Ketika cinta pertama menjadi yang kedua. Ya, hal tersebut lah yang kini dialami oleh Arum. Karena sebuah alasan membuat calon suaminya yang bernama Fathan harus lebih dulu menikahi wanita lain. Alasan apakah itu? Lantas bagaimana kelangsungan hubungan antara Arum dengan Fathan? Temukan jawabannya dengan mengikuti ceritaku ini, ya! Happy reading dan tetap utamakan baca alqur'an.
Voir plusBab 1 Pernikahan Rahasia
"Fathaaaann!!!"
Terdengar teriakan yang cukup kencang memanggil nama suamiku. Siapa lagi kalau bukan Bu Joko. Wanita paruh baya yang hampir setiap hari kerjaannya hanya marah-marah. Meski begitu aku diharuskan menghormatinya karena statusnya yang mana ia adalah ibu mertuaku sendiri. Alias ibu dari suamiku.
Oke! Namaku Setiana Arum. Biasa di panggil Arum oleh keluargaku, teman-temanku juga orang-orang di sekitarku. Aku menikah dengan Mas Fathan baru sepekan yang lalu. Itu pun secara mendadak dan karena pernikahan yang tanpa direncana sebelumnya itu pula lah menjadikan statusku hanya sebagai istri siri sekaligus istri kedua dari Mas Fathan.
Tapi tenang, sehari setelah mengucapkan ijab qobul tersebut aku dan Mas Fathan langsung mengurus surat-surat pernikahan kami. Dan itu artinya aku dan suami baruku itu akan segera menjadi pasangan halal di mata negara.
Mendengar panggilan dari Ibunya, Mas Fathan bergegas untuk keluar kamar. Sayangnya belum juga melewati pintu kamar tiba-tiba saja Ibunya sudah lebih dulu mendatanginya.
Dengan wajah sadis serta tatapan jengkel Bu Joko membuka suaranya tepat di hadapan anak sulungnya itu.
"Kamu, tuh, semenjak nikah sama gadis misk*n itu jadi budek, ya!" bentak Bu Joko pada Mas Fathan.
Mas Fathan hanya terdiam mendengar Ibunya yang lagi-lagi menghinaku. Sebab, ia tahu jika ia melawan atau menyanggah ucapan Ibunya, hal itu tidak akan berarti apapun. Bu Joko akan tetap pada pendiriannya dan tidak akan mengubah sikapnya padaku.
Begitu juga dengan diriku yang sudah ke sekian kalinya terus-terusan disalahkan pun hanya bisa terdiam sembari menatap sikap arogan ibu mertuaku itu. Benar, ini bukan kali pertama aku disalahkan seperti barusan. Sebab apapun yang aku lakukan di rumah ini pastilah selalu salah di mata Bu Joko.
Awalnya aku sempat merasa sedih ketika diperlakukan demikian, namun seiring berjalannya waktu aku belajar untuk mengabaikannya. Lagipula selama Mas Fathan masih bersamaku, aku percaya suatu saat hubungan antara aku dan ibunya akan berubah ke yang lebih baik.
"Astagfirullah, Bu ... Istighfar," kata Mas Fathan mencoba menenangkan wanita yang telah melahirkannya itu.
Bu Joko yang setiap kali mencak-mencak tak jelas seperti itu dan hanya dibalas anaknya dengan diminta beristighfar pun hanya menghela napasnya secara kasar.
"Iya, ya, ya!" ucap Bu Joko dengan kesal.
"Yaudah, kenapa Ibu manggil aku? Ada yang mau dikerjain lagi?" tanya Mas Fathan pada Ibunya.
Ya, kerap sekali Bu Joko memanggil anak lelakinya itu untuk mengerjakan sesuatu. Dan karena ingin menjadi istri yang baik aku pun mendukung Mas Fathan setiap kali Ibunya itu membutuhkan bantuannya. Namun, lama-lama kesal juga diriku lantaran hampir setiap kali Mas Fathan bersamaku, entah bersantai-santai atau bahkan sedang tidur malam pun Bu Joko memanggilnya dengan berbagai alasan.
Jelas dengan sikap ibu mertuaku yang seperti itu membuatku curiga. Pasalnya ia bertindak seakan-akan tidak ingin membiarkan anaknya menghabiskan waktunya bersamaku.
"Enggak! Ibu cuma mau bilang kalau sekarang Mira lagi perjalanan pulang," kata Bu Joko yang kali ini nada bicaranya telah berbeda. Bahkan raut wajahnya terlihat lebih ceria ketika menyampaikan perkataannya barusan pada Mas Fathan.
"Apa?!"
Berbeda dengan sang ibu yang terlihat berseri, Mas Fathan malah tampak terkejut mendapati kabar yang disampaikan ibunya barusan.
Begitu juga denganku yang hanya mendengarkannya saja pun ikut terkejut. Sebab jika memang benar seseorang yang bernama Mira itu pulang, itu artinya pernikahanku dan Mas Fathan kemungkinan besar akan mulai terancam.
"Kamu siap-siap dan jemput Mira ke bandara sekarang, ya. Jangan sampai dia nunggu lama," kata Bu Joko lagi lalu berlalu meninggalkan kami.
Dengan raut wajah tak enak hati Mas Fathan kembali ke tempat duduknya tadi bersamaku. Aku tahu bagaimana perasaannya kali ini dan mengingat bagaimana status pernikahan kami dengan terpaksa aku mendukung permintaan Ibunya tadi. Mengizinkan Mas Fathan menjemput Mira.
"Pergi lah, Mas. Sumber uang Ibumu sudah pulang," godaku pada Mas Fathan.
"Kamu, tuh!" balas Mas Fathan sembari tersenyum kecil.
Dengan penuh keterpaksaan Mas Fathan beranjak dari tempat duduknya dan bersiap-siap sesuai instruksi ibunya tadi. Ia meninggalkanku dengan wajah yang tidak bersemangat.
***
"Selamat datang sayaaangku!"
Dengan raut wajah sumringah Bu Joko menyambut wanita berkaca mata hitam yang barusan datang bersama Mas Fathan. Aku yang diperlihatkan dengan pemandangan di depanku itu entah mengapa tidaklah merasa iri. Mungkin hal ini dikarenakan memang aku nya yang masih tidak begitu menyukai tabiat dari ibu mertuaku itu.
"Lama gak pulang suasana di sini sama aja, ya," kata wanita yang bernama Mira itu setelah berpelukan melepas rindu dengan Bu Joko.
"Ayo, masuk!" ajak Mas Fathan padaku yang membuatku terheran-heran.
"Lha, kok, malah ngajak aku?" batinku.
Meski merasa aneh aku tetap saja mengikuti langkah suamiku itu. Dan disaat yang bersamaan ketika aku baru memulai langkah meninggalkan dua wanita tadi, jelas terdengar di telingaku kalau Mira mengajukan pertanyaan pada Bu Joko mengenai siapa diriku.
Tetapi bukan pertanyaan dari Mira lah yang membuat batinku seketika terasa sakit. Melainkan jawaban dari ibu mertuaku itu yang sebelumnya sudah ia beritahukan kepadaku.
"Adik sepupu jauhnya Fathan."
Benar, kalimat itu lah yang menjadi jawaban Bu Joko kepada Mira. Meski merasa sakit hati dan tak terima akan statusku di rumah ini ketika adanya kehadiran dari Mira, tetapi baik aku atau Mas Fathan sendiri juga tidak bisa berbuat banyak. Adanya sebuah surat perjanjian di atas materai antara aku dan suamiku dengan Bu Joko yang hasil akhirnya aku bisa menikah dengan Mas Fathan yang membuatku mau tak mau harus menerima statusku untuk berpura-pura menjadi adik sepupu Mas Fathan. Lagipula dalam surat perjanjian tersebut tertera jelas akan ada konsekuensi yang cukup besar jika aku atau Mas Fathan berani mengungkapkan pernikahan ini ke publik.
Hal tersebut terjadi lantaran Bu Joko tidak ingin kalau Mira tahu akan adanya pernikahan kedua dari anak lelakinya itu. Bukan tanpa alasan, karena sejak awal hubungan antara aku dan Mas Fathan berlangsung Bu Joko sama sekali tidak merestui kami. Jadilah pernikahanku dengan Mas Fathan dirahasiakan dari semua orang termasuk Mira yang merupakan istri pertama Mas Fathan.
Jadi sebenarnya Mira adalah wanita yang terpaksa dinikahi Mas Fathan dua bulan yang lalu karena adanya sebuah insiden. Dimana Mira yang merupakan anak dari salah satu orang terkaya di kampung ini, ia telah dihamili mantan pacarnya yang tidak mau bertanggung jawab.
Dan Bu Joko yang tahu akan hal itu, ia mendatangi Pak Surya —ayah Mira— untuk melamarkan anak lelakinya supaya bisa menikahi Mira. Tentu saja hal itu dilakukan demi uang. Dan yang paling bikin kesal Bu Joko melakukan hal itu tanpa sepengetahuan Mas Fathan. Tentu saja Mas Fathan yang mengetahui perbuatan ibunya itu jelas marah dan tak terima. Namun, karena diiming-imingi akan diberikan restu agar bisa menikahiku alhasil Mas Fathan memaafkan dan menerima tindakan ibunya tersebut.
Awalnya aku sendiri juga tidak bisa menerima, tetapi nasi sudah menjadi bubur. Mas Fathan memberitahukan itu semua beberapa saat setelah ijab qobul yang ia ucapkan pada kakak lelakiku telah usai.
Alhasil mau tak mau aku juga harus menerimanya karena selain aku sudah terlanjur menjadi istrinya aku juga sudah kadung cinta sejak secara tiba-tiba ia datang ke rumahku dulu untuk melamarku. Padahal sebelumnya kami hanya sebatas teman biasa karena pada dasarnya Mas Fathan sendiri adalah teman dekat kakak kandungku, Mas Haris.
Di momen itu lah yang menjadi titik terberat dalam hidupku. Aku yang awal mulanya menjadi cinta pertama Mas Fathan harus terpaksa menjadi istri keduanya. Apalagi Bu Joko sendiri begitu senang mendapati anaknya menikah dengan wanita kaya yang tentunya membuatku semakin insecure.
Bab 32 TAMAT"Sudah, Mas. Mau berangkat sekarang?" cetus seorang pria yang diminta Mas Fathan membantunya mengangkut barang-barang kami.Mas Fathan menoleh ke arah pria tersebut dan berkata," iya. Saya nyusul di belakang, ya.""Baik, Mas," balas pria tersebut lalu masuk ke dalam mobil.Aku dan Mas Fathan pun kembali berpamitan pada Bu Joko dan Budhe Sri. Mencium takzim tangan kanan mereka lalu mulai mengendarai sepeda motor kami dan mengikuti mobil yang memang sudah melaju beberapa menit yang lalu.***Beberapa hari berlalu...Wajah kebahagian menyelimutiku juga suamiku hari ini. Karena aku dan Mas Fathan telah diberikan amanah yang akan menjadikan kami orang tua sebentar lagi. Benar, aku hamil.Kehamilan yang dinanti-nanti ini sangatlah membuatku dan Mas Fathan tak henti-hentinya bersyukur. Bahkan, wajah berseri terus saja ditampakkan oleh suamiku itu sejak kami keluar dari ruang pemeriksaan tadi. Sungguh, rezeki yang sangat luar biasa telah kami terima hari ini."Alhamdulillah, ya,
Bab 31 Pergi"Aku tidak akan membencimu karena perbuatanmu terhadap ibuku. Simpan rahasia ini dan biarkan orang-orang menganggapku yang bersalah," kata Mas Fathan.Aku pun hanya bisa menangis di dalam pelukan suamiku itu. Aku sungguh beruntung telah menjadi bagian dari hidupnya. Walaupun aku tahu, tak seharusnya aku bersembunyi di balik punggungnya di saat aku lah yang seharusnya menerima sanksi tersebut.***Tepat ketika matahari mulai meninggi, di saat itu lah semua barang bawaan yang sudah aku dan suamiku bereskan tadi malam siap untuk diangkut. Benar, meski mendapatkan tawaran dari Bu Joko untuk kembali ke rumahnya, namun Mas Fathan lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah kontrakan yang sudah kami sewa sebelumnya."Kita tetep ngontrak dulu, ya. Lagian sayang aja udah terlanjur dibayar," kata Mas Fathan manakala aku menanyakan jawaban perihal tawaran yang diberikan Bu Joko pada kami tadi pagi.Aku hanya bisa mengangguk dan mengiyakan keputusan suamiku itu. Toh, jika diberikan pi
Bab 30 Akhir dari Permintaan MaafWalaupun Bu Joko sudah memberikan keputusan tidak akan memperpajang masalah ini, namun, sanksi sosial kemungkinan besar tak akan bisa aku hindari. Terlebih, baru sekarang ini Bu Joko menyatakan permintaan maafnya padaku atas sikapnya selama ini. Dan jika ia tahu kalau aku lah pelakunya, pasti hal ini akan membuatnya kembali membenciku. Bahkan lebih dari sebelumnya. Namun, apa yang dilakukan Mas Fathan kali ini malah membuat hatiku semakin tak kuasa. Karena sekarang aku percaya dan yakin, kalau suamiku itu sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan setelah ini selesai, selanjutnya hubungan rumah tanggaku lah yang akan dipertaruhkan. "Ibu maafkan kamu, Fat. Ibu maaafkan kamu sekalipun kamu membun*h Ibu," ucap Bu Joko. Reflek Mas Fathan menoleh ke arah ibu angkatnya itu saking terkejutnya.Mas Fathan masih terdiam menatap Bu Joko. Entah apa yang ada di pikiran suamiku itu, namun terlepas dari itu, sepenglihatanku aku mengira kalau Mas Fathan
Bab 29 Pelakunya Adalah Aku! "Aaarrghh!!!" kesal Mas Fathan. Terlihat di waktu yang bersamaan Bu Joko yang masih terdiam itu kembali meneteskan air matanya. Di momen itu situasi betul-betul kembali menegang. Dan aku juga yakin, saat ini suamiku itu lagi-lagi merasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri maupun pada Bu Joko. Yang padahal baru beberapa menit yang lalu, Mas Fathan sudah terlihat akan menerima permintaan maaf dari ibu angkatnya itu. Tapi ternyata .... Entahlah. Di tengah-tengah kondisi yang menegangkan itu tiba-tiba Mas Fathan menoleh ke arah Bu Joko. Dengan amarah yang masih tertahan, suamiku itu lantas bertanya pada ibu angkatnya. "Ibu yakin nggak akan memperpanjang masalah ini? Sekalipun Ibu tahu siapa pelakunya."Bu Joko mengangkat kepalanya dan menatap anak lelakinya yang sangat ia sayangi itu seraya menghapus air matanya. Dengan penuh keyakinan Bu Joko lantas menjawab bahwa ia tidak akan memperpanjang masalah ini. Sekalipun ia mengetahui siapa pelaku yang menyera
Bab 28 Mas Fathan Sebenarnya Anak ...Dari respon yang ditunjukkan Budhe Sri yang terlihat sangat marah kepada Bu Joko lantaran memberitahukan perihal status Mas Fathan? Lalu, pesan apa yang dimaksud oleh Budhe Sri dari suami Bu Joko yang memang merupakan kakak kandungnya. Mungkinkah ini semua ada hubungannya dengan status pengangkatan Mas Fathan dalam keluarga Bu Joko? Jika benar demikian ... Aiish, sungguh jelimet!! "Tunggu tunggu Ini maksudnya apa sih?" sela ku yang semakin bingung dengan keadaan.Budhe Sri mengalihkan pandangannya ke arahku. Kemudian beliau menarik napas beratnya dan mulai berbicara. Dimana beliau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dengan masa lalu keponakannya itu. Yang mana selama ini Mas Fathan memang anak diadopsi dari Bu Joko dan mendiang suaminya.Namun sebetulnya Mas Fathan bukan hanya sekedar anak adopsi begitu saja. sebab waktu itu kondisinya Bu Joko baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki yang mana tak selang beberapa hari kemudian bayi terseb
Bab 27 Penyesalan? "Kita lapor polisi aja, ya, Dek?" Tentu saja usulan dari Budhe Sri itu semakin membuatku panik juga ketakutan. Tapi di lain sisi aku juga tak mungkin mencegah Bu Joko kalau ia ingin mengiyakan usulan tersebut. Dan kalau sampai Bu Joko benar-benar mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu... ah, mati lah aku! Mendapati usulan dari kakak iparnya tersebut, saat itu Bu Joko tidak langsung menanggapinya. Ia malah terdiam untuk beberapa saat seolah sedang memikirkan sesuatu. Yang mana sikapnya itu malah membuat terheran-heran. "Dek!"Bu Joko terkesiap mendengar panggilan dari Budhe Sri. "Aduuh, gimana, ya, Mbak?" Bu Joko memperlihatkan sikap kebingungan yang membuatku semakin merasa aneh. Aku bertanya-tanya dalam hati, ada apa sebenarnya? Apa yang sedang dipikirkan ibu mertuaku itu? Yang padahal kalau ia benar-benar merasa ketakutan dengan apa yang sudah menimpanya, seharusnya tanpa banyal berpikir pasti ia sudah mengiyakan usulan dari kakak iparnya itu. "Fathan m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Commentaires