Home / Rumah Tangga / Pernikahan Bisnis Dua CEO / Bab 64 Ciuman di Kening

Share

Bab 64 Ciuman di Kening

Author: yourayas
last update Last Updated: 2025-08-22 22:28:24

Malam telah berganti pagi, dan sinar matahari menyelinap masuk melalui celah gorden, menyinari apartemen yang terasa begitu tenang. Gerald, yang biasanya terbangun dengan alarm dan langsung bergegas memulai harinya, kini terbangun lebih awal. Bukan karena suara, melainkan karena sebuah perasaan. Rasa damai yang ia temukan saat tidur, dengan pikiran yang tidak lagi dipenuhi oleh angka-angka dan strategi bisnis, melainkan oleh kehadiran seorang wanita yang terlelap di kamar lain.

Gerald bangkit dari tempat tidurnya, melangkah ke arah jendela. Ia berdiri di sana, menatap ke luar. Jalanan Jakarta masih lengang, diselimuti kabut tipis. Pikirannya melayang kembali ke malam-malam sebelumnya. Malam di mana ia menemukan Elena menangis, malam di mana ia menemani Elena di balkon, malam di mana ia membelikan Elena sebuah tas dan sebuah jam tangan.

Itu adalah malam-malam yang mengubah segalanya. Malam-malam yang membuktikan bahwa ada lebih banyak hal dalam hidup selain pekerjaan. Malam-malam yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO    Bab 83 Suapan

    Cahaya matahari sore masuk menembus celah tirai, membentuk garis-garis lembut di dinding ruang keluarga. Udara di dalam apartemen terasa tenang, hanya diisi dengan bunyi kipas angin kecil yang berputar pelan dan detak jam dinding yang konsisten.Gerald membuka matanya perlahan. Untuk sesaat, ia tidak bergerak sama sekali—ia bahkan tidak langsung menyadari bahwa dirinya baru saja tertidur di sofa. Tubuhnya terasa hangat, nyaman, dan ada sesuatu yang lembut menempel di dadanya. Saat matanya benar-benar terbuka, pandangannya jatuh pada Elena.Perempuan itu masih terlelap, wajahnya tenang, seakan tidak ada beban yang mengganggu tidurnya. Rambutnya terurai sebagian di dada Gerald, sebagian lain jatuh ke bantal kecil yang terjepit di sisi sofa. Napasnya dalam, teratur, dengan bibir yang sedikit terbuka.Gerald terdiam, matanya tidak bisa berpaling. Ia tidak ingat kapan terakhir kali melihat seseorang tidur dengan begitu damai. Bahkan dirinya sendiri, di kamar paling mewah sekalipun, tidak p

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 82 Buku dan Ciuman

    Gerald tersenyum tipis. “Boleh aku duduk lebih dekat?”Elena menegang. “Untuk apa?”“Aku ingin tahu apa yang membuatmu betah membaca berjam-jam. Mungkin kamu bisa membacakan satu dua kalimat untukku.”Elena menunduk, lalu menggoyangkan bukunya kecil-kecil. “Kamu tidak akan tertarik.”Gerald bergerak mendekat, kini jarak mereka di sofa semakin sempit. “Coba saja.”Elena terdiam, lalu membuka halaman yang ia tandai. Suaranya lirih ketika ia membaca satu paragraf singkat. Kata-katanya keluar pelan, malu-malu, tapi penuh perasaan. Gerald mendengarkan tanpa menyela, matanya tidak lepas dari wajah Elena.Elena membaca dengan suara pelan, suaranya mengalir seperti bisikan yang hampir tenggelam dalam heningnya ruang keluarga. Kata-kata dari halaman buku itu seakan mengisi udara, tapi yang benar-benar didengar Gerald bukanlah cerita, melainkan nada lembut yang keluar dari bibir istrinya.Gerald mendekat, seolah ingin lebih jelas mendengar. Tubuhnya condong, bahunya hampir menyentuh bahu Elena.

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 81 Kebiasaan Kecil

    Gerald menyandarkan tubuhnya ke sofa, sikunya bertumpu santai di sandaran. Tatapannya menelusuri wajah Elena yang masih tampak sedikit canggung, rambutnya yang basah mulai mengering alami, meninggalkan aroma segar sabun mandi yang samar terbawa angin dari jendela yang terbuka.“Apa rencanamu hari ini?” suara Gerald dalam, tenang, namun ada nada ingin tahu yang tulus.Elena yang sedang merapikan ujung bantal di pangkuannya mengerjap, sedikit terkejut ditanya begitu langsung. “Rencana?” ulangnya, seolah perlu waktu mencerna.“Ya.” Gerald memiringkan kepalanya, matanya tidak lepas darinya. “Hari ini kan weekend. Tidak ada kerjaan. Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat? Jalan-jalan? Atau…” ia tersenyum samar, “…sekadar keluar sebentar dari rutinitas rumah.”Elena menggeleng pelan, jemarinya bermain di tepi kain bantal. “Aku belum terpikir. Biasanya… aku hanya membaca buku, atau merapikan kamar.”Gerald mengangguk, menyunggingkan senyum samar yang selalu berhasil membuat Elena salah tingkah

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 80 Harum

    Air hangat terakhir jatuh dari pancuran, membasahi wajah Elena yang masih memerah. Ia memejamkan mata, menarik napas panjang. Berapa kali pun ia mencoba menenangkan diri, bayangan Gerald tetap muncul—tatapan nakal pria itu di tangga, senyumannya, bahkan suaranya yang rendah saat menggodanya.“Sudahlah, Elena… jangan terlalu dipikirkan,” gumamnya, setengah kesal pada diri sendiri.Ia meraih handuk, mengeringkan tubuh dan rambutnya. Setelah berganti pakaian, Elena memilih sesuatu yang sederhana: kaus longgar berwarna pastel dan celana panjang santai. Rambutnya ia biarkan tergerai, masih sedikit basah. Ia memandang bayangannya di cermin, lalu berbisik lirih, “Tidak ada yang istimewa. Ini cuma hari biasa. Jangan sampai dia membuatmu salah tingkah lagi.”Namun begitu ia membuka pintu kamar, jantungnya langsung berdebar kencang.Gerald masih di sana. Duduk di kursi dekat jendela, pria itu bersandar santai, tapi matanya langsung menoleh begitu Elena keluar. Tatapan itu membuatnya refleks ber

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 79 Tawaran Mandi Bersama

    Pagi itu terasa berbeda. Sarapan mereka selesai lebih cepat dari yang Elena perkirakan, meski ia sadar betul bukan karena makanannya kurang enak atau terburu-buru. Jujur saja, sebagian besar waktunya di meja makan tadi dihabiskan untuk menenangkan degup jantung yang terus tak terkendali. Gerald duduk di seberangnya, menatapnya sesekali dengan senyum tipis yang membuat wajahnya panas. Ia bahkan sempat lupa mengunyah roti, hanya karena pria itu menatapnya dengan intens.Kini, piring-piring kosong sudah menumpuk di meja, tanda bahwa sarapan sederhana mereka selesai. Elena meraih tisu, menyeka bibirnya pelan, lalu menghela napas. “Aku bereskan meja dulu,” ucapnya cepat, lebih untuk menghindar dari tatapan Gerald yang tak henti mengawalnya. Ia bangkit, mengumpulkan piring dan gelas, berusaha fokus pada rutinitas kecil itu.Gerald menegakkan tubuh, memperhatikan istrinya yang sibuk berjalan mondar-mandir dari meja ke dapur. Ada sesuatu yang memikat dari caranya bergerak—tenang, sedikit kiku

  • Pernikahan Bisnis Dua CEO   Bab 78 Masak Bersama

    Langkah kaki mereka terdengar pelan menuruni tangga. Elena berjalan lebih dulu, rambutnya yang sedikit berantakan setelah bangun tidur bergerak lembut mengikuti gerakan tubuhnya. Gerald mengikuti di belakang, dengan ekspresi tenang tapi dalam hatinya ia tidak berhenti tersenyum. Setiap gerak Elena, sekecil apa pun, terasa baru baginya—dan ia ingin mengingat semuanya.Mereka memasuki dapur. Ruangan itu luas, bergaya modern dengan dominasi putih dan kayu muda. Sinar matahari pagi masuk dari jendela besar di sisi timur, menyoroti meja marmer yang sudah rapi tanpa ada jejak kegiatan memasak semalam. Aroma segar dari kopi yang belum diseduh seakan sudah menunggu mereka.Elena mengikat rambutnya ke belakang dengan karet sederhana yang ia ambil dari laci. Ia tampak santai, mengenakan baju tidur longgar, tapi bagi Gerald, ia tampak memesona. Perempuan itu bergerak cekatan, membuka lemari pendingin, mengeluarkan beberapa bahan sarapan: telur, roti, sayuran segar, dan sedikit daging asap.Geral

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status