Share

Bab 87

Auteur: Emily Hadid
Clara berbicara tanpa henti, sementara Rendra memegang buku di tangannya dan menatapnya begitu saja.

Sampai akhirnya Clara menyadari tatapan Rendra, barulah dia sadar bahwa dirinya terlalu banyak bicara. Mungkin Rendra merasa terganggu.

Clara tersenyum canggung, lalu berkata, "Maaf ya, aku kebanyakan bicara."

Namun, Rendra menyahut, "Nggak kok. Ide-idemu bagus, lanjutkan saja."

Rendra masih ingin mendengarnya bercerita. Hal ini membuat Clara semakin terkejut. Dia menatap Rendra dan bertanya, "Kamu tertarik dengan ini?"

Rendra bukan lulusan teknik. Dia belajar ekonomi dan hukum.

Melihat ekspresi kaget Clara, Rendra tersenyum menggoda. "Nggak mau cerita lagi? Kamu ini lagi waspada sama aku?"

"Bukan begitu." Clara menyahut, "Lagian aku juga nggak bahas teknis inti. Cuma bahas target yang ingin dicapai."

Sampai di situ, Clara kembali melanjutkan topik tadi, mengutarakan beberapa pemikirannya, juga menjelaskan kendala yang sedang dihadapi StarTech.

Walaupun dia sudah keluar tiga tahun, sete
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Pernikahan Lelucon: Cinta Tulus Lenyap Bersama Abu   Bab 100

    Makanya, dia mengeluarkan uang untuk menyebarkan trending topic itu.Dia membuat Clara merasa bahwa kehangatan Rendra kemarin hanya untuk memanfaatkannya, bahwa dia tetap sedang mengendalikan opini publik.Clara juga tidak akan curiga, karena itu memang cara yang biasa digunakan Rendra. Dia selalu sengaja membuatnya menangani urusan-urusan setelah skandalnya.Namun, dia tak menyangka Rendra ternyata mempermasalahkannya. Bagaimanapun, dia hanya meneruskan cara yang biasa Rendra gunakan. Dia sedang mencemaskan Rendra.Menatap Rendra tanpa mengalihkan pandangan cukup lama, Caroline mencoba tersenyum, lalu bertanya, "Rendra, kudengar kamu mentransfer 10% saham ke Clara, itu benar nggak?"Rendra menjawab, "Benar."Kedua tangan Rendra masih memegang pisau dan garpu. Caroline langsung terpaku mendengar ucapan Rendra.Setelah menatap Rendra cukup lama, melihat dia masih makan dengan tenang seperti biasa, dia tersenyum kaku dan bertanya, "Rendra, terus kamu dan Clara masih mau cerai nggak? Jang

  • Pernikahan Lelucon: Cinta Tulus Lenyap Bersama Abu   Bab 99

    Hanya saja, ini pertama kalinya Rendra tidak memberi tahu Clara sebelumnya. Semuanya dia sutradarai dan mainkan sendiri.Rendra sudah terbiasa memanfaatkannya. Dia sudah sangat terbiasa, bahkan sangat mahir.Setelah makan siang, Clara merapikan meja, lalu pergi ke laboratorium kawasan pengembangan industri teknologi tinggi bersama Hans dan yang lainnya.Ada sebuah proyek dengan pihak militer yang akan melakukan uji latihan bulan depan, jadi mereka harus pergi menyiapkan semuanya.Kesibukan itu berlangsung terus sampai lewat pukul 8 malam. Mereka masih terus mengatur data dan melakukan uji simulasi.Hingga lebih dari pukul 9 malam, barulah semua berhenti bekerja dan pulang. Clara mengemudi pulang. Saat sampai di rumah, waktu sudah lewat pukul 10 malam.Setelah menyantap sedikit makanan yang disiapkan Kinara, Clara naik ke lantai atas.Rendra belum pulang. Dia seharusnya sedang bersama Caroline. Mereka janjian bertemu hari ini setelah berbicara di telepon semalam.Clara tidak terlalu mem

  • Pernikahan Lelucon: Cinta Tulus Lenyap Bersama Abu   Bab 98

    Rendra terus menatap computer. Dia bertanya dengan santai, "Aku benaran nggak nyaman lho. Kamu nggak kasihan sama aku? Peluk juga nggak boleh?"Clara menatap Rendra, tidak tahu harus bilang apa. Dia sadar, Rendra kadang bisa bersikap manja, lumayan pandai memanfaatkan momen.Mendapati Clara terus menatapnya, Rendra juga menoleh padanya. Tatapan mereka bertemu. Melihat Rendra sama sekali tidak merasa memeluknya itu tidak pantas, Clara menatap matanya dan bertanya, "Kalau begitu, nanti aku harus menghiburmu di atas kasur juga?"Clara jarang bercanda seperti itu. Rendra langsung tertawa kecil. "Kalau kamu benar ada niat itu, aku jelas lebih bersedia.""Hehe." Clara mentertawakan Rendra dua kali. "Jangan mimpi deh."Ketika Clara memegang kedua lengan Rendra dan hendak melepaskan tangan yang melingkari pinggangnya, ponsel Rendra yang tergeletak di samping berbunyi.Rendra menoleh melihat ponsel. Clara pun refleks ikut melirik. Caroline. Nama Caroline terpampang di layar.Sekejap, senyuman d

  • Pernikahan Lelucon: Cinta Tulus Lenyap Bersama Abu   Bab 97

    Mendengar godaan Rendra. Clara berkata dengan jijik, "Dasar gila."Masih menggenggam tangan Clara, Rendra berjalan santai. Suaranya terdengar malas saat berkata, "Clara, aku baru 26, lagi masa-masa kuatnya. Kamu setiap hari baru baring sudah tidur, itu namanya menyiksaku."Kalimat itu ... sepertinya ada benarnya juga.Clara menoleh melirik Rendra, melihat wajahnya yang rileks dan suasana hatinya yang juga lumayan bagus.Clara lalu melihat ke bunga-bunga dan tanaman di samping, tidak berbicara lagi. Ya sudahlah, dia juga sudah tersiksa selama tiga tahun.Melihat Clara terdiam, Rendra melepaskan genggaman tangan mereka, lalu menaruh lengannya di bahu Clara dan mencubit dagunya. "Bicara."Selesai berbicara, dia kembali memegang lehernya dengan lembut, penuh godaan.Ketika tangannya mulai nakal, menggesek tulang selangka, bahkan ingin turun lebih jauh, Clara langsung menangkap tangannya dan mengingatkan dengan serius, "Rendra, jangan gila. Di halaman ada CCTV."Melihat ekspresi serius Clar

  • Pernikahan Lelucon: Cinta Tulus Lenyap Bersama Abu   Bab 96

    Rendra bertanya, "Di StarTech sudah terbiasa belum?"Begitu Rendra berbicara, perhatian Clara langsung teralihkan. Dia menjawab, "Sudah terbiasa. Alain orangnya sangat baik, Hans dan yang lainnya juga baik. Aku sendiri juga sangat suka pekerjaan ini."Setiap kali membicarakan pekerjaan barunya, Clara seakan-akan berubah menjadi orang lain. Sangat cerah dan bersemangat.Melihat Clara begitu senang, Rendra tersenyum tipis, tidak melanjutkan pembicaraan.Mereka sudah lama tidak berjalan bersama seperti ini. Dulu saat masih sekolah, mereka masih sering pulang bersama. Terutama setelah Clara naik kelas lebih cepat, mereka pernah pulang berdua berkali-kali.Suasana tiba-tiba berubah hening. Clara hanya merasa tangan Rendra sangat kuat, meskipun sebenarnya Rendra tidak menggenggamnya dengan erat.Di halaman terdengar suara serangga dan katak. Mengingat saham Grup Adresta yang bergejolak hari ini, Clara merasa semuanya seperti mimpi, karena ketenangan Rendra membuatnya merasa seolah-olah kejad

  • Pernikahan Lelucon: Cinta Tulus Lenyap Bersama Abu   Bab 95

    Melihat sikap Rendra yang tidak tulus itu, tatapan Renata padanya dipenuhi rasa jijik.Di sisi lain, Clara hanya makan, tidak mengatakan apa pun.Selesai makan, Zafran memanggil Rendra ke ruang kerja untuk menasihatinya, sementara Clara dan Renata menemani Miskah di lantai bawah.Namun saat ini, Miskah sebenarnya tidak butuh ditemani. Dia memakai kacamatanya sendiri, duduk di ruang tamu sambil menonton drama pendek.Setiap kali melihat pemeran wanita jahat muncul, Miskah langsung menggertakkan gigi dengan marah, merasa Caroline mirip dengan tokoh wanita jahat itu, sedangkan cucunya adalah tokoh pria bodoh yang tertipu wanita jahat.Karena itu, dia membawa ponselnya dan mencari Clara serta Renata, meminta mereka mengajarinya cara mengirim drama pendek itu ke Rendra.Melihat keseriusan Miskah, Clara dan Renata sampai tidak bisa menahan tawa. Namun, mereka tetap mengajari Miskah membagikan drama pendek itu kepada Rendra.Renata bahkan mengatur aplikasi Miskah menjadi kumpulan video anti p

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status