Share

Chapter 16

Hari berganti, bulan berlalu, tak terasa enam tahun terlewati tanpa ada kabar sedikit pun dari Raya.

***

David meletakkan map di meja kerjanya. Pekerjaan terakhir yang mampu ia selesaikan hari ini. Ia melirik arloji, sudah hampir jam lima sore. Ia menggeliat, meluruskan urat-uratnya yang menegang. Beberapa hari ini kesibukan luar biasa, bahkan keinginannya untuk pergi memancing dengan Rama akhir pekan kemarin berujung gagal.

“Mau pulang duluan, Bro?” Rama tiba-tiba masuk menyerahkan beberapa map.

“Rencananya begitu,” jawab David datar. “Atau kamu mau ikut denganku hari ini? Kita ke bar dulu?” David memasang senyum memancing.

Rama mengibaskan dua tangannya. “Tidak!” jawabnya tegas. “Istriku bisa marah jika selama dua hari berturut-turut aku tidak segera pulang ke rumah!”

David tergelak. “Sintia memang pemarah.”

Rama duduk di kursi di depan David. Melihat tajam ke arah sahabatnya itu.

“Why?” tanya David mencoba tersenyum. “Adakah yang salah?”

“Cobalah membuka hati, Vid,” jawab Rama pela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status