Share

3. Kau wanita Murahan!

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-13 12:28:01

"Afgan," bisiknya, mata Achmed berkilat tajam, "Kau tidak boleh membatalkan pernikahan ini. Orangtuamu telah mengambil keputusan, dan kau harus mematuhinya."

Afgan menatap ayahnya dengan mata penuh kemarahan. "Tapi ayah, aku tidak bisa menikahi wanita seperti itu. Aku ... aku merasa terhina."

Achmed menekan lengan putranya lebih erat, "dengarkan aku!"

Achmed menatap tajam, "Jika kau membatalkan pernikahan ini, aku akan mencoret namamu dari warisan keluarga. Kau tidak akan mewarisi apapun dari kami. Kau akan kehilangan segalanya."

Gluck!

Afgan menelan salivanya dengan kasar.

Seusai mengatakan demikian, Achmed kembali  berseru kepada para tamu. "Pesta dilanjutkan, silakan menikmati hidangan yang tersedia dan mohon doa restunya untuk kedua mempelai!" seru Achmed lalu kembali duduk di samping kursi pelaminan seolah-olah tidak ada hal besar yang terjadi.

Afgan terduduk dengan perasaan tidak jelas dalam hatinya yang sedang bergemuruh.

Kata-kata dari sang ayah telah menciptakan keheningan mencekam di antara mereka. Afgan merasa dirinya diseret dalam perangkap, terjebak di antara pernikahan yang tidak diinginkan  dan harga diri yang tercabik-cabik. Dia merasa terputus asa, merasa seperti ada gunung besar yang menekannya. Dia merenungkan konsekuensi dari tindakan-tindakan yang dia pertimbangkan, terdorong oleh kebencian dan penghinaan yang dirasakannya.

Dalam kerumunan tamu-tamu yang bahagia, Afgan duduk di kursi pelaminan dengan rasa pahit di dalam hatinya. Dia melirik Adelia, wanita yang akan menjadi istrinya, dengan mata penuh kejengkelan.

Tidak ada cahaya kebahagiaan di matanya, hanya pandangan penuh penilaian dan kehinaan. Dia merasa kecewa dan marah karena tidak mengetahui rahasia yang Adelia sembunyikan.

"Apa maksud semua ini?" gumam Afgan dalam kekesalan, suaranya hampir tenggelam di antara riuhnya perayaan. Tidak hanya sekali dia mengertakkan geraham dan mengepalkan tangannya karena merasa kecewa.

Dia merasa terhina, merasa seperti diolok-olok oleh takdirnya yang mengarahkannya kepada seorang wanita yang menurutnya, tidak pantas!

Sementara itu, Adelia merasakan tatapan tajam Afgan menusuk ke dalam jiwanya. Dia tahu bahwa dia telah kehilangan kepercayaan dan hormat dari pria yang akan menjadi suaminya. Perasaan malu merayapi hatinya, tetapi di balik rasa malu itu, tersembunyi kekecewaan dan kesedihan yang mendalam.

Adelia tidak berhenti merutuk diri dan menyesali yang sudah terjadi. Adelia melirik Ayahnya yang sedang duduk di samping kursi pelaminan dan tertawa dengan bahagia. Dia menghela napas dengan lega.

"Biarlah aku menderita, asal Ayah bisa tersenyum bahagia seperti itu," gumam Adelia dalam hati, berusaha menguatkan dirinya yang sedang rapuh.

...

Suasana pernikahan yang gemerlap dan meriah mulai mereda saat para tamu meninggalkan ruangan pesta. Adelia dan Afgan menjalani malam pertama mereka di sebuah kamar VVIP yang sudah dipersiapkan Achmed-Ayah Afgan dalam Hotel Mutiara Internasional, tempat Adelia bekerja.

Dalam ruangan yang dihiasi dengan mawar dan lilin aromaterapi, ketegangan menggantung di udara. Kedua orang tua mereka telah pulang, meninggalkan pasangan muda itu dalam keheningan malam yang gelap.

Saat pintu kamar hotel tertutup rapat, mereka merasa atmosfer tegang memenuhi ruangan. Adelia, yang masih memikul rahasia yang gelap di hatinya, merasa kecemasan merasuki setiap serat tubuhnya.

Afgan, meskipun tertekan oleh perasaan terhina yang belum hilang, memandang Adelia dengan mata yang penuh curiga.

Dalam keheningan, Afgan akhirnya memecah kesunyian, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan dan kemarahan. "Apa yang sebenarnya terjadi, Adelia? Apakah kau bermain-main dengan pria lain sebelum hari pernikahan kita?" tanyanya dengan tajam, matanya menatap tajam ke arah Adelia.

Adelia, terdiam dan kewalahan oleh tuduhan itu, mencoba mencari kata-kata. Namun, rasa bersalah yang mendalam membuatnya membisu. Dia tahu bahwa dia tidak bisa membela diri, bahwa dia harus memikul konsekuensi dari tindakannya yang sembrono.

Wajahnya pucat dan bibirnya gemetar saat dia mencoba menemukan kata-kata.

"A-aku ... "

"Afgan, aku tidak bisa membantahnya," kata Adelia dengan suara lemah dan rapuh. "Aku ... Aku tahu aku salah, tapi aku tidak bisa berbohong padamu."

Kata-kata itu terdengar di dalam keheningan malam, menciptakan kesunyian yang terasa begitu berat. Sesaat, Afgan merasa dunianya hancur, dia merasa seolah-olah dia telah dikhianati oleh wanita yang baru saja menjadi istrinya. Rasa kecewa, kemarahan, dan patah hati bersatu dalam dirinya, menciptakan badai emosi yang tak terkendali.

"Apakah kau pikir itu akan luput begitu saja? Apa yang kau lakukan adalah penghianatan, Adelia! Bagaimana aku bisa percaya padamu setelah semua ini? Kau adalah wanita murahan!"

Adelia menangis terisak mendengar penghinaan oleh suami yang baru saja menikahnya. "Afgan, aku tahu aku salah. Aku menyesalinya, tapi aku tidak bisa kembali dan mengubahnya. Aku harap kau bisa memaafkanku. Berikanlah sebuah kesempatan untukku," ucap Adelia dalam isak tangisnya.

"Kita sudah menjadi sepasang suami istri."

Perkataan Adelia malah membuat Afgan semakin marah.

"Suami istri katamu, huh? Suami istri tidak mempermainkan dan tidak membohongi pasangannya, Adelia. Aku merasa hancur dijodohkan denganmu!"

Adelia berusaha menggapai tangan Afgan, "Afgan, aku janji aku akan mencoba memperbaikinya. Aku janji tidak akan pernah menyakitimu. Tolong beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa berubah."

"Kesempatan? Aku butuh waktu, Adelia. Aku butuh waktu untuk memikirkannya. Tapi saat ini, perasaanku begitu campur aduk. Aku merasa hancur oleh apa yang kau lakukan. Aku bahkan jijik melihat dirimu." Afgan menepis tangan Adelia dengan kasar.

Pertengkaran itu meninggalkan mereka dalam keheningan yang penuh emosi, masing-masing merasa terluka dan tersiksa oleh situasi yang rumit. Rasa kecewa dan kemarahan merajai ruangan, menciptakan kesenjangan yang dalam antara mereka.

"Kau tidak bisa mengharapkan segalanya berubah hanya dengan kata-kata maaf, Adelia. Penghianatan ini membuatku meragukan segala hal tentang pernikahan ini," ucap Afgan.

"Kau bahkan bermalam bersama pria lain di hari sebelum pernikahan kita dan melakukan ... "

Meskipun Adelia berusaha meminta maaf dan Afgan mencoba memahaminya, tetapi rahasia gelap itu telah menciptakan jurang antara mereka yang sulit diatasi.

Adelia menjawab dengan mata berkaca-kaca, "Afgan, aku tahu kata-kata tidak cukup. Aku akan membuktikannya dengan tindakan, aku akan  ... "

Afgan melayangkan tatapan tajam dan membuat Adelia tidak mampu melanjutkan kalimatnya.

" ... katakan padaku apa yang harus aku lakukan, dan aku akan melakukannya," ucap Adelia dengan lirih karena dia tahu bahwa bila Afgan menceraikannya, maka dia harus membayar mahar yang sangat banyak.

Ayahnya sudah menggunakan uang mahar itu untuk menutupi sebagian dari hutang judinya.

"Aku butuh waktu untuk memikirkannya, Adelia. Tapi aku ingin kau tahu, tidak ada janji bahwa aku bisa melupakan ini dengan mudah. Kita harus bekerja bersama-sama untuk mengatasi semua ini, atau pernikahan ini akan hancur sebelum bahkan dimulai."

Adelia mengangguk dengan lemah. "Apa yang harus kulakukan?" tanyanya sambil menghapus air matanya.

"Pertama, hapus air mata buayamu! Aku jijik melihatnya!" seru Afgan dengan ketus lalu mengambil pakaiannya.

"Kedua! Jangan keluar dari kamar ini. Aku tidak ingin orang tuaku tahu bahwa aku menginap di kamar lain karena jijik dengan keadaanmu!"

Bam!

Pintu ditendang Afgan dengan keras sehingga tertutup. Meninggalkan Adelia yang berlutut di lantai karena tubuhnya lemas terhadap kenyataan yang akan dihadapinya di masa depan.

"Dia akan membenciku! Pernikahan seperti apa yang harus kujalani?" tanya Adelia kepada dirinya sambil berteriak dengan histeris di dalam kamar yang luas dan mewah tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Vivi Wibowo
bagus,trs baca yaaa,semakin penasaran nih
goodnovel comment avatar
Yuyum Yuminarwati
padahal si afgannya juga sama aja menghabiskan malam dengan yg lain . emang kadang2 ...
goodnovel comment avatar
Cowok
Bagus alurnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   TAMAT

    "Selamat ulang tahun, Sayang," ucap Afgan seraya mengecup mesra kening istrinya. Adelia terlihat cantik dalam gaun berwarna merah muda, memancarkan pesona yang memikat semua orang yang hadir. Senyumnya yang menawan membuat suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan.Taman yang indah menjadi latar belakang acara tersebut, dihiasi dengan dekorasi menarik yang dipenuhi balon berwarna-warni. Meja-meja penuh dengan hidangan lokal yang menggugah selera.Afgan sengaja mempersiapkan semua makanan khas lokal Indonesia supaya dapat mencerminkan kekayaan budaya dan rasa yang istimewa. Semua tamu yang diundang tampak menikmati setiap momen, tertawa dan berbincang dalam suasana yang meriah.Afgan sengaja memilih suasana taman ini untuk memberikan kesan alami dan romantis. Cahaya lampu hias yang tergantung di antara pepohonan menambah kehangatan malam itu, menciptakan suasana yang sempurna untuk merayakan ulang tahun Adelia."Tempat ini benar-benar indah, Afgan," kat

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Kamu nakal!

    Nama itu terdengar seperti melodi yang manis di telinganya, dan wajahnya muncul di dalam bayangan gelap di hadapannya.Lima tahun yang lalu, mereka bertemu dalam sebuah acara pesta, di mana keponakannya, Edward, membawa Adelia sebagai pasangan dansa.Adam masih ingat betapa terpesonanya dia saat itu oleh kehadiran Adelia. Wajah dan penampilan wanita itu sangat mirip dengan mendiang istrinya, membuatnya tercengang dan tak bisa berkedip.Adelia, dengan senyum manisnya dan gerakannya yang anggun, menyihirnya dalam sekejap.Dalam kilatan lampu pesta, Adam melihat bayangan istrinya yang telah tiada, dan dia merasakan hatinya tergetar oleh gelombang nostalgia dan kesedihan yang mendalam.Ketika mereka memiliki kesempatan untuk berdansa sebagai pasangan, Adam merasa seperti dia berada di alam semesta yang sama sekali berbeda, di mana waktu berhenti berputar dan kehilangan tidak lagi terasa menyakitkan.Tetapi, seiring malam berakhir, kenyataan kemb

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Adam dan Adelia

    Adam membalas senyuman wanita itu dengan senyuman manis. "Maka aku akan menjadi milikmu."Sekali lagi mereka berciuman dengan penuh gairah. Sarah terhanyut dan merasa tidak berdaya, tetapi dalam ruang kecil hatinya yang tersisa, dia tahu dengan pasti bahwa Adam bukanlah tipe pria yang akan dengan mudah jatuh hati padanya.Dia menyadari bahwa perasaan Adam padanya hanyalah alat yang dimanfaatkannya untuk menyakiti Melinda lebih dalam lagi. Tetapi, meskipun dia sadar akan ini, dia terus menekan perasaannya sendiri, membiarkan dirinya larut dalam penipuan terhadap hatinya.Setiap hari, Sarah merasa semakin terjebak dalam permainan Adam. Dia memberi dirinya alasan bahwa ini adalah cara untuk menjaga Melinda tetap aman, meskipun di lubuk hatinya, dia tahu bahwa ini hanya sebuah pembenaran dari nafsu dan ketakutan akan kehilangan Adam.Saat malam tiba, Adam mengajaknya keluar untuk makan malam romantis, dan Sarah setuju tanpa ragu.Meskipun dia menyadari

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Tunggu Pembalasanku!

    Melinda menggelengkan kepala, matanya kosong memandang ke dalam ruangan. "Aku tidak tahu," ucapnya pelan. "Aku merasa seperti semua impianku hancur, seperti tidak ada lagi yang bisa kuinginkan."Sarah merangkulnya lebih erat. "Tetapi, Melinda, kamu masih punya banyak hal di depanmu. Kehidupanmu tidak berakhir di sini."Melinda menatap sahabatnya dengan pandangan yang penuh keraguan. "Tapi bagaimana aku bisa melupakan semua ini? Bagaimana aku bisa mempercayai seseorang lagi setelah ini?""Bagaimana membuktikan kebenaran bahwa aku hanya difitnah oleh Adam? Semua ini adalah jebakannya."Sarah tersenyum lembut. "Kamu mempunyai hak untuk didampingi seorang pengacara hukum, aku akan mengurusnya dan percayalah, tidak semua pria seperti Adam. Semua ini mungkin hanya salah paham."Melinda mengernyitkan alisnya perlahan, mencoba menyerap kata-kata yang diucapkan oleh Sarah. Namun, perjalanan untuk pulih dari luka ini masih terasa sangat jauh baginya dan kebe

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Teman lama atau jebakan baru?

    Adam tersenyum dengan licik lalu melanjutkan kalimatnya di depan microphone yang sedang dipegang."Yayasan Melinda i-care sudah menipu publik dengan penjualan tiket konser di acara pertandingan baseball ini. Seharusnya saya mendapatkan applause untuk keberhasilan menjebak pelaku yang sudah menipu tiket kalian, bukan?"Perkataan Adam mendapat seru riuh dari para penonton. Mereka merasa keadilan sudah ditegakkan untuk mereka.Dua orang polisi wanita segera menarik dan memasangkan borgol ke tangan Melinda yang disatukan di belakang punggungnya."I-ini tidak benar! Kamu jahat sekali!" seru Melinda sambil berusaha meronta, tetapi dua orang yang memegangnya sangat kuat."Kamu juga melakukan hal yang sama terhadap keluarga Al-Futtaim, Sayang. Adelia adalah seorang wanita yang baik. Bila saya arus memilih, maka saya akan memilih Adelia menjadi istri yang layak menggantikan mendiang istriku karena wanita itu memiliki semua yang tidak kamu miliki."Me

  • Pernikahan Paksa Pewaris Arogan   Yayasan apa?

    Melinda merenggangkan lehernya, mencoba untuk melihat lebih jelas ke arah panggung yang sedang disiapkan di tengah lapangan.Ia merasa detak jantungnya semakin kencang seiring dengan lama menunggu. Hari ini adalah hari yang ia tunggu-tunggu dengan penuh harap.Adam Offel, telah memberinya petunjuk bahwa hari ini akan menjadi salah satu yang tak terlupakan. Dia ingin memberikan kesempatan kedua kepada pria itu.Dengan gaun pengantin yang indah melilit tubuhnya, Melinda merasa seperti sang ratu yang siap menerima mahkota kebahagiaan. Tetapi, di tengah kerumunan, ia tidak melihat bayangan Adam yang diharapkannya. Ketidakpastian mulai merayap di dalam pikirannya.Melinda duduk di kursi yang sudah disediakan khusus untuknya. Menyaksikan pertandingan dengan perasaan tidak menentu.Tiba-tiba, lampu-lampu sorot mulai menyala, dan kerumunan berbisik-bisik dengan kegembiraan yang menggelora. Melinda merasakan kegelisahan memenuhi dadanya ketika seseorang mel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status