Kayla membawa dua kantong berisi pakaian ke kamar Carlo. Kayla mengetuk pintu berniat meminta izin untuk masuk namun tidak ada jawaban, lantas Kayla langsung buka pintunya.Ternyata Carlo baru selesai mandi, Kayla menelan air liurnya sambil melangkahkan kaki masuk ke dalam kamarnya. Di tutupnya pintu kamar pelan, meski terdengar decitan pintu. Carlo yang tidak melihat Kayla karena menghadap berlawanan arah langsung menoleh ke sumber suara. “Ada bajunya?” tanya Carlo serius. Kayla tidak bisa bicara. Kayla mematung melihat Carlo yang hanya menggunakan handuk di bagian pinggang. Dada bidang dan putih terlihat begitu kontras dengan handuk coklat yang ia gunakan. Mata Kayla tertuju pada bagian bawah Carlo sehingga Carlo mengikuti tatapan Kayla yang menuju bagian bawahnya.“Kamu ini, kecil-kecil tapi mesum ya,” ucap Carlo yang ikut memandang di mana Kayla memandang. Bagaimana Kayla ti
“Waw besar mas kepalanya,” ujar Kayla masih dalam keadaan mengigau.“Kay, kamu ini kenapa harus melihatnya dari alam mimpi sih? Kenapa tidak alam nyata,” ujar Carlo menepuk dahinya tidak habis pikir mimpi Kayla sampai ke arah sana. “Mas... sakit,” ujar Kayla menangis. Carlo tidak terkejut melihat Kayla menangis, ‘Sakit ya Kay? Apa lagi nyatanya? Aku janji nanti akan pelan-pelan’ ujar Carlo dalam hati. ‘Lebih baik aku banguni dia saja, jangan terlalu terlena bermimpi erotis,’ ujar Carlo dalam hati. Carlo menggoyangkan punggung Kayla. Niat jahilnya di batalkannya. Ia tidak ingin Kayla merasakan kenikmatan atau kesakitan di dalam mimpi. “Kay bangun! Kay bangun!” ujar Carlo lembut. Kayla terbangun dengan keadaan terkejut melihat Carlo sudah di dekatnya. “Maaf mas, aku ketiduran,” ujar Kayla mengelap bekas iler yang masih menempel di sisi bibirnya
Carlo keluar dari kamar mandi tidak melihat Kayla di dalam kamar. ‘Mungkin dia ke bawah makan’ pikir Carlo lalu mengambil ponselnya yang ada di meja naska. Ada pesan yang belum terbaca. Carlo segera membuka pesan yang di kirim Kayla untuk dirinya.[ Maaf mas. Mungkin aku tidak sopan. Aku pergi tanpa bicara dengan kamu atau nenek, tapi jujur aku merasa kecewa dengan diriku sendiri. Jujur tadi ada secercah harapan untuk hubungan kita yang baru berusia berapa hari. Tapi sepertinya aku salah mas. Semua kontak fisik antara kita terjadi bukan di sengaja melainkan tidak sengaja. Lebih baik kita jaga jarak saja mas. Terima kasih telah menerimaku di sana].Carlo terkejut mendapatkan pesan Kayla baru saja. Carlo baru menyadari bahwa Kayla tidak ada di rumah melainkan pergi dari rumah.“Kenapa pakai acara kabur segala ini anak!” ujar Carlo kesal lalu mengambil jaket yang ada di lemarinya. Carlo berjalan keluar rumah tanpa bicara de
Pagi telah tiba, Carlo terbangun dengan suara alarm ponselnya. Segera ia pergi ke kamar mandi dan pergi ke masjid. Meski tidak begitu alim namun Carlo selalu menyempatkan diri untuk menunaikan salat. Carlo meninggalkan Kayla yang masih tertidur di tempat tidur. Carlo teringat tengah malam ia tidak bisa melanjutkan tidur karena gerakan tidur Kayla yang begitu berantakan sehingga membuat dia tidak bisa nyenyak untuk tidur. Carlo pulang ke rumahnya dan melihat Steven sudah berpakaian rapi mau ke kampus meski waktu masih menunjukkan pukul enam pagi. “Kamu mau ke kampus ya Steven?” tanya Carlo kepada Steven. “Iya kak,” jawab Steven singkat sambil duduk di ruang keluarga. “Aku lihat kamu menggendong Kayla semalam. Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kalian, tapi ada satu hal yang ingin aku kasih tahu kakak. Aku tidak akan pernah mundur untuk mendapatkan Kayla. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang d
Carlo sampai di kampus dengan mobil mewahnya, Kayla dari kejauhan melihat suaminya turun dengan ketampanan tiada tanding. Carlo melihat Kayla dari kejauhan namun Kayla memilih untuk mengalihkan penglihatannya dan berpura-pura tidak melihat.“Kay, kamu tahu tidak akan anak-anak sudah foto dosen baru kita dan di kirim di grup kampus. Coba kamu lihat,” ujar Klara. “Dosen apa maksud kamu Klara?” tanya Kayla yang kini berjalan berdampingan dengan Klara. “Dosen ekonomi dan dosen Statistik, dengar-dengar mereka bersaudara. Pantes saja tampan banget! Coba aku jadi pasangannya,” ujar Kayla sambil mengkhayal.“Ussssh, berhenti mengkhayal yang tidak jelas,” ujar Kayla lalu duduk di kantin.Kayla ada rencana mau mesan sarapan karena perutnya terasa lapar. Namun ketika ia mau pesan Carlo mendekat ke arah mereka.“Kamu bisa ke ruanganku!” ujar Carlo kepada Kayla yang baru saja mau p
“Apa kak mengusir kalian?” ujar Steven sempat terkejut. “Ya begitulah. Sudah berhenti membicarakan itu dosen. Menghilangkan nafsu makan kita saja nanti,” ucap Kayla dengan wajah yang masih kesal.Steven tidak habis pikir jika Carlo mengusir istrinya sendiri dari kelas.‘Apa mungkin ada kaitannya dengan obrolan tadi?’ Pikir Steven.“Lagi pikiri apa kak? Kok melamunnya kayak jauh banget?” tanya Kayla. Klara yang berada di antara mereka seperti obat nyamuk hanya diam dan mendengar.“Ini kenalkan sahabatku Klara,” ujar Kayla memperkenalkan Klara yang lupa ia kenalkan dengan Steven.“Klara” ujar Klara memajukan tangannya untuk berkenalan.“Steven” saut Steven menerima jabatan tangan Klara.“Mengajar mata kuliah apa pak?” tanya Klara gugup karena Steven memandang dirinya dengan lembut.“Mengajar ekonomi bisnis,” ucap Steven singkat
Kayla duduk berdampingan dengan Carlo di pesawat. Selama di pesawat mata Kayla di pejamkannya karena sejujurnya ia belum pernah naik pesawat. Ketika pesawat lepas landas, di cengkeramnya dengan kuat tangan Carlo yang ada di sampingnya sambil menahan nafas karena ketakutan. Carlo tersenyum melihat sang istri yang begitu menggemaskan di matanya.Carlo memberikan Kayla permen karet agar dirinya lebih rileks dan meminta Kayla untuk menyenderkan kepalanya di kursi serta coba pejamkan mata sambil dengarkan headset yang di pasang Carlo di telinganya. Kayla memejamkan mata sambil menikmati lagu yang di setel oleh Carlo hingga tidak terasa pesawat sudah dalam posisi normal. Carlo telah memejamkan matanya karena malam telah tiba. “Mas, aku mau pipis, bagaimana? Kapan kita sampai di tujuan?” tanya Kayla yang membangunkan Carlo dari tidurnya. “Permisi tuan dan nyonya maaf mengganggu waktu kalian. Silakan ma
Kayla menoleh ke pramugari yang menghampirinya untuk memberikan buku menu tadi. Mata Kayla mengedip ke pramugari itu dan menyadari pramugari itu bahwa ini hanya pura-pura saja. Pramugari itu diam-diam pergi menuju ke kabin pesawat. Kayla menoleh ke pramugari yang menghampirinya untuk memberikan buku menu tadi. Mata Kayla mengedip ke pramugari itu dan menyadari pramugari itu bahwa ini hanya pura-pura saja. Pramugari itu diam-diam pergi menuju ke kabin pesawat. Ketika di dalam kabin terdapat lima pembajak lagi tertawa-tawa. Ketika melihat pramugari tersebut para pembajak itu langsung menodongkan senjata ke hadapan pramugari itu. “Saya di utus bos kalian, untuk membantunya di luar menangkap orang sakit jiwa,” ucap pramugari itu dengan wajah serius. Maka semua pembajak itu segera keluar dan menemukan bosnya telah di ikat pakai sabuk pinggang dengan kaki yang telah di lumpuhkan, sama seperti halnya dengan dua temannya juga telah di lumpuhkan Carlo dengan tembakan di kaki dan tangan. L