Share

Perjuangan Cinta Kita
Perjuangan Cinta Kita
Penulis: skynnsa

BAB 1 | Before The Encounter

Cuaca dingin di London tidak memudarkan senyum wanita cantik yang baru saja keluar dari lobi apartemen. Menurutnya, hari ini akan menjadi hari paling spesial karena ia akan mengenalkan sang kekasih pada papanya. Mereka sudah merencanakan hal ini dari bulan lalu, tepatnya saat libur musim dingin tiba Alexa Smith dan kekasihnya Dave Edwards akan menemui keluarga masing-masing untuk saling mengenal dan meminta restu agar hubungan mereka selalu dimudahkan.

Senyumnya semakin lebar tatkala melihat mobil Mercedes Benz C-Class milik kekasihnya. Alexa mempercepat langkah kakinya, setelah sampai di pintu mobil bagian samping kanan, ia membukanya.

“Hai!” sapa Alexa, bersemangat. Wanita muda berusia dua puluh dua tahun itu terlihat cantik dengan riasan wajah, rambut cokelatnya dibiarkan terurai menutupi punggung yang terbalut sweater rajut abu-abu agar tubuhnya tetap hangat. Senyumnya yang masih mengembang membuat lesung pipit di kedua pipinya terlihat, memiliki bentuk mata dengan ujung bagian luar naik memberikan kesan judes pada siapa pun yang melihat Alexa. Namun, sebenarnya Alexa tidak seperti itu, Alexa wanita baik dengan sifat idealis dan optimis.

Ah, ya, jangan lupakan hidung mancungnya yang sering dicubit oleh Dave bila merasa gemas dengan Alexa. Paras Alexa yang cantik semakin menawan dengan bibir tipis yang diolesi lip-cream berwarna merah muda, sangat cocok dengan kulitnya yang putih bersih. Tubuh ramping dengan tinggi badan bak model begitu pas disandingkan dengan Dave yang memiliki tinggi semampai dengan bentuk tubuh atletis. Pasangan ini selalu mencuri perhatian orang-orang di mana pun mereka berada.

“Hai, Sayang,” balas Dave, menyambut Alexa dengan senyuman. Sama halnya seperti Alexa, Dave juga menjadikan hari ini dan esok sebagai hari yang spesial. Kalau hari ini Dave yang menemui keluarga Alexa, besok sebaliknya Alexa akan menemui keluarga Dave.

Dave Edwards, pemuda tampan seusia dengan Alexa ini memiliki bentuk mata seperti kacang almond dengan lensa berwarna biru gelap, alisnya hitam tebal dengan ujung sedikit menukik. Hidung mancung, bibir tebal dengan warna merah muda alami, lalu rahang yang tegas semakin membuat parasnya menawan. Belum lagi model rambut crew cut memberikan kesan dewasa pada Dave. Kekasih Alexa hari ini terlihat rapi dengan balutan trench coat hitam. Siapa sangka kalau pemuda yang terlihat dingin ini sebenarnya memiliki sifat tenang dan penyayang.

“Kita berangkat sekarang?” tanya Dave setelah Alexa selesai memakai seatbelt.

“Sure, let’s go!” seru Alexa.

Perjalanan dari Kota London menuju Andover menempuh waktu kurang lebih satu setengah jam. Andover adalah sebuah kota di daerah Inggris Hampshire, kota kelahiran Alexa yang kini menjadi pusat distrik pertanian besar; selada air, pabrik tepung, pekarangan kayu, pekerjaan percetakan, peralatan pertanian dan plastik. Alexa sendiri sangat nyaman tinggal di Andover namun, sejak ia berkuliah di London Alexa memilih tinggal di apartemen dekat kampus yang mengharuskannya meninggalkan sang papa sendiri di sana karena mamanya yang sudah tiada.

Alexa sempat mengajak papanya untuk tinggal bersama di London namun papanya menolak, beliau tidak ingin meninggalkan rumah dan toko rotinya. Katanya sayang jika ditinggal, terlalu banyak kenangan di tempat ini bersama mendiang mama Alexa.

“Alexa, i’m so nervous,” ungkap Dave, pemuda itu mengutarakan apa yang ia rasakan pada kekasihnya.

Alexa tertawa ringan sembari melihat raut wajah pemuda di sebelahnya. Alexa berkata santai, “Tenang saja, Dave. Aku rasa papa akan sangat senang bertemu denganmu. Kemarin saja saat aku berbicara dengan papa via telepon, papa bilang ‘kenapa tidak mengenalkannya lebih awal?’ saat aku bilang kalau kita sudah berpacaran selama satu tahun.” Alexa kembali tertawa setelah menirukan suara papanya yang mengomel karena Alexa baru mengatakan kalau ia mempunyai kekasih dan akan mengenalkannya pada sang papa.

Dave harap yang dikatakan Alexa benar terjadi, papa Alexa akan senang bertemu dengannya. Alexa adalah pacar pertamanya jadi pertemuan seperti ini terasa baru bagi Dave. Semalam Dave benar-benar mempersiapkan diri, mulai dari pakaian yang akan dikenakan, cara tersenyum agar tidak terlihat canggung, bahkan berdiri di depan cermin hanya untuk mempraktikkan harus seperti apa ia menyapa papa Alexa nanti. Poin besarnya Dave harus memberikan kesan pertemuan pertama dengan baik.

Alexa yang memperhatikan Dave merasa langka dengan raut tegang yang tercetak jelas di wajah Dave, selama ini Dave selalu terlihat tenang di matanya. Ia kemudian bertanya, “Hey, are you okay?”

“Ya, i’m okay.” Kepala Dave mengangguk dua kali.

Alexa memicingkan matanya, tiba-tiba sebuah ide jahil muncul. Alexa akan berpura-pura menjawab telepon papanya lalu Dave akan Alexa minta untuk menyapa sang papa.

“Halo, Pa?” Mendengar suara Alexa, Dave menoleh sekilas. “Aku masih di perjalanan sama Dave. Kenapa? Papa mau sapa Dave?”

Walaupun fokus menyetir Dave ikut menyimak pembicaraan Alexa ditelepon, mendengar namanya disebut matanya melebar dengan jantung yang berpacu semakin cepat. Alexa mendekatkan ponsel miliknya pada Dave membuat Dave langsung bersuara.

“Ha-halo, Om, saya Dave. Maaf sebelumnya karena saya baru menyapa Om sekarang,” ucap Dave gugup, ia harap perkataannya barusan tidak ada yang salah.

Tawa Alexa meledak, ia menjauhkan ponselnya dari Dave, “Ha ha ha, Papa didn't really call, Dave. I'm teasing you, (Papa tidak benar-benar menelepon, Dave. Aku sedang menjahilimu)”

Dave menghembuskan napas panjang antara merasa lega atau tidak menyangka kalau Alexa tengah menjahilinya. Ini bukan kali pertama Dave masuk perangkap kejahilan Alexa. Kekasihnya ini punya banyak ide untuk menjahili atau menggodanya. Dan anehnya lagi, Dave tidak pernah merasa marah ataupun kesal, justru hatinya merasa hangat melihat Alexa tertawa di depannya. Dave yang kaku kadang kala bingung bagaimana cara membuat Alexa tertawa namun, dengan sifat Alexa yang bertolak belakang dengannya Dave yakin kalau Alexa itu pelengkap bagi hidupnya.

“I’m sorry, Dave,” ucap Alexa.

“Your sorry accepted. (Maafmu diterima)” Dave tersenyum lembut.

Mobil Dave memasuki pekarangan rumah keluarga Smith, rumah bergaya klasik victorian itu semakin membuatnya gugup. Rumah klasik nan elegan dengan desain yang begitu detail dan rumit membuat matanya terpana saat mobilnya berhasil berhenti sempurna di halaman depan yang luas. Puas memandang rumah kekasihnya kini tatapan Dave tertuju pada sebuah mobil BMW berwarna hitam metalik yang terparkir di depan mobilnya.

“Ini mobil milik papamu?” tanya Dave pada Alexa saat mereka baru keluar dari mobil. Dave memperhatikan mobil dengan plat nomor AX 0310 S yang terasa familier baginya. Dave seperti pernah melihat mobil berplat nomor sama namun ia tidak ingat melihat di mana.

“Ya, kenapa memangnya?” tanya Alexa memandang wajah Dave penasaran.

•To Be Continued•

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status