Share

Bab 15.B

Bun Nani yang sedang membersihkan wajan pun tercenung sambil menatap keponakannya itu.

"Itu fitnah, Neng, sama sekali ga bener, bapakmu salah faham," ujar Bu Nani sambil menghela napas.

"Maksudnya" Naura semakin antusias, hatinya berdoa semoga tuduhan keji itu tak salah.

"Waktu itu bapakmu merantau kerja ke luar kota, dan ibumu di sini menunggu bapakmu pulang dua bulan sekali."

"Waktu kecil Eneng sering sakit bahkan sering bolak balik ke rumah sakit, ibumu sering minta bantuan Kang Kosim buat antar ke rumah sakit pakai mobil pickup-nya, dari situlah fitnah dimulai," ujar Bu Nani.

"Kang Kosim itu duda, dan hanya dia yang punya kendaraan di kampung ini waktu itu."

"Cuma itu aja, Bi? Masa cuma gara-gara itu Bapak salah faham," sahut Naura, hatinya mulai menyalahkan sang ayah.

'Andai bapak dan ibu tak bercerai mungkin masa kecilku bahagia, hidupku tak tertekan oleh perangai ibu' batin Naura bicara.

"Bukan, Neng. Puncaknya waktu Teh Nendah pulang dari rumah sakit malam-malam sama Kang Kosi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status