Home / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 83. Antara Ibu dan Istri

Share

83. Antara Ibu dan Istri

Author: Evie Edha
last update Huling Na-update: 2024-12-29 18:17:59

"Dasar tidak punya sopan santun. Datang bukannya ngasih salam, bukannya tanya kabar suami bagaimana setelah ditelantarkan beberapa hari, malah main tanya gaji suami. Duit, duit, duit terus yang dipikirin. Heran," ujar Bu Lestari melihat sikap Olip. Benar-benar tak habis pikir.

Sedangkan Olip yang mendengar ucapan ibu mertuanya tentu merasa tidak suka. Perempuan itu menatap kesal Bu Lestari. "Loh, Bu. Itu sudah kewajiban Kak Ridwan, kan ngasih nafkah sama aku. Apa salahnya kalau aku menanyakannya sekarang?"

Bu Lestari merasa muak dengan kalimat Olip yang trus mengatakan kewajiban-kewajiban Ridwan.

Perempuan itu pun seketika bangun dari duduknya lalu menatap tajam Olip. "Kewajiban-kewajiban terus yang kamu bicarakan. Kamu hanya membicarakan kewajiban Ridwan. Apa kamu tidak berpikir kalau kamu juga mempunyai kewajiban pada Ridwan? Dasar istri tidak berguna!" maki Bu Lestari dengan suara nyaring.

"Cukup!" teriak Olip tak kalah nyaring dengan suara mertuanya.

Pak Eko yang kebetulan baru da
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Permintaan Gila Adikku   168

    Mika mulai membuka mata. Perempuan itu mengernyit kala cahaya mulai menerangi pandangan."Kamu sudah sadar?" Sebuah suara bertanya.Mika memegang keningnya lalu membuka mata secara perlahan dan akhirnya dia bisa melihat sosok suaminya dengan ekspresi khawatir."Aku kenapa?" tanyanya kemudian. Dia mencoba bangkit."Tidak usah. Kamu berbaring aja." Noval menahan Mika yang akan duduk. "Kamu baru saja sadar. Lebih baik kamu istirahat saja." Noval menasihati."Sebenarnya aku kenapa?" tanya Mika sekali lagi."Kamu tadi pingsan. Untung saja kamu tidak apa-apa. Ibu-Ibu yang nolongin tadi terus mereka menghubungi aku." Noval tersenyum ke arah Mika. Dia membelai kepala Mika dengan penuh cinta.Mika pun terdiam. Dia mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. Sampai akhirnya dia pun berhasil mengingat semua kejadian yang sudah dia alami.Dirinya bertengkar dengan Olip lalu mengusir Olip dan juga Bu Tuti dari rumah

  • Permintaan Gila Adikku   167

    Plak.Satu tamparan mendarat di pipi Mika dari Olip. Perempuan itu tersenyum puas dengan apa yang dia lakukan. "Rasakan itu," ujar Olip."Itu untuk perempuan yang suka sekali mengganggu ketenangan keluargaku," lanjutnya kesal.Sedangkan Mika sendiri, dia merasa terkejut dengan apa yang dilakukan Olip. Perempuan itu memegangi pipinya yang terasa panas. Kemarahan pun mulai menyelubungi diri Mika. Tanpa banyak kata, dia langsung menatap Olip dengan tajam."Kau---" Mika langsung menarik rambut Olip sampai adik tirinya itu mendongak. "Kurang ajar!" Tanpa ampun Mika membalas tamparan Olip. Tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Kanan, kiri, kanan, kiri.Sampai akhirnya Olip pun terjatuh. Dia menangis, kesakitan dengan apa yang dilakukan oleh Mika. "Kau wanita kejam," ujar Olip memaki Mika."Singa saja akan menggigit kalau ada yang mengusik. Apalagi manusia? Aku selama ini diam bukan berarti karena aku takut sama kamu. Tapi karena aku malas meladeni kamu. Tapi, semakin lama kamu semakin ti

  • Permintaan Gila Adikku   166

    Bu Lestari dan Pak Eko mendatangi kantor polisi untuk mengunjungi Ridwan. Sebenarnya Pak Eko tidak mau. Hanya saja, istrinya yang memaksa.Tentu saja Ridwan merasa senang melihat kedua orang tuanya datang mengunjungi dirinya. "Ibu. Bapak," panggilnya seperti anak kecil.Jika Bu Lstari langsung memeluk Ridwan, berbeda dengan Pak Eko yang hanya duduk dengan melipat tangan di depan dada lalu mendengus ketika melihat putranya."Ridwan." Tentu saja sebagai seorang ibu, Bu Lestari merasa sedih melihat anaknya dipenjara."Kamu itu bagaimana bisa seperti ini?" tanyanya kemudian ketika mereka sudah melepaskan pelukan."Aku juga tidak tahu, Bu." Kapan pria ini akan mengatakan hal yang sebenarnya?"Ya Tuhan. Duduk-duduk." Bu Lestari meminta anaknya untuk duduk."Ini makan. Pasti kamu belum makan," ujar Bu Lestari memberikan makanan yang dia bawa pada Ridwan"Mana Mungkin, Bu. Dia sudah menjadi tahanan. Pastinya mendapat makan dari sini." Pak Eko berujar ketika melihat istrinya yang tampak berleb

  • Permintaan Gila Adikku   165.

    Duduk di balkon lantai dua, Noval dan Mika memutuskan untuk mengobrol di tempat ini. "Jadi, apa aku sedang dibohongi dengan status kamu?" tanya Mika. Dia memeluk kedua kakinya.Noval menyandarkan punggung pada dinding lalu mendongak. "Kalau kamu menganggapnya begitu, aku bisa apa. Seperti yang aku katakan sebelumnya, ya benar aku anak dari seseorang yang cukup memiliki sesuatu. Dan aku hanya ingin memulai usaha dari nol yaitu membuka bengkel. Jadi, kalau dilihat dari sisiku, aku tidak berbohong. Aku hanya anak orang kaya yang ingin mandiri," jelas Noval.Noval mengalihkan pandangan ke arah Mika. "Selama ini aku juga tidak menutupi apa pun darimu, kan. Waktu kita menikah juga kedua orang tuaku yang datang. Bukan orang bayaran untuk menipu. Kecuali, kalau aku menyembunyikannya darimu." Dia memberikan senyuman miring.Mika pun ikut tersenyum. Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan oleh Noval benar adanya. Pria itu tidak pernah berbohong sebelumnya. Tidak ada indikasi menipu yang bisa di

  • Permintaan Gila Adikku   164.

    Seperti orang kesetanan, Olip mendatangi kediaman Mika dengan marah-marah. Dia seperti hewan yang siap menyantap mangsanya.Tepat di depan kediaman rumah Mika, perempuan itu menggedor pintu rumah Mika dengan sangat keras. Lagi-lagi membuat beberapa warga yang mendengar menjadi berdatangan."Noval! Noval!" teriak Olip sangat keras. "Buka pintunya!" Olip terus berteriak. Tidak peduli kalau itu akan mengganggu orang lain."Aduh. Udah dong. Jangan bikin ulah lagi." Bu Tuti mendekati anaknya. Dia menahan tangan Olip agar tidak lagi menggedor pintu rumah Mika."Nggak bisa, Bu. Nggak bisa. Ini nggak bisa dibiarin. Mereka jangan dibiarkan seenaknya, Bu." Olip mencoba melepaskan tangannya dari cekalan tangan sang ibu."Olip. Sudahlah. Kamu jangan membuat ulah. Kalau kita dengar ceritanya tadi, suami kamu yang salah." Pak Purnomo ikut memberitahu putrinya. Asal kalian tahu saja, dia merasa takut saat ini. Takut kalau dia nanti akan diusir dari rumah oleh Mika.Bu Lestari yang mendengar itu mer

  • Permintaan Gila Adikku   163.

    Tentu saja kehadiran dua orang polisi itu membuat semua orang yang ada di rumah Pak Purnomo merasa terkejut. Mereka semua saling pandang satu sama lain sebelum akhirnya menatap penuh pada kedua polisi yang masih berdiri di ambang pintu itu."Iya." Pak Purnomo pun bangkit dari duduknya lalu berdiri di hadapan kedua polisi itu."Ada perlu apa ya, Pak sampai kalian datang ke kediaman saya?" tanya Pak Purnomo merasa penasaran. Sedangkan Ridwan yang masih berada di tempatnya tampak was-was.Salah satu polisi mengangguk pada Pak Purnomo. "Maaf sebelumnya kalau kedatangan kami membuat kalian semua terkejut. Kami datang untuk melaksanakan tugas tentunya.""Tugas?" Pak Eko pun bertanya. "Tugas apa, Pak?" Dia ikut berdiri di hadapan besannya.Salah satu polisi memberikan sebuah surat pada Pak Eko sembari menjelaskan niat mereka datang ke kediaman Pak Purnomo. "Kami datang dengan membawa surat penangkapan untuk saudara Ridwan," ujarnnya dengan menatap ke arah Ridwan yang sudah dia ketahui sebel

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status