Mag-log in“Aku jadi nggak sabar setiap kali dengar kamu cerita tentang keluarga kamu. Aku mau ketemu sama mereka,” ujar Yohanna tersenyum tipis. Dia bahkan sempat berpikir untuk menjadi bagian dari keluarga Adhitama, tetapi Yohanna tidak enak hati untuk mengucapkan itu. Ronny sangat baik padanya. Dira pun bilang tatapan mata Ronny seakan bersinar ketika menatap Yohanna, dan juga mengatakan kalau Ronny datang ke sini untuk mendekati Yohanna. Sebenarnya Ronny datang memang untuk Yohanna. Yohanna ingin mencari koki pribadi karena selera makannya sangat spesifik. Singkatnya, Ronny datang memang untuk mengasah keterampilan memasaknya. Terkadang ketika Yohanna dan Ronny saling bertukar padang, pikiran Yhanna akan teralihkan, mengira Ronny tertarik padanya. Namun pikiran itu segera Yohanna buang jauh-jauh. Dia dan Ronny hanya sebatas majikan dan oi pribadi. Ronny baik pada Yohanna karena Yohanna adalah bosnya. Ketika ada masalah dengan masakan Ronny, Yohanna pasti akan menyadari dan memberi tahu, ag
Ronny tersenyum puas dan menyahut, “Keluargaku pasti senang dan menyambut dengan senang hati pas mereka tahu kamu mau ikut aku menghadiri selamatan satu bulan keponakanku.” Anggota keluarga Ronny akan menganggap Yohanna selayaknya istri Ronny. Yohanna akan diberikan perlakuan sebagai menantu di keluarga Adhitama. Namun hal itu tidak Ronny beri tahu kepada Yohanna. Untuk sekarang ini hubungan mereka berdua masih belum sampai ke tahap pacaran. Ronny tidak perlu terburu-buru, dia hanya perlu meluluhkan hati Yohanna secara perlahan, dan rencananya pasti akan berjalan mulus. “Kakak ipar kamu saja belum lahiran, tapi dari tadi kamu ngomongin keponakan kamu terus. Kamu berharap punya keponakan cowok, ya? Aku dengan dari Ruth, senior di keluarga kalian berharap punya anak perempuan.”Ronny menunjukkan senyum pahit ketika bicara soal anak perempuan. “Ruth pernah datang ke Mambera dan tahu tentang keluargaku. Pasti dia juga tahu kalau keluargaku sudah seperti biara biksu. Entah kenapa semua me
“Kakak ipar kamu kapan lahiran?” tanya Yohanna. Yohanna tidak memiliki koki pribadi cadangan. Jika Ronny hanya cuti selama tiga hari, Yohanna masih bisa bertahan. Namun jika lebih lama dari itu, kemungkinan Ronny tidak akan diizinkan untuk cuti. Yohanna mengetahui kabar terkini tentang keluarga Adhitama, termasuk kehamilan Olivia, melalui teman baiknya. Olivia adalah kakak iparnya Ronny, hal yang wajar jika Ronny ingin pulang untuk melihat kelahiran keponakannya. “Nggak tahu. Aku sudah tanya kakakku, kemungkinan dua bulan lagi, tapi bisa jadi lebih cepat dari itu. Aku mau menjenguk kakak iparku selagi dia masih di rumah sakit pasca lahiran. Nanti kalau dia sudah boleh keluar dari rumah sakit dan istirahat di rumah, baru aku balik ke sini. Habis itu, pas keponakanku genap satu bulan, aku bakal ke sana lagi selama dua hari. Gimanapun juga keponakanku adalah anak pertama di generasi berikutnya.” Yohanna berpikir sejenak dan berkata, “Kalau cuma cuti tiga hari, aku bisa kasih izin kapan
Ronny sadar Yohanna sengaja mengatakan itu karena takut dia akan menolak. Ronny mana mungkin menolak? Dia justru senang sekali diajak makan bersama! “Baik. Asal kamu nggak keberatan, nanti kita makan bersama. Kamu makan saja dulu, aku mau siapkan buahnya dulu.” Yohanna hanya menatapnya tanpa mengatakan apa-apa, lalu dia pun keluar dari toilet. Biasanya Yohanna hanya makan buah ketika sedang menjamu klien atau tamu penting. Pada umumnya, Yohanna langsung kembali ke ruang istirahat selesai makan. Di waktu istirahatnya yang sempit itu, dia sudah tidak lagi berpikir untuk makan buah. Yohanna belakangan baru sadar kalau Ronny ternyata telah mengubah kebiasaannya tanpa disadari. Dengan mengubah kebiasaan kecil, waktu istirahat Yohanna menjadi sedikit lebih panjang. Alhasil Yohanna pun merasa lebih segar. Tak lama kemudian, Ronny keluar dengan buah yang sudah dia siapkan. Dia menyusun semua potongan buah itu menyerupai bentuk burung yang sedang mengepakkan sayap. Potongan buah yang tidak
“Kak Yohanna nanti malam masih ada janji sama klien. Habis itu masih harus lembur di kantor. Bawa saja makanannya ke dalam.” “Oke.” Ronny datang untuk membawakan makanan calon istrinya. Setelah itu Dira pun masuk ke dalam lift. Ketika membalikkan badan, dia melihat Ronny sudah pergi. Dira tertawa kepada dirinya sendiri dan bergumam, “Kapan, ya, aku bisa ketemu sama cowok yang segitu sayangnya sama aku?” Yohanna sudah dipertemukan dengan Ronny. Walaupun mereka masih belum resmi berpacaran, mereka sudah saling menyukai satu sama lain. Tak lama lagi, mereka pasti akan menjadi sepasang kekasih. Asalkan kedua pihak keluarga tidak keberatan, mereka bisa menjadi sepasang suami istri yang saling menyayangi. Namun mengingat kondisi keluarganya saat ini, Dira sedikit khawatir Yohanna dan Ronny tidak bisa bersama hingga akhir. Yohanna tidak mungkin pergi jauh dari Aldimo. Setelah menikah, Yohanna masih tetap harus mengurus usaha keluarga. Dia pasti akan sangat sibuk dan butuh pengertian dari
Yohanna sudah menggerakkan bibirnya, tetapi dia tidak jadi mengatakan apa-apa. Ucapan Dira cukup masuk akal. Yohanna tidak bisa terus-terusan memaksa kedua adik laki-lakinya. Mereka berdua masih kecil, baru juga berusia enam tujuh tahun. Masa kecil seharusnya diisi dengan kegiatan yang bahagia, tanpa ada rasa cemas atau khawatir. Selama ini Yohanna sudah memberikan tekanan yang terlalu besar kepada mereka. “Kalau lagi senggang, Ronny juga suka menemani mereka. Aku rasa Ronny bisa banget menemani anak-anak main bareng. Mungkin dia sudah ada pengalaman sebelumnya di keluarga dia sendiri.” Keluarga Adhitama memiliki sembilan orang cucu, tetapi semuanya laki-laki, tidak ada satu pun perempuan. Ronny berada di urutan keenam. Di bawahnya ada Jordy, Nicho, dan Sandy. Di antara mereka, Sandy yang paling kecil. Dia bahkan belum memasuki usia dewasa. Selama ini selalu ada delapan orang kakak yang menjaganya. Namun sejak kecil Sandy sudah merasakan tekanan yang begitu besar. Siapa yang bisa me







