Tatapan Zayden seakan menembus hingga ke bagian dalam mata Aulya. Jadi sedikitnya gadis ini merasa takut sekalian bersalah yang diselimuti rasa sakit patah hati.Zayden mendesah setelah menatap tajam dan kaku. โCuma demi Alvan, laki-laki yang tidak sengaja kamu nikahi, akhirnya kamu meninggalkan saya.โโMaaf ....โ Suara Aulya sangat kecil hingga hampir tidak terdengar.Suasana tiba-tiba hening karena Zayden hanya memandangi Aulya yang menunduk. โDi mana cinta kamu yang dulu? Yang cuma buat saya?โAulya sedang menahan air matanya karena hatinya selalu berdebar untuk Zayden. Cinta yang dulu masih sama hingga hari ini.โDi mana Venus?โ Ini adalah pertanyaan terakhir Zayden hingga akhirnya melepaskan pergelangan tangan Aulya kemudian pergi.Aulya hanya menunduk sendu saat menahan air mata yang selalu ingin membobol tanggulnya hingga tubuhnya gemetaran.Kaki Aulya yang tidak sekuat biasanya kini hampir roboh, tetapi sebelum tubuhnya ambruk, Alvan berhasil menahan punggungnya dengan lembut
Heru adalah orang pertama yang menjadi tempat Niana mengadu, kemudian pria ini menyampaikan hasil pertemuan istrinya dengan ibunya Zayden pada Ibrahim dan Aisyah diiringi banyak permintaan maaf.โKami tidak bisa menyampaikan hal ini pada Nak Alvan,โ tambah Heru dengan sedikit desahan penyesalan karena ternyata orangtuanya Zayden tidak menerima perpisahan anak mereka.Sejenak, suasana hening. Lalu Ibrahim berkata, โSebenarnya saya terpukul mendengar hal ini. Apalagi ibunya Al.โNiana yang menyahut bersama penyesalan yang sama dengan suaminya. โKami mengerti ....โโSaya akan menyampaikan hal ini pada Alvan ....โ Ibrahim tetap menyahut dengan bijak dan pembawaan tenang walaupun hatinya tidak nyaman dan hancur mendengar putranya dihina.Maka, Ibrahim berbicara empat mata dengan putranya di ruangan terpisah dari semua anggota keluarga. Pria ini menceritakan dengan detail dan langsung ke inti masalah.โAl mengerti Abi. Al akan menemui keluarga Zayden untuk meminta maaf.โJawaban Alvan sudah
Alvan berusaha mendoberak pintu dari luar hingga suara bising itu membuat Aulya cemas, tetapi juga ingin terbebas dari Zayden karena keberadaan mereka di sini akan menjadi fitnah.Saat Alvan berhasil mendoberak pintu, Zayden sudah berdiri di depan Aulya, bertujuan menghadang. โMau apa?โ Suaranya sangat dingin bersama dengusan.Alvan juga mendengus. โSaya mau memastikan Aulya di sini atau tidak!โโYa, Venus di sini. Kita sedang berdua. Jadi jangan mengganggu!โ Zayden menyeringai.Alvan semakin mendengus berang pada Zayden. Lalu menatap ke arah Aulya dengan lembut. โAyo pulang ....โAulya segera mengangguk seiring dengan langkah kaki, tetapi Zayden menahan pergelangan tangannya.Alvan kembali berkata, kali ini dengan tegas kepada Zayden, โLepaskan Aul. Aul istri saya!โPun, Zayden berkata tegas dengan dengusan. โVenus tunangan saya!โAlvan tidak meladeni Zayden. โAul, ayo pulang. Umi sama abi menunggu di rumah ....โโIya, Al,โ jawab Aulya dengan anggukan patuh sebagaimana seorang istri,
Seketika, kedua mata Aulya membalalak. Bibirnya sedikit gemetar. โMama ....โโIya, Mama dan Papa lebih merestui hubungan kamu sama Zayden,โ ulang Niana dengan tatapan tidak main-main.Aulya menangkup mulutnya yang menganga. Lalu, selama beberapa saat gadis ini kesulitan berbicara karena pernyataan ibunya sangat mengejutkan. โKe-kenapa, Ma?โNiana mendesah kecil. โAlvan memang tidak buruk untuk dipilih, tapi Alvan adalah orang baru yang entah bagaimana sifat aslinya. Sedangkan Zayden adalah laki-laki yang sudah tidak asing untuk Mama dan Papa. Zayden adalah putra rekan kerja Papa, kami sudah mengenalnya sejak dulu, lalu kami juga yakin jika cinta Zayden lebih besar dari Alvan karena selama ini yang memperjuangkan kamu itu, Zayden. Bukan Alvan!โHingga detik ini Aulya tidak bisa berkata-kata. Lidahnya kelu, telapak tangannya juga ikut gemetar.Niana melanjutkan seiring menggenggam tangan putrinya. Suaranya sangat lembut diiringi senyuman senada, โTapi bukan berarti Mama dan Papa tidak m
Hari ini Aulya kembali ditinggalkan oleh orangtuanya. Niana berpesan sebelum pergi agar dirinya dan Alvan segera meminta maaf pada orangtua Zayden.Aulya segera menyampaikan pesan ibunya pada Alvan sekalian mengeluh, โSaya juga harus minta maaf, tapi rasanya sangat canggung ....โAlvan mendengarkan keluhan istrinya, tetapi tidak ditanggapi. โKapan kita akan pergi? Saya tidak ingin masalah ini dibiarkan berlarut-larut seperti hubungan kamu dan Zayden yang seolah belum selesai!โ celetuknya.โAl ... jangan menuduh, saya sudah bilang sama Zayden kalau hubungan kita sudah berakhir,โ rengek Aulya, tetapi tidak membuat Alvan menanggapinya.โKalau bisa, secepatnya kita temui orangtua Zayden.โ Alvan segera meraih tas yang berisi beberapa keperluan kampus.Aulya masih mengeluh sekalian merengek, โSekarang kamu sangat dingin.โAlvan melirik datar ke arah Aulya, tetapi suaranya tetap lembut. โKarena kamu selalu mematahkan kepercayaan saya!โโPadahal cuma salah paham.โ Aulya meraih tasnya dengan m
Aulya dan Alvan kembali ke rumah sore hari karena tugas membuat mereka menghabiskan banyak waktu di luar.Hari ini kegiatan kuliah sangat lancar walaupun mungkin masih terdapat bisikan-bisikan pedas, tetapi karena Alvan dan Aulya lebih banyak berkegiatan di luar kampus jadi sementara ini telinga mereka cukup dingin.Namun, hari ini juga Aulya tidak melihat Zayden hingga membuatnya khawatir. Dia bergumam di depan wastapel, โSaya lebih tenang walaupun Zayden mengacau, tapi setidaknya saya tahu dia baik-baik saja. Tapi hari ini Zayden kemana. Dia kuliah, kan?โSaat Aulya keluar dari kamar mandi, Alvan berkata, โUmi bilang, tadi Mama kamu telepon.โโHeuh, mau apa Mama telepon?โโMau bicara sama kamu, tapi nomor kamu tidak aktif.โAulya segera merogoh handphone dalam tasnya. Dia mendesah, โHabis batrai!โ Daya baterai segera diisi. Ternyata Aulya mendapatkan panggilan tidak terjawab dari ibunya sekalian chat dari ibunya Zayden.[Zayden kecelakaan!]Segera, Aulya menangkup mulutnya yang meng
Suasana hening cukup lama hingga akhirnya Alvan berbicara. โMau pulang sekarang atau nanti?โAulya tidak lantas menjawab, dia hanya memperhatikan raut wajah Alvan yang terlihat tenang, tapi dia tahu ada sesuatu yang mendidih dan berisik di hati suaminya karena hal ini.Dengan perasaan malu Aulya menjawab, โPulang saja ....โAlvan segera beringsut dari duduknya. โSudah pamitan sama mamanya Zayden?โAulya menggeleng. โDari tadi mamanya Zayden seperti menganggap saya tidak ada. Jadi mendingan tidak usah pamitan.โ Nada suara sendu terdengar sangat jelas karena Aulya tidak bisa menyembunyikannya.Alvan kembali menggenggam tangan Aulya, seperti biasa yang dilakukannya. Namun, barusaja beberapa langkah meninggalkan lorong ruang rawat, ibunya Zayden memanggil Aulya dan meminta gadis itu menemui Zayden.Tentu saja perasaan Aulya saat ini campur aduk. Dia senang karena akhirnya diundang masuk untuk menjenguk Zayden, jadi secara tidak langsung ibunya Zayden mengakui keberadaannya di sini. Dia ju
Alvan meminta sopir untuk pulang dan menyampaikan kabar jika dirinya dan Aulya akan tidur di hotel sekalian berlibur. Hal ini dilakukan supaya Aisyah dan Ibrahim tidak terluka karena menantu mereka menangisi Zayden.Di dalam kamar, Aulya sangat canggung. โAl, pasti kamu bosan mendengar permintaan maaf saya. Tapi saya tahu saya salah, jadi saya harus minta maaf ....โAlvan bersuara tenang. โSudah, jangan dibahas. Basuh wajah kamu biar sembabnya berkurang. Saya akan pesan pakaian buat besok.โAulya tidak mengatakan apapun lagi. Gadis ini mencuci wajahnya di kamar mandi seiring berkaca. โSaya memang istri yang buruk. Saya menangisi Zayden, mantan yang seharusnya tidak diperlakukan spesial karena harusnya cuma Alvan yang diperlakukan spesial.โAlvan terluka, tetapi selalu berusaha mengobati dengan beristigfar dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhannya.Pakaian yang dipesan Alvan tiba sesuai keinginan. Satu buah gamis lengkap dengan hijab, lalu satu stel pakaian santai untuknya. โTerimak
Zayden dan Alvan bertemu di lapangan basket. Keduanya saling memandang dengan sengit. โSaya yang akan menang!โ ucap Zayden dengan memasang wajah angkuh.Alvan menyahut datar, tetapi tatapannya penuh ambisi dan keyakinan. โMungkin saya masih bisa mengalah dalam permainan, tapi kalau tentang pernikahan, saya akan memperjuangkan Aul sampai akhir!โTatapan Zayden semakin mengiris, tetapi suaranya tenang. โPerjuangkan saja Aulya sampai kamu menyerah karena Aulya tetap Venus, punya saya.โ Seringainya berkibar.Penat, itu yang dirasakan Alvan. Maka, dia memulai permainan tunggal ini. Pertandingan satu lawan satu hanya dirinya dan Zayden.Kedua lelaki yang memperebutkan skor adalah idol kampus, jadi dengan cepat mengundang penonton kaum hawa maupun kaum adam, begitupun dengan Aulya.โAl!โ cemas mengambang di hati dan pikiran Aulya. โAl, kenapa harus main basket, kenapa juga harus lawan Zayden. Gimana kondisi kamu ..., saya takut Zayden menyerang kelemahan kamu ....โโMataโ itu adalah kelemaha
Hari berikutnya tiba, maka hari ini Aulya mendapatkan telepon dari Niana. Nada suaranya menekan. โSayang, kamu ini bagaimana. Mama sama Papa sudah bilang, jangan lupa misi kamu di sana, tapi kenapa sekarang Abinya Alvan jadi tahu dan mengundang kami datang!โโJangan salahkan Venus ...,โ rengeknya.โMama bukan menyalahkan kamu. Tapi sekarang masalah ini jadi melebar. Mama sama Papa tidak ingin masalah ini berkepanjangan.โโYang namanya perceraian pasti melibatkan orangtua kan, jadi wajar dong, Ma. Tapi ....โ Aulya ragu mengatakan keputusannya.Namun, Niana tidak peduli pada kata setelah โTapi.โ Dia hanya peduli pada perceraian Aulya dan Alvan. โIya, tapi rencana Mama sama Papa jadi berantakan karena orangtua Alvan tahu lebih awal. Tadinya kami akan datang dan langsung menyelesaikan perceraian. Bukan bicara panjang lebar untuk mempertahankan pernikahan.โSuara Aulya diliputi kekhawatiran, tetapi juga bahagia karena keputusanya mempertahan pernikahan mendapat dukungan dari mertua serta s
Hari ini berbeda dari biasanya karena terjadi pertemuan penting antara Ibrahim dan Aisyah bersama Alvan dan Aulya.Suara Ibrahim menjadi yang pertama mengisi ruangan dan terdengar menggema di telinga Alvan dan Aulya. โKenapa kalian baru pulang?โAlvan menatap ayahnya saat menjawab walaupun sebelumnya wajahnya sedikit menunduk, โKami minta maaf, Abi. Kemarin kita pergi mendadak dan mendadak tidak pulang. Kemarin kami menginap.โโKenapa harus menginap?โLagi, atmosfer ruangan terasa sangat aneh, dingin. Walaupun saat ini Alvan dan Aulya belum mengetahui maksud Ibrahim mengundang mereka ke ruangan ini. Apa karena kemarin mereka tidak pulang? Tapi harusnya ini sudah bukan hal baru.Lagi, Alvan yang menjawab, โKalau pulang mungkin akan terlalu malam.โโTerlalu malam atau kalian sengaja menghindari kami, orangtua kalian!โ Volume suara Ibrahim bertambah, termasuk ketegasannya hingga membuat Alvan dan Aulya yakin jika saat ini terdapat sesuatu yang belum mereka ketahui.Alvan menyahut santun
โZayden, kita harus bicara!โ ucap tegas Aulya tanpa senyuman, justru raut wajahnya sangat dingin.Zayden menyahut dengan suara lembut disertai senyuman hangat, โBicara apa?โโTentang perceraian saya sama Al!โ Amarah dilukis Aulya dalam wajah cantiknya, tetapi sikap Zayden tidak berubah.โSaya siap mendengarkan.โ Senyuman Zayden semakin hangat.Sejenak, Aulya memandangi sepasang mata Zayden yang hitam legam dan dalam hingga terlihat misterius.โSaya tidak mau bercerai sama Al. Jadi tolong berhenti mengharapkan saya dan bilang sama orangtua kamu, kita tidak akan pernah bercerai!โAulya pikir Zayden akan terluka dan menunjukan isi hatinya dalam ekspresi seperti yang pernah dilihatnya, tetapi dugaannya salah. Laki-laki ini sangat tegar dan tenang. โSaya akan tetap menunggu kamu. Lagian, bukan saya yang mau kalian bercerai, tapi Mama sama Papa kamu.โโTapi pasti kamu juga, kan!โTentu saja Zayden tidak akan mengaku untuk menjaga nama baiknya di hadapan gadis yang diinginkannya. โJangan nud
Pagi ini raut wajah Aulya sangat cemas setelah membaca chat yang dikirim ibunya semalam. [Papa sudah bicara pada Ustaz tentang perceraian kalian.]Titik-titik keringat dingin bermunculan di puncak dahi Aulya. โAul tidak mau cerai sama Al ..., tapi kan Aul juga tidak mungkin jadi anak durhaka!โPerasaan gelisah yang menyelimuti hati Aulya semakin tebal tatkala Niana kembali mengirimkan chat setelah tahu putrinya membaca chat semalam. [Jangan lupa misi kamu di sana. Ingat, jangan terbuai oleh apapun yang dilakukan Alvan!]Aulya memperbanyak istigfar yang dilantunkan di dalam hati karena sedang berada di kamar mandi, di depan wastafel.Kedua kelopak matanya tertutup saat Aulya mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini hingga akhirnya menemukan solusi yang menurutnya paling mudah. โSaya harus bicara sama Zayden. Saya harus berhasil buat Zayden benci dan akhirnya berhenti menunggu saya cerai sama Al!โTekadnya sekuat karang di lautan, tetapi ciut seketika saat menatap wajah Alvan karen
Alvan dan Fauzan mengisi waktu dengan mengaji, begitupun dengan Aulya walaupun tempat laki-laki dan perempuan terpisah.โPadahal saya maunya mengaji sama Al, tapi tidak mungkin sih, ini kan masjid walaupun kita suami istri,โ gumam Aulya seiring melirik ke kiri dan kanan, memperhatikan para gadis yang mengaji masing-masing.Waktu magrib tiba tanpa terasa. Aulya dapat menyaksikan Alvan yang berdiri di paling depan karena dia ditunjuk menjadi imam walaupun sempat menolak.Senyuman bangga Aulya terlukis begitu saja melihat suaminya yang tampak hebat dalam urusan ilmu agama. Apalagi saat memimpin rumahtangga.Punggung Alvan terlihat kekar, tapi juga lembut di mata Aulya hingga akhirnya satu-persatu laki-laki menutupi Alvan hingga suaminya menghilang dari pandangan, dan Aulya hanya bisa melihat punggung pria lain.Dari shalat magrib, lalu berlanjut ke shalat isha. Aulya mengisi waktu dengan mengaji dan sedikit saling bertukar cerita dengan beberapa gadis di sana.Aulya mendapatkan banyak te
Alvan memberanikan diri masuk ke toilet perempuan ditemani gadis yang memberi tahunya. Lalu mengetuk pintu perlahan. โAul?โSuara Alvan berhasil membuat Aulya terhenyak hingga reflek gadis ini berdiri seiring menyeka dengan cepat air matanya. โI-iya ....โ Suaranya masih bergetar.โSudah selesai?โ Suara lembut Alvan dengan hati cemas walaupun tidak disampaikan secara langsung.Aulya kembali menjawab masih dengan suara bergetar, โSu-sudah. Tapi tunggu sebentar.โKali ini Alvan berkata canggung karena bagaimanapun ini adalah toilet wanita. โIya ..., saya ... tunggu di luar.โโIya, di luar saja.โLangkah Alvan terasa berat, tetapi tetap meninggalkan toilet sebelum tempat itu ramai dan mungkin membuat orang-orang berpikiran negatif padanya. โTitip Aul. Tolong tanyakan keadaannya,โ ucapnya pada si gadis sebelum dia pergi.Maka, walaupun hati Alvan tidak tenang dia harus kembali ke tempatnya semula dengan perasaan cemas sekalian menerka-nerka. โApa bener Aul nangis? Kenapa?โSekitar dua meni
Saat ini Alvan merasa sudah ditendang dari keluarga istrinya sendiri karena bukan hanya tidak diinginkan menjadi menantu, tapi juga berniat dibuang.Alvan beristigfar di dalam hatinya. Lalu segera meninggalkan toilet dan kembali menemui Aulya.Senyuman sumringah istrinya menjadi hadiah untuk Alvan karena hanya Aulya yang menerimanya sebagai anggota keluarga baru walaupun dulu gadis itu juga berniat membuangnya.โSaya cuma ke toilet sebentar kok ..., lebay deh sampai peluk-peluk,โ kelakar Alvan.โKangen ....โ Aulya bergelayutan manja di lengan Alvan, di hadapan orang-orang yang keluar masuk toilet, tapi gadis ini tidak canggung apalagi malu karena harus memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin.Kini, perasaan heran yang sempat menyelimuti Alvan sudah musnah setelah mengetahui alasan di balik perubahan sikap Aulya. Jadi sekarang dia membiarkan istrinya mengikutinya kemanapun tanpa protes.Namun, kebersamaan Aulya dan Alvan menjadi kabar buruk untuk Zayden dan berhasil memba
Mulai sekarang Aulya berjanji akan mengabaikan Zayden apapun yang terjadi karena dia hanya akan fokus pada Alvan. Hanya ingin menghabiskan waktu dengan suaminya dan membuat kebahagiaan dengan suaminya di sisa waktu yang mereka miliki.โAl, saya mau hamil,โ bisik Aulya saat mereka berbaring bersama.Alvan terkejut mendengar ucapan Aulya. โKamu yakin?โโIya, saya mau hamil ....โ Aulya tersenyum manis dan dipenuhi harapan Alvan akan mengabulkannya.Sejenak, Alvan tidak bersuara lalu berkata, โKehamilan adalah kehendak Tuhan. Kita, sebagai manusia cuma bisa berusaha.โโYa sudah, ayo kita berusaha!โ celetuk Aulya penuh semangat hingga membuat Alvan tersenyum lebar, tetapi juga bingung.Aulya menarik pakaian Alvan karena suaminya tidak melakukan apapun selain berbaring dengan wajah bingung. โAyo ....โโIya, sabar ....โ Hati Alvan senang dipaksa seperti ini, tapi juga kebingungan dengan tingkah Aulya, apalagi keinginan mendadaknya.Alvan bertelanjang dada setelah pakaiannya dilepas dengan ba