Share

Bab 24.B

Feri mengusap-usap rambut tebal nan hitam istrinya. "Kasihan banget sih kamu, Yang, sabar ya insya Allah ada jalan."

"Aku pengen banget pas kita ngadain resepsi nanti Ibu udah sembuh dan duduk sama kita di altar pelaminan."

"Gini aja, gimana kalau kita datangkan Bi Nani ke sini, suruh dia jelasin ke Ibu kalau kamu itu anaknya yang udah besar."

Seketika Naura menengadah menatap suaminya, ide yang cemerlang dan bisa ia coba.

"Pinter kamu, Mas, ya udah besok aku pinjem motor kamu ya buat jemput Bu Nani." Mata Naura langsung berbinar.

"Pinjam mobil Papa aja, nanti Mas telpon."

"Ga enak, Mas, kalau minjem mobil Papa entar Kak Jeni nyindir aku lagi di status." Naura cemberut.

"Udahlah biarin aja kamu jangan lihat-lihat status dia, bisukan aja, dia mah iri pasti."

"Ya udah deh terserah kamu, tapi yang bawa mobilnya siapa, Mas?" Naura kembali bingung.

Feri langsung garuk-garuk kepala, ia sudah malas meminta bantuan Pak Anwar, kini lelaki yang selama ini mengabdi sebagai sopir pada dirinya itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status