Share

Bab 2980

Author: Anggur
“Nggak bau, kok. Kalau aku sudah tidur, bunyi geledek saja aku nggak kebangun. Jadi nggak perlu nyusahin diri sendiri dengan tidur di ruang kerja.”

“Tadi aku sudah mandi sudah minum air hangat dua gelas, sudah makan permen karet untuk ngusir baunya, tapi Ronny bilang baunya masih menyengat.”

Namun apa yang Ronny bilang itu benar. Cuma membuka mulut saja, bau alkohol dari mulut Stefan bisa dia cium dengan sangat jelas. Lagi pula Stefan sendiri yang takut bau alkoholnya mengganggu.

“Jadi tadi sudah ketemu sama Ronny?”

“Iya, dia bilang mau pergi ke Aldimo untuk jadi koki di rumah keluarga Pangestu. Olivia, Nenek jodohin Ronny sama Yohanna, anak sulungnya mereka.”

“Aku tahu. Waktu Mama bilang ke aku soal ini, aku langsung menebak pasti Nenek yang pilihin orangnya.”

“Istriku memang pintar.”

“Sejak kapan aku bodoh.”

“Benar juga, istriku dari dulu memang pintar.”

Kalau Olivia bodoh, Stefan tidak akan pernah tertarik padanya.

“Tapi Nenek pilih orang yang tinggalnya jauh banget. Kayaknya Nenek
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4137

    Berkali-kali Ivan hendak membantah ucapan Felicia tetapi tidak ada kesempatan untuk itu. Felicia berbicara secepat senapan mesin yang terus menembak tanpa jeda. Ivan hanya bisa memelototi Felicia dengan mata dan wajahnya yang muram. Andaikan tatapan mata dapat membunuh, Felicia sudah mati begitu dia membuka mulutnya. Setelah Felicia selesai bicara panjang lebar, dia menyeruput kopi dari gelasnya dan berkata lagi kepada kakaknya, “Kak Ivan, lihat, aku sudah capek ngomong sampai mulutku kering begini. Ini demi kebaikan kalian juga, sama kayak kalian membujuk aku untuk nggak kasih perusahaan ini ke orang lain. Jujur saja, kalaupun aku nggak kasih perusahaan ini ke mereka, apa kamu pikir aku bisa terus jadi kepala keluarga tanpa diganggu? Anggota keluarga yang lain sudah nggak memihak kita lagi. Mereka mungkin nggak memihak juga ke Odelina, tapi yang pasti mereka nggak mungkin mendukung kita lagi. Dari dulu mereka sudah muak sama kelakuan Mama. Tanpa dukungan dari mereka, kita nggak bisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4136

    “Tapi seiring waktu, kami coba untuk memperlakukan kamu dengan baik. Tapi kamu nggak pernah menganggap kami sebagai kakak. Bahkan kamu juga nggak peduli sama Papa. Kamu baru berapa tahun pulang ke keluarga ini. Walaupun kita nggak dekat, hubungan kita juga nggak sejauh itu. Tapi kamu yang nggak pernah menganggap kami sebagai keluarga. Bukan kami yang memusuhi kami, tapi kamu saja yang nggak bisa berbaur.” Selalu saja ada banyak hal yang ingin Ivan katakan setiap kali dia berhadapan dengan Felicia. Isinya tidak pernah jauh-jauh dari keluhan tentang Felicia yang tidak sepaham dengan jalan pikiran mereka. Seolah tersenyum mengejek, Felicia membalas ucapan Ivan, “Kamu jauh lebih tua dariku, tapi kamu masih belum setua itu. Masa ingatanmu sudah menurun secepat itu? Apa kamu lupa? Kalian sendiri yang menikamku dari belakang. Apa aku perlu kasih tahu semuanya satu per satu? Bukannya aku nggak mau berbaur, tapi kalian yang selalu memusuhi aku. Kalian yang lebih dulu nggak menganggap aku seba

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4135

    Para pelayan yang bekerja di rumah Ivan sudah lama berpihak kepada Vandi. Setiap kali membutuhkan bantuan mereka, mereka pasti akan melakukannya. Setelah melihat semua bukti itu, Felicia tidak lagi menghabiskan waktunya untuk beristirahat. Dia langsung turun dan masuk ke kamar mandi. Dia keluar setelah membersihkan dirinya sejenak dan membawa ponselnya ke ruang istirahat. Dia membuat segelas kopi hangat dan menikmatinya dengan santai di meja kerjanya. “Tok tok tok ….” terdengar suara pintu diketuk. “Masuk.” Pintu terbuka begitu Felicia usai berbicara, dan yang masuk itu tidak lain adalah Ivan. Sorot mata Felicia mengilat ketika melihat kakaknya masuk, tetapi raut wajahnya tampak datar seolah tak terjadi apa-apa. Dia hanya melihat kakaknya berjalan menghampiri sambil menyeruput kopinya. “Felcia,” sahut Ivan dengan wajah tersenyum. Cara dia memanggil adiknya juga terkesan intim, tidak seperti biasanya. Felicia menaruh gelasnya di atas meja dan menegakkan tubuhnya. “Kak Ivan, jangan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4134

    “Kamu baru masuk, makanya nggak tahu. Aku sudah lebih lama kerja di sini, makanya aku bisa tahu.” Bagaimanapun juga itu adalah masalah pribadi keluarga. Dia yang hanya bekerja sebagai satpam tidak akan menyebarkan kisah itu ke semua orang. Hanya kejadian penting yang sampai media tahu saja baru menyebar ke masyarakat. Ivan tidak tahu apa yang kedua satpam itu bicarakan. Dia menganggap dirinya sudah melakukan sandiwara dengan sempurna. Sekarang dia tinggal menunggu rencananya dijalankan malam itu, yakni membunuh Felicia dan membalas dendam Fani serta ibunya, lalu mengambil semua harta pribadi ibunya. Dia tidak akan membiarkan Felicia mendapatkan semuanya seorang diri. Ivan menaruh tanggung jawab kematian Fani dan ibunya ke Felicia. Dia selalu percaya bahwa kematian mereka berdua adalah ulah Fani. Namun sesungguhnya, tanpa kehadiran Felicia pun, Yuna pasti akan datang untuk meminta keadilan bagi ibunya sendiri. Keluarga Gatara akan tetap hancur, dan keturunan Patricia tidak akan bisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4133

    “Kalau nanti kalian ada kesulitan, datang saja. Kami pasti bantu. Tapi kalau kami nggak bisa bantu, apa boleh buat.” Kedua kakak Fani pura-pura berpamitan dengan Ivan dan yang lain. Setelah izin pamit dan menyimpan uang itu, mereka berdua tidak lupa mengucapkan terima kasih. “Biar aku panggilkan mobil untuk kalian pulang,” kata Ivan sembari menelepon sopir untuk mengantar mereka berdua pergi. Tentu saja, kedua kakak Fani tidak sungguh pergi meninggalkan Cianter. Malam ini mereka akan langsung beraksi. Makin cepat mereka menghabisi Felicia, makin cepat pula mereka bisa membawa pulang bayaran yang Ivan janjikan. “Terima kasih, Pak Ivan. kalian sudah banyak sekali membantu kami.” Semua sandiwara berjalan dengan baik. Hingga detik ini kedua kakak Fani tidak keberatan untuk bersandiwara sedikit lebih lama. Tak lama datang sebuah mobil sedang berwarna hitam yang berhenti di dekat mereka. Sopir turun dari mobilnya dan menyambut ketiga tuannya. “Antar dua orang ini pulang. Mereka kakak k

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4132

    Julio kembali ke ruang makan dan membungkus sisa makanan yang tidak habis. Botol yang sudah dibuka dan belum habis juga dia bungkus sekalian ke dalam beberapa kantong plastik. Dia memberikan semua sisa makanan dan minuman itu kepada Felix. “Karena kita nggak mau ada orang yang tahu, kita harus kelihatan meyakinkan. Kalian bawa pulang semua makanan ini. Bisa untuk dimakan lagi nanti malam. Kalau nggak mau, langsung buang saja ke tong sampah. Tapi minumannya jangan dibuang. Kalian berdua minum saja. Kami nggak pernah buka minuman itu. Botolnya juga mahal, nggak mungkin bisa dibeli di kampung kalian. Kalaupun ada, paling barang palsu.” Felix menerima sisa makanan dari Julio, termasuk botol alkohol yang masih belum habis itu. Botol itu berisi minuman keras yang harganya mahal. Kalaupun Julio tidak memberikannya, Felix yang akan meminta. Selama dia hidup, belum pernah dia merasakan miras senikmat itu. “Kalau sudah selesai beres-beres, kalian boleh pergi. Kami masih harus balik ke kantor,”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status