Kenzo terus memantau kondisi kota dari arah balkon apartemennya.
"Keadaan dunia akan berubah dengan semestinya, sebentar lagi rencanaku akan berhasil. Sayangku, kau disana pasti akan bahagia. Lihatlah, aku bisa membalaskan dendam lama yang hampir fana." gumam Kenzo dengan senyuman miringnya.Setelah puas, melihat kekacauan yang terjadi di kotanya. Kenzo melangkahkan kakinya menuju pintu masuk kamar apartemennya.
Saat ini, ia tinggal di Apartemen di ujung kota U dan apartemennya paling tinggi dan menjulang dengan tingkatan lantai 30. Kenzo berjalan menuju tempat tidurnya. Ia menduduki diri di pinggir tempat tidur dan diambilnya sebuah bingkai foto yang tertata rapi di atas meja sebelah tempat tidurnya.
Kenzo menatap sebuah foto yang menampilkan foto pernikahan dirinya bersama sang istri tercintanya.
"Sayang, aku merindukanmu," gumam Kenzo dengan menitikkan buliran kristal yang membahasi wajah tampannya. "Andai waktu itu tidak terjadi, kita pasti hidup bahagia dan mempunyai anak-anak yang lucu yang dapat kita jaga." lanjut Kenzo.
Hiks! Hiks!
Inilah sosok asli seorang Kenzo Albert terlihat rapuh dan merasa kesepian. Tidak ada yang tahu tentang dirinya yang satu ini dan Semua orang hanya mengetahui bahwa Kenzo Albert merupakan seorang pedagang picik yang kejam dan menjual senjata biologis yang mematikan.
"Sarah, ketahuilah cintaku hanya untuk dirimu seorang. Kalaupun kau hidup kembali dengan tubuh dan nama yang berbeda maka aku siap menghalalkanmu dan menjagamu seumur hidupku," ujar Kenzo masih menyentuh foto Sarah.
"Andai semua tidak terjadi," lanjut Kenzo lagi dan berputarlah kenangan indah dirinya bersama Sarah.
*Flashback On*
Di sebuah mension mewah milik seorang pengusaha muda bernama Kenzo Albert. Kenzo sedang mengotak-atik laptopnya di ruang kerja mensionnya. Saat ini, ia disibukkan dengan banyaknya urusan penanaman saham dan rencana kerja samanya dalam meningkatkan keuntungan antar perusahaan. Kenzo Albert membangun sebuah perusahaan di bidang ekonomi yang dimana ia lebih banyak memberikan produk dalam kebutuhan masyarakat. Seperti: bahan makanan dan minuman, pakaian terbaru hingga alat senjata pun ia perjual-belikan kepada siapapun yang ingin membelinya. Sebenarnya, Kenzo lebih nyaman mengenai senjata tajam tetapi ia juga harus menyeimbangkan kebutuhan pokok masyarakat karena saat ini, perusahaannya yang lebih unggul dari perusahaan lain.
Setelah selesai menerima laporan perusahaan melalui G***l pribadinya. Kenzo menutup laptopnya dan meregangkan kedua tangannya agar otot-ototnya tidak pegal. Kenzo berdiri dari duduknya dan berjalan menuju jendela ruang kerjanya. Ia melihat keadaan kota yang dipenuhi manusia yang berlalu lalang di jalanan. "Sabar Kenzo, tinggal menghitung hari lagi." kata Kenzo dalam hati. Ia tersenyum mengingat tidak lama lagi dirinya akan mengikat janji sucinya bersama wanita yang selama ini ia cintai.
Ceklek!
Suara pintu ruang kerjanya terbuka, seorang wanita berpakaian modis berwarna lylac dan dengan gaya rambut pendeknya berwarna gold melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Sayang!" panggil wanita itu, memeluk Kenzo dari belakang.
Kenzo yang mendengar suara lembut dari seorang wanita yang dicintainya. Ia mengalihkan pandangannya dan membalikkan tubuhnya. Kenzo mendapati seorang wanita cantik tersenyum ke arahnya.
"Kamu sudah makan?" tanya Kenzo mengusap pipi cabi Sarah.
Sarah yang melihat Kenzo menyentuh pipi cabinya, ia membalas sentuhan tangan Kenzo. "Belum sayang, aku datang kemari mau mengajakmu untuk makan siang bersama di luar, apakah kamu mau?" tanya Sarah menatap kedua bola mata indah Kenzo berwarna biru tosca.
"Tentu saja, aku mau sayang. Ayo sekarang kita pergi," jawab Kenzo dan dibalas anggukan dari Sarah.
Mereka berjalan keluar dari ruangan, saat ini mereka berjalan dengan bergandengan tangan. Semua pekerja di mension sudah terbiasa dengan pemandangan yang mereka lihat.
Mereka sampai di depan halaman mension dan supir pribadi Kenzo sudah siap membuka pintu mobil. Namun, Kenzo melarangnya dan biarkan saja ia melakukan itu kepada Sarah. Kenzo membuka pintu mobil dan mempersiapkan Sarah masuk ke dalam mobil sport berwarna hitam. Sarah pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih di depan Kenzo.
Setelah di rasa Sarah sudah masuk ke dalam mobil, Kenzo pun berjalan memutari mobilnya. Ia menyalakan starter mobil dan mulai melajukan mobil menuju keluar gerbang mensionnya.
Keadaan raya begitu ramai karena banyak orang-orang berlalu lalang pergi untuk makan siang. Di dalam mobil, Sarah bergelayut manja di tangan kekar milik Kenzo. Kenzo menatap fokus ke arah depan, sesekali ia menoleh ke arah Sarah.
"Kita mau makan dimana?" tanya Kenzo menatap fokus ke arah depan.
"Hem..." gumam Sarah berpikir sejenak.
"Bagaimana kita mencoba makanan yang lagi viralnya di medsos, yang katanya makanan jaman now," ucap Sarah melirik ke arah Kenzo.
"Dimana lokasi tempatnya?" tanya Kenzo masih memegang stir mobilnya.
"Tidak jauh lagi, kau cukup berjalan lurus dan tinggal belok ke arah kanan dan di situ sudah ada tulisan makanan yang kau inginkan." jawab Sarah tersenyum ke arah Kenzo.
"Baiklah," ucap Kenzo.
Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, Kenzo membuka pintu mobilnya dan berjalan ke arah pintu Sarah. Sarah pun keluar dari mobil dan mengikuti langkah kaki Kenzo agar berjalan seiringan dengannya.
"Selamat datang, silahkan duduk," ucap seorang pelayan wanita berdiri di depan pintu.
Kenzo mengangguk dan berjalan menuju meja makan yang akan di dudukinya. Kini, Kenzo dan Sarah duduk berhadapan di meja makan restoran dan pelayan wanita membawakan daftar makanan yang akan di pesannya.
"Sayang, kamu mau pesan apa?" tanya Kenzo menatap kedua bola mata Sarah.
"Aku pesan salad buah dan cheese cake saja untuk makanan pedas manis viral di medsos juga pesan ya." jawan Sarah.
"Aku sama dengannya," ucap Kenzo dan pelayan pun menulis pesanan mereka dan pamit undur diri dari hadapannya.
"Sayang, tinggal beberapa hari lagi acara pernikahan kita akan berlangsung," ucap Kenzo memegang telapak tangan kanan Sarah.
"Lalu?" tanya Sarah.
"Apakah keluargamu tidak ingin menghadiri pernikahan kita nanti," ucap Kenzo menatap intens ke arah Sarah. Sarah yang ditatap pun merasa gugup.
Sarah menunduk dan buliran kristal pun lolos membasahi kedua wajah cantiknya. "Maafkan aku, sebenarnya kedua orang tuaku dari awal tidak merestui hubungan kita,hiks." jawab Sarah.
Memang benar ucapan dari Sarah, kedua orang tuanya tidak merestui dirinya menjalin hubungan dengan seorang Kenzo Albert yang dikenal sebagai sosok kejam dan sikap piciknya di bidang bisnis membuat kedua orang tuanya berusaha memisahkan dirinya dengan Kenzo. Sarah dapat bertemu dengan Kenzo secara diam-diam dan tidak diketahui oleh kedua orang tuanya. Sarah, anak tunggal dari pasangan Hendry Christian dan Launry christian yang dikenal sebagai pengusaha terkaya ketiga di dunia itu selalu pilih-pilih dalam memberikan pasangan hidup anak kesayangannya.
"Tidak apa-apa, yang terpenting sekarang, kau tetap bersamaku dan kita akan memulai kehidupan baru bersama-sama," ucap Kenzo tulus di hadapan Sarah.
"Tapi aku tetap menginginkannya! Dan ingin sekali bertemu dan meminta pada Beri. Tapi, Kak Beri melarangku untuk pergi kekampus selama tiga hari." keluh Mini. "Kau tenang saja! Masalah Beri biar aku yang menanganinya," ucap Novi. "Besok aku yang akan meminta maaf kepada kamu sekaligus berterima kasih kepada kamu." "Benarkah?" tanya Mini, yang dijawab anggukan kepala oleh Novi. "Terima kasih Novi, aku sangat beruntung bisa memiliki sahabat sepertimu." tubuh mini memeluk Novi. "Aku juga beruntung memiliki sahabat sepertimu." balas Novi, dengan tersenyum. Sementara itu dari kejauhan, Pak Lang menatap pada Nona Mini dan Nona Novi yang sedang berbicara.Dengan tersenyum, Pak Lang langsung melaporkan kejadian yang dilihatnya kepada Nyonya Dila. Karena sudah menjadi tugas Pak Lang untuk melaporkan segala sesuatu yang terjadi dimansion utama tanpa ada yang disembunyikan. keesokan harinya, seperti yang sudah terlihat Novi kepada Mini. Saat ini Novi sudah
Akhirnya Mini dan Rangga pulang ke mension dan sepertinya dewa Fortuna tidak berpihak pada Rangga. Perlahan Mini membuka pintu kamar mandi, sambil menyembunyikan tubuhnya dibalik pintu. Sebab, ia merasa malu dengan tubuhnya yang tidak mengenakan apa pun. "Kak, aku menstruasi."lirih Mini. "Menstruasi?"tanya Rangga sambil berfikir dan langsung menepuk keningnya saat sadar apa dari kata menstruasi. "Kenapa sekarang harus keluar? Apa tidak bisa dihentikan dulu?"keluh Rangga menatap kearah miliknya yang masih berdiri tegak karena belum tersalurkan sama sekali. "Dihentikan? Memangnya air yang bisa dihentikan!" Sungut Mini.*** Mension Keluarga Richard. Novi yang baru pulang dari kantor bersama Diki, langsung ditarik oleh Mini kehalaman belakang mansion. Mini sudah tidak sabar untuk menceritakan semua yang terjadi pada hari ini. Dari sejak kejadian dikampus, sa
keesokan harinya. Rencana yang sudah disusun rapi dari kemarin oleh Diki, Novi, Mini dan Beri langsung dijalankan oleh Beri dan juga Mini. Di area kampus, mereka selalu jalan berdua. Membuat semua mahasiswa yang lain ikut iri dengan wanita Beri yang bisa jalan bersama blasteran secantik Mini. Sedangkan Beri yang selalu bercita-cita memiliki seorang istri blesteran agar bisa mengubah keturunannya, merasa sangat bahagia dekat dengan Mini. Walaupun kedekatan mereka hanya karena sebuah misi, tapi Beri berusaha untuk menjadi teman dan sahabat yang baik untuk Mini. Sementara itu diperusahaan Dimitri. Rend. Rangga kembali mendapatkan informasi dan foto-foto Mini dengan seorang pria. "Ini kan pria yang kemarin?" gumam Rangga menatap foto Mini bersama Beri yang sedang duduk di kursi taman kampus. Rangga terdiam sewaktu-waktu dan langsung meletakan ponselnya. Ada perasaan marah dalam diri Rangga saat melihat Mini kembali dekat dengan pria yan
Kafe Buaya DaratSetelah sempat mengunjungi halaman parkir kampus. Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke cafe Buaya Darat yang berada di jalan JI. Senopati yang tidak jauh dari tempat kampus tersebut. Mereka berempati berbicara dengan sangat serius, terutama Novi yang sangat bersemangat untuk menjalankan misi yang ada di kepalanya. "Jadi, bagaimana Ber?" tanya Novi. "Kau mau membantu Mini?" pinta Novi dengan wajah yang penuh harap. Beri menatap kearah Novi dan Mini secara bergantian, lalu menghela nafasnya dengan berat. "Kenapa setiap kali bertemu denganmu, aku selalu dimintai tolong!" gumam Beru dengan menggarukan kepalanya yang tidak gatal. "Tapi Nov, kalau pun Beri mau membantuku untuk membuat Kak Rangga cemburu. Bagaimana caranya?" tanya Mini. "Kita tidak boleh membawa orang luar kedalam mansion utama? Lalu, bagaimana bisa Kak Rangga melihatku dengan Beri?" tanya Mini dengan mengerutkan kening
Tiga hari kemudian. Novi yang diperbolehkan untuk ikut kekampus Mini, merasa sangat bahagia karena akhirnya bisa terbebas dan tidak berada didekat Diki. Namun rasa bahagia itu lenyap seketika saat Novi memasuki mobil yang ternyata sudah ada Diki yang duduk di kursi penumpang dengan gaya coolnya. "Aku kira kau tidak ikut bersama kami!" gerutu Novi pada Diki, sambil menatap malas menjnu suaminya terlihat datar tanpa ekspresi apa pun. Sementara Mini sudah duduk didepan bersama dengan Leo yang menyetir mobil. "Mana mungkin aku membiarkan istri tercintaku pergi sendirian!" Dafa menatap kearah Novi dengan seringai licin diwajahnya."Kau itu tidak bisa membedakannya ya! Mana yang pergi sendiri? Mana yang pergi berdua? Aku kan pergi bersama Mini!" protes Mini dengan mengerucutkan keinginannya. "Sayang kau jangan protes! Atau kita akan pergi ke kantorku saja!" ancam Diki. "lya... Iya. Tapi kau tunggu di mobil! Jangan
"Ah iya, boleh aku minta susu hangat." pinta Novi. "Susu hangat?" tanya Pak Lang dengan tatapan heran karena setahu Pak Lang, Nona Novi tidak suka susu. "Pak Lang!" seru Novi. "Baik Nona." Pak Lang langsung berjalan kedapur. "Aman." Novi mengusap punggungnya,l dan bersiap kembali untuk menguping. "Apa mereka sudah tidur ya?" gumam Novi karena dari tadi tidak mendengar apapun dan dari arah belakang, Novi merasa bahunya di tepuk oleh seseorang. "Taruh saja di meja Pak," ujar Novi tanpa menengok kearah belakang. Namun bahunya kembali ditepuk dari belakang. Membuat Novi merasa sangat kesal. "Aku sudah bilang taruh saja di --" Novi langsung terdiam saat melihat orang itu yang menepuk bahunya adalah Diki. "Sayang." Novi langsung tertawa dengan kaku. "Sedang apa kau disini?" tanya Diki dengan dingin. "Aku... Aku sedang menguping." jawab Novi sambil berl