Malam pesta perayaan ulang tahun pernikahan Hendry dan Laras pun tiba. Arunika berdandan sangat cantik berbalut gaun yang sedikit tertutup dan longgar di bagian perut agar tidak menekan janinnya.“Apa gaunnya pas?” tanya Raynar saat menghampiri Arunika yang sedang bercermin.“Pas,” jawab Arunika sambil membalikkan badan untuk menatap suaminya.“Ingat pesanku. Jangan jauh-jauh dariku dan jangan minum alkohol. Ingat, kamu sedang hamil,” ucap Raynar mengingatkan lagi.“Iya, kamu tenang saja,” balas Arunika.Raynar menggandeng tangan Arunika, lalu mengajaknya berangkat ke pesta perayaan sang paman.Di rumah Andre, pria itu dan Briella sudah siap pergi ke pesta Hendry. Briella satu mobil dengan Andre, dia duduk dengan tenang di samping sang papa.“Ingat, buat Raynar agar terus terfokus padamu.”Briella diam mendengar ucapan Andre, dia hanya menganggukkan kepala.“Tugasmu hanya membuat Raynar jatuh cinta padamu. Semua sudah disiapkan, kamu tinggal masuk ke kehidupannya saja.”Briella hanya
Raynar kembali ke kamar. Dia melihat Arunika yang berbaring memunggungi pintu.Raynar mendekat, lalu naik ke ranjang kemudian memeluk istrinya dari belakang.“Kamu tidak lapar? Bagaimana kalau makan di luar?” tanya Raynar menawari.“Aku sedang tidak berselera,” jawab Arunika.Raynar menarik pelan lengan Arunika agar menghadap ke arahnya. Dia menatap sang istri yang berwajah sendu.“Jangan seperti ini, Aru. Aku mencemaskan kondisimu,” ucap Raynar seraya menatap lekat wajah Arunika.Arunika diam melihat Raynar yang seperti marah tetapi juga sedih.“Aku hanya sedang malas melakukan apa pun,” ucap Arunika pada akhirnya.Raynar bangun dari posisi berbaring, lalu meminta Arunika bangun.“Bagaimana kalau makan di luar sambil menikmati suasana baru. Kamu mau makan apa? Aku akan menuruti apa pun yang kamu mau,” ajak Raynar agar Arunika tidak murung lagi.Arunika menatap Raynar yang antusias mengajaknya. Dia tak bisa menolak, akhirnya mengangguk lalu segera pergi ke kamar ganti untuk mengganti
“Kamu masih marah?” tanya Raynar saat dia dan Arunika sudah sampai di rumah.Sepanjang perjalanan tadi, Arunika hanya diam. Raynar sendiri tidak berani bertanya karena takut menyinggung Arunika.Raynar menatap Arunika yang masih tak menjawab, bahkan istrinya mengabaikan dengan sibuk melepas sepatu.Tak ingin tinggal diam dan membiarkan masalah mereka berlarut-larut, Raynar menghampiri Arunika lalu memeluknya dengan cepat dari belakang.“Jangan terus diam begini, Aru,” ucap Raynar.Arunika menghela napas kasar. “Sikapmu yang berubah-ubah begini, membuatku benar-benar bingung,” ucap Raynar lagi.“Tidak ada yang berubah-ubah,” balas Arunika, “aku hanya sedang kesal,” imbuhnya.Raynar mengurai pelukan, lalu membalikkan tubuh Arunika agar menghadap ke arahnya. Dia menatap dalam pada sang istri yang tak mau memandangnya.“Kamu masih kesal karena permasalahan siang tadi? Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya cemas kalau--” “Aku bisa mengukur kesehatanku sendiri, dan juga aku kesal bukan h
Raynar mengantar Briella sampai ke depan agar orang suruhan Andre melihat kalau sekarang Briella dan Raynar sudah kembali dekat.“Baiklah, aku pergi dulu,” ucap Briella, “aku pasti akan melaporkan apa pun yang aku ketahui, tapi ingat janjimu,” ucap Briella sambil tersenyum untuk menyamarkan gerakan bibirnya seperti biasa.Raynar hanya mengangguk kecil.Briella menoleh pada Erik, dia tersenyum pada pria itu, lalu berjalan ke mobil yang ada di area parkir perusahaan.Begitu Briella sudah pergi, Raynar dan Erik kembali masuk lalu mereka naik ke lantai atas.Raynar memijat keningnya. Sang paman sepertinya takkan melepasnya begitu saja, meskipun Raynar tak mengusiknya sama sekali.Raynar dan Erik sudah sampai di lantai ruangan Raynar berada, saat mereka masuk ke ruangan Raynar, mereka terkejut melihat Arunika sudah ada di sana.Erik langsung mengundurkan diri karena tak ingin mengganggu Arunika dan Raynar.“Kapan kamu datang?” tanya Raynar sambil menghampiri Arunika.“Baru saja,” jawab Aru
Briella datang atas permintaan Raynar. Orang suruhan Andre tidak berani masuk ke perusahaan, karena itu Briella aman untuk menyampaikan tawaran yang pernah dikatakannya pada Raynar.“Pak Raynar sudah menunggu di dalam,” ucap Erik sambil membuka pintu untuk Briella.Briella ingin melangkah masuk, tetapi urung dan kembali menatap pada Erik.“Kamu ikut masuk?” tanya Briella memastikan.“Tentu,” jawab Erik.Briella mengangguk lalu melangkah masuk bersama Erik yang mengikuti di belakangnya.Raynar baru saja menutup berkas di meja saat Briella dan Erik datang. Ekspresi wajahnya datar seperti biasa, dia berjalan ke arah sofa diikuti Erik dan Briella.“Apa yang mau kamu katakan, katakan saja sekarang, di sini aman,” ucap Raynar to the point karena Briella bertele-tele.Briella terlihat tenang, lalu mulai menjelaskan.“Aku mengajukan penawaran karena aku butuh bantuanmu,” ucap Briella.Raynar menaikkan satu sudut alis.“Kamu mengenalku, aku tidak akan sekejam itu merusak rumah tangga orang lai
Keesokan harinya. Arunika tetap melayani Raynar seperti biasa, hanya saja dia lebih banyak diam.“Jika tidak sehat, lebih baik tidak ke kantor,” ucap Raynar karena Arunika masih diam sejak pagi.“Aku baik-baik saja,” balas Arunika tanpa menatap pada Raynar, dia sibuk mengikat dasi Raynar.Raynar memerhatikan sikap Arunika yang sangat berbeda, dia sangat yakin jika memang ada masalah.“Kamu marah padaku?” tanya Raynar kembali memastikan.Arunika tak menjawab. Dia memilih segera menyelesaikan mengikat dasi, lalu berjalan keluar dari ruang ganti.Raynar mengejar Arunika, lalu segera memeluk istrinya dari belakang.“Kalau aku salah, katakan, Aru. Jangan diam begini,” ucap Raynar sambil memeluk Arunika.Arunika menghela napas kasar. Dia malas membahas foto-foto yang didapatnya karena pasti akan memicu perdebatan di pagi hari.“Aku baik-baik saja,” jawab Arunika sambil melepas kedua tangan Raynar yang memeluknya, “kita sudah terlambat, ayo pergi,” ajak Arunika kemudian tanpa menatap ekspres