Share

BAB 18 - KEDUDUKAN KITA SAMA

Bulan masih tertidur lelap sambil duduk di sisi ranjang Alfan. Sementara Alfan sudah mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum manik matanya terbuka.

Matahari mulai terlihat menampakkan sinarnya walau belum meninggi.

Alfan merasakan pusing di kepala. Ia sama sekali tidak mengingat kejadian semalam di mana dirinya mengamuk dan berakhir tidak sadarkan diri setelah menghancurkan seisi lantai satu.

Matanya menunduk dan melihat Bulan tertidur dengan posisi yang jelas tidak nyaman. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk lengkungan senyum tipis yang sangat manis. Walau dalam kemarahan sekali pun, ternyata wanita itu masih peduli padanya. Perlahan tangan Alfan terulur untuk menyentuh kepala Bulan. Baru sekali usapan, Bulan terlihat terganggu dan bergerak tidak nyaman sebelum membuka mata. 

Bulan langsung mengangkat kepalanya saat menyadari yang mengusap kepalanya adalah Alfan.

 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status