แชร์

Bab 13 Konflik di Lokasi Pemotretan

ผู้เขียน: Dewa Memories
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-08-27 22:51:22

Lea menelan ludah, tubuhnya terasa kaku. Suasana studio yang semula riuh mendadak membeku, seolah semua orang menunggu siapa yang akan bicara lebih dulu.

Jerry melipat tangannya di dada, senyumnya samar, seperti tak terganggu sama sekali. “Tenang, Abi. Ini hanya bagian dari konsep. Profesional.”

Abi tak bergeming. Tatapannya tak lepas dari wajah Lea, menusuk hingga membuat nafasnya terasa sesak.

“Profesional atau tidak, aku tak suka caranya,” ucapnya pelan, namun tegas.

Lea mengerjap, mencari celah untuk meredakan ketegangan. “Abi… tolong. Ini bukan tempat untuk”

“Tepat sekali,” potong Abi cepat. Ia menghela nafas, menahan diri. “Kita bicarakan di rumah.”

Ruangan kembali sunyi. Semua mata tertuju pada mereka bertiga, sementara waktu terasa berjalan lebih lambat dari biasanya.

Ruangan kembali sunyi. Semua mata tertuju pada mereka bertiga, sementara waktu terasa berjalan lebih lambat dari biasanya. Tim fotografer yang tadi
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Pernikahan Kontrak Sang Pewaris   Bab 35 Langkah Pertama Menuju Akhir

    Abi masih terduduk di ruang tamu, wajahnya pucat dengan foto-foto yang berserakan di meja. Udara malam itu terasa begitu berat, seolah seluruh dunia menekan pundaknya.Sementara itu, Lea berjalan keluar dari apartemen dengan langkah gemetar tapi pasti. Keputusan yang ia ucapkan barusan bukan lagi sekadar ancaman—itu adalah akhir yang nyata.***Pagi harinya, matahari baru saja naik ketika Lea melangkah keluar dari mobilnya, berdiri di depan gedung Pengadilan Agama. Wajahnya tampak tegas meski kantung mata memperlihatkan bahwa ia tak tidur semalaman.Di dalam tasnya, ia membawa dokumen-dokumen penting: buku nikah, salinan KTP, dan berkas-berkas lain yang semalam ia siapkan dengan tangan bergetar. Setiap lembar kertas itu adalah bukti tekadnya untuk mengakhiri pernikahan yang selama ini hanya menyisakan luka.Sella sempat menelepon sejak pagi, menanyakan keadaan, tapi Lea memilih untuk tidak menjawab. Kata-kata Jerry kembali terngiang:

  • Pernikahan Kontrak Sang Pewaris   Bab 34 Usai

    Restoran The Sky Lounge makin sepi, hanya tersisa beberapa meja dengan cahaya temaram lampu gantung. Jerry menutup map kulit hitam berisi kontrak yang baru saja ditandatangani Lea, lalu menatapnya lama, seolah ingin memastikan sesuatu.“Lea,” suaranya rendah, tenang, tapi sarat tekanan. “Mulai sekarang, jangan terlalu terbuka pada siapa pun. Bahkan pada Sella sekalipun.”Lea terbelalak, sedikit terkejut. “Sella? Asisten pribadiku? Dia sudah bersamaku bertahun-tahun, Jerry. Dia lebih seperti adik bagiku daripada bawahan.”Jerry menyandarkan tubuh ke kursi, kedua tangannya bertaut. “Itu justru masalahnya. Kau terlalu percaya padanya. Dan dalam permainan ini, kepercayaan berlebihan bisa membunuhmu.”Lea mengernyit, dadanya terasa berat. “Apa maksudmu? Kau curiga Sella berkhianat?”Jerry menatapnya dalam, matanya dingin. “Aku tidak bilang begitu. Tapi aku tahu, Daniel punya cara untuk merusak lingkaran terdekat lawannya. Satu bisikan, satu ta

  • Pernikahan Kontrak Sang Pewaris   Bab 33 Permainan Tanpa Jalan Pulang

    Darah Lea seakan membeku. Ponselnya masih bergetar di meja, nama Abi menyala jelas di layar, bersama pesan yang menghantam jantungnya tanpa ampun."Kita harus bicara. Sekarang. Aku tahu semuanya."Tangannya refleks menekan layar agar getaran itu berhenti. Ia menatap Jerry dengan wajah pucat, hampir kehilangan kata. Jerry, yang sejak tadi mengamati dengan sorot tajam, perlahan mengangkat alis.“Ada masalah?” tanyanya tenang, tapi nada suaranya mengandung ketegangan yang sulit disembunyikan.Lea menelan ludah, lalu menggeleng cepat. “Tidak. Hanya pesan kantor.” Ia mencoba terdengar ringan, namun suara bergetar membuat kebohongan itu terlalu rapuh.Jerry menyandarkan punggung ke kursi, matanya tetap mengawasi tiap gerak-gerik Lea. “Abi?” tebaknya dingin.Lea tak menjawab. Ia menunduk, menyembunyikan ekspresi yang nyaris runtuh. Jemarinya meremas flashdisk yang kini sudah berada di genggaman, seolah itu satu-satunya pegangan di tenga

  • Pernikahan Kontrak Sang Pewaris   Bab 32 Keputusan Pernikahan Kontrak

    Lea menarik napas dalam, memaksa suaranya terdengar setenang mungkin. “Aku baik-baik saja, Bi. Hanya lelah. Tidak apa-apa.”Hening sejenak. Namun sebelum ia bisa menahan, suara kunci diputar dari luar. Pintu perlahan terbuka, dan sosok Abi muncul dengan wajah penuh perhatian.Lea menahan nafasnya. Ia tidak sempat menyembunyikan matanya yang memerah, meski sudah berusaha mengusapnya cepat-cepat. Abi menatapnya lekat, langkahnya pelan mendekat.“Kamu menangis?” tanyanya lembut, suara penuh kekhawatiran.Lea buru-buru menggeleng, meski gerakan itu terlalu kaku untuk meyakinkan. “Tidak hanya lelah. Aku sudah bilang kan, aku baik-baik saja.”Abi duduk di tepi ranjang, jarak mereka begitu dekat hingga aroma parfum khas Abi menusuk hidung Lea. Lelaki itu mengulurkan tangan, hendak menyentuh pipinya.“Kalau ada yang mengganggumu, kamu bisa cerita ke aku. Jangan dipendam sendiri, Sayang.”Hati Lea bergetar hebat. Kata-kata itu bi

  • Pernikahan Kontrak Sang Pewaris   Bab 31 Diambang Keputusan

    Hening kembali merayap di parkiran yang hanya diterangi lampu jalan. Angin malam berhembus lembut, namun di dada Lea segalanya tetap sesak dan berat. Jemarinya masih menekan map yang kusut, seolah jika ia melepaskannya maka semua kebenaran kelam itu akan lepas dan menelannya bulat-bulat.Ia menatap Jerry lama, matanya basah namun sudah tidak lagi sekadar rapuh ada ketegasan yang mulai tumbuh di balik sorot itu.“Jer,” suara Lea terdengar parau, tapi perlahan menguat, “aku tidak bisa menjawab sekarang. Apapun yang kamu tawarkan, pernikahan kontrak, aliansi, semua ini terlalu besar untuk kuputuskan malam ini juga.”Jerry mencondongkan tubuh sedikit, seolah siap meyakinkan lagi, namun Lea langsung mengangkat tangannya, menghentikannya.“Dengarkan aku dulu,” ujarnya tegas. “Aku butuh waktu. Sampai besok siang. Saat makan siang, aku akan memberikan jawaban apakah aku akan menerima pernikahan kontrak ini, atau aku memilih jalan lain.”Jerry ter

  • Pernikahan Kontrak Sang Pewaris   Bab 30 Antara Bukti dan Perjanjian

    Jerry kembali membuka tas kerjanya, kali ini gerakannya lebih terukur, seolah ia tahu betul setiap detik yang lewat akan menentukan langkah Lea berikutnya. Dari dalam, ia mengeluarkan sebuah map lain, lebih tebal dengan sudut-sudut yang penuh catatan.“Ini,” ucap Jerry singkat sambil meletakkannya di hadapan Lea di atas kap mobil. “Bukti yang kupastikan sendiri kebenarannya.”Lea menatap map itu dengan ragu, jantungnya berdegup kencang. Tangannya sempat terulur, lalu ditarik lagi, seakan takut apa pun yang tertulis di dalamnya akan mematahkan sisa keyakinan yang ia pegang.Jerry akhirnya membuka map itu sendiri. Ia mengeluarkan beberapa lembar fotokopi email, transkrip percakapan, dan catatan transaksi keuangan. Setiap lembaran ia letakkan satu per satu, memberi ruang bagi Lea untuk mencerna.“Ini korespondensi email antara Daniel Andrianto dan salah satu konsultan hukum internal Morning Group,” jelas Jerry, menunjuk pada tulisan-tulisan yang tela

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status