Share

Bab 209

Author: Vannisa
Alkohol mulai bekerja perlahan. Easton yang akhirnya meluapkan semua emosi terpendam itu langsung tertidur. Ruangan VIP itu berantakan, lantai penuh pecahan botol minuman. Botol-botol kosong tergeletak di mana-mana.

Landon menyuruh orang pergi ke apotek membeli obat pereda alkohol, lalu memaksa membuka mulut Easton dan menuangkannya. Setelah itu, dia masih belum tenang dan memeriksa indikator dasar tubuh Easton.

Tiga orang itu menatap pria yang terbaring di sofa dengan wajah tak berdaya. Kemudian, mereka mulai saling melempar tanggung jawab.

Alvian berdiri duluan, pura-pura terlihat sangat terburu-buru. Dia melirik jam di pergelangan tangan. "Sudah malam. Pacarku masih kecil, manja. Aku harus pulang untuk menemani dia. Jadi ... kalian antar dia pulang ya."

Landon tiba-tiba menoleh, tak kuasa menaikkan volume suara. "Kamu punya pacar? Kapan? Kenapa aku sama sekali nggak tahu apa pun soal kalian?"

Lucano menepuk bahunya, menenangkannya dengan sabar, "Bagaimanapun juga, dia pria. Punya ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 266

    Ekspresi Maggie langsung berubah. Sebuah emosi kompleks meliputi hatinya dan sulit diusir."Jangan terlalu mengkhawatirkan sesuatu, pelan-pelan saja pulihkan tubuhmu." Romi mendorong dua lembar resep dengan tulisan rapi ke hadapan Maggie, lalu berkata dengan makna mendalam, "Ada seseorang yang bahkan lebih memperhatikan kesehatanmu daripada dirimu sendiri."Maggie menangkap maksud tersiratnya. Dia perlahan menunduk, menekan dua lembar kertas yang tintanya belum kering itu."Baiklah. Penyakit juga sudah diperiksa, aku nggak akan memaksa kalian makan di sini." Romi melambaikan tangan. "Resepnya serahkan ke Sarah yang berada di bawah. Dia akan membantu kalian meracik obatnya."Easton mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada kakek itu dengan sungguh-sungguh."Sudahlah. Demi memintaku kembali ke ibu kota, kamu sudah menghabiskan banyak tenaga dan usaha. Aku nggak akan melupakan semua itu." Romi tampaknya benar-benar lelah. Setelah menyesap sedikit teh panas, dia melangkah ke kursi rot

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 265

    "Ada masalah serius?" Easton segera menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Romy jarang sekali menunjukkan raut sesulit itu. Dia sangat terkenal di Kota Jostam, ahli dalam pengobatan tubuh, akupunktur, dan pemeriksaan nadi.Biasanya jika ada pasien datang, dia akan mengamati wajah dan lapisan lidahnya lebih dulu, lalu memeriksa nadi dan meresepkan obat. Dia tidak pernah terlihat segelisah hari ini."Nadinya bukan hanya tipis dan dalam," ujar Romy perlahan, "Aku bahkan meraba adanya nadi tajam. Biasanya hanya muncul pada seseorang yang baru saja mengalami trauma besar, seperti kehilangan orang terdekat.""Nadinya tipis dan tegang, seperti menyentuh ujung pisau. Pada posisi nadi kanan bagian atas juga tampak gelombang kesedihan yang sangat dalam. Itu berarti, di lubuk hatinya menyimpan rasa sakit, duka, dan kesedihan yang tidak bisa tersalurkan."Romy meletakkan kuasnya, menatap Maggie dengan penuh makna. "Penyakitmu ... bukan sesuatu yang bisa kuobati."Ucapan seperti itu keluar dari se

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 264

    Easton mengetuk pintu. Dari dalam terdengar suara lantang dan penuh tenaga, "Masuk saja."Meski tidak ingin, Maggie tidak punya kekuatan untuk menolak. Easton menggenggam pergelangan tangannya dan mendorong pintu masuk.Begitu melangkah masuk, pemandangan ruangan itu langsung menarik perhatian. Alih-alih sebuah ruang kerja, tempat itu lebih mirip ruang praktik pengobatan. Rak besar memenuhi dinding, penuh dengan buku-buku klasik tentang ilmu pengobatan tradisional. Dindingnya ditempeli diagram titik akupunktur, dan di atas meja terdapat banyak lembar resep yang sudah ditulis.Sebuah jendela besar dari lantai hingga langit-langit menghadap langsung ke pintu utama rumah.Pria tua itu berambut putih seluruhnya, tetapi tampak bersemangat. Pendengarannya tajam dan penglihatannya jernih. Dia menatap Easton dengan wajah sebal."Kalau bukan karena kamu memaksa aku pulang, aku nggak akan sibuk seperti ini. Entah bocor dari mana, semua orang datang bawa hadiah, minta diperiksa nadi, minta obat .

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 263

    Maggie terpaku di tempat. Dia membuka mulut tetapi tidak mampu mengeluarkan suara apa pun.Easton menyadari emosinya barusan lepas kendali. Dia menarik napas panjang. Air hujan mengalir dari bahunya dan membasahi pakaiannya. Payung di tangannya condong ke arah Maggie.Easton memayunginya dan keduanya berjalan di bawah hujan deras itu. Di dalam halaman rumah tua itu tumbuh berbagai jenis tanaman obat, sehingga mengeluarkan aroma herbal yang lembut dan menenangkan.Di bawah atap rumah terdapat sebuah keranjang besar berisi obat-obatan kering yang sebagian sudah terkena hujan. Easton menutup payung dan meletakkannya bersandar ke dinding, ujung payung masih meneteskan air.Maggie ragu beberapa detik, lalu menghampiri keranjang itu. Dia memisahkan bagian yang basah, kemudian mengangkat keranjang itu ke sisi dinding yang lebih terlindung agar sisa obat kering tidak ikut basah.Easton berdiri di bawah atap dengan satu tangan yang dimasukkan ke saku. Dia memperhatikan gerak-gerik Maggie dengan

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 262

    Apakah itu tabib ahli kandungan yang pernah disebut Hana saat tahun baru?Akan tetapi, kalau tidak bisa punya anak, kenapa semuanya malah dianggap sebagai kesalahannya?"Kamu nurut dan kerja sama, ya." Easton menghela napas, lalu kembali mengulurkan tangan hendak menyentuh ujung jarinya.Namun dalam sekejap, Maggie tersentak mundur. Kata-kata Easton membuatnya mual. Jika dia menurut, apakah itu berarti dia harus memenuhi harapan para tetua Keluarga Devantara? Melahirkan anak, memberikan penerus untuk Keluarga Devantara?[ Aku kerja sama? Dari kita berdua, sebenarnya siapa yang punya masalah? Yang seharusnya diperiksa bukan aku. ]Maggie menatapnya dengan keras kepala sambil berbahasa isyarat.Ekspresi Easton berubah. Tatapannya perlahan berubah dari bingung, menjadi semakin jelas, gelap, dan tidak mudah ditebak. Dia tertawa sinis. Dia paham apa maksud Maggie."Maggie, kesabaranku nggak banyak untuk terus menahan diri." Easton menatapnya dingin. Dia tidak mengerti kenapa Maggie masih ti

  • Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir   Bab 261

    [ Kamu mungkin salah orang. ]Maggie memberi isyarat dengan bahasa isyarat. Wajahnya tampak tenang, tetapi hatinya mulai gelisah.Manajer Jilly adalah orang lama di dunia hiburan, sudah terlatih memiliki hati sekeras baja. Namun saat melihat gadis lembut dan tenang di depannya menggunakan bahasa isyarat, dia tetap merasa sedikit menyayangkannya. Wajahnya secantik itu, tapi ternyata bisu ....Ekspresinya rumit, tetapi hanya sesaat. Dia segera menyembunyikan perasaannya dan mengganti dengan senyuman profesional yang sopan. "Mungkin benar aku salah orang. Kamu cantik sekali, nggak kalah dari artis mana pun yang pernah kutemui. Mungkin memang muka wanita cantik sering mirip."Jilly menjawab dengan kurang rela, tetapi tetap menurut dan mengikuti manajernya masuk ke dalam mobil.Maggie berdiri di tempat dengan angin yang berembus menyibak rambutnya. Dia melihat mobil itu perlahan menghilang di tikungan. Wajahnya yang manis dan menggoda perlahan menanggalkan topeng sempurna itu, bibirnya tera

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status