Share

Bab 62 - Cium Aku!

Author: EYN
last update Last Updated: 2025-08-20 17:50:30

Erland menunggu.

Pertama kali dalam hidup, jantungnya berdebar keras karena menunggu jawaban dari seorang gadis. Biasanya dia tidak pernah mau menunggu. Dia tidak perlu minta ijin dari pasangan kencannya dan semua akan terjadi sesuai keinginannya.

Bibir Maureen bergetar. Mulutnya terbuka seperti hendak mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi. Maureen kembali mengatupkan mulutnya, menelan kembali kata-kata yang sudah ada di ujung lidah.

"Kamu tidak mau?" tanya Erland, sedikit kecewa sekaligus sedih.

Selama ini wanita-wanitanya tanpa diminta langsung tunduk dan menyerahkan diri. Mereka merelakan harga diri hanya demi kesenangan semalam bersama Erland. Tapi Maureen, istrinya, malah meragukan dirinya.

Maureen menunduk. Jarinya meremas ujung piamanya, perang di hatinya tidak kunjung reda sejak tadi. Bagi Erland, diamnya Maureen berarti tidak.

"Okay," desah Erland mengalah. Dia tidak akan memaksakan kehendaknya pada Maureen. Meski keinginannya untuk 'tidur bersama' setinggi langit, Erland memi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 80 - Tunjukkan Padaku!

    “Kalau aku mengikuti acara ini, apa kamu akan merindukan aku, Maureen?” tanya Erland dengan raut muram. Maureen tertegun. Jantungnya terasa seperti dihempaskan, Maureen jadi ingin menangis. "Tentu saja aku akan rindu berdebat denganmu. Suami usil dan ketus, tapi bikin kangen," pekik Maureen dalam hati.Tapi, dia tidak berani mengutarakan. Sekali saja kata rindu itu terucap, maka air matanya akan berderai.Cepat-cepat Maureen memalingkan wajah, menyembunyikan hati yang sedang bergejolak. Dia menutupi semua itu dengan tawa kecil."Aku merindukanmu?” tanya Maureen kemudian. Dia tidak berani menatap Erland karena matanya berkaca-kaca. Sebagai pelarian, dia menatap rumput di taman sambil berkata, "Aku malah senang karena tidak ada yang usil padaku lagi. Pikiranku tenang, jadi aku bisa fokus pada tugas akhir kuliahku.”Sungguh, kata-kata itu menusuk balik hatinya sendiri. Meski begitu, Maureen berpura-pura tenang.Erland tidak langsung menanggapi. Beberapa saat lelaki itu hanya menatapnya

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 79 - Impianmu Impianku

    Erland menoleh, alisnya terangkat. “Kenapa kamu ternganga? Apa kamu kagum padaku?” tanyanya dengan nada percaya diri. Mode narsistiknya langsung ON. Wajahnya menyebalkan tapi juga menggemaskan. Maureen sampai ingin mencubit pipinya.Meski begitu Maureen sengaja cemberut. “Aku bercerita padamu, bukan karena ingin meminta padamu,” balasnya, setengah protes.“Itu impianmu saat belum menikah. Sekarang kamu istriku. Mimpimu adalah mimpiku. Hartaku adalah hartamu. Maka, aku akan membantumu mendapatkan semua keinginanmu," sahut Erland enteng. “Kamu mendukung impianku. Kalau begitu aku juga harus mendukung impianmu,” sahut Maureen tak mau kalah.Teringat akan pesan yang tak sengaja terbaca tadi, Maureen pun mengembalikan ponsel kepada Erland. "Kamu mengikuti ajang pencarian bakat. Itu artinya kamu sungguh-sungguh dengan impianmu."Darimana kamu tahu?"Maureen mengangguk perlahan, wajahnya sedikit menunduk. “Maaf, tadi tidak sengaja jariku menyentuh notifikasi,” ucapnya, menunjuk pesan dari p

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 78

    Ponsel Erland masih tergeletak di pangkuan Maureen. Layar menyala, menampilkan notifikasi yang tadi tanpa sengaja terbuka. “Halo, Erland Diandra. Terima kasih atas pendaftaran Anda dalam ajang Talent Hunter 2025. Kami ingin mengingatkan bahwa batas konfirmasi keikut sertaan Anda...."Mata Maureen bergerak lambat, membaca setiap kata dalam hati. Erland sepertinya tidak menyadari kalau Maureen tidak sengaja membaca pesan dari agency. Lelaki itu duduk dengan kedua tangan dengan dibelakang tubuh dengan posisi menyangga. Dia menatap jauh ke depan sambil menikmati lagu ciptaannya sendiri.Bibirnya komat-kamit, mengikuti tulisan itu. Suaranya nyaris tak terdengar, hanya gumaman samar yang putus-putus. Namun, jelas sekali raut wajahnya berubah. Antara kaget, kagum, dan… entah kenapa, hatinya hangat.Maureen menarik sudut bibirnya, lalu mendongak menatap Erland. “Rupanya benar, ini mimpimu," ucap Maureen pelan, terdengar penuh pengertian. “Pantas saja kamu marah besar waktu disuruh menikah den

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 77 - Impian Terpendam

    Maureen tertawa kecil, menoleh pada Erland. “Mimpiku waktu kecil pasti terdengar konyol di telingamu. Tidak. Aku tidak ingin kamu mengejekku. Bisa-bisa kita pasti bertengkar lagi.”Erland menoleh balik, alisnya terangkat dengan gaya sok serius. “Hey, bukankah kita pacaran? Memangnya aku tidak boleh tahu impian pacar sendiri?” Nada suaranya setengah memaksa, tapi senyumnya menandakan dia tidak sedang sungguh-sungguh marah.Maureen memiringkan wajahnya, berpura-pura berpikir keras. “Hmm, kasih tahu atau tidak ya?” jawabnya dengan nada menggantung, seakan-akan sedang mempertimbangkan sesuatu yang sangat penting.“Cepat katakan! Apa kamu sedang menantangku, Maureen?” Erland mencondongkan tubuh ke arahnya dengan nada sok galak.Maureen mengangkat dagu, matanya berkilat nakal. “Memang kalau aku tidak mau memberitahu, kamu mau apa?” tantangnya. Di saat yang sama, Maureen sengaja membuat wajahnya terlihat imut sekaligus menyebalkan di mata Erland.Erland menyipitkan mata, suaranya berubah rend

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 76 - Pesan Terakhir

    Nenek menggapai-gapai, tangannya bergerak hendak melepas masker oksigen. "Nenek? Apa yang Nenek lakukan" Maureen menahan tangan Neneknya, dan mengembalikan masker ke tempatnya semula. "Reen... Nenek... mau..bicara...." Setelah hampir dua jam ditangani secara intensif, tubuhnya berangsur-angsur pulih. Serangan kali ini sebenarnya tidak terlalu parah, selain itu semangatnya untuk melawan penyakit patut diacungi jempol. Tubuhnya yang renta itu terus berusaha keras mengalahkan penyakit yang menggerogotinya. Maureen, cucu angkat yang sudah dia rawat sepenuh hati, menatapnya dengan perasaan cemas, khawatir kalau yang akan didengar nanti adalah pesan terakhir dari Nenek. Dia sering mendengar, biasanya orang seusia Nenek ketika sakit akan berpesan ini dan itu sebelum pergi untuk selamanya. Nenek menghembuskan napas dan memberi kode pada Maureen supaya mendekat. Belum sempat kata-kata terucap dari mulut Nenek, air mata Maureen sudah menetes tanpa henti. Dia takut Nenek meninggalkannya.

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 75 - Sentuhan Lembut Di Bahu

    Maureen merasa sendiri saat Erland pergi mengurus beberapa administrasi rumah sakit. Setelah dari minimarket, Erland hanya kembali sebentar untuk mengantarkan botol minuman dan snack, lalu pergi lagi. Tidak lama setelah Erland pergi, Markus dan Paulin datang menemui dokter untuk menanyakan kondisi kesehatan Nenek. Jillian duduk di ruang tunggu bersama Maureen.Dan sekarang gadis itu mulai marah-marah. Maureen sedikit menengadah ke langit-langit dan mengerjapkan mata beberapa kali, menahan supaya tidak ada air mata jatuh. Dia tidak ingin Jillian merasa menang karena melihatnya menangis. Kesedihannya karena Nenek, bukan gara-gara Jillian marah padanya.Niat awal, dia hanya ingin memberi tahu keluarga angkatnya. Biar bagaimanapun, Nenek adalah ibu kandung Papa Markus nenek kandung Jillian, sekaligus ibu mertua Paulin.Tapi seperti biasa, kehadiran Maureen selalu dianggap kambing hitam. Begitu tiba di rumah sakit, Jillian langsung menatap tajam dirinya seperti seorang hakim yang menatap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status