Share

Bab 2751

Penulis: Anggur
Cakra menatap istrinya dengan sorot menderita dan putus asa. Dia memejamkan matanya karena merasa benar-benar sakit. Dia tidak berani menatap istrinya dan Patricia juga tidak marah. Perempuan itu berjalan ke depan jendela dan menatap ke arah luar.

Pikirannya sudah melayang tidak tahu ke mana. Jika dulu orang itu bersedia bersama dengan Patricia dan membantunya serta menikahinya, hidupnya pasti akan bahagia dan sempurna. Sayangnya, dia selalu setia pada kakak perempuannya.

Meski kakaknya sudah menikah dan melahirkan anak serta meninggal, orang itu tetap enggan bersamanya dan justru menghilang tanpa jejak. Sudah puluhan tahun berlalu dan sekarang dia telah berusia 70 tahun. Orang itu kemungkinan sudah tiada. Lalu kenapa Patricia masih khawatir?

Ponsel Patricia tiba-tiba berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama Felicia yang menghubunginya. Setelah hening sesaat, Patricia menerima panggilan tersebut.

“Ma.”

“Ma, Mama baik-baik saja?” tanya Felicia di seberang telepon.

Dia tida
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ryy Yolanda
segitu cinta nya Patricia sama asisten kk nya. untung asistennya gak mau. mugkin tau krna hati patricia jahat maknya gak mau
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4137

    Berkali-kali Ivan hendak membantah ucapan Felicia tetapi tidak ada kesempatan untuk itu. Felicia berbicara secepat senapan mesin yang terus menembak tanpa jeda. Ivan hanya bisa memelototi Felicia dengan mata dan wajahnya yang muram. Andaikan tatapan mata dapat membunuh, Felicia sudah mati begitu dia membuka mulutnya. Setelah Felicia selesai bicara panjang lebar, dia menyeruput kopi dari gelasnya dan berkata lagi kepada kakaknya, “Kak Ivan, lihat, aku sudah capek ngomong sampai mulutku kering begini. Ini demi kebaikan kalian juga, sama kayak kalian membujuk aku untuk nggak kasih perusahaan ini ke orang lain. Jujur saja, kalaupun aku nggak kasih perusahaan ini ke mereka, apa kamu pikir aku bisa terus jadi kepala keluarga tanpa diganggu? Anggota keluarga yang lain sudah nggak memihak kita lagi. Mereka mungkin nggak memihak juga ke Odelina, tapi yang pasti mereka nggak mungkin mendukung kita lagi. Dari dulu mereka sudah muak sama kelakuan Mama. Tanpa dukungan dari mereka, kita nggak bisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4136

    “Tapi seiring waktu, kami coba untuk memperlakukan kamu dengan baik. Tapi kamu nggak pernah menganggap kami sebagai kakak. Bahkan kamu juga nggak peduli sama Papa. Kamu baru berapa tahun pulang ke keluarga ini. Walaupun kita nggak dekat, hubungan kita juga nggak sejauh itu. Tapi kamu yang nggak pernah menganggap kami sebagai keluarga. Bukan kami yang memusuhi kami, tapi kamu saja yang nggak bisa berbaur.” Selalu saja ada banyak hal yang ingin Ivan katakan setiap kali dia berhadapan dengan Felicia. Isinya tidak pernah jauh-jauh dari keluhan tentang Felicia yang tidak sepaham dengan jalan pikiran mereka. Seolah tersenyum mengejek, Felicia membalas ucapan Ivan, “Kamu jauh lebih tua dariku, tapi kamu masih belum setua itu. Masa ingatanmu sudah menurun secepat itu? Apa kamu lupa? Kalian sendiri yang menikamku dari belakang. Apa aku perlu kasih tahu semuanya satu per satu? Bukannya aku nggak mau berbaur, tapi kalian yang selalu memusuhi aku. Kalian yang lebih dulu nggak menganggap aku seba

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4135

    Para pelayan yang bekerja di rumah Ivan sudah lama berpihak kepada Vandi. Setiap kali membutuhkan bantuan mereka, mereka pasti akan melakukannya. Setelah melihat semua bukti itu, Felicia tidak lagi menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Dia langsung turun dan masuk ke kamar mandi. Dia keluar setelah membersihkan dirinya sejenak dan membawa ponselnya ke ruang istirahat. Dia membuat segelas kopi hangat dan menikmatinya dengan santai di meja kerjanya. “Tok tok tok ….” terdengar suara pintu diketuk. “Masuk.” Pintu terbuka begitu Felicia usai berbicara, dan yang masuk itu tidak lain adalah Ivan. Sorot mata Felicia mengilat ketika melihat kakaknya masuk, tetapi raut wajahnya tampak datar seolah tak terjadi apa-apa. Dia hanya melihat kakaknya berjalan menghampiri sambil menyeruput kopinya. “Felcia,” sahut Ivan dengan wajah tersenyum. Cara dia memanggil adiknya juga terkesan intim, tidak seperti biasanya. Felicia menaruh gelasnya di atas meja dan menegakkan tubuhnya. “Kak Ivan, jangan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4134

    “Kamu baru masuk, makanya nggak tahu. Aku sudah lebih lama kerja di sini, makanya aku bisa tahu.” Bagaimanapun juga itu adalah masalah pribadi keluarga. Dia yang hanya bekerja sebagai satpam tidak akan menyebarkan kisah itu ke semua orang. Hanya kejadian penting yang sampai media tahu saja baru menyebar ke masyarakat. Ivan tidak tahu apa yang kedua satpam itu bicarakan. Dia menganggap dirinya sudah melakukan sandiwara dengan sempurna. Sekarang dia tinggal menunggu rencananya dijalankan malam itu, yakni membunuh Felicia dan membalas dendam Fani serta ibunya, lalu mengambil semua harta pribadi ibunya. Dia tidak akan membiarkan Felicia mendapatkan semuanya seorang diri. Ivan menaruh tanggung jawab kematian Fani dan ibunya ke Felicia. Dia selalu percaya bahwa kematian mereka berdua adalah ulah Fani. Namun sesungguhnya, tanpa kehadiran Felicia pun, Yuna pasti akan datang untuk meminta keadilan bagi ibunya sendiri. Keluarga Gatara akan tetap hancur, dan keturunan Patricia tidak akan bisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4133

    “Kalau nanti kalian ada kesulitan, datang saja. Kami pasti bantu. Tapi kalau kami nggak bisa bantu, apa boleh buat.” Kedua kakak Fani pura-pura berpamitan dengan Ivan dan yang lain. Setelah izin pamit dan menyimpan uang itu, mereka berdua tidak lupa mengucapkan terima kasih. “Biar aku panggilkan mobil untuk kalian pulang,” kata Ivan sembari menelepon sopir untuk mengantar mereka berdua pergi. Tentu saja, kedua kakak Fani tidak sungguh pergi meninggalkan Cianter. Malam ini mereka akan langsung beraksi. Makin cepat mereka menghabisi Felicia, makin cepat pula mereka bisa membawa pulang bayaran yang Ivan janjikan. “Terima kasih, Pak Ivan. kalian sudah banyak sekali membantu kami.” Semua sandiwara berjalan dengan baik. Hingga detik ini kedua kakak Fani tidak keberatan untuk bersandiwara sedikit lebih lama. Tak lama datang sebuah mobil sedang berwarna hitam yang berhenti di dekat mereka. Sopir turun dari mobilnya dan menyambut ketiga tuannya. “Antar dua orang ini pulang. Mereka kakak k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4132

    Julio kembali ke ruang makan dan membungkus sisa makanan yang tidak habis. Botol yang sudah dibuka dan belum habis juga dia bungkus sekalian ke dalam beberapa kantong plastik. Dia memberikan semua sisa makanan dan minuman itu kepada Felix. “Karena kita nggak mau ada orang yang tahu, kita harus kelihatan meyakinkan. Kalian bawa pulang semua makanan ini. Bisa untuk dimakan lagi nanti malam. Kalau nggak mau, langsung buang saja ke tong sampah. Tapi minumannya jangan dibuang. Kalian berdua minum saja. Kami nggak pernah buka minuman itu. Botolnya juga mahal, nggak mungkin bisa dibeli di kampung kalian. Kalaupun ada, paling barang palsu.” Felix menerima sisa makanan dari Julio, termasuk botol alkohol yang masih belum habis itu. Botol itu berisi minuman keras yang harganya mahal. Kalaupun Julio tidak memberikannya, Felix yang akan meminta. Selama dia hidup, belum pernah dia merasakan miras senikmat itu. “Kalau sudah selesai beres-beres, kalian boleh pergi. Kami masih harus balik ke kantor,”

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status