Share

Hilang

Author: eri desianto
last update Last Updated: 2022-03-22 10:55:00

Sementara itu, Nam bergerak cepat menuju rumah Samos, perasaan nya tak tenang. Setelah menunggu cukup lama Nam akhirnya berkata, "Kenapa Rena dan Rona belum pulang juga?" Mimik serius yang diperlihatkan Nam terlihat menahan geram, perasaan tak enak yang mengganjal perut dan dadanya menjadi kenyataan, ia tak sepenuhnya percaya pada Rona dan Rena. Keputusan untuk menghampiri rumah Samos adalah hal tepat yang dia lakukan.

Sora mengintip dari balik bilik papan, memperhatikan gerak-gerik diluar yang semakin gelap,memperlihatkan kedua bola matanya yang coklat dan pekat tertimpa sedikit cahaya lampu, ia tampak seperti predator yang mengintip mangsanya. 

"Ayah, Ibu… Rona hilang!" Rena tergopoh-gopoh berlari pincang, menarik napas kemudian membuangnya lagi dengan begitu cepat sehingga terdengar seperti orang yang hampir sekarat, dia memasang muka cemas mengelabui keluarganya. "Ayah, Rona sedang bersamaku dalam perjalanan kesini, namun saat aku mampir membeli beberapa titipan ibu,setelah itu dia menghilang, aku sudah mencarinya kemanapun, tapi tetap tidak ketemu!" Kepiawaiannya dalam memanipulasi cerita tampak seperti sungguhan, muka polos dan jernihnya akan membuat semua orang percaya jika dia tak mungkin berbohong, lagi pula Rena tak pernah melakukan tindakan apapun yang merugikan keluarganya. 

Napas berat Nam terdengar jelas pada telinga Sora, kakak iparnya itu tahu persis bagaimana rasa kecewa dan cemas bercampur menjadi satu. "Tenanglah Nam, Rona tak akan melakukan sesuatu yang merugikan kita," Sora berkata secara terang-terangan, itulah yang dicemaskan Nam. 

Sementara itu,bus yang semula kosong saat memasuki kota semakin terisi penuh, tampak Rona mengerjapkan beberapa kali matanya, memastikan sudah sejak kapan dia terlelap di pundak Gavin.

"Kita sudah sampai?" 

"Masih jauh, kamu bisa lanjutkan tidurmu."

"Aku ingin tahu rencana selanjut nya kemana?" Rona memandang tajam ke arah Gavin, dia lebih punya hak monopoli atas rencana mereka sebab dialah yang banyak mengambil resiko. 

"Kita akan ke Makassar, bermalam semalam di pelabuhan. lalu  ikut pelayaran kapal selanjutnya besok sore dengan tujuan Jakarta" Gavin menjelaskan secara rinci rute perjalanan mereka, membuat perempuan di sampingnya terdiam mendengar dan pasrah mengikuti rute yang diajukan Gavin, sebab dia pun belum pernah meninggalkan kota kelahirannya, kurangnya pengalamannya perihal perjalanan menjadikan dia layaknya anak ayam yang mengikuti induknya kemanapun ia pergi, tapi kali ini berbeda dia mengikuti cinta sejatinya, itu lebih meyakinkan hatinya semua akan baik-baik saja. 

"Berapa jam lagi kita sampai?" Rona bertanya seperti anak kecil yang mengikuti tour pertama kali bersama gurunya. 

"Dua setengah jam lagi," Gavin menjawab dengan malas, rasa kantuk dan lelahnya tampak seperti dia sedang tak ingin diganggu dengan pertanyaan remeh, meskipun itu dengan perempuan yang dicintainya sekalipun. 

"Kamu marah, aku terlalu banyak bertanya?" 

"Tidak, pejamkan lagi matamu, aku akan membangunkanmu kalau sudah sampai," Jawab Gavin ketus.

Rona bahkan bisa menanyakan secara rinci, apakah lelaki di sampingnya itu benar-benar mencintainya atau tidak, jawaban ketus gavin terdengar seperti nada saat sedang memarahi anak kecil yang banyak tanya, namun dia mengurungkan niatnya dia lebih mengikuti perintah gavin dengan sedikit rasa kesal di hati. 

Malam menampakkan perangainya, perjalanan semakin menjauh dari kota kelahiran Rona, bising kendaraan yang berlalu lalang sekarang tersisa beberapa unit saja, penumpang yang sesak kini terlelap dalam tidurnya masing-masing. Begitupun Rona kembali memejamkan matanya, namun perasaan sesal muncul seketika mengacaukan hatinya.

"Gavin?!" Seorang lelaki muda menepuk pundak Gavin disebelah kanan, membuat dia tersentak hampir menjatuhkan ransel yang ada di pangkuannya. "Apa yang kamu lakukan disini?" Selidik lelaki muda itu, "dan kamu bersama perempuan?" Pertanyaan-pertanyaan Lucas yang menumpuk membuat Rona terganggu, dengan cepat dia menutup sedikit wajahnya menggunakan scarf yang digunakannya menutup sebagian kepalanya. Kemudian memalingkan wajahnya ke arah jendela. Kelakuan Rona menimbulkan pertanyaan di benak lucas. 

"Lucas?" Gavin memastikan sesuatu yang telah pasti, hanya untuk sedikit mencari celah menghindari pertanyaan dari Lucas. 

"Apa yang kamu lakukan disini boy?" Lucas mengulang pertanyaannya seperti petugas sensus yang mengintrogasi penduduk tak tercatat. 

"Seperti yang kamu lihat, aku sedang duduk." Gavin mencoba menjawab dengan nada bercanda.

"Maksudku kamu mau kemana?" Lucas tak sabar lagi, dia tahu pasti Gavin sedang mengecohnya, lelaki itu selalu menutupi kebenaran yang bahkan sudah terlihat jelas. 

"Aku akan ke Makassar mengadu nasib, dan mengumpulkan berlian yang banyak. Lalu kamu, bagaimana dengan sekolahmu?" Gavin mencoba membuat lelucon, tapi tak ditanggapi oleh Lucas

"Aku baru saja akan berangkat berlayar, setelah pelayaranku selesai aku akan lulus dan bekerja sebagai ABK sungguhan."

"Baguslah, setidaknya kamu punya masa depan yang menjamin" Gavin menghela napas kemudian melanjutkan pertanyaannya, "Gimana kabar Cal dan Ibumu?" pertanyaan yang sebenarnya tak begitu ingin dia tanyakan keluar begitu saja dari bibirnya. 

"Mereka baik, Cal telah duduk di bangku SMA dan sepertinya dia mulai kasmaran,'' Lucas tampak begitu antusias membicarakan adiknya itu, senyumnya mengembang lebar saat mengingat begitu konyol kelakuan Cal akhir-akhir ini. pertemuannya dengan Gavin layaknya Reuni yang dinanti-nantikannya setelah bertahun-tahun, memang sudah sejak enam tahun yang lalu mereka tak pernah bertemu, setelah keluarga Lucas memilih pindah keluar kota dan mencari kehidupan yang lebih layak, kerinduannya kepada kawan lamanya itu terlihat begitu alami. sedang Rona memaksa mendengar percakapan mereka dibalik telinganya yang tertutup scarf.

"Kamu bersama perempuan?" Lagi-lagi Lucas mengulang pertanyaannya, sembari menunjuk ke arah Rona yang sedari tadi memalingkan wajahnya ke arah jendela. Rona tersentak gerakan tiba-tiba nya seolah pertanda dia tak nyaman dengan pertanyaan itu. 

"Ah tidak, aku baru saja mengenalnya saat mau naik bus ini," kilah Gavin, Rona tampak sedikit lega dengan jawaban Gavin. 

'Aku kira kamu kenal dengannya, berarti dia juga berasal dari Tanah Lau?''

"Bukan, aku berasal dari Watu." Rona menjawab cepat pertanyaan Lucas tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu. 

"Lalu, tujuanmu kemana?" Lucas mulai menjengkelkan.

"Jakarta.''Rona menjawab tanpa memalingkan wajah ke arah lawan bicaranya, jawaban bernada ketus membuat lelaki itu  memilih berbalik bertanya kepada Gavin.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Gavin Kembali

    Lima baris kursi telah disiapkan keluarga Samos untuk menyambut kedatangan Maven beserta keluarganya, senyum mengembang di setiap insan yang berada disana.Desas-desus gadis seratus juta menjadi buah bibir hangat bagi ibu-ibu bermulut besar di kampung itu."Kau tahu? Gadis itu dilamar lagi!""Yah, aku juga mendengar itu, lebih nya mereka menyiapkan uang seratus juta full!!!""Kasihan sekali, mereka tak tahu bahwa gadis itu sudah tak suci."Obrolan-obrolan panas yang dibuat wanita-wanita kampung di sela-sela ramai dan khidmat nya acara lamaran Rona

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Bantuan Radi

    Sesaat setelah Maven kembali kerumah, Radi langsung menanyakan perihal pelayarannya kali ini, setelah dua bulan mereka tak pernah berbincang sedikitpun."Bagaimana dengan pelayaranmu kali ini?""Lumayan melelahkan, ombak Februari masih terbilang tinggi,'' Maven menjawab seadanya."Apa kamu mau menikah?"Pertanyaan Radi begitu mendadak membuat Maven terdiam sejenak, kemudian menjawab dengan cepat, "yah""Baguslah, umurmu sudah masuk dua puluh lima tahun, Ayah harap kamu sudah cukup matang untuk menikah""Tapi, aku belum punya apa-apa."

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Lamaran Cal

    "Maaf Rona aku harus kembali ke Makassar, aku tidak enak kalau terlalu lama ditempat ini, sesuatu yang mau kupastikan sudah terjawab, aku mohon tunggu aku yah beberapa saat lagi, aku pasti datang jemput kamu."Kata-kata perpisahan Maven membuat Rona menanggung rasa yang sama saat ditinggalkan oleh Gavin, akan tetapi perbedaan terbesarnya adalah, Maven menjelaskan dengan detail bahwa dia akan kembali sedang Gavin pergi tanpa menjelaskan apapun."Aku akan tunggu," tak terasa air mata Rona menetes yang disambut cepat oleh tangan Maven untuk menghapusnya."Aku janji gak akan lama, tapi bersabarlah.""Iya!" Rona mengangguk.Perpisah

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Jawaban

    Peluh yang keluar dari pori-pori Lucas membat Maven bergidik jijik, "Luar biasa keringatmu teman, sepertinya bisa dijadikan air mandi untuk seminggu!" Maven mengejek dengan gaya Khas Lucas yang tengil.Lucas terengah-engah, napasnya yang dikumpulkan di rongga paru-parunya keluar dengan paksa lewat mulutnya."Kamu harus mencobanya besok! Udara disini sangat bagus untuk berolahraga," tukas Lucas.Andrew menilik keluar, melihat Lucas yang baru saja pulang berolahraga membuat dia tersenyum bangga, anak itu memang pantas disebut anaknya.Lucas masuk lewat pintu belakang, peluhnya bisa saja menetes ke dalam ruangan yang sudah dibersihkan ibunya. Sedang Rona menunggu dengan tak sabar, tak biasanya A

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Kecewa

    Andrew tak menjemput Lucas seperti biasanya, Lucas yang meminta, dia akan naik angkutan kota jika itu diperlukan, namun ojek motor adalah pilihan yang paling pas."Dari tadi kamu bengong dan terus melamun,'' Lucas menyadarkan Maven yang masih mempertahankan lamunannya."Maaf." Maven terkesiap dengan cepat ucapan itu keluar dari mulutnya."Sudah aku bilang, gak usah kamu pikirin, lama-lama kamu bisa stres, sekarang pikirkan bagaimana caranya Rona membalas cinta kamu!" Ucapan Lucas yang terakhir membuat Maven tersadar, peran penting dalam sebuah hubungan adalah mendapat balasan yang baik dari pasangan baik itu perasaan maupun perhatian.Maven tergesa-gesa mengangkat ransel yang ditandainya seba

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Maven Kembali

    Angin Desember, ritual pemanggil flu paling alami, setelah terombang-ambing selama tiga bulan lebih di atas kapal yang melaju di antara ombak dan perpisahan di setiap pelabuhan, Maven menyunggingkan senyumnya, kini waktunya kembali, meski kepalanya masih terasa berdenyut tak mengurungkan niatnya untuk datang menemui Rona."Kamu mau langsung pulang?" Maven bertanya pada Lucas yang mengangkat barangnya di sela-sela ramainya siswa yang baru saja turun dari kapal."Iya, aku sangat rindu ibuku!" Lucas menjawab tak seperti biasanya, pengalaman yang dialaminya selama berlayar terus mengingatkannya pada ibunya, pelayaran yang terasa ingin membunuhnya pelan-pelan."Aku ikut!" Maven mengacungkan telunjuk nya seperti anak kecil yang ingin memberi jawaban di dalam kela

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Mencintai Rona

    Ruangan gelap membentuk kisi-kisi cahaya yang datang dari luar membuat Maven tak bisa tidur, Maven tidak pernah merasakan suhu tubuhnya meningkat, sesaat setelah mengingat hal-hal yang telah diucapkannya pada Rona.Gadis itu memiliki pesona yang tak dapat mengalihkan pikiran Maven terhadapnya,Kulitnya selembut embun dan senyumnya yang membuat siapapun dapat terpikat. Semenjak pertemuan nyatanya dengan Rona, Maven semakin giat melakukan apapun, membaca buku-buku yang dapat membuatnya sukses lebih cepat serta hal-hal yang membuat dia terlihat dewasa dan mampu menjadi tempat bersandar bagi Rona."Tunggu aku, Jika kau ingin. Tapi percayalah aku akan membuatmu ingin menungguku."Persiapan pelayaran terakhir yang dilakukan Maven akan membawa nya ke tahap

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Ruth

    Dua Puluh Enam November, tepat hari ini adalah hari kelahiran Ruth sejak Dua Puluh Empat tahun yang lalu, kehidupannya yang terbilang masih terbayang-bayang pada masa lalu kelam,membuat Ruth harus bersabar setiap mendengar ujaran kebencian dari para tetangganya, setelah memutuskan bercerai dengan suaminya, Ruth memilih tinggal sendiri, dibanding harus kembali kerumah orang tuanya.Kehampaan yang terasa mengusik hari-hari yang dilewati oleh Ruth.Lelaki yang dicintainya mencintai orang lain, bahkan gadis itu adalah sepupu nya sendiri.Aku tak tahu harus bagaimana Vin, semenjak pertemuan itu aku benar-benar tak dapat melupakanmu, aku mencintaimu. Aku harus apa?Ruth menghempaskan tubuhnya pa

  • Pernikahan Gadis 100 Juta   Cemburu

    Percakapan singkat yang terjadi antara Cal dan Andrew membuat suasana menjadi hening dan menegangkan. Rasa sesak yang tiba-tiba dirasakan oleh Rena juga dirasakan oleh Cal, tak ada yang berani mengeluarkan suara apapun bahkan suara batuk kecil yang tertahan di tenggorokan Maven dibiarkannya menjadi air liur kemudian ditelannya pelan-pelan.Ada ketidaksetujuan yang terdengar begitu keras dari ucapan Andrew meski tak diucapkan secara langsung.Rena mempertahankan posisinya agar terlihat baik-baik saja, akan banyak hal yang mungkin saja dapat membuatnya tampak lebih kikuk lagi, Rona mengerti perasaan Rena, digenggamnya pelan tangan gadis itu, dengan bahasa isyarat mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.Andrew tak melanjutkan ucapannya, fokusnya kembali tertuju

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status