Share

Sifat Mbak Mira

Penulis: OptimisNa_12
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-24 10:34:12

Bab 2 Sifat Mbak Mira

Di momen itu lah yang menjadi titik terberat dalam hidupku. Aku yang awal mulanya menjadi cinta pertama Mas Fathan harus terpaksa menjadi istri keduanya. Apalagi Bu Joko sendiri begitu senang mendapati anaknya menikah dengan wanita kaya yang tentunya membuatku semakin insecure.

***

"Kenalin, aku Mira. Istrinya Mas Fathan." Mira mengulurkan tangan kanannya padaku yang membuatku sedikit tersentak.

Ku sambut uluran tangan Mira. Sembari mengulas senyum yang memang perlu dipaksa aku membalas perkataannya. "Aku Arum ... Mbak."

Entahlah di saat itu aku merasa begitu berat untuk memanggil Mira dengan sebutan "mbak". Tapi, mau bagaimana lagi? Toh, pada kenyataannya memang ia adalah istri tua dari suamiku yang memang semestinya aku memanggilnya dengan lebih sopan.

Di tengah makan malam yang sekaligus menyambut kepulangan Mbak Mira, tiba-tiba saja Mas Fathan menghentikan makannya karena adanya panggilan telepon. Entahlah siapa orang yang menelepon saat itu, karena Mas Fathan sendiri lebih memilih untuk menjauh ketika mengangkat panggilan tersebut.

Dan aku sebenarnya cukup dibuat penasaran dengan siapa yang menghubungi suamiku itu sehingga membuatnya harus beranjak dari tempatnya. Namun, karena melihat Mas Fathan begitu serius dalam obrolannya itu, ditambah juga Mbak Mira serta Bu Joko yang tampak biasa saja dengan sikap Mas Fathan itu alhasil aku pun terpaksa mengurungkan niatku. Aku tak mau lah kalau aku bertanya langsung malah yang ada Bu Joko menunjukkan wajah beringasnya itu.

Sesaat setelah menutup panggilan telepon tersebut Mas Fathan lantas kembali ke tempatnya dan mengatakan yang membuatku terheran-heran.

"Aku harus pergi malam ini ke rumah temanku. Biasa lah. Maaf, ya, Mira," kata Mas Fathan.

Tanpa menunggu jawaban dari Mira ataupun ibunya, Mas Fathan segera menyudahi makan malamnya lalu melengos pergi begitu saja. Sontak hal itu membuatku penasaran dengan apa yang dikatakan suamiku tadi. Terlebih teman mana yang ia maksud hingga membuatnya harus pergi di waktu malam seperti ini?

"Selalu gitu."

Terdengar keluhan dari Mbak Mira beberapa saat usai kepergian Mas Fathan. Sontak hal itu membuatku memberanikan diri untuk bertanya sesuatu pada wanita yang dinikahi suamiku sebulan yang lalu itu.

"Mbak Mira?" ku panggil Mbak Mira yang terlihat menahan kesal terhadap suaminya itu.

Mbak Mira melihat ke arahku sebentar. "Kenapa?" balasnya tanpa menghentikan aktivitas makannya.

"Emangnya ..  Mas Fathan sering pergi-pergi gitu, ya?" tanyaku ragu. Takut saja kalau wanita berambut panjang di depanku itu tersinggung.

"Ya gitu lah. Mungkin dia jij*k sama aku," jawab Mbak Mira yang seketika itu membuatku tak enak hati sekaligus bertanya-tanya dalam hati.

"Jij*k? Kenapa? Apa karena Mbak Mira ..." batinku.

Mendadak aku pun merasa kasihan terhadap Mbak Mira. Meski kedua orang tuanya bergelimang harta tapi tak menjadikan kisah cintanya berjalan dengan baik. Malah jangan-jangan selama menikah dengan Mas Fathan hidupnya malah semakin menderita?

Astafirullah, kalau sampai hal itu benar terjadi, betapa dzalimnya Mas Fathan terhadap Mbak Mira yang juga merupakan istri sah nya sendiri.

Di meja makan itu obrolan antara aku dan Mbak Mira pun berhenti. Dari situ aku dapat menyimpulkan kalau istri tua Mas Fathan ini tipikal orang yang tidak banyak bicara. Aku menganggap kalau hal itu adalah sebuah kewajaran karena mungkin Mbak Mira masih merasa trauma dengan masa lalu nya yang membuatnya lebih memilih untuk tidak banyak bicara.

Waktu terus berjalan, masih di tempat yang sama tiba-tiba saja Mbak Mira mengajukan sebuah pertanyaan.

"Selama menikah sama Mas Fathan kok aku gak pernah lihat kamu, ya? Terus, pas nikahan aku dulu kamu juga gak ada. Kamu kemana?" tanya Mbak Mira.

Mendengar pertanyaan Mbak Mira barusan sontak membuatku kelabakan untuk menjawab. Bahkan sampai-sampai Bu Joko pun terlihat kebingungan dengan jawaban apa yang harus ia berikan pada menantu kaya nya itu. Ingin berbohong tapi itu bukan keahlianku, tetapi aku sendiri juga bingung harus menjawab apa.

Sampai akhirnya perasaanku lega manakala Bu Joko membuka suaranya. Dengan hati-hati Bu Joko menjawab ,"Eee, dulu Arum lagi di luar kota. Terus, baru satu minggu ini kakaknya menitipkan di rumah ini." 

Terlihat jelas raut wajah Bu Joko yang merasa ketakutan jika jawabannya itu akan membuat rahasia ini terbongkar. Padahal aku sendiri sebenarnya tak masalah jika pernikahan ini dapat diketahui banyak pihak, tetapi bagaimana pun juga perjanjian itu harus dilakukan walaupun entah sampai kapan.

***

"Tok!!! Tok!!! Tok!!!"

Deg!

Seketika aku dibuat terperanjat mendengar jendala kamarku ada yang mengetuk. Karena merasa takut aku pun mengambil kemoceng untuk menjaga diri sembari secara perlahan-lahan berjalan mendekati jendela kamar untuk mengintip siapa orang yang berani melakukan hal itu di waktu malam begini.

Belum sempat menyingkap hordeng yang menutupi jendela kamarku, tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara hp ku yang berdering. Aku pun meninggalkan tempat dan memilih untuk mengangkat panggilan tersebut. Karena aku berharap yang menelepon itu adalah Mas Fathan yang mana sejak kepergiannya tadi ia sama sekali belum mengabariku. Pesan whatsappku saja tidak ia balas yang padahal sudah centang dua.

Dan ternyata benar orang yang menelepon sekaligus orang yang mengetuk jendela kamarku barusan adalah Mas Fathan. Dimana rupanya Mas Fathan sengaja pulang tidak melewati pintu utama karena ia pamit dengan Mbak Mira tidak pulang malam ini.

Akhirnya malam itu secara diam-diam Mas Fathan tidur bersamaku. Ia juga sengaja menitipkan sepeda motornya di rumah budhenya yang terletak tak jauh dari rumahnya.

***

Pagi pun tiba, aku yang memang tidak ada pekerjaan apapun di luar, seperti biasa melakukan aktivitas di rumah. Mulai dari memasak hingga mencuci seluruh pakaian penghuni rumah. Untungnya sudah memakai mesin cuci, jadi bisa lebih meringankan ketika harus dibarengi dengan aktivitas lainnya.

Sedangkan Mas Fathan sendiri sudah kembali pergi lagi melalui tempat yang sama sebelumnya di waktu subuh tadi. Ia juga sekalian membawa baju ganti serta perlengkapan mengantarnya dan berencana akan pulang ke rumah sore harinya usai bekerja.

"Arum!" 

Aku menoleh ke arah Mbak Mira yang tiba-tiba muncul di sebelahku. Tatapan matanya tampak begitu serius seakan ada sesuatu hal yang ingin ia sampaikan.

"Ada apa, ya, Mbak?" jawabku sembari tetap memotong-motong sayuran. 

Entahlah, kemunculan Mbak Mira di pagi buta ini membuat jantungku deg-degan tak karuan. Aku takut kalau saja ia tahu jika Mas Fathan tadi malam sebenarnya pulang, tetapi memang sengaja tidak menampakkan diri dan memilih bersembunyi di dalam kamarku.

"Aku mau tanya sesuatu ke kamu," kata Mbak Mira dengan nada agak ketus.

Ku letakkan pisau yang berada di tanganku. Dengan terbata-bata aku lantas menjawab, "ta-tanya apa, Mbak?" 

"Soal Mas Fathan!" kata Mbak Mira yang menatapku serius.

Mendengar perkataan Mbak Mira barusan membuatku sedikit terkejut. Pertanyaan apa yang ingin ia ajukan perihal suami kami itu ? Atau jangan-jangan ia tahu akan keberadaan Mas Fathan tadi malam? Astagfirullah ... Bagaimana ini???

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   TAMAT

    Bab 32 TAMAT"Sudah, Mas. Mau berangkat sekarang?" cetus seorang pria yang diminta Mas Fathan membantunya mengangkut barang-barang kami.Mas Fathan menoleh ke arah pria tersebut dan berkata," iya. Saya nyusul di belakang, ya.""Baik, Mas," balas pria tersebut lalu masuk ke dalam mobil.Aku dan Mas Fathan pun kembali berpamitan pada Bu Joko dan Budhe Sri. Mencium takzim tangan kanan mereka lalu mulai mengendarai sepeda motor kami dan mengikuti mobil yang memang sudah melaju beberapa menit yang lalu.***Beberapa hari berlalu...Wajah kebahagian menyelimutiku juga suamiku hari ini. Karena aku dan Mas Fathan telah diberikan amanah yang akan menjadikan kami orang tua sebentar lagi. Benar, aku hamil.Kehamilan yang dinanti-nanti ini sangatlah membuatku dan Mas Fathan tak henti-hentinya bersyukur. Bahkan, wajah berseri terus saja ditampakkan oleh suamiku itu sejak kami keluar dari ruang pemeriksaan tadi. Sungguh, rezeki yang sangat luar biasa telah kami terima hari ini."Alhamdulillah, ya,

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Pergi

    Bab 31 Pergi"Aku tidak akan membencimu karena perbuatanmu terhadap ibuku. Simpan rahasia ini dan biarkan orang-orang menganggapku yang bersalah," kata Mas Fathan.Aku pun hanya bisa menangis di dalam pelukan suamiku itu. Aku sungguh beruntung telah menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun aku tahu, tak seharusnya aku bersembunyi di balik punggungnya di saat aku lah yang seharusnya menerima sanksi tersebut.***Tepat ketika matahari mulai meninggi, di saat itu lah semua barang bawaan yang sudah aku dan suamiku bereskan tadi malam siap untuk diangkut. Benar, meski mendapatkan tawaran dari Bu Joko untuk kembali ke rumahnya, namun Mas Fathan lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah kontrakan yang sudah kami sewa sebelumnya."Kita tetep ngontrak dulu, ya. Lagian sayang aja udah terlanjur dibayar," kata Mas Fathan manakala aku menanyakan jawaban perihal tawaran yang diberikan Bu Joko pada kami tadi pagi.Aku hanya bisa mengangguk dan mengiyakan keputusan suamiku itu. Toh, jika diberikan pi

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Akhir dari Permintaan Maaf

    Bab 30 Akhir dari Permintaan MaafWalaupun Bu Joko sudah memberikan keputusan tidak akan memperpajang masalah ini, namun, sanksi sosial kemungkinan besar tak akan bisa aku hindari. Terlebih, baru sekarang ini Bu Joko menyatakan permintaan maafnya padaku atas sikapnya selama ini. Dan jika ia tahu kalau aku lah pelakunya, pasti hal ini akan membuatnya kembali membenciku. Bahkan lebih dari sebelumnya. Namun, apa yang dilakukan Mas Fathan kali ini malah membuat hatiku semakin tak kuasa. Karena sekarang aku percaya dan yakin, kalau suamiku itu sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan setelah ini selesai, selanjutnya hubungan rumah tanggaku lah yang akan dipertaruhkan. "Ibu maafkan kamu, Fat. Ibu maaafkan kamu sekalipun kamu membun*h Ibu," ucap Bu Joko. Reflek Mas Fathan menoleh ke arah ibu angkatnya itu saking terkejutnya.Mas Fathan masih terdiam menatap Bu Joko. Entah apa yang ada di pikiran suamiku itu, namun terlepas dari itu, sepenglihatanku aku mengira kalau Mas Fathan

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Pelakunya Adalah Aku!

    Bab 29 Pelakunya Adalah Aku! "Aaarrghh!!!" kesal Mas Fathan. Terlihat di waktu yang bersamaan Bu Joko yang masih terdiam itu kembali meneteskan air matanya. Di momen itu situasi betul-betul kembali menegang. Dan aku juga yakin, saat ini suamiku itu lagi-lagi merasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri maupun pada Bu Joko. Yang padahal baru beberapa menit yang lalu, Mas Fathan sudah terlihat akan menerima permintaan maaf dari ibu angkatnya itu. Tapi ternyata .... Entahlah. Di tengah-tengah kondisi yang menegangkan itu tiba-tiba Mas Fathan menoleh ke arah Bu Joko. Dengan amarah yang masih tertahan, suamiku itu lantas bertanya pada ibu angkatnya. "Ibu yakin nggak akan memperpanjang masalah ini? Sekalipun Ibu tahu siapa pelakunya."Bu Joko mengangkat kepalanya dan menatap anak lelakinya yang sangat ia sayangi itu seraya menghapus air matanya. Dengan penuh keyakinan Bu Joko lantas menjawab bahwa ia tidak akan memperpanjang masalah ini. Sekalipun ia mengetahui siapa pelaku yang menyera

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Mas Fathan Sebenarnya Anak ...

    Bab 28 Mas Fathan Sebenarnya Anak ...Dari respon yang ditunjukkan Budhe Sri yang terlihat sangat marah kepada Bu Joko lantaran memberitahukan perihal status Mas Fathan? Lalu, pesan apa yang dimaksud oleh Budhe Sri dari suami Bu Joko yang memang merupakan kakak kandungnya. Mungkinkah ini semua ada hubungannya dengan status pengangkatan Mas Fathan dalam keluarga Bu Joko? Jika benar demikian ... Aiish, sungguh jelimet!! "Tunggu tunggu Ini maksudnya apa sih?" sela ku yang semakin bingung dengan keadaan.Budhe Sri mengalihkan pandangannya ke arahku. Kemudian beliau menarik napas beratnya dan mulai berbicara. Dimana beliau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan masa lalu keponakannya itu. Yang mana selama ini Mas Fathan memang anak diadopsi dari Bu Joko dan mendiang suaminya.Namun sebetulnya Mas Fathan bukan hanya sekedar anak adopsi begitu saja. sebab waktu itu kondisinya Bu Joko baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki yang mana tak selang beberapa hari kemudian bayi terseb

  • Pernikahan Rahasia (Aku, Suamiku dan Istri Pertamanya)   Penyesalan?

    Bab 27 Penyesalan? "Kita lapor polisi aja, ya, Dek?" Tentu saja usulan dari Budhe Sri itu semakin membuatku panik juga ketakutan. Tapi di lain sisi aku juga tak mungkin mencegah Bu Joko kalau ia ingin mengiyakan usulan tersebut. Dan kalau sampai Bu Joko benar-benar mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu... ah, mati lah aku! Mendapati usulan dari kakak iparnya tersebut, saat itu Bu Joko tidak langsung menanggapinya. Ia malah terdiam untuk beberapa saat seolah sedang memikirkan sesuatu. Yang mana sikapnya itu malah membuat terheran-heran. "Dek!"Bu Joko terkesiap mendengar panggilan dari Budhe Sri. "Aduuh, gimana, ya, Mbak?" Bu Joko memperlihatkan sikap kebingungan yang membuatku semakin merasa aneh. Aku bertanya-tanya dalam hati, ada apa sebenarnya? Apa yang sedang dipikirkan ibu mertuaku itu? Yang padahal kalau ia benar-benar merasa ketakutan dengan apa yang sudah menimpanya, seharusnya tanpa banyal berpikir pasti ia sudah mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu. "Fathan m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status