Share

Bab 138 - Sudah Selesai

Author: EYN
last update Last Updated: 2025-10-15 23:40:48
Lampu kamar rumah sakit menyala redup, hanya menyisakan cahaya kekuningan yang menyorot wajah pucat Maureen di atas ranjang. Selang infus menempel di tangannya, menyalurkan cairan bening tetes demi tetes.

Reinner duduk dengan kedua siku bertumpu di tempat tidur Maureen. Dari penampakan luar, Reinner tampak tenang dan sabar, tapi sebenarnya hatinya sangat resah.

Matanya terus menatap Maureen seakan mencari-cari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di kepalanya.

Maureen kembali dalam kondisi demam. Sendiri dan di hari yang seharusnya menjadi bulan madu indah baginya.

“Reen… kamu kenapa?” bisiknya khawatir, suaranya parau. Dia menyentuh punggung tangan Maureen, lalu mengecupnya dengan lembut.

Tentu saja Maureen tidak menjawab karena masih dalam pengaruh obat. Matanya tetap terpejam. Samar-samar tampak guratan sedih di wajah yang sedang tidur itu.

Beberapa saat Reinner diam hingga satu hembusan napas panjang lolos dari bibirnya. Dia memejamkan mata, teringat akan jawaban Erlan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 139 - Aku Mengerti

    Reinner terperangah. Bibirnya terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi. Dia menutup kembali mulutnya."A-apa? Bagaimana?" desisnya tak percaya. Terlepas dari profesi baru Erland sebagai artis, Reinner yakin betul kalau Erland mencintai Maureen.“Mulai hari ini, aku tidak mau pulang ke rumah kami lagi." Suara Maureen terdengar bergetar, dan tersendat-sendat.hampir terputus di tengah kalimat. “Tempat itu sangat menyedihkan.”Kehilangan kata-kata, Reinner hanya menatap tanpa berkedip. Kata demi kata Maureen terasa menembus dadanya, menusuk hingga ke hatinya yang terdalamDia ingin menghibur, tapi setiap kali mencoba berbicara, lidahnya terasa kelu."Reen...," panggilnya, lalu terdiam lagi.Dia hanya bisa memanggil nama Maureen tanpa bisa benar-benar melanjutkan kalimatnya.Akhirnya, dia hanya bisa memeluk Maureen, membiarkan Maureen berkeluh kesah sambil menangis dalam pelukannya.“Erland sudah menodai Lourdes. Dia tidak sengaja melakukannya. Itu bukan salahnya, tapi tet

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 138 - Sudah Selesai

    Lampu kamar rumah sakit menyala redup, hanya menyisakan cahaya kekuningan yang menyorot wajah pucat Maureen di atas ranjang. Selang infus menempel di tangannya, menyalurkan cairan bening tetes demi tetes.Reinner duduk dengan kedua siku bertumpu di tempat tidur Maureen. Dari penampakan luar, Reinner tampak tenang dan sabar, tapi sebenarnya hatinya sangat resah.Matanya terus menatap Maureen seakan mencari-cari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di kepalanya.Maureen kembali dalam kondisi demam. Sendiri dan di hari yang seharusnya menjadi bulan madu indah baginya.“Reen… kamu kenapa?” bisiknya khawatir, suaranya parau. Dia menyentuh punggung tangan Maureen, lalu mengecupnya dengan lembut.Tentu saja Maureen tidak menjawab karena masih dalam pengaruh obat. Matanya tetap terpejam. Samar-samar tampak guratan sedih di wajah yang sedang tidur itu.Beberapa saat Reinner diam hingga satu hembusan napas panjang lolos dari bibirnya. Dia memejamkan mata, teringat akan jawaban Erlan

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 137 - Impian Yang Sudah Berakhir

    Suara roda kereta yang bergesekan dengan besi rel terdengar seperti musik panjang yang mengiringi perpisahannya dengan Erland. Semakin jauh kereta melaju, lubang di hatinya kian membesar. Maureen duduk diam di dekat jendela, menatap kosong pada pemandangan yang tampak berkejaran diluar sana. Ekspresinya muram. Wajahnya pucat."Lucu sekali. Aku datang kesini untuk honeymoon, tapi yang terjadi malah...," Maureen menghembuskan napas panjang. Dadanya terlalu sesak untuk melanjutkan monolog batinnya.Dia menundukkan kepala. Kedua tangannya mengepal di pangkuan, meremas ujung bajunya erat-erat seperti orang sedang menahan sesuatu yang luar biasa perih. Air mata kembali mengalir."Kami tidak mungkin bersama...," rintihnya dalam hati.Kereta terus melaju, bergerak tanpa henti. Terasa seperti memaksa Maureen meninggalkan masa lalu, meski tidak ingin.Tiba-tiba, tangis seorang anak kecil memecah keheningan gerbong. Suara itu melengking, membuat beberapa penumpang menoleh. Maureen ikut mendongak

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 136 - Barang Bukti

    Suasana lobi hotel Marquisse sedang tidak terlalu ramai karena memang tidak dalam rangka hari libur.Di balik meja resepsionis, Lourdes berdiri tegak dengan wajah serius. Dia berusaha tampak profesional meski pikirannya sibuk memikirkan seputar insiden one night stand semalam.Telepon di meja berbunyi. Suara yang familiar langsung terdengar begitu Lourdes menyapa. "Hai, Lou. Ini aku."Lourdes langsung menegakkan punggung. Itu suara Ben, temannya yang bekerja sebagai salah satu karyawan bagian IT di hotel ini.“Halo, Ben. Sudah dapat?” tanyanya pelan, berusaha menjaga volume suaranya agar tak menarik perhatian orang-orang yang ada disekitarnya.Suara di seberang terdengar tergesa. “Cek ponselmu. Aku baru kirim sesuatu. Kamu bisa lihat sendiri.”"Tunggu," jawab Lourdes, langsung memeriksa ponselnya dan membuka kiriman yang dimaksud oleh Ben.Seketika alis Lourdes berkerut saat membuka file kiriman temannya. “Ini..."“Data yang kamu minta. Rekaman CCTV dari lantai resto dan koridor kamar

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 135 - Teman, Saudara Atau Musuh, Aku Rela

    "Kadang kala sebuah perjalanan harus selesai lebih cepat karena suatu alasan," Maureen menjawab pertanyaan Lourdes dengan penuh makna, "tidak ada yang salah dalam kasus ini. Terima kasih atas pelayanan yang bagus di hotel ini." Ucapan itu seperti batu besar di lempar ke danau yang tenang. Maureen sudah tahu kejadian itu. Seketika batin Lourdes bergejolak. Emosinya membuncah. Empatinya sebagai sesama wanita mencuat tajam. Lourdes menggigit bibirnya, menatap Maureen seperti ingin menjelaskan sesuatu, tapi dia tidak berani. Khawatir hubungan Erland dan Maureen makin runyam saat dia salah bicara. "Hey! Wajahmu jangan seperti itu. Aku jadi tidak tega meninggalkanmu," canda Maureen seperti pada teman sendiri. Sama seperti Erland, hati kecilnya mengatakan Lourdes bukan wanita jahat. Air mata merebak tanpa bisa dibendung. Lourdes membungkukkan tubuh dalam-dalam. Air matanya menetes, jatuh ke lantai. "Maafkan saya, Nyonya. Apapun yang ada dalam pikiran anda tentang saya. Saya minta maaf,"

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 134 - Bersamamu Di Tengah Hujan

    "Ya. Aku setuju," ucap Maureen sambil tersenyum getir.Erland menunduk lesu, bahunya lururh seperti pahlawan kalah perang. Sama-sama terluka, Maureen berinisiatif memeluk Erland yang berlutut .Dia mengusap kepala Erland dengan sayang. "Aku tau, kamu akan melakukan ini. Aku bangga kepadamu. Kamu adalah laki-laki yang baik, Erland," bisiknya, berusaha menenangkan dua hati yang sedang berantakan - hati Erland dan hatinya sendiri.Tidak menjawab, Erland memejamkan mata sambil mengepalkan kedua tangan erat-erat."Aku ingin terus bersama wanita yang aku cintai. Kenapa tidak bisa?" protesnya dalam hati.Meski begitu, yang keluar dari mulutnya tidak sama."Bagaimana denganmu kalau aku menikahinya?" desah Erland putus asa.Maureen mempererat pelukannya sebelum akhirnya dia menjawab sambil tersenyum."Aku akan pergi. Jangan khawatir. Aku baik - baik saja," dia mengusap kepala Erland dengan lembut, berusaha meyakinkan kalau dia tidak bohong, "Dan, aku akan selalu baik - baik saja," tambahnya pe

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status