“Selamat ya, Dy. Maaf kemarin aku enggak bisa datang karena pas banget dampingi Riko ke luar kota.” Seorang wanita dengan rambut panjang ikal menghampiri Aldy ketika bertemu di loby kantor.
Wanita itu Dinda, yang tak lain adalah mantan kekasih Aldy yang telah menikah lima bulan yang lalu, lebih tepatnya satu bulan setelah mereka mengakhiri hubungan sebagai pasangan kekasih.
Aldy hanya meng-iyakan dengan ramah dan tanpa ekspresi, dia juga langsung saja pergi menuju ruangannya tanpa basa basi lagi. Memang, Aldy masih belum bisa melupakan Dinda karena hubungan yang mereka jalin selama empat tahun dan harus berakhir karena mereka sempat berhubungan jarak jauh selama satu tahun ketika Aldy dipindah tugaskan ke luar kota untuk mengurus cabang perusahaan tempat dia bekerja.
Selama mereka berhubungan jarak jauh, Aldy memang sangat jarang pulang karena padatnya pekerjaan dan juga jarak yang tidak memungkinkan dirinya untuk sering mengunjungi kotanya. Selain menjadi jauh dan sibuk, Aldy juga menjadi semakin tidak dapat berhubungan intens dengan Dinda dengan segala aktivitasnya, sehingga hubungan mereka menjadi semakin menjauh dan akhirnya kandas.
Setelah berpisah dari Dinda, saat posisi Aldy masih berada diluar kota, dia mendapatkan kabar kalau Dinda menikah dengan Riko yang merupakan rekan satu divisi Dinda di kantor. Aldy tidak datang, bukan karena dia tidak ingin tapi memang karena sedang full pekerjaan, tetapi dia juga tidak dapat membohongi perasaannya sendiri kalau dirinya memang masih sangat marah dan belum mampu menerima perpisahan antara dirinya dan Dinda.
Aldy memijat pelan dahinya ketika sudah duduk di tempat kerjanya, pertemuannya dengan sang mantan sedikit mengganggu mood nya pagi ini. Dia menoleh ke arah kotak bekal yang ada di atas mejanya. Tadi pagi Icha membuatkannya untuk makan siang.
Icha tadi bilang, “Sekarang lagi musim hujan, ada kemungkinan pas jam istirahat hujan jadinya kamu makan dikantor aja.”.
Aldy sedikit tersenyum, dia masih belum bisa menerima sepenuhnya juga kalau sekarang dia sudah menikah. Dia merasa yang harus dia lakukan sekarang adalah berteman baik dengan Icha karena sekarang mereka tinggal satu atap.
Meskipun telah lama berpisah dengan Dinda, seringkali Aldy masih mengenang masa kebersamaan mereka ketika masih berpacaran. Satu kemungkinan yang membuat Aldy mulai memahami mengapa hubungan mereka berakhir, yaitu karena Aldy masih belum ingin untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan karena memang dia masih harus sangat fokus dengan pekerjaan dan usaha yang baru dia rintis yang sebenarnya dia cita-citakan untuk diurus bersama dengan Dinda.
Perasaan menyesal masih terlintas di kepala dan hati Aldy jika dia mengingat hal ini, seharusnya dia lebih bisa mempertahankan hubungan mereka. Kedua orang tua Aldy mengetahui tentang hal yang membuat anaknya terguncang itu, mereka lalu menjodohkan Aldy karena mereka tidak ingin Aldy berlarut dalam suasana hati yang tidak baik dan selalu sendiri.
Kepribadian Aldy pun sedikit berubah, dia yang sebelumnya periang menjadi agak sensitif dan mudah sekali terganggu mood nya, walaupun dia masih saja memiliki sikap yang terbuka tetapi belum terbuka untuk masalah perasaan ataupun hal lain yang menurut dia itu privasi. Ada hal yang sama sekali tidak berubah dari Aldy yaitu kinerja, kinerjanya bahkan semakin membaik setelah dia putus cinta dan dia menjadi lebih produktif. Cafe yang dia bangun dari sangat nol kini sudah mulai menjadi tempat pilihan warga kota untuk mencari makanan atau hanya untuk nongkrong bersama rekan atau saudara.
Saat ini Aldy menduduki posisi Marketing Dept Head dengan prestasi yang sangat membagkan untuk perusahaan tempat dia bekerja, karena dia masih sangat muda dan begitu bertalenta. Tidak sedikit rekan kerja wanita yang mendekatinya tidak hanya untuk urusan pekerjaan, tetapi Aldy sangat tidak tertarik untuk menjalin hubungan yang lebih dari sekedar rekan kerja.
***
Icha sedang merapikan ruang tengah ketika Aldy pulang kerja, diliriknya jam dinding yang tergantung rapi di dekat pintu. Ternyata jam kerja Aldy sudah normal dan sudah mulai lembur lagi.
“Air hangatnya mati, tadi aku sudah menghubungi orang tapi mereka bisanya besok karena ini sudah terlalu sore. Jadi aku rebuskan, ada di termos di dekat kompor.” Kata Icha sambil meletakkan bantal sofa.
Aldy menoleh ke arah Icha, “Kamu ngomong sama aku?”
Pertanyaan Aldy itu membuat Icha menoleh balik ke arahnya, “Iyalah, masa iya aku ngomong sama diriku sendiri?”
“Enggak sih, kali aja lagi nelpon karena aku tidak merasa sedang diajak ngomong. Lagipula aku enggak suka mandi pakai air hangat,” sahut Aldy sambil lalu.
“Yakin? Habis kehujanan gitu?”
Aldy mengecek kemeja yang ia kenakan, agak basah sih tapi dia bersikap bodo amat. Padahal tadi dia sempat kehujanan sedikit ketika menuju parkiran mobil.
Icha mengernyitkan dahi agak kesal dengan sikap Aldy. Mereka belum saling mengenal sehingga banyak sikap dan kebiasaan-kebiasaan Aldy yang belum dimengerti oleh Icha. Dia hanya bersikap biasa aja dan sewajarnya untuk menjalin pertemanan dengan pria yang kini menjadi suaminya itu.
Malam sudah menjelang, Aldy mengatakan kalau dia akan ada acara bareng sama komunitas motornya di cafe milik nya, karena dia merupakan anggota yang bisa dibilang senior jadi dia tidak bisa untuk absen dari setiap pertemuan dan juga Aldy memang sangat menyukai berkumpul dengan teman satu hobinya. Icha tidak melarang karena dia juga merasa belum mempunyai hak untuk mengatur ataupun melarang kegiatan Aldy, dia hanya ingin memastikan kalau kegiatan itu baik dan tidak akan terjadi apa-apa dengan pria itu.
Kegiatan berkumpul dengan teman-teman komunitas moge Aldy memang sering sekali dilakukan, apalagi saat ini akan ada kegiatan kopi darat (kopdar) gabungan seluruh Indonesia dan kota mereka menjadi tuan rumah tentu saja banyak hal yang harus mereka persiapkan untuk acara tahunan yang akan diikuti banyak sekali anggota komunitas moge itu.
Salah satu teman dekat Aldy yaitu Adhan, seorang pengusaha rumah makan padang yang hits di kota. Mereka sudah saling mengenal sejak sekolah menengah pertama dan sudah bergabung dengan komunitas sejak mereka kuliah. Saat itu Aldy masih ful dengan biaya orang tua sementara Adhan sudah mulai menghasilkan uang karena dia bekerja sambilan di rumah makan milik keluarganya dengan gaji bulanan dari orang tuanya selaku bos kala itu.
Adhan berperawakan sedang, rambut keritingnya dipotong rapi dan tampak cocok dengan hidungnya yang mancung karena dia memang masih ada garis keturunan dari Arab. Aldy, Adhan dan teman-teman nya yang lain ingin acara tahunan komunitas mereka ini menjadi yang terbaik karena ini merupakan acara yang dilakukan pertama kali diluar kota-kota besar ibu kota.
Mereka banyak mengambil ide dari acara komunitas lain juga mengambil saran dari beberapa rekan mereka dari daerah lain.
***
Icha sedang berbelanja di supermarket sendirian ketika dia bertemu dengan Dinda dengan tidak sengaja, dia sebenarnya sangat tidak ingin melihat wajah perempuan itu tapi dia bersikap biasa dengan sedikit menyunggingkan senyum. Dinda meminta waktu Icha sebentar untuk mengobrol dan mereka pergi ke sebuah tempat makan. Icha belum pernah mendengar kisah antara Aldy dan Dinda dari sudut pandang Dinda sebelumnya, jadi dia pikir tidak akan masalah kalau dia mendengarkan cerita Dinda.Dinda menceritakan sejak awal pertemuan dirinya dengan Aldy ketika awal masuk SMA lalu akhirnya menjalin hubungan ketika mulai menjadi mahasiswa dan bertahan sampai ketika mereka bekerja. Dinda adalah kakak kelas Aldy yang berarti dia seumuran dengan Icha. Dinda juga bercerita kalau dirinya dan Aldy bukan pasangan yang harmonis karena mereka sering bertengkar tapi mereka tetap bertahan sampai akhirnya Dinda menyerah karena harus LDR dan belum ada kepastian dari Aldy, dia memilih untuk bersama Riko yang m
“kalau menurutku di sekitar sini perlu penginapan atau Villa, Cha. Disini udaranya masih sangat asli dan juga asri, ada banyak oerkebunan sayur dan buah yang akan menjadi wisata edukasi untuk pengunjung. Para petani juga dapat mengembangkan perkebunannya dan dirapikan supaya semakin menarik, nggak masalah nereka meminta tarif kepada oengunjung dengan keadaan yang tetap terjaga sepertinya pengunjung nggak akan nolak. Malah kita bisa bantu ekonomi para petani dan warga sini kan” kata Aldy sambil memetik buah strawberry di kebun milik papa.“aku juga ada kepikiran gitu sih, tapi aku beluk sempat menemui pak kepala desa. Aku mau minta oendapat dari beliau sebagai penanggungjawab desa ini” sahut Icha yang berada agak jauh dari Aldy.“oiya Cha, aku penasaran apa yang kamu bahas sama anak rambut abu-abu pas di sawah” Aldy mendekati Icha.“nggak penting kok, cuma bahas tentang kuliah dia sedikit”“kalian deket
Sementara Icha dan mama, mereka menyiapkan makan siang di pondok sawah. Mereka memilih pondok yang berbeda dengan biasanya, karena ditempat yang biasa ada Gege yang sibuk dengan tugas akhirnya sehingga pondok oenuh dengan barang-barang miliknya.Sebenarnya Gege bisa merapikannya dan mereka memakai pondok itu, tapi mereka memilih untuk tidak mengganggunya dan memakai pondok yang lain. Mama menyuruh Icha untuk mengantarkan sepiring penuh bakwan kepada Gege untuk teman mengerjakan tugas, Icha juga membawakan segelas air kelapa muda untuknya.Dengan tanpa banyak basa basi Icha hanya menyerahkan bakwan dan air kelapa kepada Gege lalu dia balik, tapi Gege manahannya dengan memanggilnya lumayan keras dan membuatnya menghentikan langkah.“Ka Icha sengaja menghindar dari aku ya?” tanya Gege yang berdiri sekitar dua meter dibelakang Icha.“Enggak, kenapa aku harus menghindaribkamu?” ujar Icha tanpa membalikan badan.“Ya karena k
Aldy tidak dapat tidur dengan nyenyak karena dia merasakan lelah dan wajah yang nyeri, dia hanya berubah-ubah posisi sambil terus mencoba memejamkan mata. Dia menatap Icha yang terlelap di sampingnya. Samar, ia tersenyum. Disibakkannya rambut istrinya dari dahinya, nampak wajah cantik yang terlelap.Masih belum dapat terlelap, dia tetap memaksakan kedua matanya untuk terpejam.Akhirnya dia bangun dan menuju dapur ketika dia mendengar ada suara langkah kaki di luar. Ternyata itu mama yang pergi ke dapur untuk mengambilkan papa segelas air putih, hari masih gelap dan belum waktunya untuk bangun tapi Aldy merasa akan baik-baik saja dengan tidak tidur.“Ma, ada punya stok bahan buat bikin kue?” tanya Aldy.“Coba kamu cek di dalam lemari yang tengah, mama lupa juga. Kamu mau bikin kue jam segini?” tanya mama heran.Aldy hanya mengangguk dan tersenyum, dia telah menemukan bahan-bahan untuk membuat kue yang lengkap. Pandangan matan
Sekitar pukul 9 malam Aldy telah tiba dirumah Icha yang di desa, maps sangat tidak membantunya kali ini karena dia lumayan nyasar dan harus tiba sampai malam. Bersamaan dengannya datang, ada seorang pria muda yang baru keluar dari halaman rumah Icha dengan menaiki motor matic. Wajahnya tidak terlalu jelas dan Aldy pun tidak begitu peduli dengan itu, yang dia pedulikan sekarang adalah ternyata dia sama sekali tidak membawa hadiah untuk Icha.“Kenapa bisa lupa gini sih.” Aldy memukul setir mobilnya, dia kesal dengan dirinya sendiri.Mama membukakan pintu untuk Aldy, dan segera mempersilahkan menantunya itu untuk masuk. Mama juga langsung memanggil Icha untuk membawakan kotak P3K ke depan. Icha yang masih rebahan bangun dengan sangat malas, dia berjalan menuju dapur tanpa menoleh ke sofa depan lalu mengambil kotak P3K dan kembali ke ruang tamu. Langkahnya terhenti ketika dia melihat Aldy sedang duduk bersama dengan mama. Dia memandangi Aldy sampai hampir tidak
Sementara itu di kota, Aldy sudah bertemu dengan Dinda untuk membahas masalah ini. Dia sudah memutuskan untuk tidak lagi menjadi teman dekat Dinda, tidak lagi menjadi tempat curhat, moodbooster, ataupun penyelamat Dinda. Karena dia mulai menyadari kalau Icha lah perempuan yang dia inginkan.Dia berfikir kalau hubungannya dengan Dinda hanya lah nostalgia yang membuat mereka kembali merasa nyaman dan bahagia ketika bersama, tetapi ketika Aldy mulai berfikir jernih dan memasuki nostalgia dari kisah yang sedih, ditinggal ketika masih ingin berjuang, dan diragukan cintanya, membuat Aldy mehela napas panjang daan dia mengerti kalau dia dan Dinda tidak pernah membahas tentang ‘masalah’ dalam hubungan mereka dulu, mereka hanya membahas tentang kebahagiaan sehingga secara tidak langsung itu membangun ulang memori lama yang membuat mereka bisa bersama.Aldy bilang kalau dia memang masih belum sepenuhnya bisa melepaskan Dinda bersama dengan pria lain karena dia masih