Share

BAB 127 Balas Dendam

Kembali ke Jakarta setelah dua hari bersama Rian di Bali, Ayrin merasa seperti membawa beban yang tak terlupakan di dalam hatinya. Duduk di dalam taksi menuju bandara, dia merenung dengan mata kosong, membenamkan dirinya dalam gelombang pikiran yang tak kunjung berhenti.

Awalnya, ia merasa meninggalkan Rian tidak akan menjadi persoalan besar. Sudah lima tahun lamanya ia mengabaikan anaknya itu, menganggapnya hanya sebagai beban yang harus ditanggung.

Namun, saat tiba saatnya untuk meninggalkannya, Ayrin merasakan sesuatu yang berbeda. Dadanya terasa sesak, seakan ada getaran kecil yang menghantam hatinya, ketika dia melihat raut kesedihan di wajah Rian.

"Kenapa Mama pergi? Kenapa nggak bawa Rian?" Rian bertanya dengan raut wajah penuh kebingungan, matanya mencari jawaban di wajah ibunya.

"Jangan manja! Di sini juga kan ada kakek yang akan menemani kamu," sahut Ayrin dengan nada yang tajam, mencoba menutupi perasaannya dengan dingin.

Rian tidak menjawab, tetapi matanya menyiratkan kek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status