Share

Di Antara Dua Pria

last update Huling Na-update: 2025-02-11 16:31:41

Raynar memandang keluar saat mobil yang ditumpanginya berhenti di bahu jalan.

“Ini tempatnya, Tuan.” Sopir menoleh pada Raynar yang duduk di kursi belakang.

Pandangan Raynar masih tertuju pada tempat yang dikatakan sopirnya. 

Tadi pagi, saat Arunika meminta izin untuk pergi bekerja, dia penasaran, apa yang Arunika kerjakan sebelum wanita itu menikah dengannya? 

Karena itulah membuat Raynar berada di sini.

Raynar turun dari mobil. Dia berjalan masuk kafe untuk mencari Arunika. Saat baru saja menginjakkan kaki di dalam, pandangan pria itu langsung tertuju pada sosok Arunika yang sedang duduk dengan seorang pria.

Satu sudut alis Raynar tertarik ke atas. Tak lama kemudian, ia melihat Arunika yang terkejut saat melihatnya, bahkan istrinya itu langsung berdiri dengan cepat.

Tetapi, yang menarik perhatiannya adalah sosok pria yang bersama Arunika. Pria itu ikut berdiri menatap dirinya dan Arunika secara bergantian.

Siapa pria ini? Jika pelanggan, untuk apa Arunika duduk berdua dengannya?

Raynar melihat Arunika berjalan menghampirinya.

“Pak Ray … bagaimana bisa kamu ke sini?” tanya Arunika dengan suara pelan.

Arunika melirik ke sekeliling kafe. Dia menyadari tatapan seluruh pelanggan di sana tertuju pada mereka, bahkan Arunika mendengar jelas komentar dari beberapa pelanggan wanita di sana terhadap Raynar.

Suaminya memang tampan. Jauh lebih tampan dan gagah dibanding Nathan. Meskipun hanya menggunakan kemeja putih polos yang dimasukkan rapi ke dalam celana panjang berwarna coklat, dan lengan kemeja yang digulung sampai siku penampilan Raynar tetap menarik perhatian seluruh orang di kafe itu.

Jadi, Arunika mengerti beberapa pelanggan wanita begitu terpesona dengan Raynar.

Itu juga yang dirasakan Arunika sekarang, tetapi yang lebih menjadi masalah adalah dia belum menyiapkan diri menghadapi Raynar di lingkungan orang-orang yang mengenal dirinya.

Terlebih ada Nathan juga saat ini.

Bukannya Arunika lebih peduli pada Nathan, tetapi dia hanya khawatir kedatangan Raynar justru bisa membuat pria itu kesulitan karena berhubungan dengannya.

Aruna lantas terkesiap mengingat sesuatu dan melihat wajah Raynar yang tanpa ekspresi. Apa suaminya sempat melihat dirinya bersama Nathan lalu marah padanya?

Arunika semakin terkesiap dan matanya membola ketika Raynar tiba-tiba kembali menyelipkan helaian rambut Arunika di belakang telinganya, seperti tadi pagi.

Jantung Arunika melompat cepat. Mengapa Raynar melakukan hal itu di tempat umum? Di tempat kerjanya?!

Dan kini, darah Arunika berdesir hingga membuat tubuhnya merinding ketika Raynar tiba-tiba menyentuh tangannya dan menarik tubuh kecil Arunika ke belakang tubuh Raynar.

Pikiran Arunika langsung tidak jernih, tetapi perhatian orang-orang di kafe semua tertuju padanya. Arunika panik, ia langsung melihat pada manajer kafe yang menuntut penjelasan di balik konter, sedangkan Arunika hanya bisa menggeleng dan memohon maaf.

“Ada hubungan apa kamu dengan Arunika?”

Mendengar suara Nathan, Arunika langsung membalik diri dan berdiri di samping Raynar, menyentuh tangan Raynar dengan kedua tangan meskipun Raynar masih menggenggam tangan Arunika.

“Harusnya aku yang bertanya.” Suara dingin dan berat dari Raynar kembali membuat Arunika panik. “Apa hubunganmu dengan istriku?”

Nathan tercengang. Pandangan Nathan langsung beralih pada Arunika. “Kamu sudah menikah?”

“Ya.” Raynar yang kembali menjawab. “Jadi, jika kamu pintar, kamu tahu apa yang harus kamu lakukan.”

Selama beberapa saat Raynar dan Nathan hanya saling pandang dan Arunika berada di tengah-tengah antara keduanya.

Lalu, tanpa menunggu tanggapan Nathan, Raynar mengajak Arunika untuk pergi dari sana setelah sebelumnya menyuruh Arunika untuk melepas apron kafe yang Arunika kenakan. Arunika sekali lagi meminta maaf pada manajer kafe, untungnya si manajer kafe mengizinkan.

Si manajer menatap kepergian Arunika dan suaminya. Melihat penampilan dan aura dari suami Arunika, si manajer tahu pria itu bukan pria sembarangan. Jadi, ketika Arunika meminta izin untuk pergi, lebih baik ia izinkan daripada kafenya jadi terancam.

Di dalam mobil, Arunika hanya menunduk menatap kedua tangannya yang saling bertaut. Tidak berani menatap Raynar, perasaannya tidak karuan.

“Kita akan pergi menemui keluarga besarku untuk makan siang.”

Arunika langsung mengangkat pandangan untuk menatap Raynar, tetapi tidak lama Arunika kembali menundukkan kepalanya lagi karena terkejut Raynar ternyata juga sedang menatapnya.

Melihat Arunika yang seperti itu membuat senyum tipis terangkat di bibir Raynar.

“Apa tidak masalah kalau aku berpakaian seperti ini?” tanya Arunika kemudian seraya memandang penampilannya.

Arunika tidak tahu apakah acara makan siang ini formal atau tidak. Dia hanya tak ingin dianggap tak sopan jika memakai pakaian biasa seperti sekarang.

Raynar masih menatap Arunika yang menunduk, lalu membalas, “Kamu istriku. Tidak akan ada yang berani mempermasalahkannya.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Viva Oke
hemmm, es balok yang dingin sedikit mencair nih
goodnovel comment avatar
wardah
g nyangka klo ray lngsung mengakui aruni didepan umum aku kira mau di sembunyikan status nya
goodnovel comment avatar
Deshe
semoga baik2 aja hubungan mrk setelah bertemu nathan
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Bonus Chapter 6~Happy Ending

    Dara dan Nenek Galuh datang bersama Miranda ke rumah sakit begitu mendengar kabar Arunika melahirkan. Tak hanya mereka, Erik dan yang lain juga datang karena tak menyangka Arunika melahirkan lebih awal dari hari perkiraan lahir. “Bagaimana kondisimu?” tanya Dara begitu melihat Arunika masih terbaring lemas di ranjang. “Baik, Ma. Lahirannya normal dan bayinya sehat semua,” ucap Arunika dengan rasa haru. “Kamu pasti capek sekali melahirkan dua sekaligus,” ucap Dara lalu mencium kening Arunika penuh kasih sayang. “Sekarang di mana bayinya?” tanya Erik ingin melihat bayi kembar atasannya. “Masih di ruang bayi, diinkubator karena berat badan mereka dibawah standar,” jawab Raynar. Mereka mengangguk-angguk, lalu perhatian mereka tertuju pada Arunika yang berjuang mati-matian melahirkan bayi kembar secara normal. “Kapan kalian nyusul?” tanya Arunika sambil menatap Winnie dan Briella bergantian. “Tommy masih ingin childfree, katanya ingin puas-puas bebas hanya berdua. Kalau dia siap, ak

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Bonus Chapter 5

    Beberapa bulan berlalu. Usia kandungan Arunika sudah memasuki usia tujuh bulan dan terlihat sangat besar karena dia hamil anak kembar.Raynar sudah tak mengalami morning sickness, sehingga Raynar bisa menjalani harinya dengan baik.“Aku besok akan mengajukan cuti kuliah karena aku sudah tak sanggup pulang pergi ke kampus dalam kondisi hamil sebesar ini,” ucap Arunika ketika malam itu bersama Raynar di kamar setelah makan malam dengan Raynar.Raynar duduk di samping Arunika lalu mengusap lembut perut Arunika.“Besok aku temani,” ucap Raynar, “memang lebih baik cuti daripada kamu kelelahan dan mengganggu kesehatanmu. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu dan calon bayi kita.”Arunika mengangguk-angguk. Saat Raynar baru saja selesai bicara, ada gerakan di dalam yang membuat Raynar terkejut karena sedang mengusap perut Arunika.“Mereka gerak?” tanya Raynar dengan ekspresi yang tak bisa dideskripsikan. Bahagia, haru, dan terkejut bercampur jadi satu karena sebelumnya bayi mereka tak pernah

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Bonus Chapter 4

    Setelah memberi kabar bahagia itu pada Nenek Galuh dan Dara, Arunika sekarang sudah berada di rumah bersama Raynar.Raynar berbaring berbantal paha Arunika, menghadap ke perut sambil mengusap perut istrinya itu.“Kali ini aku akan menjaga mereka dengan sangat baik. Mereka harus tumbuh dengan sehat sampai lahir, begitu juga denganmu,” ucap Raynar lalu mengangkat pandangan untuk menatap istrinya.Arunika memulas senyum. Dia menunduk untuk bisa menatap suaminya sambil mengusap rambut Raynar.“Aku sehat dan baik-baik saja, tapi aku mencemaskanmu. Kamu yang mengalami morning sickness, apa kamu yakin bisa menghadapi ini? Bagaimana dengan pekerjaanmu nantinya? Pasti akan mengganggumu?” tanya Arunika menatap cemas.“Tidak apa, lagi pula itu terjadi saat pagi atau malam. Aku pasti bisa menghadapinya,” balas Raynar lalu bangun dari posisi berbaring dan duduk menatap Arunika.Raynar mengulurkan tangan, lalu mengusap kepala Arunika dengan lembut dan penuh cinta.“Apa pun yang terjadi, asal kamu d

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Bonus Chapter 3

    Arunika mengajak Raynar ke rumah sakit untuk berobat. Anehnya saat sampai di rumah sakit, kondisi Raynar baik-baik saja. “Sepertinya aku tidak jadi sakit,” ucap Raynar. Arunika seketika melotot mendengar ucapan suaminya. “Bagaimana bisa kamu bilang tidak sakit? Sejak semalam sampai pagi ini kamu muntah, masih saja mengelak,” amuk Arunika saat mereka menunggu dokter pribadi Raynar praktek. Raynar memilih menutup bibir daripada salah bicara. Dia diam menunggu sampai akhirnya perawat meminta Raynar masuk ruang pemeriksaan. “Kenapa Anda tidak meminta saya datang ke rumah saja?” tanya dokter itu. “Saya lihat Anda ada jadwal praktek di sini, jadi kami langsung ke sini saja,” jawab Arunika. Dokter itu tersenyum mengangguk-angguk. “Jadi, ada keluhan apa?” tanya dokter. “Suami saya muntah dari semalam, bahkan tadi juga muntah lagi. Tapi begitu sampai di sini, dia malah bilang kalau baik-baik saja, siapa yang percaya, coba?” Arunika yang terus bicara sampai membuat Raynar hanya diam sep

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Bonus Chapter 2

    Arunika mengerutkan kening mendengar suara lantang Clara dari seberang panggilan.“Kenapa, sih? Suaramu seperti sedang menolak mentah-mentah tawaran musuhmu?” tanya Arunika keheranan.“Bukan, bukan begitu maksudku. Aku hanya tidak mau merepotkanmu, lagian ada Papa yang akan jemput lalu kami mau kumpul dulu.”“Oh … ya bilang saja, nolaknya sampai segitunya, aku berasa patah hati.”Arunika mendengar suara tawa dari seberang panggilan, lalu Clara kembali bicara.“Ya sudah, aku mau mengabarimu itu saja. Besok aku harus siap-siap agar bisa pulang tepat waktu. Sampai ketemu di sana, aku tidak sabar bertemu denganmu.”Arunika tersenyum dan membalas, “Aku juga, aku bahkan punya hadiah untukmu.”“Senangnya, tunggu aku pulang.”Arunika menatap layar ponselnya setelah panggilan itu berakhir. Dia tersenyum penuh kelegaan karena akhirnya Clara akan pulang dan bisa menghabiskan liburan bersama Clara.**Saat malam hari. Raynar baru saja selesai mandi dan membuka laci samping nakas untuk mengambil s

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin   Bonus Chapter 1

    Satu tahun berlalu dengan cepat Arunika menjalani pendidikan lanjutannya dengan baik. Dua tahun lagi dia selesai, sehingga Arunika harus bekerja lebih giat untuk belajar.“Aru.”Arunika menghentikan langkah saat mendengar suara Gio memanggil. Dia membalikkan badan dan melihat Gio berjalan menghampirinya.“Ada apa, Kak?” tanya Arunika saat Gio sampai di hadapannya.“Apa kamu masih ada kelas?” tanya Gio.“Sudah tidak ada,” jawab Arunika sambil menggeleng, “lho, bukannya Kak Gio sudah tidak ada kelas, kan mau persiapan wisuda.”Gio mengangguk, lalu membalas, “Karena itu aku menemuimu, ada yang mau kumintai tolong.”Kening Arunika berkerut halus.“Minta tolong apa?” tanya Arunika memastikan.“Bantu aku milih hadiah,” pinta Gio.“Hadiah? Buat siapa? Teman yang juga wisuda minggu depan?” tanya Arunika memastikan.Gio tersenyum malu-malu lalu membalas, “Bukan, tapi untuk orang yang spesial. Dia bilang mau datang ke wisudaku, jadi aku mau memberinya hadiah juga.”Arunika membentuk huruf O den

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status