Share

Bab 64 - Young And Hot

Author: EYN
last update Last Updated: 2025-08-22 17:32:50

"Maureen?!"

"Maaf, Erland," seru Maureen lagi. Suaranya teredam selimut tebal.

"Apa yang terjadi?" desis Erland heran, mengingat-ingat adegan sebelumnya. Jangan-jangan dia sudah salah memperlakukan Maureen.

"Maaf... maaf..., ternyata aku tidak bisa," bisik Maureen dengan perasaan campur aduk.

Erland terpaku di tempatnya. Rasanya seperti ditampar oleh kenyataan. Pertama kali dalam hidupnya, ditolak oleh seorang wanita. Dan yang lebih menyebalkan adalah penolakan itu terjadi saat semuanya sudah diujung tanduk.

Tanpa mengatakan apa pun, Erland mengambil pakaiannya yang teronggok di lantai lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Dia menatap kosong pada pantulan dirinya di cermin. Otaknya kembali memutar ulang adegan panas yang tadi dia lakukan bersama Maureen.

Awalnya gadis itu seakan menantangnya. Tidak hanya itu, Maureen bahkan membalas ciumannya dengan penuh gairah.

Erland menghela napas. "Mungkinkah dia jijik padaku?" sesalnya, mendadak teringat akan dosa-dosa yang sudah dia lakukan bersama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 78

    Ponsel Erland masih tergeletak di pangkuan Maureen. Layar menyala, menampilkan notifikasi yang tadi tanpa sengaja terbuka. Mata Maureen bergerak lambat, membaca setiap kata dalam hati.“Halo, Erland Diandra. Terima kasih atas pendaftaran Anda dalam ajang Talent Hunter. Kami ingin mengingatkan bahwa batas konfirmasi keikutsertaan anda....”Maureen mendongak dan menatap Erland. “Rupanya benar… ini mimpimu," ucap Maureen pelan dan penuh pengertian. “Pantas saja kamu marah besar waktu disuruh menikah denganku. Ternyata, kamu sungguh-sungguh mengerti sekarang.”Musik dari ponsel terus mengalun, Erland tidak menyadari kalau ada notifikasi masuk. Dia kembali menyandarkan punggung di dinding kaca.Erland tidak mengatakan apa pun. Dia menatap langit lalu menghela napas panjang.“Aku memang suka musik,” Erland membuka suara, nadanya lebih berat dari biasanya. “Tapi Papa, dia ingin aku meneruskan bisnisnya. Itu sudah keinginannya sejak aku kecil. Katanya, musik tidak akan menjamin masa depan. Le

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 77 - Impian Terpendam

    Maureen tertawa kecil, menoleh pada Erland. “Mimpiku waktu kecil pasti terdengar konyol di telingamu. Tidak. Aku tidak ingin kamu mengejekku. Bisa-bisa kita pasti bertengkar lagi.”Erland menoleh balik, alisnya terangkat dengan gaya sok serius. “Hey, bukankah kita pacaran? Memangnya aku tidak boleh tahu impian pacar sendiri?” Nada suaranya setengah memaksa, tapi senyumnya menandakan dia tidak sedang sungguh-sungguh marah.Maureen memiringkan wajahnya, berpura-pura berpikir keras. “Hmm, kasih tahu atau tidak ya?” jawabnya dengan nada menggantung, seakan-akan sedang mempertimbangkan sesuatu yang sangat penting.“Cepat katakan! Apa kamu sedang menantangku, Maureen?” Erland mencondongkan tubuh ke arahnya dengan nada sok galak.Maureen mengangkat dagu, matanya berkilat nakal. “Memang kalau aku tidak mau memberitahu, kamu mau apa?” tantangnya. Di saat yang sama, Maureen sengaja membuat wajahnya terlihat imut sekaligus menyebalkan di mata Erland.Erland menyipitkan mata, suaranya berubah rend

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 76 - Pesan Terakhir

    Nenek menggapai-gapai, tangannya bergerak hendak melepas masker oksigen. "Nenek? Apa yang Nenek lakukan" Maureen menahan tangan Neneknya, dan mengembalikan masker ke tempatnya semula. "Reen... Nenek... mau..bicara...." Setelah hampir dua jam ditangani secara intensif, tubuhnya berangsur-angsur pulih. Serangan kali ini sebenarnya tidak terlalu parah, selain itu semangatnya untuk melawan penyakit patut diacungi jempol. Tubuhnya yang renta itu terus berusaha keras mengalahkan penyakit yang menggerogotinya. Maureen, cucu angkat yang sudah dia rawat sepenuh hati, menatapnya dengan perasaan cemas, khawatir kalau yang akan didengar nanti adalah pesan terakhir dari Nenek. Dia sering mendengar, biasanya orang seusia Nenek ketika sakit akan berpesan ini dan itu sebelum pergi untuk selamanya. Nenek menghembuskan napas dan memberi kode pada Maureen supaya mendekat. Belum sempat kata-kata terucap dari mulut Nenek, air mata Maureen sudah menetes tanpa henti. Dia takut Nenek meninggalkannya.

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 75 - Sentuhan Lembut Di Bahu

    Maureen merasa sendiri saat Erland pergi mengurus beberapa administrasi rumah sakit. Setelah dari minimarket, Erland hanya kembali sebentar untuk mengantarkan botol minuman dan snack, lalu pergi lagi. Tidak lama setelah Erland pergi, Markus dan Paulin datang menemui dokter untuk menanyakan kondisi kesehatan Nenek. Jillian duduk di ruang tunggu bersama Maureen.Dan sekarang gadis itu mulai marah-marah. Maureen sedikit menengadah ke langit-langit dan mengerjapkan mata beberapa kali, menahan supaya tidak ada air mata jatuh. Dia tidak ingin Jillian merasa menang karena melihatnya menangis. Kesedihannya karena Nenek, bukan gara-gara Jillian marah padanya.Niat awal, dia hanya ingin memberi tahu keluarga angkatnya. Biar bagaimanapun, Nenek adalah ibu kandung Papa Markus nenek kandung Jillian, sekaligus ibu mertua Paulin.Tapi seperti biasa, kehadiran Maureen selalu dianggap kambing hitam. Begitu tiba di rumah sakit, Jillian langsung menatap tajam dirinya seperti seorang hakim yang menatap

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 74 - Harap-Harap Cemas

    Hati Maureen mencelos saat dia tergopoh-gopoh masuk ke dalam kamar Nenek. Dia melangkah masuk sambil bertepuk tangan tiga kali. Lampu pun menyala terang. "Nenek! Nenek! Kenapa, Nek? Apa yang Nenek rasakan?" pekiknya, tergopoh menghampiri tubuh yang tergolek tak berdaya diatas tempat tidur. "Uuuggh!" Mata Maureen terbelalak lebar, menatap Neneknya dengan panik. Wajah Nenek Argantha pucat dan mengernyit kesakitan. "Apa yang sakit, Nek?" serunya panik, lalu menyibak selimut. Keringat dingin membanjiri Nenek. "Ya Tuhan!" Maureen berlari ke ambang pintu dan berteriam sekencang yang dia bisa, "ERLAND! TOLONG! NENEK!" Erland yang sedang tidur kaget bukan kepalang saat mendengar teriakan histeris Maureen. Dia meloncat dari tempat tidur dan tergopoh-gopoh berlari ke kamar Nenek. "Ada apa, Maureen?" tanyanya, melongok ke dalam kamar Nenek. Di dalam Maureen menangis tersedu-sedu. "Ambulance. Nenek sakit," ucapnya disela-sela tangis. "Ambil dompet dan ponselku di kamar. Kita ke rumah saki

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 73 - Luput Dari Perhatian

    Beberapa saat, waktu terhenti bagi Maureen, Nenek dan Erland. Hingga akhirnya, Erland lebih dahulu membuka suara dan mengatakan yang sebenarnya."Maafkan kami, Nenek. Kami sudah menikah."Nenek mendongak, melihat ke Maureen dengan tatapan seakan tak percaya.Maureen membalas tatapan Nenek dengan perasaan campur aduk. Dia takut jantung Nenek kumat lagi. Tapi di saat yang sama dia tidak sanggup mengatakan apa pun untuk memperbaiki suasana. Gumpalan besar rasa bersalah menyesaki dadanya.Serta merta Erland menarik tangan Maureen, lalu mengangkat tangan mereka bersamaan untuk menunjukkan sepasang cincin yang melingkar di jari manis masing-masing. Benda mungil yang selama ini mungkin luput dari perhatian Nenek.Mata Nenek langsung terbuka lebar saat melihat cincin yang berkilau di tangan cucunya dan Erland. "A-apa? J-jadi..." gagapnya, tanpa bisa mengeluarkan satu kalimat utuh. Dia melihat Maureen lalu Erland, secara bergantian. "Kalian..."Mulutnya terbuka, tapi tidak jadi melanjutkan kali

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status