"Aku mau menemui Bibi Ping," kata Suzy sambil mengenakan topeng yang dibawanya.Dalam sekejap, wajah Suzy pun berubah. Vermont, Janet, dan Tori agak terkejut melihatnya.Di saat bersamaan, mereka juga bingung, apa yang ingin dilakukan Suzy?"Ke ... kenapa wajahmu berubah menjadi wajah Barbie? Apa tidak mencurigakan kalau kamu pergi ke penjara dengan mengenakan identitas Barbie?" tanya janet.Suzy tersenyum kecil. "Tenang saja, aku sudah mencari tahu. Dengan menggunakan identitas Barbie, aku justru akan lebih mudah mendapatkan informasi."Kemudian, Suzy berpesan kepada Vermont, "Kalau ada pergerakan yang mencurigakan, segera hubungi aku. Terus awasi Barbie.""Semuanya, aku pergi dulu." Suzy langsung pergi setelah berpamitan.Ketika beranjak keluar, Suzy melihat pemuda yang sedang mengobrol dengan kasir. Mereka terlihat akrab."Cole," panggil Suzy.Begitu mendengar ada yang memanggilnya, Cole langsung menoleh. Namun, dia tertegun saat melihat Suzy yang melambaikan tangan ke arahnya.Cole
Di saat, bersamaan, terdengar suara wanita yang mengeluh."Semua orang boleh pergi, kenapa aku tidak? Kenapa kalian mengurungku di sini? Bajingan ....""Uhuk, uhuk!" Terdengar suara berdeham.Maggie sontak menoleh ke belakang. Begitu melihat seseorang yang berpakaian putih, Maggie tampak ketakutan dan wajahnya pun memucat.Semua orang di penjara sangat kejam. Maggie sudah banyak menyaksikan narapidana yang dieksekusi secara mengerikan.Ditambah, Maggie baru saja memaki aparat kepolisian. Gawat, dia berada dalam bahaya!Di tengah kecemasan Maggie, Kepala Tahanan berkata, "Maggie, ada yang datang mencarimu."Maggie tercengang, ada yang mencarinya? Tak berapa lama, "Barbie" muncul di belakang Kepala Tahanan.Maggie langsung bangkit berdiri, bibirnya tampak bergetar ...."Kalian ngobrol saja," Kepala Tahanan berbicara kepada Suzy, lalu meninggalkan sel.Setelah Kepala Tahanan pergi, Maggie tidak bisa membendung rasa harunya dan berteriak, "Bar, Barbie, kamu datang mengunjungiku? Aku sangat
Sesaat mendengar jawaban Suzy, Maggie pun melepaskan genggamannya dan tersenyum lega.Namun, Suzy menarik kembali tangan Maggie dan bertanya, "Bu, apakah tuduhan Thomas kepada Gilbert itu benar? Gilbert tidak menindas ... Lorraine, 'kan?"Suzy terbiasa memanggil Lorraine dengan sebutan Nyonya Lorraine. Untung saja dia tidak keceplosan.Maggie menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Tentu saja tidak. Jenderal Xin dan Gilbert sangat akrab, makanya Thomas merusak persahabatan mereka. Kalau Jenderal Xin memercayai orang lain, mana mungkin Thomas berada di posisi sekarang?""Thomas sangat licik. Dia tahu, Jenderal Xin tidak akan memaafkan siapa pun yang menyakiti Lorraine. Jadi, dia menggunakan kesempatan itu untuk menjebak Gilbert. Seperti dugaan, rencana Thomas berhasil." Setiap membahas Thomas, Maggie terus menghela napas.Maggie telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk pria itu. Sekarang, semua utangnya sudah lunas.Sekarang, Maggie hanya ingin segera bebas dari penjara dan hidup bahagi
Berbicara sampai sini, Barbie tersenyum sinis dan melanjutkan, "Saat Keluarga Xin tertimpa bencana, kamu juga tidak ada niat untuk mengakuiku sebagai putrimu. Sebaliknya, setelah aku melaksanakan perintahmu, kamu baru memberitahuku bahwa kamu adalah ayahku, ayah kandungku."Thomas menundukkan kepalanya. "Barbie, aku ... aku minta maaf. Aku bukan ayah yang baik."Barbie menatap Thomas tanpa menjawab apa-apa. Sepertinya Barbie sedang berpikir.Setelah beberapa saat, Thomas kembali membela diri. "Percayalah padaku, aku melakukan semuanya demi kebaikanmu dan ibumu. Aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kalian."Kemudian, Thomas mengangkat kepalanya, lalu menatap Barbie dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Begitu Keluarga Xin hancur, keluarga kita akan hidup bahagia."Barbie mengerutkan bibirnya sambil berpikir. "Keluarga kita? Ibuku masih di penjara.""Tenang saja, aku akan mencari cara untuk mengeluarkannya." Thomas berjanji kepada Barbie. "Apakah ... kamu bersedia memanggilku
Thomas mengira bahwa Jose sudah melaporkan semua yang dia ketahui. Tidak disangka, ternyata bajingan itu menyembunyikan sesuatu.Sialan!Jangan pikir hanya karena sudah meninggal, Jose bisa lari begitu saja. Tatapan Thomas terlihat sangat mengerikan."Ayah, kalau hubungan Suzy dan Keluarga Xin diungkap, bukannya secara otomatis dia juga akan dipenjara? Aku benar-benar membencinya!" Suara Barbie memecah lamunan Thomas.Thomas berpikir sejenak dan berkata, "Jangan.""Kenapa?" Barbie tampak kesal."Suzy masih berguna." Thomas tidak ingin menjelaskan lebih panjang. "Setelah semuanya beres, aku akan menghabisinya. Putriku, tenang saja, Ayah tidak akan mengecewakanmu."Walaupun curiga, Barbie tidak menunjukkan perasaannya. Dia hanya menjawab dengan patuh, "Baik."Setelah selesai, Barbie pun membuka pintu dan beranjak ke luar.Ketika Barbie beranjak pergi, dia sempat berpapasan dengan seorang pria.Begitu melihat Barbie, pria itu terlihat sangat terkejut dan mempercepat langkahnya.Sesampainy
Awalnya, Lorraine sudah hampir sembuh, tapi suasana di sini membuatnya sangat menderita. Ditambah, kondisi mentalnya juga tertekan sehingga penyakitnya pun kambuh.Christina mengambil teko di samping, lalu menuangkan segelas air untuk Lorraine. Menyebalkan, bahkan air di dalam teko pun dingin.Tatapan Christina tertuju kepada obat-obatan yang tidak berguna. Seketika, wajahnya pun berubah menjadi dingin.Di saat bersamaan, seorang pengawal berjalan menghampiri sel Lorraine dan Christina."Berhenti!" teriak Christina, lalu mengambil tumpukan obat-obatan dan melemparkannya ke wajah pengawal.Selama ini, Christina adalah orang yang tenang, tidak mudah emosi, dan tidak suka bertengkar.Namun, dikurung di tempat ini membuat kesabarannya habis.Saat ini, Christina benar-benar murka. Di sisi lain, tindakan Christina juga membuat pengawal murka."Apa yang kamu lakukan? Mau cari masalah?" teriak pengawal tersebut."Justru aku yang mau tanya, kalian mau ngapain? Sewaktu persidangan, Pangeran Nola
Lorraine terjatuh cukup keras, wajahnya langsung memucat.Raut wajah Christina sontak berubah, dia memaki pengawal yang mendorong Lorraine, "Bajingan! Apa yang kamu lakukan?"Kemudian, Christina melepaskan cengkraman pengawal dan menghampiri Lorraine. "Bu!"Sebelum sempat memeriksa kondisi Lorraine, pengawal kembali menarik Christina. "Ikut aku!"Christina tidak menyerah begitu saja, dia terus memberontak. Kesabaran pengawal sudah habis, dia tidak sungkan-sungkan lagi dan menarik Christina sekuat tenaga.Tenaga pengawal sangat kuat, tangan Christina dicengkram sampai biru. Meskipun begitu, Christina sudah seperti mati rasa, yang dipikirkannya hanyalah keselamatan Lorraine.Kondisi Lorraine sangat buruk, Christina tidak punya waktu untuk memikirkan tangannya yang biru memar. Namun, tidak peduli sekuat apa pun Christina memberontak, kekuatan pria dan wanita memang berbeda. Apalagi, semua pengawal Rutan sudah melalui pelatihan khusus. Jadi, wajar saja mereka sangat kuat dan kekar.Christi
"Ah!" Royi melepaskan pelukannya sambil merintih kesakitan.Christina menggunakan kesempatan ini untuk melepaskan diri, tatapannya terlihat ketakutan.Royi pun duduk di kursi sambil memegang kepalanya yang berdarah. Christina membuatnya sangat murka, rasanya dia ingin mematahkan tulang wanita ini."Wanita jalan! Tidak tahu diuntung! Aku akan membuatmu menyesal!" Setelah bicara, Royi bangkit berdiri dan kembali mendekati Christina.Raut wajah Royi membuat Christina ketakutan, seluruh tubuhnya langsung terasa membeku.Royi mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum licik. Ketika tangannya hendak menyentuh Christina, tiba-tiba ... boom! Pintu ruangan didobrak.Kemudian, seseorang masuk dan menendang perut Royi. Semua berlangsung sangat cepat ....Tubuh Royi seperti panah yang ditembakkan, dia terhempas, tubuhnya membentur meja kerja, lalu berguling dan terjatuh ke sudut ruangan.Boom! Bugh! Terdengar suara benturan yang beruntutan.Barang-barang yang di atas meja berjatuhan dan mengenai kepa