Share

Bagian 3

Author: nanananomj
last update Last Updated: 2023-08-28 00:04:52

Seperti permintaan Kanara kemarin, hari ini ia dan Arayi benar-benar melakukan kencan di bioskop setelah keduanya pulang kerja. Film yang mereka tonton tentunya genre kesukaan Kanara yang tak lain dan tak bukan adalah romance comedy.

Keduanya keluar dari bioskop setelah film yang mereka tonton selesai. Tampak ekspresi ceria Kanara yang berbanding terbalik dengan wajah lesu Arayi.

"Gimana, Mas? Bagus gak filmnya?" tanya Kanara semangat.

Arayi menganggukkan kepalanya, "Bagus," jawabnya seadanya.

Rupanya jawaban yang diberikan Arayi tak mampu membuat Kanara percaya begitu saja sehingga ia kembali brtanya dengan nada ragu, "Masa sih? Kok Mas Arayi keliatan lesu gitu? Film yang aku rekomendadikan gak sesuai ya sama ekspektasi Mas Arayi?"

Arayi menghela napasnya, ia memberikan senyum pada Kanara, "Bagus kok, cuma mungkin saya masih belum terbiasa sama genre itu."

Kanara mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti mendengar itu. "Tuhkan, apa aku bilang, genre kita itu beda banget. Kalau kaya gini kan, aku jadi gak bisa ngajak Mas Arayi diskusi tentang filmnya."

Kernyitan heran muncul di wajah tampan Arayi, "Memangnya kamu mau diskusiin tentang apa? Bukannya sudah jelas ya semuanya? Endingnya juga gak menggantung."

"Bener sih, tapi kali ini bukan tentang alur cerita yang pengen aku diskusiin, tapi tentang tokoh cowok di filmnya!"

"Ada apa sama tokoh cowoknya?" tanya Arayi.

"Ganteng banget, Mas! Udah gitu manis banget lagi, perhatian, ya ampun pokoknya aku suka banget deh! Jadi pengen dapat yang kaya gitu di dunia nyata!" Kanara tersenyum-senyum sendiri di akhir kalimatnya, yang lantas membuat Arayi terkekeh geli.

"Jadi tipe kamu yang seperti itu? Yang manis, perhatian dan ganteng?" 

Kanara mengangguk antusias, "Betul sekali, Mas! Lebih lagi kalau dia cinta banget sama aku! Wah berasa sempurna banget hidup ini."

Tanpa sadar Arayi mendengkuskan tawanya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya sembari mencubit pipi Kanara pelan. "Ini tuh kode ya maksudnya? Kamu pengen saya perhatian kaya gitu juga sama kamu?" tanyanya dengan senyum geli.

Kanara membelalakkan matanya sesaat, tak mengira bahwa Arayi akan menangkap maksudnya. Ia menggigit bibir bawahnya pelan, lalu mengangguk, "Ya .... baguslah kalau Mas Arayi nangkap kode dari aku."

Arayi kembali dibuat tertawa, "Tinggal bilang, saya bakal usahain selalu perhatian sama kamu, apalagi kalau nanti kamu udah jadi istri saya, Kanara."

...

"KANARA!" Panggilan dari seseorang yang suaranya familiar berhasil menghentikan lobrolan Arayi dan Kanara.

Kanara, yang namanya dipanggil menoleh. Perempuan itu melototkan matanya saat melihat kehadiran Randi yang kini tengah berlari menuju arahnya dengan ekspresi tak percaya.

Sementara itu Arayi menatap Randi dengan pandangan bertanya, matanya menyipit keheranan.

"Dia siapa?" tanya Randi langsung begitu sampai di depan Arayi dan Kanara. 

Kanara langsung memasang ekspresi tak suka. Matanya melotot tajam pada Randi yang juga tampak marah padanya. "Ngapain lo di sini? Bukannya udah gue bilang gak usah munculin muka lo depan gue lagi?! Lo lupa apa emang pura-pura gak tau, hah?!" seru Kanara kasar.

Namun kalimat pedas itu tak berhasil membuat Randi pergi. Perhatian lelaki itu kini jatuh pada Arayi yang memilih diam. "Kamu siapa?" tanya Randi pada Arayi.

"Saya calon suaminya," jawab Arayi lantang. Ekspresinya tak memperlihatkan ketakutan sama sekali meskipun Randi menatapnya denngan tatapan setajam Elang.

Randi sempat kaget selama beberapa saat, sebelum perhatiannya kembali beralih pada Kanara. Lelaki itu menatap Kanara dengan tatapan meminta penjelasan. "Kanara, ini maksudnya apa? Kamu mau menikah? Secepat itu?" tanya Randi tak percaya.

Kanara mengangguk, "Iya, kenapa? Masalah buat lo? Mana tuh selingkuhan lo? Kok gak dibawa?" ujar Kanara bertubi-tubi. Tak peduli dengan keberadaan Arayi di sampingnya. Ia sudah terlanjur kesal dengan Randi.

"Aku udah akhirin hubungan aku sama Dena kemarin, Ra. Aku mengakhiri hubungan aku sama Dena demi kamu, karna aku mau kamu balik lagi sama aku. Tapi apa yang aku dapat? Kamu mau menikah? Tiba-tiba banget?" Dari raut wajahnya, Randi masih tak percaya dengan fakta yang baru saja ia dapat. 

Sementara Kanara mendengkus kasar, terlalu muak mendengar ucapan Randi yang terkesan dilebih-lebihkan. Kanara tahu bahwa Randi hanya mengada agar ia mau balikan dengan cowok itu dan kembali dimanfaatkan. "Omong kosong! Lo pikir gue percaya sama omongan cowok bod*h bin bangs*t kaya lo, hah! Paling juga lo ngomong gitu karna gak mau kehilangan atm berjalan lo kan? Dasar cowok banci, bisanya cuma selingkuh doang, anj*ng lo!"

Arayi sedikit terkejut dengan ucapan Kanara, namun ia memilih untuk tetap diam.

Mendapat perlakuan tak mengenakkan seperti itu, Randi merasa tak terima. Ia berdecih pelan, masih dengan ekspresi yang dibuat-buat seolah ia adalah orang paling tersakiti. "Jangan ngomong seolah kamu yang paling tersakiti gara-gara aku selingkuh, Ra. Kamu juga nyakitin hati aku dengan rencana menikah secepat ini. Aku bahkan heran kenapa kamu bisa secepat itu dapat cowok baru, atau jangan-jangan .... kalian udah berhubungan waktu kita masih pacaran? Atau lebih parahnya lagi, kamu udah ngasih keperawanan kamu sama dia, Ra?"

Plakk

Kanara langsung menghadiahkan tamparan pada pipi Randi sesaat setelah cowok itu menyelesaikan perkataannya. Kanara menggertakkan giginya marah, ia mengepalkan kedua tangannya dengan emosi yang meluap-luap. 

"BISA-BISANYA LO NUDUH GUE KAYA GITU! DASAR MONY*T GAK TAU DIRI! LO PIKIR GUE SEMURAH ITU? ANJ*NG LO!" seru Kanara marah besar.

Masih belum puas, Kanara kembali melayangkan tamparan pada pipi Randi. Perempuan itu sudah hendak memukuli Randi jika saja Arayi tak lebih dulu menahannya. 

"Udah, jangan diladenin orang kaya begini," ucap Arayi menenangkan.

Kanara menarik napasnya, berusaha menetralkan emosinya yang meluap-luap. Matanya menatap Randi tajam. "AWAS KALAU LO BERANI MUNCUL DEPAN GUE LAGI! GUE PASTIIN LO BABAK BELUR!"

"Kamu gak bakal bisa lari dari aku, Ra. Aku bakal terus ngejar kamu apapun yang terjadi!" balas Randi.

"BODO AMAT, GUE GAK PEDULI!"

Itulah kalimat yang dilontarkan Kanara sebelum Arayi membawanya pergi menjauh dari sana.

...

"Udah mendingan?" tanya Arayi setelah memberikan air mineral pada Kanara.

Kanara mengangguk, ia masih berusaha mengatur emosinya agar kembali normal seperti biasa. "Udah lumayan mendingan sih, Mas."

Arayi mendudukkan dirinya di samping Kanara, ia menoleh, memandang Kanara lama dengan tatapan menilai. "Saya .... gak nyangka kamu bisa kaya begitu tadi," ucapnya.

Kanara menoleh cepat pada Arayi setelahnya, raut wajahnya tampak panik setelah menyadari sesuatu, "Eee yang tadi tuh karna aku terlalu emosi, Mas, makanya sampe kasar kaya begitu. Duh, maaf banget, aku ini emang jauh dari kata sempurna."

Arayi terkekeh mendengar penjelasan itu. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. "Saya maklum kok, lagian orang kaya dia memang pantas kan dapatin hal kaya gitu? Omongannya benar-benar gak bisa dijaga."

Kanara mengangguk setuju, "Bener kan, Mas? Udah gitu hobinya selingkuh sama morotin duit aku lagi, emang bangs*t banget tuh laki! Aku sampe heran kenapa dulu pernah kepincut sama dia! Astaga, kayanya itu kesalahan terbesar aku deh."

"Yang penting sekarang kamu udah sadar dan gak berniat mengulangi lagi. Memang manusia kalau udah jatuh cinta tuh susah buat mikir secara logika, semuanya pasti ketutup karna rasa cinta," ucap Arayi.

"Jadi nyesel pernah jatuh cinta sama cowok sejelek dia," celetuk Kanara pelan, namun masih bisa didengar oleh Arayi.

"Jangan kaya gitu ...."

Kanara mendengkus, "Memang benar kan, Mas? Udah jelek, miskin lagi, hih jijik banget!" ucapnya bersungut-sungut.

Arayi menggeleng-gelengkan kepalanya, ia mengusap surai Kanara lembut sebelum memilih membawa kepala Kanara untuk menyandar pada bahunya.

"Ngomong-ngomong, Mas Arayi pernah jatuh cinta sampe gak bisa mikir secara logika juga nggak?" tanya Kanara penasaran. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO Tampan   Bagian 48

    ByurrArayi menceburkan badannya pada kolam renang. Lelaki itu muncul ke permukaan setelah menenggelamkan diri selama setengah menit.Tatapannya jatuh pada Kanara yang memakai cardigan berwarna biru seraya memeluk dirinya sendiri. Tampaknya perempuan itu sedang kedinginan."Gak mau ikut berenang juga?" Arayi sadar, pertanyaan itu hanya sebagai pemecah keheningan di antara mereka. Karena sudah dipastikan Kanara tidak akan mau ikut menceburkan badannya ke dalam kolam di malam hari.Kanara menggeleng, ia duduk di kursi santai sambil masih melirik Arayi yang berenang sangat cepat. Perempuan itu menggigil beberapa kali karna suhu yang kelewat dingin. Kebetulan, tadi baru saja hujan."Gak dingin kamu, Mas? Masa berenang pas lagi kaya gini, aku mending selimutan di kasur," ucap Kanara.Arayi kembali memunculkan kepalanya, "Dingin, tapi seru," jawabnya."Kamu emang sering berenang malam gini ya, Mas?" Kanara bertanya, ia berjala

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO Tampan   Bagian 47

    Arayi melirik takjub berbagai macam makanan yang terhidang di meja makan. Ini masih pagi, namun Kanara sudah memasak banyak makanan yang membuat Arayi keheranan."Kamu ngapain masak makanan sebanyak ini?" tanya Arayi dengan alis berkerut. Ia memandang Kanara yang berdiri di depannya seraya memangku Mocca.Kanara mengendikkan bahunya, "Pengen aja, sih."Arayi semakin keheranan dibuatnya. Masalahnya, makanan yang dimasak Kanara bukan porsi yang sedikit, belum lagi tidak hanya ada satu jenis makanan di sini. Arayi bahkan sampai tak habis pikir, kenapa istrinya ini selalu memberikan kejutan-kejutan tak terduga?"Ini .... terlalu banyak, Kanara," ucap Arayi.Kanara mengangguk, membenarkan perkataan Arayi. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya memandang Arayi dengan cengiran khas. "Bahan masakan udah pada mau layu, Mas. Jadi daripada dibuang, mending dibikin makanan aja. Sekalian aku belajar masak yang lain dan gak itu-itu aja."

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO Tampan   Bagian 46

    Tatapan Kanara kini tertuju pada Arayi. Matanya menatap tajam sang suami selagi berujar, "Jelasin sekarang!"Arayi menganggukkan kepalanya, "Mau ku jelasin dari mana?""Dari awal, semuanya!" jawab Kanara.Arayi lagi-lagi mengangguk, "Oke.""Jadi .... aku menikah sama kamu memang karena putus dari Andriana. Kamu udah tahu kan sebelumnya bahwa Araya lah yang seharusnya menikah sama kamu, tapi karna Araya belum siap dan bertepatan aku yang baru putus, jadi aku yang mengajukan diri buat menggantikan Araya menikahi kamu," ucap Arayi memulai ceritanya.Baru awal, Kanara sudah memelotot tak terima, ia hendak melayangkan protes jika saja Arayi tak lebih dulu bersuara."Jangan protes dulu, oke? Aku jelasin semuanya." Arayi mengusap-usap punggung Kanara sembari lanjut menjelaskan. "Aku sama Andriana putus karena Andriana dijodohkan orang tuanya dengan Aryan. Andriana gak bisa menolak, jadi dia menerima perjodohan itu dan meninggalkan aku. Kebetulan hubungan kami waktu itu memang tidak direstui

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO Tampan   Bagian 45

    "Emang lo tuh gobl*k banget masalah cewek, gak bisa mikir, otak lo ditaruh di mana sih? Di dengkul?!" serang Araya begitu kembarannya menyelesaikan ceritanya mengenai permasalahannya dengan Kanara.Arayi mengusap wajahnya putus asa, ia kelewat lelah dengan semuanya. Permasalahan Andriana dan Kanara belum juga kunjung surut, malah sekarang jadi semakin parah. Arayi tak bisa menyelesaikannya sendiri, itulah alasan kenapa ia sekarang berada di apartemen sang kembaran yang kebetulan baru saja pulang bekerja.Bayangkan saja, posisi Araya sekarang tengah kelelahan karena baru saja menangani banyak pasien seharian ini. Lelaki itu hanya ingin istirahat, namun kedatangan sang kakak kembaran justru membuatnya harus menunda istirahatnya."Terus gue harus gimana? Kanara marah banget sama gue," ucap Arayi frustasi, jas kerja masih melekat di badannya. Lelaki itu tak sempat untuk sekedar melepas jas kerjanya akibat terlalu kalut."Lo tuh!" Araya meremas rambutn

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO Tampan   Bagian 44

    "Bahkan meski aku bilang aku akan memaafkan Mas Arayi pun, Mas tetap diam. Itu artinya benar ya, Mas? Apa yang dikatakan Andriana itu benar?"Kembali, setetes air mata keluar dari sudut matanya yang lain. Kanara berusaha menahan tangisnya dengan menutup mulutnya. Rasa sesak itu bertambah berkali-kali lipat sakitnya.Kanara menggelengkan kepalanya tak percaya, napasnya tercekat, ia hendak pergi dari ruang kerja Arayi tatkala suaminya itu berucap."Kanara .... Mas minta maaf.""Aku gak butuh permintaan maaf Mas Arayi! Aku butuh penjelasan dan Mas Arayi gak menjelaskan apapun!" seru Kanara tanpa berbalik menghadap Arayi."Aku gak nyangka bahwa Mas Arayi berani menikah di saat perasaan Mas Arayi masih untuk wanita lain! Aku gak nyangka kalau selama ini aku gak begitu berharga sampai dijadikan sebagai pelarian. Aku sakit hati banget, Mas, asal kamu tau aja."Kala itu Arayi tak bisa mengatakan apapun, bahkan sesederhana kalimat penenan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO Tampan   Bagian 43

    Kanara mendengkus kasar, ia menghempaskan tangan Arayi dengan ekspresi dingin. "Oke, tinggal lihat nanti Mas bisa buktiin ucapan Mas atau enggak." Arayi menghela napasnya. "Mas mencintai kamu Kanara," ucapnya tiba-tiba. Kanara berdecak kesal. Ia memandang sang suami dengan mata menyipit. "Setengah mencintai aku! Setengahnya lagi mungkin buat orang lain. Asal Mas Arayi tahu, aku gak bakal maafin Mas hanya dengan Mas Arayi bilang begitu!" Kanara benar-benar pergi setelahnya, meninggalkan Arayi yang frustasi di tempatnya. Membujuk Kanara ternyata lebih sulit dari apa yang ia kira. Kanara terlanjur marah besar padanya. Semoga setelah ini tak ada lagi masalah yang menghampirinya. ••• "Gue gak nyangka kalau hubungan Mas Arayi sama Andriana itu lebih dari sekedar mantan pacar," ucap Kanara pada Alea di seberang sana. Perempuan itu menempelkan telepin genggamnya pada telinga untuk mendengar balasan dari sang sahabat.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status