Dia memiliki beberapa pengawal dan bisa meminta salah satu dari mereka untuk menjadi supir dan mengantar Ricky kembali ke hotel.Setelah berpikir seperti itu, Rika pun menjawab dengan suara rendah, “Pa, nggak masalah, tapi jangan minum terlalu banyak.”“Minum sedikit saja, kok. Nggak akan terlalu banyak. Mamamu memperhatikan, dan mamamu nggak akan membiarkan Papa mabuk.”Rhoma membutuhkan istrinya untuk menjaganya saat dia mabuk, tapi istrinya tidak akan mau. Istrinya juga peduli dengan kesehatannya dan biasanya tidak mengizinkannya minum sampai mabuk.Rika tidak berkata apa-apa lagi.Karena orang tuanya ingin Ricky tinggal untuk makan malam bersama, Rika yang semula mau pergi setelah mengunjungi orang tuanya terpaksa di rumah dulu dan menunggu makan malam. Namun, saat itu masih terlalu kecepatan untuk makan malam, sehingga dia merasa bosan dan sedikit tidak nyaman duduk di sana.Terutama karena Ricky selalu meliriknya dari waktu ke waktu. Dia tidak tahu apa itu hanya perasaannya saja,
Beberapa saat kemudian, Rika tidak bisa menahan tawanya dan berkata, “Aku nggak menyangka Pak Ricky juga bisa didesak untuk menikah. Pak Ricky begitu hebat, pasti banyak yagn suka.”“Yang suka ada, tapi aku juga harus menyukai mereka, dong. Kalau aku nggak suka mereka, itu urusan mereka. Bukan urusanku lagi.”Ricky mengakui bahwa ada banyak wanita yang menyukainya. Sebenarnya, kakak beradiknya semua banyak yang suka. Adik paling kecil mereka, yang kesembilan, bahkan belum menginjak umur dewasa, tapi juga sering mendapat surat cinta yang ditulis oleh para gadis di sekolahnya.Rika setuju dengan kata -kata Ricky.Dia juga banyak wanita yang suka, tapi dia tidak menyukai mereka dan tidak bisa menyukai mereka, karena dia sendiri adalah wanita seperti mereka. Dia adalah wanita normal dan tidak menyukai sesama jenis, jadi dia tidak pernah menerima cinta para wanita itu.Dia baru saja menolak pengakuan cinta dari seorang artis sebelum pulang.“Pak Ricky terlalu oke.”Rika memuji Ricky, yang s
“Kata nenekku, kakek buyutku adalah seorang playboy. Di zaman mereka dulu, pria yang kaya pasti akan punya tiga sampai empat istri. Meskipun nenek moyangku adalah istri pertama, tapi dia sangat sedih. Dia berkorban banyak demi mempertahankan pernikahan dan melindungi anak-anaknya.”“Kakekku melihat bahwa ibunya sedih dan tertekan sejak kecil. Dia sangat kasihan pada ibunya. Jadi, setelah ayahnya meninggal dan ibunya yang menjadi pemimpin di keluarga, ibunya membuat peraturan keluarga itu. Anak-anaknya mematuhi peraturan itu, nggak ada yang bermain sana-sini di luar. Begitu menikah, mereka hanya akan memiliki satu pasangan dalam hidup mereka.”Sambil berjalan, Ricky sambil melihat pemandangan halaman rumah keluarga Arahan. Meskipun tidak sebagus Vila Permai milik keluarganya, pemandangan halaman rumah ini juga indah dan menempati tanah yang luas. Mungkin karena dia terbiasa memiliki taman di rumah keluarganya yang begitu indah, jadi dia lebih suka vila keluarganya sendiri.“Selain memil
Rika berhenti melangkah, menoleh untuk wajah tampan yang jaraknya sangat dekat dengannya, dan matanya bertemu dengan sepasang mata yang ramah karena sedang tersenyum itu. Rika seketika langsung mengira Ricky tahu bahwa dia adalah perempuan.Setelah dipikir-pikir, dia rasa tidak mungkin.Orang -orang di Cianter tidak tahu bahwa dia adalah seorang wanita. Dia telah berpakaian seperti seorang pria selama lebih dari 20 tahun. Dia berpengalaman. Tidak ada yang bisa mengetahui identitas aslinya tanpa membuka celananya.Ricky telah datang di sini beberapa kali, dan telah berkali-kali bertemu dengannya, tetapi tidak pernah bersama untuk waktu yang alam. Pria ini tidak mungkin tahu bahwa dia seorang wanita.“Apa Pak Ricky tertarik pada pria? Jika Bapak membawa pulang seorang pria sebagai pasangan, apa para tetua bisa menerimanya?”Ricky berada sangat dekatnya, tapi Rika masih tenang.Ricky salut dengan sikap Rika yang masih bisa tenang. Pemimpin Aurora Group memang berbeda.“Aku nggak tertarik
Rhoma sudah cukup mabuk, sementara Ricky juga pandai minum. Jadinya menyenangkan.Cathy memarahi suaminya, “Ricky lebih muda darimu, bahkan bisa jadi putra kita. Kamu masih memanggil Ricky adik. Panggilan itu nggak benar. Salah panggilan.”Ricky ingin mengatakan itu tidak masalah, lalu teringat bahwa neneknya ingin dia menikahi Rika. Jika dia menjadi “Kakak Adik” dengan calon mertuanya di masa depan, memang agak kacau.Dia tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa, membiarkan Cathy menegur suaminya. Rhoma tertawa dan berkata, “Aku benar-benar cocok sama Ricky. Ricky, Om menganggapmu sebagai teman. Kalau kamu ada waktu, sering-sering datang untuk makan dan minum dengan Om.”“Oke, asalkan Om mengundangku, sesibuk apa pun aku, aku akan menunda pekerjaanku dan datang menemani Om minum.”Rika mengerutkan bibirnya saat mendengar hal itu.“Pa, Pak Ricky itu sibuk, nggak kayak Papa yang sudah santai sekarang karena bisa melimpahkan pekerjaannya ke orang,” ujar Rika pada ayahnya.Aurora Group kel
Rika pura-pura tidak memperhatikan gerak-gerik kecil orangtuanya.Dia awalnya ingin pengawalnya menjadi sopir dan mengantar Ricky kembali ke hotel.Rhoma berkata, “Riko, Ricky naik mobilmu saja. Ricky banyak minum tadi. Papa takut dia merasa nggak nyaman di jalan dan nggak ada yang menjaganya.”Rika berkata, “ .... Oke.”Dia pasti anak angkat.Orang tuanya bahkan tidak begitu perhatian dan peduli terhadap dia dan adiknya.Atas permintaan orang tuanya, Rika terpaksa mempersilakan Ricky masuk ke mobilnya. Maybach milik Ricky akhirnya dibawa oleh pengawal keluarga Arahan untuk dibawa kembali ke hotel milik keluarga Adhitama.Setelah mobilnya melaju keluar dari rumah keluarga Arahan, Rika menoleh dan menatap Ricky yang sedari tadi bersandar dengan santai di sandaran jok mobil dengan mata terpejam.“Pak Ricky, apa kamu mabuk?”“Aku nggak mabuk, tapi wine-nya cukup kuat tadi. Aku sedikit pusing sekarang, tapi aku masih sadar.”Rika terdiam lalu berkata, “Orang tuaku sangat menyukaimu. Selama
“Nggak lihat bisnis yang dia kelola dalam bidang apa? Bisnis katering yang dinaungi oleh Adhitama Group awalnya bukan yang terbaik dalam industrinya. Setelah diserahkan kepada Ricky, bisnis itu menjadi yang terbaik.“Alangkah enaknya kalau pria hebat seperti itu kalau jadi menantu kita.”Rhoma menghela napas dan berkata, “Rika sudah berumur dua puluh delapan tahun, dan dia masih menolak untuk kembali menjadi perempuan, juga nggak menyukai siapa-siapa. Dia berencana untuk menjadi laki-laki, atau single, selama sisa hidupnya.”Cathy mengomel pada suaminya, “Aku sudah bilang, dulu waktu dia suka berdandan sebagai laki-laki waktu kecil, kita masih bisa membiarkannya. Anak kecil itu semuanya lucu dan wajahnya mirip-mirip, susah dibedakan laki-laki atau perempuan.”“Tapi, waktu sudah besar, kita nggak boleh membiarkannya berdandan seperti laki-laki lagi. Kamu malah bilang, terserah dia saja kalau dia suka. Kamu bahkan bilang, dia jadi punya aura seperti kakak laki-laki, kalau dia mau jadi ka
Rika membawa Ricky sampai dekat dengan hotel. Lalu, dia membangunkan Ricky dan berkata kepada pria itu, “Pak Ricky, kita sudah hampir sampai di hotel milik Adhitama Group.”Ricky duduk tegak dan melihat ke luar jendela. Pemandangan jalan yang familiar.Dia berkata dengan malu-malu kepada Rika, “Aku tidur sepanjang jalan. Jadi nggak enak sama Pak Riko.”“Aku mengerti.”Rika berpikir dalam hati, justru bagus tidak terjaga. Kalau pria itu terjaga dan bersikap aneh-aneh, dia malah harus menjaga pria itu sepanjang jalan.“Pak Riko biasanya tinggal di mana?”Rika terdiam lalu berkata, “Aku membeli sebuah vila di kawasan Vila Anberic. Biasanya aku tinggal di sana. Jauh lebih dekat dengan kantor. Kalau naik mobil, hanya butuh sepuluh menit.”Jika dia tinggal di rumah orang tuanya, perjalanan ke kantor akan memakan waktu satu jam, dan dia tidak bisa tidur lebih lama di pagi hari.Jadwal Rika sehari-hari sangat teratur. Dia tidak pernah terlambat masuk kerja. Dia pasti sudah ada di kantor sebelu
Yohanna menyudahi percakapan dia dengan teman baiknya dan masuk ke ruang makan. Dua adik dan ibunya sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Di depan mereka sudah tersedia semangkuk sup hangat yang menunggu untuk segera dinikmati. Di tempat duduk yang biasa Yohanna tempati juga sudah tersedia semangkuk sup, sama seperti yang diberikan untuk yang lain, yang disajikan langsung oleh Ronny. Setelah Ronny memanggil Yohanna untuk makan, dia langsung kembali ke dapur karena di dapur masih ada dua lauk lagi yang harus dia masak agar hidangannya lengkap. Seusai makan siang, Yohanna beristirahat sejenak karena sebentar lagi dia harus segera kembali ke kantor. Sejujurnya Ronny juga sedikit lelah, tetapi dia masih harus melayani tunangannya itu, dan baru bisa benar-benar beristirahat ketika Yohanna sudah berangkat kerja. Di malam harinya, jika Yohanna tidak makan di rumah, Ronny diberi kebebasan untuk bekerja atau terus beristirahat karena keluarga Pangestu masih memiliki koki yang lain untuk
“Bawa juga suami kamu biar dia nggak salah paham. Takutnya nanti dia pikir kamu datang ke rumahku untuk selingkuh.” “... oke. Aku bakal ajak dia juga. Aku mau lihat cowok kayak apa sih yang punya suara merdu begitu. Seharusnya nggak jelek, ‘kan?” Setelah sejenak terdiam, Yohanna membalas, “Kayaknya mending kamu nggak usah datang, deh. Takutnya kalau kamu datang dan ketemu dia, kamu bakal menyesal sudah menikah karena kamu sudah nggak bisa lagi ngejar-ngejar cowok ganteng.” “Wah, berarti dia pasti ganteng banget, nih. Aku jadi makin nggak sabar main ke rumah kamu. Bisa bikin kamu ngomong begitu berarti dia pasti punya muka yang menarik. Yohanna, kalau kamu sudah nggak mau pakai koki yang ini lagi, jangan lupa kabari aku, ya. Biar aku yang pakai dia. Selama ada koki ganteng di rumahku, aku nggak bakal pernah kelaparan lagi.” “Untuk sekarang, aku masih bisa makan masakannya dia, masih belum muak. Dia memang dari dulu hobinya memasak. Mungkin di zaman dulu dia sempat hidup jadi koki bu
Masalahnya, dengan harta dan kedudukan yang ketua kelas miliki sekarang pun, jarak antara dia dan Yohanna masih terlalu jauh. Yohanna berpikir sejenak dan menjawab, “Ketua kelas kita mukanya yang kayak gimana? Aku nggak ingat sama sekali.” Ketika masih bersekolah, ada banyak sekali kaum pria yang berusaha mendekati Yohanna, tetapi Yohanna sedikit pun tidak memiliki perasaan terhadap mereka. Jadi setiap hari dia hanya memasang wajah yang kaku dan dingin. Dari situ dia mendapat julukan “Ice Princess”, dan makin sedikit orang yang berani mendekatinya. Karena terlalu banyak pria yang menyukainya, Yohanna tidak ingat seperti apa wajah mereka semua. Itu karena Yohanna tahu, mereka bukanlah pria yang dia inginkan. Jadi tidak aneh jika Yohanna tidak ingat seperti apa paras ketua kelasnya. “... ketua kelas kita itu dianggap sebagai cowok terganteng di kelas. Masa kamu nggak ingat? Kita kan sekelas sama dia selama dua tahun, lho,” ujar Ruth. “Cowok yang sekelas sama aku selama dua tahun kan
“Sebentar lagi kan tahun baru, yang tua-tua setiap hari kerjanya telepon aku minta aku cepat pulang. Makanya sekarang aku sudah pulang.” Setelah Ruth menjawab pertanyaan Yohanna, sekarang gantian giliran dia yang bertanya, “Kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis, masa sudah langsung ke kantor lagi tanpa istirahat? Kamu terlalu keras kerjanya, kan kamu punya banyak adik-adik yang bisa bantu kamu. Bagi saja tugas kamu sebagian ke mereka. Jangan semuanya kamu tanggung sendiri. Nggak perlu bikin capek diri sendiri.” Ruth sangat memedulikan Yohanna. Mereka berdua adalah teman baik, tetapi semenak Yohanna mengambil alih bisnis keluarga, mereka jadi jarang bertemu karena Yohanna terlalu sibuk. Sering kali mereka hanya berhubungan melalui chat untuk tetap menjaga pertemanan. Untung saja mereka adalah teman sekelas sejak SD. dengan pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, tentu tidak akan putus hanya karena Yohanna sibuk bekerja. Yohanna juga sering menjalin hubungan kerja
Yohanna harus membahas masalah pendidikan adiknya dengan kedua orang tuanya. Dia hanya punya satu adik kandung, jadi dia akan sangat mementingkan pendidikan adiknya. Sesibuk apa pun pekerjaan Yohanna, dia akan selalu meluangkan waktu untuk bertanya tentang kegiatan belajar adiknya. Apabila Tommy melakukan kesalahan dan malah dimanja oleh orang tuanya, maka Yohanna yang mau tidak mau harus memarahinya. Tidak peduli Tommy menangis atau merengek manja, kalau sampai Yohanna tahu adiknya bersalah, dia akan memberi pelajaran tegas agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Lalu Yohanna juga akan menyuruh Tommy untuk menuliskan apa saja kesalahannya di atas kertas. Apabila orang tua atau om tante juga melindungi Tommy, mereka juga harus ikut menulis kesalahan mereka. Lihat saja siapa yang masih berani melindungi Tommy ketika dia berbuat kenakalan. Namun tentu Yohanna tidak akan menegur jika Tommy melakukan kenakalan kecil yang masih bisa diterima. Sebagai anak kecil, khususnya anak lelaki, waj
Yohanna spontan tersenyum mendengar ucapan manis adik-adiknya. “Berhubung kalian berdua sudah berbaik hati, kalau begitu aku panggil kakak-kakak yang lain untuk pergi belanja bareng. Siapkan dompet kalian, ya. Aku sudah lama nggak pergi belanja, lho. Kalau sudah pergi belanja nanti, apa pun yang aku suka langsung kubeli.” Kedua kakak beradik itu mengangguk, dan Tommy menyahut, “Biasanya Kak Yohanna sibuk kerja, jadi nggak ada salahnya sesekali belanja. Anggap saja waktu untuk bersantai.” Di antara semua anggota keluarga Pangestu, Yohanna memiliki pekerjaan yang paling sibuk dan paling melelahkan. Sejauh yang bisa Tommy ingat, dia tidak pernah satu kali pun melihat kakaknya pergi berbelanja atau pergi berlibur. Setiap hari dia harus bekerja di kantor, menemui klien, dan pergi dinas ke luar kota. Bahkan di akhir pekan pun Yohanna belum bisa bersantai. Terkadang dia masih harus menemani partner bisnis bermain golf, memancing atau berenang. Namun, hanya partner bisnis penting yang bisa
“Oke! Nanti aku beliin Kakak baju baru,” ucap Tommy. Tommy sama sekali tidak kekurangan uang saku. Ketika tahun baru tiba, para orang tua akan memberikan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam amplop merah. Sebagian yang itu Tommy serahkan kepada ibunya, dan sebagian lagi dia pakai sendiri untuk membeli barang apa pun yang dia inginkan. Dia juga sangat pandai dalam mencatat keuangannya, dia ingat untuk apa saja uangnya dipakai, atau barang-barang apa saja yang dia beli. Yohanna membungkukkan badannya sedikit dan mencubit pipi adiknya. Mata dan alisnya membentuk setengah lingkaran seperti sedang tersenyum. “Kamu belajar yang benar dan harus nurut sama aku saja aku sudah senang. Nggak perlu beliin aku baju baru. Aku punya uang untuk beli baju baru sendiri.” Di lemari baju Yohanna masih banyak baju baru yang bahkan belum sempat dia kenakan. Biasanya dia sehari-hari mengenakan jas kerja, dan hanya mengenakan pakaian santainya di akhir pekan atau ketika sedang beristirahat di rumah. Ibu
Yohanna tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung keluar dari dapur dan duduk kembali ke sofanya semula. Risa tetap memberikan beberapa camilan yang ada dan berkata, “Yohanna, kalau sudah lapar banget, makan saja sedikit. Yang ini nggak terlalu manis. Koki yang biasa tahu kamu nggak suka manis, jadi gulanya dikurangi.” “Selama aku nggak di rumah, dia pasti bikin sesuai sama selera kalian. Aku nggak bisa makan,” balas yohanna. “Nggak terlalu manis pun aku tetap nggak suka.” Bukan hanya perkara tingkat kemanisan saja, tetapi Yohanna memang tidak suka segala jenis dessert yang dibuat oleh kokinya. “Gimana kalau makan biskuit saja?” tanya Risa khawatir seraya menyodorkan bungkusan biskuit kepadanya. “Atau makan buah juga boleh. Di rumah ada buah yang kamu bisa makan. Dijamin masih segar.” “Nggak usah, Ma. Mama duduk saja, nggak perlu kasih aku ini itu. Setengah jam lagi sup yang Ronny buat sudah jadi. Aku tunggu saja.” Yohanna tidak suka makan buah di saat perut kosong. Biasanya di
Ada sih ada saja, tetapi Yohanna tidak tertarik kepada mereka. Yohanna merasa dia punya selera yang cukup tinggi. “Ma, sudahlah, nggak usah bahas beginian lagi. Aku lapar, aku mau lihat apa ada camilan untuk ganjal perut.” Yohanna pun beranjak dari tempat duduknya karena sudah tidak ingin lagi membicarakan topik tentang pernikahan dengan ibunya. “Selama kamu dan Ronny pergi, dessert yang ada di rumah dibuat sama koki yang satu lagi. Dessert buatan dia terlalu manis buat kamu. Kamu pasti nggak bakal suka,” kata Risa. Walau begitu, anggota keluarga lainnya semua pada suka. Hanya Yohanna saja yang tidak suka. Yohanna masih bisa makan dessert buatan Ronny walaupun tidak terlalu banyak. Ronny mengaku dia tidak begitu pandai dalam membuat makanan manis. Risa pernah mencoba dessert buatan Ronny,dan memang tingkat kemanisannya tidak setinggi koki yang biasa, dan tingkat kelembutannya juga sedikit lebih baik. Mungkin karena itu, Yohanna masih bisa menikmati dessert buatan Ronny. Yohanna pu