran Tidak Masuk Akal

Share

Tawaran Tidak Masuk Akal

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-09-05 14:52:37

“Ibuku sudah pergi, Abi. Kau ... keluarlah—“

Ujung kalimat Moreau tergambang di ujung kerongkongan. Sesuatu terasa hilang. Dia terkejut mendapati tidak seorang pun berada di sekitar. Berusaha mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruang, dan memastikan akan menemukan ayah sambungnya. Tetapi kamar yang baru saja ditinggalkan sejengkal jarak benar – benar seperti tak pernah didatangi tamu.

Sebelah alis Moreau terangkat tinggi, kemudian dia berjalan ke arah kamar mandi. Menduga itu merupakan tempat persembunyian paling mungkin. Ternyata hanya mendapati ruang lembab yang hening, hampa, dan akhirnya menarik pintu untuk kembali dirapatkan.

Tanpa sadar Moreau menyeka sisa – sisa anak rambut ke belakang telinga. Berjalan ... nyaris ingin melupakan ke mana ayah sambungnya pergi. Namun, secara mengejutkan pria itu muncul sebagai penjelmaan berbahaya.

Reaksi Moreau pertama kali adalah menunjukkan sikap waspad
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Masih Tak Menyangka

    Itu mengejutkan. Sesuatu yang tidak pernah Moreau pikirkan. Dia melebarkan kelopak mata hingga menepis lengan Abihirt yang bertaut sangat dekat di wajahnya. Menjadi simpanan sama sekali bukan hal yang pernah masuk ke dalam daftar. Moreau tak pernah ingat bahwa dia akan menuliskan sesuatu di atas catatan, tentang pelbagai keputusan menyedihkan. Berharap tidak pernah ada peristiwa seperti itu yang terlibat di setiap episode hidupnya. Abihirt telah mengambil langkah terlalu jauh. Sangat salah jika ingin melibatkan tindakan terlarang di antara mereka. Tidak sepantasnya. Moreau tidak akan pernah membenarkan hanya karena mereka pernah melakukan hubungan satu malam. Sesuatu yang dilakukan tanpa sengaja, dia akan selalu menganggap itu kecelakaan. Tidak lagi. Tidak di sini, andai, Abihirt berniat menggunakan foto mereka sebagai ancaman mutlak. Moreau siap membantah, dan memastikan dia memiliki setiap cara terbaik melakukan penolakan.

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Kantor Barbara

    “Ada apa memintaku datang ke kantormu?” Senyum di sudut bibir Barbara langsung menanggapi dengan serius. Setelah beberapa kali meninggalkan pesan, dia akhirnya mendapati Abihirt sedang menjulang tinggi dan melangkah lebih dekat ke meja kerja. Barbara segera meninggalkan pekerjaan untuk menyambut suaminya. Dia bangkit, memeluk tubuh Abihirt, menghirup aroma tubuh memabukkan, hingga memastikan lekuk bibir di wajahnya tidak secepatnya hilang. Hanya ketika sedikit mengambil jarak, Barbara melangkah kembali ke kursi kerja. “Duduklah, Darling. Aku minta maaf soal semalam. Tapi bisakah kau beritahu kepadaku di mana kau tidur setelah meninggalkan rumah? Karena aku sudah menghubungi Roki dan dia bilang kau sama sekali tidak ke kediamannya.” Itu terkesan seperti mencecar. Barbara mengerti dan mungkin dia terlalu berlebihan saat Abihirt sendiri begitu tenang mengamati wajahnya. Ujung jari pria itu mengetuk di permukaan meja kaca, sebentar saja. Lalu, sambil agak mencondongkan tubuh, Barb

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Minta Pendapat

    “Tidak semangat latihan, huh?” Juan menyenggol lengan Moreau ketika dia sedang berkeringat, tak berhasrat, bahkan sedang haus – hausnya untuk meneguk sebotol air mineral dengan wajah menengadah tinggi. Suara kerongkongan mencuak ke permukaan hingga Juan tersulut untuk menelan ludah kasar. Tanpa meninggalkan perhatian dari tingkah Moreau yang aneh, pria itu mengambil posisi duduk berdampingan, menenggak air dari botol minum berbeda—khusus diperuntukan kepada mereka setelah menyelesaikan latihan atau bahkan ketika sedang dalam proses. Hening menyelinap beberapa saat di antara mereka. Moreau tidak tahu apa yang dapat dia katakan. Nyaris tidak memiliki petunjuk sekadar mengomentari bagian paling mengejutkan yang terungkap di kamarnya tadi pagi. Ini tidak beres. Moreau bingung bagaimana Abihirt menjadi api sekaligus berperan sebagai pemadam, yang melenyapkan kebakaran dalam waktu sekejap. Hal – hal yang begitu bagus tertanam di benaknya, pelbagai macam kalimat persuasif yang baik meng

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Tabrakan

    “Jika pria dewasa memintamu menjadi simpanannya, anggap saja begitu. Itu hanya ada dua kemungkinan. Pertama, dia tertarik kepadamu, atau hanya ingin menjadikanmu sebagai tempat hiburan. Tempat persinggahan, dan hal – hal lainnya yang menyenangkan.” Bagian pertama yang disebutkan—Moreau tidak terlalu yakin. Napasnya seperti tercekat memikirkan yang kedua. Alasan Abihirt sudah sebegitu jelas. Mengapa dia harus mencoba sekadar menemukan celah? Pria itu hanya ingin menjadikan Moreau sebagai tempat mencari untung. Juan benar. Atau – atau, yang paling sarat dari tawaran Abihirt ... adalah ingin membiarkan Barbara terbakar api cemburu. Moreau mengangkat sebelah alis tinggi setelah disergap lamunan seperti itu. Dia mengerjap, berniat ingin melupakan apa pun yang ditanyakan, sebelum tiba – tiba Juan kembali bersuara. “Mengapa kau tanyakan padaku hal itu? Apa seorang pria dewasa menawarimu pilihan untuk menjadi simpanan?”

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Tranfusi Darah

    “Apa Abi belum pulang juga?” Moreau hampir tersentak, dan di waktu bersamaan berusaha mengendalikan diri dari kemunculan Barbara di halaman belakang rumah. Dia sedang menikmati momen merendam kaki di kolam air, sama sekali tidak memiliki petunjuk bahwa wanita itu akan tiba – tiba muncul mencari seseorang. Bola mata Barbara berpendar di sekitar. Tidak menemukan siapa pun, maka satu – satunya yang tertinggal adalah embusan napas kasar. Pada momen berikutnya Moreau segera mengetahui jika Barbara mengambil langkah, mondar – mandir untuk satu alasan mencolok. Kekhawatiran sedang berhamburan, barangkali itulah cara sekadar mendesak sikap tenang supaya berperan singkat. “Aku tak melihatnya dari tadi.” Tak tahan. Moreau menambahkan dengan lambat agar Barbara tidak bersikap berlebihan. Penampilan wanita itu masih terlampau lengkap. Tas jinjing sedang bertaut di tangan.

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perjanjian Terlarang   Bertemu

    Mengerikan sekali harus mengamati Barbara sepanjang waktu menyibukkan diri di layar monitor. Jari – jari wanita itu bergerak di atas keyboard tanpa niat sedikitpun meninggalkan apa pun yang sedang dikerjakan. Moreau tidak mengerti pemikiran ibunya. Wanita itu melarang dia terlibat di kantor; apa pun, terhadap perusahaan yang sedang—saat ini, dijalankan oleh tangan kanan mendiang ayahnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Bagi Moreau sikap Barbara di sini, terungkap cukup berlebihan sebagai pemilik bisnis. Sebenarnya dia menyimpan perasaan ganjil terhadap sesuatu yang runcing. Ya, sesuatu tentang wasiat telah tertulis jauh – jauh hari sebelum Jeremias Riveri mengembuskan napas terakhir: Dengan dia sebagai pewaris tunggal; Moreau akan melanjutkan perusahaan keluarganya di usia ke 28. Akan tetapi, rasanya itu terlalu mustahil setelah apa yang telah Barbara kendalikan lewat izin dari Jeremias Riveri kala itu. Sebagai ganti, sejak kecil Moreau

    Last Updated : 2024-09-06
  • Perjanjian Terlarang   Bingung

    “Tidak perlu melakukannya, Moreau. Aku sedang tidak lapar.” Tubuh Moreau tersentak, betapa terkejut mendapati ayah sambungnya tiba – tiba sudah menjulang sekian jengkal jarak dari meja bar. Pria itu masih dengan kemeja putih yang terungkap seksi dan pas, sementara kali ini jas kelabu sedang menggantung di lengan yang menekuk, terlihat kokoh hingga Moreau kesulitan memilih kata terbaik untuk menilai. Pun ... dia sungguh tak akan mengatakan sesuatu secara gamblang. Abihirt tampaknya sedang menahan sesuatu dan Moreau merasa kasihan. Dia sedang tidak memikirkan tentang tawaran yang pria itu berikan, tetapi iba mengetahui bagaimana Abihirt harus lebih sabar menghadapi ibunya. Dia tidak yakin ingin membiarkan pria itu pergi, sekarang, setelah kejadian tadi siang yang mengejutkan, bahkan mungkin telah berdampak. Abihirt tidak mungkin meminta bantuan Barbara jika pria itu sedang baik – baik saja. Moreau menipiskan bibir tanpa sadar menyadari sebentar lagi ayah sambungnya akan meninggalkan

    Last Updated : 2024-09-06
  • Perjanjian Terlarang   Membaluri

    “Aku ingin meminta pertanggungjawaban-mu.” “Pertanggungjawaban apa?” Moreau menelan ludah kasar, hampir sungguh - sungguh berjuang mempertaruhkan tujuan Abihirt sebenarnya. Terlalu ambigu. Dia sebenarnya tahu. Pria itu ... hanya tak menyatakan langsung rasa sakit di bahu, dan terkait kejadian apa pun. Perlu diakui, hal demikian memang tanggung jawabnya. Abihirt benar mengenai itikad baik. Mereka perlu melakukan kesepatan, tetapi tidak seperti ini caranya. Dengan tekad paling berani Moreau mengerjap hingga sedikit lebih keras menekan dada liat pria itu. Jarak berhimpit telah kembali diurai dan dia segera bangun untuk berhadap – hadapan bersama ayah sambungnya. “Baiklah, mana bahu-mu yang cidera?” Sudut bibir Abihirt berkedut tipis, ntah itu sebuah kepuasaan atau memang kebiasaan yang tidak pernah Moreau ketahui. Dia menelan ludah kasar menya

    Last Updated : 2024-09-06

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Membocorkan Kebenaran

    “Yakin catatan-mu sudah lengkap?”Moreau segera menoleh ke arah satu titik di sana ketika Juan bicara nyaris menyerupai gugumaman kecil. Perhatian pria itu terpaku serius pada secarik kertas berisi daftar barang belanjaan. Kali ini, dia sedang tidak diliputi minat melakukan perjalanan. Enggan bertemu banyak orang. Sehingga meminta bantuan Juan dan kebetulan pria itu tidak keberatan melakukan apa pun yang diinginkannya.Sesuatu segera menyelinap di benak Moreau saat iris biru terangnya mendapati Juan akan segera melangkah ke luar dapur. Dia langsung menghentikan kegiatan memotong apel.“Jangan lupa, belikan juga susu untuk wanita hamil.”Moreau sedikit terkekeh saat Juan segera menoleh tajam, kemudian berakhir dengan memutar mata malas.“Jadi, apakah masih ada yang tertinggal?” pria itu bertanya lagi. Sesaat, Moreau mengedarkan pandangan ke sekitar dapur. Tidak ada petunjuk yang bisa dia temukan. Sepertinya semua sudah lengkap.“Ya. Sekarang kau bisa perg

  • Perjanjian Terlarang   Sedikit Jujur

    “Sudah ada Juan. Kami bisa saling melindungi. Kau tidak perlu khawatir. Sekarang pergilah. Bukankah kau akan sibuk dengan urusan perceraian-mu?”“Pengacara-ku akan mengurus semuanya.”“Tidak, Abi. Kau tidak bisa di sini,” bantah Moreau tegas. Hanya akan berakhir dengan perkara besar, jika pria itu tidak berusaha memahami kondisi di sekitar. Abihirt sudah menyaksikan sendiri bagaimana begitu banyak mata yang bertentangan terhadap hubungan mereka. Hubungan terlarang ... secara terang – terangan dijadikan sebuah tontonan oleh satu orang. Pria itu bisa menilai sendiri bagaimana hasilnya.“Pergilah, Abi. Aku dan Juan akan baik – baik saja di sini.”Lagi. Moreau tak bisa menunggu lebih lama sekadar menyaksikan sikap Abihirt yang tampak begitu enggan. Ego terus melarangnnya mempersilakan pria itu di sini. Tetap terasa jauh lebih adil jika Abihirt memang melangkahkan kaki pergi.“Mengertilah ....”Kali ini, Moreau bisa mendengar sendiri betapa suaranya begitu ge

  • Perjanjian Terlarang   Balasan

    “Kau lagi!”Suara Juan menggantung di ujung tenggorokan. Pria itu dalam sekejap tersulut amarah. Semua tampak begitu jelas ketika Juan melebarkan langkah ke arah Abihirt diliputi gestur ingin melayangkan pukulan mentah.Bugh!Sebaliknya pria itu mendapat hujaman luar biasa keras dari kepalan tangan Abihirt. Sial. Juan berdarah dalam sekejap.“Astaga, Abi! Apa yang kau lakukan?”Moreau segera bersimpuh. Ingin melihat langsung bagaimana kondisi Juan setelah pria itu terjerembab jatuh ke atas lantai. Dia meringis ketika Juan mengaduh kesakitan. Makhluk yang malang. Moreau menipiskan bibir, merasakan sangat ingin melimpahkan semua kesalahan kepada Abihirt. Dia mendelik pria itu tajam, lalu berkata, “Kau tidak seharusnya memukul Juan sampai seperti ini, Abi!”“Aku tidak bermaksud. Hanya kelepasan.”Abihirt seperti memutar kembali kalimat yang dia katakan mengenai situasi Juan kemarin. Persetan dengan pria itu. Moreau tidak mengatakan apa pun lagi, selain

  • Perjanjian Terlarang   Mengingatkan

    “Di sini sudah tidak aman, Moreau. Kau bisa tinggal di kediamanku selama yang kau mau.” Suara serak dan dalam pria itu terdengar persis setelah melewati ambang pintu kamar mandi. Sebelah alis Moreau terangkat tinggi sebagai respons pertama, kemudian bertanya, “Tinggal di kediamanmu? Bagaimana dengan ibuku?” “Aku menceraikannya.” “Menceraikannya? Bukankah kalian sepakat menghancurkan karier-ku?” “Aku tidak tahu kalau dia akan menyebarkan bukti perselingkuhan yang diambil dari kamarmu. Tapi satu hal harus kau tahu. Program itu khusus kubuat untuk mendiang ibuku. Aku bahkan belum tiba di sana sekadar mengetahui apakah acara yang kubuat berjalan dengan baik atau tidak. Ibumu melakukan sabotase, supaya aku tidak hadir tepat waktu dan dia bisa menyebarkan kebohongan. Kau tak seharusnya percaya apa yang dikatakan ibumu. Wanita licik itu berusaha merusak hubungan kita.” Hubungan kita .... Moreau menggarisbawahi pernyataan terakhir ayah sambungnya. Tidak a

  • Perjanjian Terlarang   Mereka Berdua

    Tersisa mereka berdua. Moreau menelan ludah kasar menyadari bagaimana Abihirt seperti memperhatikan wajahnya begitu lamat. Tidak ada peringatan, pria itu segera melangkahkan kaki menuju kamar, bahkan menjatuhkan tubuh Moreau sangat hati – hati untuk duduk di pinggir ranjang. Sekarang, Abihirt bersimpuh diliputi kebutuhan menerawang ke penjuru kamar. Moreau mengernyit. Sedikit heran menyadari ayah sambungnya seperti mendapat sesuatu, kemudian pria itu berjalan ke arah nakas—mengambil sebuah benda asing; bukan kepunyaan Moreau, apalagi Juan. “Kamera kecil.” Suara serak dan dalam Abihirt seperti bergumam. Itu jelas membuat Moreau berpikir lamat. Samuel mendesak supaya dia menuntun pria tersebut menuju kamar. Apakah mungkin? “Kurasa, dia ingin mengirimkan bukti rekaman kepada ibumu.” Sepertinya, metode analisis Abihirt bekerja lebih cepat. Moreau mengakui itu terdengar masuk akal. Hanya merasa tak yakin mengapa ibunya melakukan hal demikian. “Boneka

  • Perjanjian Terlarang   Hajaran Keras

    “Kau sangat suka saat Abi menyentuhmu. Mengapa di sini kau malah menolakku, Pelacur Kecil?” Ambisi di balik suara Samuel tak bohong. Moreau bisa mendeteksi bagaimana pria itu seperti memiliki rencana lain ketika gagal melakukan apa pun, mengingat dia masih sangat melakukan penyangkalan penuh. Sorot mata di sana seakan sedang mencari situasi terbaik. Napas menggebu – gebu dan dorongan tak terduga merupakan bagian perhatian Moreau yang tak bisa dia lepaskan terhadap pria itu. Samuel mulai terlihat kalap usai satu tendangan kasar darinya membuat pria tersebut mundur beberapa langkah. “Pelacur kecil sialan!” Tidak ada petunjuk ketika akhirnya Samuel mengambil tindakan untuk meletakkan cengekraman di batang leher Moreau. Pria itu benar – benar melakukan suatu prospek mencekik yang luar biasa mencecoki jalan napas di rongga dada. Moreau berusaha memukuli lengan pria itu. Dia mulai tersedak. Mungkin akan segera kehilangan kesadaran jika Samuel masih dengan k

  • Perjanjian Terlarang   Ulah Samuel

    Barbara tidak bisa terus – terusan berada di sini. Bagaimanapun, dia harus bisa mencari cara melarikan diri. Ada keuntungan memberi tahu Samuel untuk melakukan apa pun yang pria itu mau kepada Moreau. Sekarang, Abihirt mungkin tidak akan memiliki waktu lebih banyak; tidak akan sampai di sana tepat sebelum Samuel menjalankan aksi kejam. Suaminya akan menyaksikan sendiri bagaimana pelacur kecil pria itu tidak selamat. Lihat saja .... *** “Lepaskan tanganmu. Aku tidak mengizinkanmu berbuat hal buruk di sini!” ucap Moreau memberontak hebat. Nyaris tidak memikirkan keberadaan pisau dapur, yang dia tahu bisa menjadi bahaya mengancam. Samuel bisa saja mengambil keputusan lebih menyakitkan ketika keinginan pria itu tidak tercapai. Samuel melakukan seks lebih sering bersama Barbara. Apakah pria itu tidak puas? Moreau mungkin tidak begitu tahu tentang hubungan keduanya. Dia hanya .... Menyadari keberadaan Samuel jelas bukan kebetulan semata. Apakah Barbara dalan

  • Perjanjian Terlarang   Hampir Balas Dendam

    Mendadak, sisa napas di kerongkongan Barbara menyempit. Dia meringis kesakitan, sementara urat – urat tangan Abihirt mencuak sangat mengerikan, seolah pria itu sudah tidak peduli apa pun, selain kebutuhan mencekiknya dengan kuat. “Kau bisa katakan semua yang kau inginkan di neraka.” Tiba – tiba segerombolan udara menyergap nyaris menyerbuk rongga dada Barbara. Dia terbatuk keras, tetapi belum sepenuhnya memahami situasi di sekitar ... tangan kasar Abihirt, yang menjambak di rambutnya segera mengambil andil. Abihirt seperti memiliki rencana lain; tidak peduli bagaimana pria itu menyeret langkah mereka ke ruang lainnya, sementara Barbara harus menahan rasa sakit dan mati – matian menyeimbangkan porsi perjalanan menuju tempat—mungkin lebih mengerikan. Suara Barbara menyerupai cicit ketika dia diseret jatuh terjerembab, hingga berhenti persis di depan dinding dengan sebuah figura besar sedang tergantung di sana. Pelbagai pemikiran di benak Barbara menyiratkan ba

  • Perjanjian Terlarang   Ulah Samuel

    “Aku akan masuk. Kau janji tidak akan lama?” tanya Moreau. Terlalu lama berdiam diri di dalam mobil bukan prospek bagus. Mereka memang tiba sesaat setelah Juan mengajukan pertanyaan. “Aku janji tidak akan lama. Hanya mengambil beberapa pakaian dan keperluanku saja.” Benar. Moreau meminta Juan untuk menginap lagi. Menemaninya sampai merasa lebih baik dan bisa melakukan segala aktifitas sendiri. Mobil yang Barbara katakan sudah siap dari proses perbaikan ... memang sudah di kirim ke rumah ini. Hanya saja, dia sudah terbiasa bersama Juan yang selalu menyetir. “Kalau begitu hati – hati di jalan. Jangan ngebut, kau mengerti?” “Ya, Amiga. Tidak perlu khawatir.” Moreau tersenyum tipis, kemudian memutuskan untuk membuka sabuk pengaman. Dia melambaikan tangan setelah menginjakkan kaki di halaman depan rumah. Menunggu sampai mobil Juan hilang dari tikungan, baru melanjutkan langkah membuka pintu yang tampak sedikit ... aneh. Kening Moreau mengernyit, mengingat betul bahwa pintu rumah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status