LOGIN"Kita mau ke mana, Don? Aku belum pulang ke rumah sejak pagi, badanku rasanya gerah karena nggak mandi!" ujar Candy resah. Sebenarnya dia hanya tak nyaman jalan berdua dengan pria yang bertunangan dengannya itu.
Dari spion samping mobil, Candy melihat mobil AUDI hitam milik Josh membuntuti mereka di belakang Porsche biru itu persis. Mungkin Donny tidak menyadarinya.
"Kita ke Gourmet Fine Dining Restoran, kamu tadi belum sempat dinner pasti 'kan? Aku perlu ngobrolin tentang cincin yang tadi dibalikin sama Kelly di kantor," jawab Donny tanpa mempedulikan protes Candy.
"Ya sudah, tapi setelah kita ngobrol sambil dinner, aku mau langsung pulang, Don!" sahut Candy tanpa memberi kesempatan dirinya dibawa ke tempat lain.
Donny mendengkus kesal bercampur geli, dia merasa Candy menghindari kedekatan dengannya terus menerus. "Sebenarnya kamu sudah punya pacar atau belum sih, Candy?" celetuknya seraya mel
Josh memarkir kendaraan di area penitipan mobil Bandara Soekarno-Hatta. Dia sebelumnya telah menurunkan koper-koper dan barang bawaan bersama Candy di lobi. Istrinya duduk menunggu di bangku tunggu sebelum mereka check-in tiket pesawat. Josh menghampiri Candy lalu mendorong troli berisi barang-barang yang akan dititipkan di kargo pesawat."Sepertinya antrean penumpang tidak terlalu ramai. Kita mendahului rombongan orang berlibur, Sayang!" ujar Josh riang."Iya. Terima kasih sudah mau ambil cuti untuk mengajakku liburan ke Amerika, Josh. Kuharap penerbangan kita aman sampai tujuan!" balas Candy yang berjalan di samping suaminya.Setelah meninggalkan loket dan menitipkan barang-barang bawaan, Josh mengajak Candy membeli minuman sembari menunggu panggilan boarding sekitar 40 menit dari jadwal penerbangan."Sepertinya aku ingin membeli segelas smoothies blueberry atau cranberry deh!" ucap Candy ketika mengantre di gerai soft drink dan aneka jus."Pilih apa pun yang kamu inginkan, Sayang.
"Semangat ujian akhir, Candy!" ucap Josh seusai sarapan pagi bersama istrinya di apartemen mereka.Candy tersenyum optimis, dia menjawab, "Makasih, Josh. Aku pasti bisa kok, semalam sudah belajar serius juga 'kan bareng kamu!""Pokoknya sesuai janji kita, selepas ujian nanti kelar, kita jadi berangkat ke Amerika!" Josh merangkul bahu Candy seraya melangkah bersama menuju ke pintu keluar apartemen."Yeay! Nggak sabar buat cepet-cepet selesai ujian deh. Btw, Olivia masih sering mampir ke kantor kamu nggak tuh?" ujar Candy yang tahu gosip panas yang tengah beredar di kampusnya.Josh menghela napas. "Masih, tapi saya sudah tegaskan kalau saya sudah punya pasangan serius. Dia nggak bisa kalau berharap lebih!" jawabnya.Candy mengangguk setuju dengan langkah yang diambil suaminya. Seharusnya kalau Olivia punya etika pastinya mundur teratur. Di dalam lift turun, Candy pun bertanya
"Iihh ... nyebelin banget sih, Prof. Alena itu!" gerutu Candy di dalam mobil yang dikendarai oleh Josh. Suaminya menghela napas lalu menanggapi dengan berkata, "Abaikan saja dia memang suka cari masalah.""Nggak bisa gitu dong, Josh. Dia itu tadi niatnya mau ngecakar wajahku lho, untung sempat kutangkis dengan tangan!" Candy mencebik melirik suaminya karena merasa Josh terlalu menganggap enteng peristiwa di restoran."Saya hanya memikirkan kebaikanmu, Sayang. Kamu cukup menyelesaikan satu semester lagi sebelum wisuda, bukan? Jalani itu dengan tenang, jangan malah tegang!" sahut Josh sembari fokus ke jalan raya.Candy merenungkan perkataan Josh lalu dia pun mengerti. Memang terkadang ada hal yang harus diprioritaskan dalam kehidupan. Suaminya bijaksana, luka sedikit bisa diobati juga di rumah. Dia punya salep penyembuh kulit dengan keluhan semacam ini."Okay, aku nggak akan memperpanjang urusan dengan Prof. Alena. Lebih baik menghindarinya sebisa mungkin lagi pula di semester delapan,
"Suasana restoran di roof top ini sangat romantis deh. Banyak yang berkencan makan malam seperti kita juga, Josh!" celetuk Candy setelah mengedarkan pandangan ke sekeliling meja mereka."Iya, ini sudah lama dibuka sekitar tahun lalu saat moment new year's eve. Cuma kita nggak merayakan malam pergantian tahun di sini melainkan bersama keluargamu 'kan?" jawab Josh.Candy pun menagih janji Josh tempo hari yang masih belum juga terwujud karena kesibukan masing-masing. "Hubby, kamu dulu janji kita akan merayakan white christmas di Amerika, tempat tinggal orang tuamu. Kapan kita akan melakukannya?" rengek gadis itu."Okay, semoga tahun ini bisa ya. Sebentar lagi kamu ujian akhir semester, setelah itu libur Natal dan tahun baru kita bisa terbang ke Kansas. Akan saya persiapkan tiket pesawat untuk kita berdua!" jawab Josh.Dia pun telah lama didesak ayah ibunya untuk membawa Candy ke rumah mereka. Hany
Ketika Candy sampai di apartemen, nampaknya Josh telah sampai duluan. Dia melihat sepatu kerja suaminya di rak. Maka Candy pun memanggil Josh dengan nyaring, "Hubby, apa kamu sudah pulang?!"Pria itu keluar dari kamar mandi dengan kemeja yang telah dilepaskan untuk menyambut Candy. "Hai, Sayang. Ada kejutan kecil dalam rangka merayakan kesuksesan ujian skripsi kamu tadi. Ayo ke kamar mandi!" ajak Josh seraya menarik tangan Candy agar mengikutinya."Wah, apa nih kejutannya?" sahut Candy penasaran. Dia mengikuti Josh masuk ke kamar mandi lalu melihat bathtub berisi air wangi bertabur kelopak bunga mawar merah. Ada sepasang gelas bertangkai tinggi dengan sebotol champagne yang telah dibuka dan beruap sedikit di ujungnya."Masuk ke dalam air yuk!" ajak Josh seraya melepaskan celana panjangnya ke lantai. Dia lalu membantu Candy masuk ke dalam bathtub duluan.Kemudian Josh yang duduk di belakang tubuh Candy menuangkan champagne dingin ke dua gelas bertangkai tinggi. Mereka mendentingkan gel
'Josh, aku mungkin akan pulang telat ke rumah. Ada urusan di kantor papaku sebentar!' ketik Candy di layar ponselnya ketika dia berhenti di antrean perempatan lampu merah.Setelah lampu berubah hijau, Candy melajukan mobil Mini Coopper itu menuju arah gedung perkantoran di Kawasan Kuningan. Masih pukul 14.10 WIB ketika dia sampai di parkiran underground gedung bertingkat milik papanya.Tujuannya langsung ke kantor Pak Hans di lantai paling atas. Dia ingin mendengar langsung cerita dari Gisella Kartika tentang perlakuan tak baik Kelly yang ingin memecat karyawati tersebut seenak jidatnya."TOK TOK TOK.""Masuk!" sahut Pak Hans dari meja kerjanya."Hai, Candy. Tumben kok siang-siang mampir ke kantor Papa. Apa kamu nggak ada kuliah?" sambut Pak Hans yang segera bangkit menghampiri putri bungsunya itu.Seperti biasa Candy memeluk cium papanya lalu dia duduk di so







