Lima menit lalu, Carlos baru tahu bahwa Yasmine juga datang ke kediaman tua.Paulus tidak mengatakan apa pun sebelumnya. Dia sengaja ingin memperkenalkan Yasmine kepada semua orang di acara formal ini.Dia benar-benar menghalalkan segala cara supaya Yasmine bisa menduduki posisi Nyonya Keluarga Lingga dengan kukuh.Namun, kondisi ini tidak akan berlangsung lama, hanya tersisa dua bulan setengah lagi.Carlos merasa keinginan kakeknya ini terlalu konyol. Hanya saja, dia malas berdebat dengan kakeknya sehingga setuju untuk masuk bersama Yasmine.Sebelum masuk, dia baru melihat Yasmine.Rambut panjangnya yang hitam terurai. Yasmine mengenakan gaun putih yang membuatnya terlihat sangat cantik dan suci.Wanita ini terlihat sangat sempurna tanpa cacat sedikit pun. Sosoknya bagaikan cahaya di tengah dunia yang kacau balau.Carlos terkesima melihatnya.Sesaat kemudian, sikapnya kembali menjadi tidak acuh. Dia berkata, "Huh! Kamu sampai harus bersusah payah begini supaya orang-orang mengenalmu."
Melihat perubahan mendadak ini, raut wajah Paulus menjadi sangat muram. Amarah bahkan berkecamuk di hatinya."Aku sudah menyuruh orang untuk meredam masalah 2 tahun lalu. Kenapa masih tersebar di pesta ini?" tanya Paulus.Karim menjawab, "Nona Qaila yang memulainya.""Kenapa dia bisa kemari?" timpal Paulus.Kemudian, sorot matanya yang tajam langsung tertuju pada Qaila yang berada di antara kerumunan. Begitu melihat senyumannya yang bangga itu, Paulus menjadi sangat membencinya.Cucunya jelas-jelas begitu hebat dan bijaksana, kenapa malah tertarik pada wanita bodoh seperti ini?Meskipun merasa iri, tindakan Qaila yang merusak reputasi Yasmine sama saja dengan merusak reputasi Keluarga Lingga.Wanita ini sama sekali tidak memikirkan harga diri Carlos.Saat ini, di koridor lantai 2, terlihat seorang wanita berwajah pucat yang duduk di kursi roda sedang memandang ke lantai bawah.Dia menatap Yasmine dengan dingin dan jijik sambil berkata, "Malu-maluin saja."Meskipun para tamu hanya bergo
Walaupun dimaki dan dihina semua orang, Yasmine tetap berdiri tegak di tempatnya.Dia menatap wanita hamil itu dengan teguh seraya berkata, "Aku jamin aku bisa menolongmu dan anakmu. Tolong percaya kepadaku."Wanita hamil itu pun menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.Dia tidak bisa mendengar ucapan orang lain lagi. Saat ini, dia bagaikan orang yang tenggelam di lautan. Dia hendak meraih potongan kayu terakhir untuk menyelamatkan nyawanya dan anaknya."Ya. Tolong selamatkan anakku, nggak masalah kalau aku mati." Wanita hamil itu bahkan tidak takut mati, apalagi bertaruh untuk kehidupan anaknya.Jantung Yasmine seketika berdetak kencang. Wanita ini mengabaikan nyawanya sendiri demi sang anak? Apakah ini yang dinamakan kasih sayang ibu?Dia tiba-tiba merasa perut bawahnya menjadi agak hangat. Ini pertama kalinya dia merasakan ada nyawa kecil yang berada di dalam perutnya."Omong kosong! Tuan, cepat hentikan istrimu!" teriak Qaila yang panik.Sang suami tentu tidak ingin istrinya menga
Yasmine dijemput oleh bawahan Paulus untuk kemari, tetapi tidak ada yang mengantarnya pulang setelah pesta berakhir. Mungkin, Paulus merasa kesal karena dia mempermalukan Keluarga Lingga barusan.Yasmine juga malas berurusan dengannya sehingga langsung berjalan ke luar.Tidak jauh dari gerbang kediaman tua, sebuah mobil Bentley putih edisi terbatas perlahan-lahan berhenti di sampingnya.Setelah pintu mobil dibuka, Leo segera turun.Dia mengenakan setelan berwarna putih. Sikapnya tampak sangat lembut, sementara wajah tampannya menyunggingkan senyuman ramah."Nyonya Yasmine, halo. Namaku Leo. Apa kita bisa berkenalan?"Yasmine pernah melihatnya.Pria ini adalah penanggung jawab Kompetisi Pengobatan Tradisional Literasi Kesehatan.Dengar-dengar, Leo adalah Tuan Muda Keluarga Mahendra yang merupakan keluarga bangsawan terbesar dengan latar belakang pengobatan tradisional di Kota Sulvan.Leo masih muda, tetapi keterampilan medisnya sudah sangat luar biasa. Selain itu, dia tidak sombong dan
Namun, dia sendiri sudah memutuskan untuk tidak menggugurkan kandungannya.Yasmine memegang perutnya, perasaannya benar-benar kacau sekarang.Setelah menutup pintu, ekspresi Carlos menjadi makin suram. Suhu di kamar menjadi makin dingin karenanya.Bahkan, Yogi yang sedang melakukan panggilan video dengannya gemetar ketakutan. Dia berkata dengan hati-hati, "Tuan Muda Carlos, sudah ada petunjuk tentang Keluarga Handoyo. Kemungkinan besar, akan ada anggota Keluarga Handoyo yang ikut serta dalam semifinal kompetisi besok."Carlos langsung memerintah, "Ubah rencana besok, kita akan pergi ke kompetisi itu."....Di Kediaman Keluarga Bahar.Ketika melihat Qaila pulang, Raisa buru-buru menghampiri untuk bertanya, "Qaila, aku dengar ada wanita hamil yang kritis di pesta malam ini. Gimana? Kamu nggak ketahuan, 'kan?"Qaila langsung kesal setelah mendengarnya.Dia pun memaki, "Yasmine si jalang itu merebut pusat perhatian dariku. Dia menyelamatkan wanita itu dan anaknya! Tapi, nggak ada gunanya.
Keringat dingin mengalir di pipi Henry. Dia berusaha keras menunduk, tetapi kepanikan ini membuat tubuhnya tak kuasa gemetaran.Di sisi lain, Qaila gugup hingga kakinya lemas. Dia hampir tidak kuat berdiri lagi dan ingin duduk di lantai.'Apa mungkin Carlos mengenali Henry? Nggak, nggak mungkin. Ibu sudah membuat penyamaran untuk Henry. Dia nggak akan bisa dikenali semudah itu!' batin Qaila.Kemudian, dia memberanikan diri untuk berbicara sambil berpura-pura tenang."Carlos, aku kira kamu sibuk, makanya nggak mengundangmu. Kenapa kamu datang?"Carlos menatap Henry dengan sorot matanya yang tajam. Bukannya menjawab, dia malah bertanya balik, "Siapa dia?" Dia tidak pernah melihat orang ini di sisi Qaila sebelumnya. Hanya saja, orang ini malah terlihat sedikit familier baginya, tetapi entah di mana mereka pernah bertemu.Jantung Qaila hampir copot saking gugupnya. Dia pun menjawab dengan tidak yakin, "Dia ... manajer baruku.""Oh ya?" sahut Carlos yang sepertinya tidak percaya.Tatapannya
Saat ini, seseorang tiba-tiba menepuk bahu Yasmine dengan ringan.Terdengar suara halus seorang pria. "Jangan pedulikan dia. Penampilan nggak menentukan kecantikan seseorang. Kecantikan sejati berasal dari hati."Yasmine segera menoleh, lalu mendapati Leo yang tersenyum lembut.Pria ini benar-benar berhati lembut karena bisa menghiburnya pada saat seperti ini.Yasmine juga tersenyum sambil membalas, "Aku hanya peduli, apakah keterampilan medisku bisa menang darinya atau nggak."....Pukul 21.00 lewat.Yasmine tiba-tiba mendapatkan pemberitahuan untuk mengambil formulir di kamar Qaila. Dia pun terpaksa bangkit dari ranjangnya.Setelah menaiki lift sampai ke lantai paling atas, dia mengetuk pintu presidential suite itu. Seketika, aroma yang sangat menyengat menerpa, membuat Yasmine ingin sekali bersin.Di lantai, terlihat pula kelopak bunga mawar berwarna merah yang tersebar sampai ke area meja makan.Di atas meja itu terdapat bunga mawar berbentuk hati yang besar dan lilin aromaterapi.
Saat ini, kompetisi akan segera dimulai.Yasmine khawatir penangkapan ini akan gagal sehingga sengaja menunggu Carlos di pintu masuk lokasi kompetisi. Tidak berselang lama, Carlos akhirnya tiba.Dia berpakaian dengan sangat rapi dan tampak berkarisma. Tidak peduli berapa kali bertemu, siapa pun akan terpesona melihatnya."Tuan Muda Carlos. Aku melihat …," kata Yasmine sambil buru-buru menghampiri."Carlos." Qaila menyusul dari belakang, lalu merangkul lengan Carlos dengan mesra sambil bertanya, "Ada apa?"Carlos menatap Yasmine dengan dingin karena menunggu penjelasan berikutnya.Namun, Yasmine tidak bisa melontarkan kata-katanya lagi.Jika mengungkapkan identitas Henry di depan Qaila, wanita ini pasti akan mencurigai identitasnya. Dengan begitu, Yasmine pun tidak akan bisa lanjut berpartisipasi dalam kompetisi lagi.Setelah berpikir sejenak, Yasmine bertanya, "Apa aku boleh berbicara berdua denganmu?"Senyuman pada wajah Qaila seketika menunjukkan sedikit permusuhan. Dia merangkul len