Share

Bab 142

Author: Anggur
Albert juga merasa orang-orang itu tidak bermoral dan bermuka tebal.

“Olivia, aku merekam percakapan kalian barusan.”

Junia berkata, “Aku akan mengirimkan rekamannya padamu, untuk mencegah orang-orang itu mengada-ngada dan mengarang cerita di internet.”

Mendengar ini, Olivia mengacungkan jempol pada temannya. Dia sangat marah pada orang-orang itu, sehingga dia lupa merekam percakapan mereka secara diam-diam.

“Albert, kamu masih belum mau pergi ke kantor?” Setelah mengirimkan rekaman itu ke Olivia, Junia teringat sepupunya masih ada di toko. Dia pun langsung mendesak pria itu untuk pergi bekerja.

Albert tidak ingin pergi, jadi dia berkata, “Aku kan bekerja di perusahaan keluarga sendiri, nggak apa-apa terlambat dikit.”

“Justru karena kamu bekerja di perusahaan keluargamu sendiri, kamu harus bekerja lebih keras, mematuhi aturan perusahaan, dan menjadi contoh yang baik sehingga orang-orang nggak bisa menemukan kesalahanmu. Cepat pergi. Kalau Tante tahu kamu masih belum pergi ke kantor, ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 143

    Stefan merasa agak khawatir dalam hati, takut Olivia tidak bisa menghadapi saudara-saudaranya dari keluarga Hermanus itu. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, bahkan tidak menelepon Olivia.Sudah hampir sebulan sejak mereka menikah. Dia sudah mengenal Olivia sedikit lebih baik dari sebelumnya. Jika wanita benar-benar tidak bisa mengatasinya sendiri, wanita itu pasti akan meneleponnya untuk meminta bantuan. Karena tidak ada telepon, itu berarti wanita itu bisa mengatasinya.Selain itu, Olivia sangat berpendirian dan tidak akan kalah.Memikirkan hal ini, sorenya setelah pulang kerja, Stefan pun mengganti mobilnya dan pergi ke SMP Negeri Kota Mambera.Ketika dia meninggalkan kantor, Reiki masih mengeluh kepadanya dan bilang bahwa dia sudah jarang ikut bersosialisasi dengan klien akhir-akhir ini, sehingga Reiki merasa tertekan karena harus melakukannya sendiri.Stefan langsung menjawab Reiki, “Aku punya istri. Begitu pulang kerja, aku harus pulang untuk menghabiskan waktu bersama istriku,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 144

    Setelah jeda sebentar, dia menambahkan, “Aku akan mengantarmu ke sini besok pagi.”Karena Stefan sangat perhatian, Olivia pun meninggalkan motor listriknya di toko dan masuk ke mobil Stefan.Junia memperhatikan pasangan itu pergi dan berkata pada dirinya sendiri, “Mereka semakin terlihat seperti pasangan.”Meski Stefan selalu cuek dan pendiam, kebaikannya kepada Olivia tercermin dari hal-hal kecil yang dia lakukan.“Kalau aku bisa bertemu dengan pria seperti Stefan, aku akan dengan senang hati menikah dengan pria itu.”Sayangnya, pria-pria yang kencan buta dengannya tidak ada yang sebaik Stefan. Mereka disebut pria berkualitas tinggi karena penghasilan yang tinggi. Nyatanya, mereka jauh dari kualitas tinggi.Sebelumnya, pasangan kencan butanya di Avana Coffeehouse malah suka pada Olivia. Pria itu diam-diam menanyakan tentang Olivia, masih saja bermimpi, padahal tahu Olivia sudah menikah.Junia langsung menelepon dan memarahi kencan butanya itu, memperingatkannya bahwa jika pria itu ber

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 145

    Olivia dan kakaknya sangat dekat. Semua orang di kompleks tahu itu.Odelina tidak ingin adiknya tahu, karena tidak ingin adiknya khawatir. “Tante Susi, terima kasih.”Olivia berterima kasih kepada Tante Susi, lalu menarik Stefan ke gedung tempat kakaknya tinggal.“Kemarin waktu aku antar kakakku pulang, kakak iparku menyalahkannya karena nggak memasak untuknya. Waktu itu, kakak iparku kelihatan seperti ingin memukul orang. Tapi, waktu melihatku, dia langsung mengubah ekspresinya,” kata Olivia pada Stefan.“Kenapa kakakku nggak memberitahuku?”Olivia sangat menyayangi kakaknya. Pernikahan itu bagai kelahiran kembali bagi seorang wanita, tapi kehidupan kakaknya setelah “kelahiran kembali” ini sangatlah tidak bagus.Baru menikah tiga tahun, sikap kakak iparnya terhadap kakaknya sudah berubah.Stefan berkata dengan lembut, “Kakakmu juga nggak ingin kamu khawatir. Tante Susi tadi bilang kakakmu mengejar kakak iparmu dengan pisau dapur. Itu berarti kakakmu bukan pihak yang kalah. Kamu jangan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 146

    Dulu, kakaknya yang selalu melindunginya. Namun sekarang, setelah dia sudah dewasa dan mampu, giliran dirinya yang melindungi kakaknya.“Oliv.” Odelina buru-buru meraih adiknya dan berkata, “Jangan pergi. Luka Kakak cuma sedikit luka luar. Dia juga nggak bisa melakukan apa-apa. Aku mengejarnya dengan membawa pisau sampai melewati beberapa blok. Dia sampai ketakutan setengah mati. Aku yakin dia nggak akan berani memukuliku lagi ke depannya.”“Kakak, kekerasan dalam rumah tangga itu hanya ada nggak pernah atau berkali-kali. Dia sudah berani memukul Kakak. Kalau kita nggak memberi pelajaran padanya, dia nggak akan takut dan akan berbuat kasar lagi padamu nanti.”Jangan pernah menoleransi kekerasan dalam rumah tangga!“Kakak tahu, makanya Kakak juga nggak mau kalah dan memukulinya. Lalu, Kakak juga mengejarnya dengan membawa pisau. Kamu nggak tahu, waktu itu dia ketakutan setengah mati. Kedua kakinya sampai gemetaran. Orang-orang pada bilang, pasangan suami istri kalau bertengkar pertama k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 147

    Olivia dan Odelina sudah hidup bersama selama bertahun-tahun. Odelina sangat mengenali adiknya dan tahu bahwa adiknya masih ingin membantunya melampiaskan amarahnya. Dia sengaja menyuruh adiknya untuk makan bersama dan mengeluarkan sebotol anggur. Dia mengajak adiknya minum dan menunggu sampai larut malam, baru mengizinkan pasangan muda itu pulang. Olivia tidak begitu bisa minum alkohol. Alkohol yang dikeluarkan kakaknya malah yang alkohol berkadar tinggi. Setelah minum segelas, dia langsung sedikit mabuk. Ketika meninggalkan rumah kakaknya, kepalanya sedikit pusing. Berjalan saja sempoyongan.Odelina mengantar pasangan muda itu ke pintu.Waktu masih kerja dulu, dia sering ikut atasannya bersosialisasi dengan klien. Itu melatih kemampuan minum alkoholnya, sehingga satu gelas alkohol belum bisa membuatnya tumbang.“Stefan, Oliv mabuk. Jaga dia, ya,” pesan Odelina pada adik iparnya.Dia sengaja membuat adiknya mabuk. Dengan begitu, Olivia tidak bisa pergi mencari Roni.Odelina takut adi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 148

    Olivia bangun, duduk dan mengucek matanya dengan sikap kekanak-kanakan, lalu menatap Stefan tanpa berkedip.Tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya ke arah pria itu. Matanya berbinar indah dan dia berkata dengan tegas, “Ganteng, gendong aku turun dari mobil, dong.”Ekspresi di wajah Stefan menjadi muram. Dia mengulurkan tangan dan mengetuk dahi wanita itu dan berkata dengan suara dingin, “Aku peringatkan, ya. Jangan memanfaatkanku saat mabuk. Kamu itu mabuk, tapi belum mabuk sampai kehilangan akal sehat. Kamu sadar dan tahu jelas apa yang sedang kamu katakan dan lakukan saat ini.”Olivia memang sadar. Namun, ketika berada di bawah pengaruh alkohol, dia menjadi sangat impulsif.Semakin Stefan memperingatkannya untuk tidak memanfaatkan pria itu, dia semakin ingin mencoba memanfaatkannya.Masa pria sebesar dia takut dimanfaatkan oleh wanita?Kalau tersebar keluar, orang-orang pasti akan menertawakannya.“Stefan ....”Olivia menyeringai dan bertanya kepada pria itu, “Apa kamu sama dengan tuan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 149

    Stefan tidak marah. Dia hanya tidak ingin Olivia melihatnya tersenyum.Dia masuk ke gedung dan menyadari bahwa istrinya tidak mengikuti. Jadi, dia pun berhenti, menoleh, dan bertanya dengan serius, “Apakah kamu akan berdiri di sana semalaman?”Olivia tersadar dari lamunannya dan berlari mendekat dengan tergesa-gesa.“Pak Stefan, kamu nggak marah lagi?”Stefan menatapnya dengan dingin, Tatapannya selalu dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk mengetuk dahi wanita itu lagi dan berkata, “Lain kali nggak boleh begitu lagi!”Olivia buru-buru mengangkat tangannya seperti anak SD yang berbuat salah dan segera berjanji, “Aku janji nggak akan seperti itu lagi.”Stefan tidak mengatakan apa-apa, berbalik badan dan pergi. Olivia cepat-cepat mengikutinya. Olivia yang sudah tidak berada di bawah pengaruh alkohol, melihat punggung Stefan yang kekar dan menggumam dalam hati, “Nenek masih menyuruh aku untuk menggodanya lagi. Sikapnya yang dingin itu benar-benar membuatku nggak percaya diri untuk mengg

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 150

    Setelah beberapa menit, Olivia bergumam, “Kamu pikir aku ingin masuk ke kamarmu? Kalau suatu hari nanti kamu memohon padaku untuk masuk ke sana, aku juga nggak akan masuk.”Namun, ketika memikirkan bahwa dia juga mengunci pintu setiap kali masuk ke kamarnya, Oliva berhenti menggerutu. Ini semua adalah dampak dari pernikahan kilat.Setelah menghabiskan sup yang dibuatkan Stefan untuknya, Olivia pun pergi ke kamarnya untuk beristirahat.Malam itu pun berlalu.Saat Olivia bangun keesokan harinya, matahari sudah tinggi di atas langit.Dia mengambil ponselnya yang ada di meja samping tempat tidur dan melihat sudah jam tujuh lewat. Dia yang biasa bangun pagi jarang sekali tidur sampai jam segini. Dia biasanya bangun sekitar jam enam pagi.Ini pasti karena alkohol yang dia minu semalam.Untungnya, kepalanya tidak sakit ketika bangun.Dia hanya merasa sangat lapar.Dia merasa sangat kasihan pada kakaknya semalam. Ketika makan di rumah kakaknya, dia tidak banyak makan. Dia jadi semakin lapar se

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3668

    “Terima kasih banyak atas perhatiannya, Non Yohanna. Nenekku sudah berumur 80 tahun lebih, tapi badannya masih segar bugar dan nggak masalah bepergian naik pesawat. Tapi masalahnya anggota keluargaku terlalu banyak, rasanya nggak enak kalau kami semua datang,” kata Ronny. “Atau begini saja, aku coba bilang ke mereka kalau tahun ini aku nggak pulang. Kurasa mereka pasti bisa mengerti.” Sebelum menginjakkan kaki di Aldimo, Ronny sudah memikirkan soal ini. Begitu pun dengan para senior di keluarga Adhitama yang juga sudah mempersiapkan diri andaikan Ronny tidak bisa pulang untuk melewati tahun baru bersama. Di tahun depan, Ronny berniat untuk membawa Yohanna ke pulang ke Mambera untuk mengurus pernikahan mereka. Nenek Sarah memberi waktu satu tahun kepada Rony dan saudara-saudaranya. selama mereka memperlakukan calon istri mereka dengan baik, satu tahun sudah cukup untuk meluluhkan hati seorang wanita. “Soal gaji kerja di libur tahun baru, Non Yohanna sesuaikan saja dengan hari kerjaku

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3667

    Christian tidak bersuara saat dia ditendang oleh Tommy, tetapi raut wajahnya tidak bisa menutupi rasa sakitnya. Christian mengira Tommy memang ingin belajar,bukan karena paksaan dari kakaknya. Yohanna sangat tegas dalam mendidik mereka, bahkan lebih tegas dari guru-guru mereka di sekolah. Para senior di keluarga saja sampai tidak berani ikut campur ataupun berkomentar di hadapan Yohanna. Tommy melampiaskan kekecewaannya ke nafsu makan. Dia makan banyak sekali, sampai-sampai Yohanna harus menghentikannya karena khawatir akan sakit perut. Tommy sengaja ingin membuat diri sendiri kekenyangan sampai sakit perut, karena dengan begitu dia punya alasan untuk kabur dari tugasnya. Setelah makan, Yohanna berkata kepada Ronny, “Ronny, habis istirahat siang, kamu bikinin dessert untuk bocah-bocah, ya. Oh ya, sisain sedikit untuk Dira juga. Dia paling suka sama dessert buatan kamu. Nanti malam aku nggak makan di rumah, kamu bebas mau pulang atau tetap di sini. Oh ya, aku mau diskusi tentang jadw

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3666

    Yohanna menyudahi percakapan dia dengan teman baiknya dan masuk ke ruang makan. Dua adik dan ibunya sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Di depan mereka sudah tersedia semangkuk sup hangat yang menunggu untuk segera dinikmati. Di tempat duduk yang biasa Yohanna tempati juga sudah tersedia semangkuk sup, sama seperti yang diberikan untuk yang lain, yang disajikan langsung oleh Ronny. Setelah Ronny memanggil Yohanna untuk makan, dia langsung kembali ke dapur karena di dapur masih ada dua lauk lagi yang harus dia masak agar hidangannya lengkap. Seusai makan siang, Yohanna beristirahat sejenak karena sebentar lagi dia harus segera kembali ke kantor. Sejujurnya Ronny juga sedikit lelah, tetapi dia masih harus melayani tunangannya itu, dan baru bisa benar-benar beristirahat ketika Yohanna sudah berangkat kerja. Di malam harinya, jika Yohanna tidak makan di rumah, Ronny diberi kebebasan untuk bekerja atau terus beristirahat karena keluarga Pangestu masih memiliki koki yang lain untuk

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3665

    “Bawa juga suami kamu biar dia nggak salah paham. Takutnya nanti dia pikir kamu datang ke rumahku untuk selingkuh.” “... oke. Aku bakal ajak dia juga. Aku mau lihat cowok kayak apa sih yang punya suara merdu begitu. Seharusnya nggak jelek, ‘kan?” Setelah sejenak terdiam, Yohanna membalas, “Kayaknya mending kamu nggak usah datang, deh. Takutnya kalau kamu datang dan ketemu dia, kamu bakal menyesal sudah menikah karena kamu sudah nggak bisa lagi ngejar-ngejar cowok ganteng.” “Wah, berarti dia pasti ganteng banget, nih. Aku jadi makin nggak sabar main ke rumah kamu. Bisa bikin kamu ngomong begitu berarti dia pasti punya muka yang menarik. Yohanna, kalau kamu sudah nggak mau pakai koki yang ini lagi, jangan lupa kabari aku, ya. Biar aku yang pakai dia. Selama ada koki ganteng di rumahku, aku nggak bakal pernah kelaparan lagi.” “Untuk sekarang, aku masih bisa makan masakannya dia, masih belum muak. Dia memang dari dulu hobinya memasak. Mungkin di zaman dulu dia sempat hidup jadi koki bu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3664

    Masalahnya, dengan harta dan kedudukan yang ketua kelas miliki sekarang pun, jarak antara dia dan Yohanna masih terlalu jauh. Yohanna berpikir sejenak dan menjawab, “Ketua kelas kita mukanya yang kayak gimana? Aku nggak ingat sama sekali.” Ketika masih bersekolah, ada banyak sekali kaum pria yang berusaha mendekati Yohanna, tetapi Yohanna sedikit pun tidak memiliki perasaan terhadap mereka. Jadi setiap hari dia hanya memasang wajah yang kaku dan dingin. Dari situ dia mendapat julukan “Ice Princess”, dan makin sedikit orang yang berani mendekatinya. Karena terlalu banyak pria yang menyukainya, Yohanna tidak ingat seperti apa wajah mereka semua. Itu karena Yohanna tahu, mereka bukanlah pria yang dia inginkan. Jadi tidak aneh jika Yohanna tidak ingat seperti apa paras ketua kelasnya. “... ketua kelas kita itu dianggap sebagai cowok terganteng di kelas. Masa kamu nggak ingat? Kita kan sekelas sama dia selama dua tahun, lho,” ujar Ruth. “Cowok yang sekelas sama aku selama dua tahun kan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3663

    “Sebentar lagi kan tahun baru, yang tua-tua setiap hari kerjanya telepon aku minta aku cepat pulang. Makanya sekarang aku sudah pulang.” Setelah Ruth menjawab pertanyaan Yohanna, sekarang gantian giliran dia yang bertanya, “Kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis, masa sudah langsung ke kantor lagi tanpa istirahat? Kamu terlalu keras kerjanya, kan kamu punya banyak adik-adik yang bisa bantu kamu. Bagi saja tugas kamu sebagian ke mereka. Jangan semuanya kamu tanggung sendiri. Nggak perlu bikin capek diri sendiri.” Ruth sangat memedulikan Yohanna. Mereka berdua adalah teman baik, tetapi semenak Yohanna mengambil alih bisnis keluarga, mereka jadi jarang bertemu karena Yohanna terlalu sibuk. Sering kali mereka hanya berhubungan melalui chat untuk tetap menjaga pertemanan. Untung saja mereka adalah teman sekelas sejak SD. dengan pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, tentu tidak akan putus hanya karena Yohanna sibuk bekerja. Yohanna juga sering menjalin hubungan kerja

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3662

    Yohanna harus membahas masalah pendidikan adiknya dengan kedua orang tuanya. Dia hanya punya satu adik kandung, jadi dia akan sangat mementingkan pendidikan adiknya. Sesibuk apa pun pekerjaan Yohanna, dia akan selalu meluangkan waktu untuk bertanya tentang kegiatan belajar adiknya. Apabila Tommy melakukan kesalahan dan malah dimanja oleh orang tuanya, maka Yohanna yang mau tidak mau harus memarahinya. Tidak peduli Tommy menangis atau merengek manja, kalau sampai Yohanna tahu adiknya bersalah, dia akan memberi pelajaran tegas agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Lalu Yohanna juga akan menyuruh Tommy untuk menuliskan apa saja kesalahannya di atas kertas. Apabila orang tua atau om tante juga melindungi Tommy, mereka juga harus ikut menulis kesalahan mereka. Lihat saja siapa yang masih berani melindungi Tommy ketika dia berbuat kenakalan. Namun tentu Yohanna tidak akan menegur jika Tommy melakukan kenakalan kecil yang masih bisa diterima. Sebagai anak kecil, khususnya anak lelaki, waj

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3661

    Yohanna spontan tersenyum mendengar ucapan manis adik-adiknya. “Berhubung kalian berdua sudah berbaik hati, kalau begitu aku panggil kakak-kakak yang lain untuk pergi belanja bareng. Siapkan dompet kalian, ya. Aku sudah lama nggak pergi belanja, lho. Kalau sudah pergi belanja nanti, apa pun yang aku suka langsung kubeli.” Kedua kakak beradik itu mengangguk, dan Tommy menyahut, “Biasanya Kak Yohanna sibuk kerja, jadi nggak ada salahnya sesekali belanja. Anggap saja waktu untuk bersantai.” Di antara semua anggota keluarga Pangestu, Yohanna memiliki pekerjaan yang paling sibuk dan paling melelahkan. Sejauh yang bisa Tommy ingat, dia tidak pernah satu kali pun melihat kakaknya pergi berbelanja atau pergi berlibur. Setiap hari dia harus bekerja di kantor, menemui klien, dan pergi dinas ke luar kota. Bahkan di akhir pekan pun Yohanna belum bisa bersantai. Terkadang dia masih harus menemani partner bisnis bermain golf, memancing atau berenang. Namun, hanya partner bisnis penting yang bisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3660

    “Oke! Nanti aku beliin Kakak baju baru,” ucap Tommy. Tommy sama sekali tidak kekurangan uang saku. Ketika tahun baru tiba, para orang tua akan memberikan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam amplop merah. Sebagian yang itu Tommy serahkan kepada ibunya, dan sebagian lagi dia pakai sendiri untuk membeli barang apa pun yang dia inginkan. Dia juga sangat pandai dalam mencatat keuangannya, dia ingat untuk apa saja uangnya dipakai, atau barang-barang apa saja yang dia beli. Yohanna membungkukkan badannya sedikit dan mencubit pipi adiknya. Mata dan alisnya membentuk setengah lingkaran seperti sedang tersenyum. “Kamu belajar yang benar dan harus nurut sama aku saja aku sudah senang. Nggak perlu beliin aku baju baru. Aku punya uang untuk beli baju baru sendiri.” Di lemari baju Yohanna masih banyak baju baru yang bahkan belum sempat dia kenakan. Biasanya dia sehari-hari mengenakan jas kerja, dan hanya mengenakan pakaian santainya di akhir pekan atau ketika sedang beristirahat di rumah. Ibu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status