“Kamu tidak tahu ya? Apakah raja dan ratu telah merestui hubungan kalian? Aku merasa kamu belum mendapatkan jawabannya ya? Kamu tidak bisa menyingkirkanku begitu saja, di depanku masih ada banyak yang perlu kamu singkirkan sebelum aku!” ucapku segera pergi meninggalkannya. Aku segera kembali menuju ke empat pangeran berada. Saat aku kembali, aku melihat keempat pangeran itu saling bicara lalu kembali bekerja setelah mengetahui aku kembali. Pangeran Kazexian menghentikan pekerjaannya, lalu he menghampiriku. “An, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu. Dimana putri Luna?” ucapnya. “She sedang menuju kemari, mengapa kamu membawa kecoa ke hadapanku?” jawabku. “Hah, aku tahu she mencoba menjebakku. Maaf, bisakah kita jalan berdua. Ada sesuatu yang penting yang ingin aku bicarakan padamu” “Ya baiklah!” jawabku menyetujuinya. Aku dan pangeran Kazexian berjalan berdua. Saat kami telah pergi jauh, putri Luna Bianca barulah kembali dengan perasaan kesal. Namun disini she tidak melihat
Pangeran Kim bertemu dengan raja Akira. Raja Akira telah memasuki wilayah manusia, pangeran Kim pikir raja vampire ini hendak menemui An. Namun siapa sangka raja Akira mencegah perjalanan pulangnya. “Raja Akira, Anda ingin menemui nona An kan? Bagaimana kalau kita selesaikan semuanya disini?” “Apakah kamu yakin? Saya takut ada kecurangan diantara kita berdua.” “Tidak ada kecurangan, hanya kita berdua!” ucap Pangeran Kim sembari mengeluarkan pedang dari sarungnya. Raja Akira pun mengeluarkan pedangnya dari sarung. Lalu perkelahian pun terjadi, saling menyerang satu sama lain. Mempertahankan diri dan menyerang. Terdengar suara pedang yang saling beradu, angin berhembus menerpa dedaunan menghancurkan kesunyian. Pertarungan dua pria yang hebat mengeluarkan kekuatan magis mengaliri pedang mereka. Pertarungan terbang di udara. Perlahan-lahan tempat ini hancur karena serangan kekuatan magis yang mereka miliki. Keberadaan An, Aku tidak sengaja melihat sesuatu yang aneh tidak jauh dari si
“Hah, kenapa kamu memilih An? Bukankah sudah cukup jelas hubungan An dengan Raja Akira bahwa mereka saling menyukai. Tidakkah kamu melihat diriku yang menyukaimu? Mengapa kamu memaksakan cintamu, An hanya lah memanfaatkanmu. She mengerti keadaannya jika menolakmu. She adalah gadis yang berusaha menghindari adanya perang diantara kalian berdua. Sekarang perang terjadi, gadis itu pasti sangat kecewa.” Pangeran Kim yang diobati tiba-tiba mulai sadar, he melihat putri Aresha ada disini. He segera bangun dan merasakan sakit di tubuhnya. Putri Aresha terkejut melihat pangeran Kim telah sadar, she melangkah mundur. “Terima kasih sudah menyelamatkanku, putri Aresha. Hah, tapi kenapa? Bukankah kerajaan kita saling bermusuhan?” tanya pangeran Kim. “Aku tahu kerajaan kita bermusuhan, tetapi tidak ada kaitannya denganku. Aku menyelamatkanmu karena......aku menyukaimu. Aku ingin kamu melihatku, tidak melihat An. Kamu sudah melihat gadis itu menjadi milik pria lain. Bisakah kamu melupakannya? Da
Pangeran Yasashi bertemu dengan Aresha di depan pintu kamar raja Akira. “Raja Akira dimana? Apa he baik-baik saja?” “Ya tentu, sangat baik. Ada apa? Kamu tampak terburu-buru!” ”Para assassin dari kerajaan Kimimoon bergerak” “Hah, jadi hanya karena masalah itu kamu melapor pada raja Akira?” “Mereka lebih kuat dari yang kamu duga” “Oh baiklah, sepertinya sangat mendesak. Mari masuk!” Aresha dan Pangeran Yasashi masuk ke kamar. Mereka memberi hormat. “Maaf yang mulia, kami mengganggu waktumu. Tetapi sudah waktunya. Kita tidak memiliki banyak waktu” ucap Aresha. “Ya aku mengerti!” jawab Akira yang kemudian bicara padaku. “An, kamu pergilah bersama Aresha. Apapun yang terjadi jangan pernah kembali kemari.” “Tapi....” “Tidak ada kata tapi, pergilah. Jika kamu disini kami semua akan membunuhmu. Sebentar lagi kegelapan akan menguasai seluruh negeri ini dan kami para vampire akan kehilangan kendali. Saat itulah aku tidak mengenalimu. Kamu pergilah bersama Aresha. Meski gadis itu jug
Kembali... Masa pemulihan itu, diriku membuka mata perlahan-lahan dan terkejut telah berada di rumah sakit. Ibu dan sister menemaniku selama ini. Dalam masa pemulihan di rumah sakit ini, aku mendapatkan ponselku kembali dan menerima kabar dari seseorang penerbit. Kabar menggembirakan ceritaku yang di publish di sebuah aplikasi mendapatkan banyak respon setelah seorang pria terkenal, ternama, terhormat dan kaya raya menyukai cerita yang kubuat. Keberuntungan ini membawa sesuatu yang tidak terduga, aku mendapatkan penghasilan yang bagus dari hasil menulis sebuah novel. Aku juga mendapatkan kabar tidak terduga lainnya, yakni aplikasi tempatku menulis mengajakku untuk kontrak dan menerbitkan buku novel itu. Aku segera dikirimkan lembaran kertas kontrak naskah, saat masa pemulihan aku membaca seluruh isi kontrak dengan teliti dan menyetujui penerbitan buku. Hingga waktu berselang, buku novelku terbit dengan cepat dimana bertepatan aku keluar dari rumah sakit. Ini adalah penerbitan buku ya
Tidak lama kemudian aku telah siap untuk pergi, aku segera keluar dari kamar dan berpamitan dengan ibu dan sister. Aku mengambil roti dan langsung pergi. Matahari telah bersinar terang, dan hari ini ada acara spesial di kampus. Berjalan menuju keramaian, menunggu lampu merah menyala dan seketika itu aku dan pengguna jalan lainnya mulai menyeberangi jalan. Berjalan di kerumunan orang-orang, diriku sempat mendengar tentang seorang pria. “Kabar hangat hari ini, kamu tahu seorang pria muda baru saja diangkat sebagai direktur utama. Hebat sekali, pria ini juga masih jomblo. Kata majalah, he sangat dingin dan oh....ya ampun! Lihat ini, tubuhnya kekar. He benar-benar tampan. Sangat beruntung sekali jika menjadi pacarnya!” ucap seorang perempuan pada teman disampingnya. “Ya benar, aku juga merasa demikian. Tapi ada humor tentang pria itu, katanya pria itu telah menyukai seorang gadis diam-diam. Tapi siapa ya? Tidak ada ciri-ciri cewek yang he suka!” “Hah, jika soal cwek sudah pasti nih cowo
Kami pun segera membeli minuman dan makanan di jalanan. Kami membeli cemilan dan buah-buah segar. Lalu membawa belanjaan menuju taman. Kami duduk di bangku taman bertepatan dibawah pohon yang rindang. Meletakan belanjaan tepat di tengah kami berdua. “Banyak sekali! Apa kita tidak salah membeli sebanyak ini?” tanyaku. “Ya, tidak kok! Semua ini akan kita habiskan berdua. Bagaimanapun harus habis!” ucapnya. Angin berhembus sejuk menerpa dedaunan dan membuatnya jatuh ke tanah. Matahari tampak bersinar terang, dan sedikit awan dengan penuh kejutan. “An, apakah kamu tidak sibuk? Mengapa mau berteman denganku yang baru kamu kenal?” ucap Aresha sembari meminum minuman dingin. Aku tersenyum dan melihat langit cerah, cahaya matahari tidak menembus ke pohon ini sehingga kami dapat berteduh dan tidak banyak orang ada di taman ini. “Apakah aku harus memilih-milih orang sebagai temanku? Memang siapa dirimu? Kamu adalah manusia sama sepertiku!.” “Ya benar juga, tapi bagaimana jika aku memiliki
“Oh begitu! Tolong jangan libatkan aku jika brother kamu memarahimu ya? Aku tidak mau bertanggung jawab, kecuali menjagamu!” “Haha...iya, pasti karena ini kemauanku sendiri! An, tinggal dimana sekarang?” “Aku tinggal bersama ibu dan sister” jawabku yang perlahan-lahan kami selalu bicara hingga menjelang sore kami berada di taman ini. Angin sore berhembus, aku sangat menyukai angin segar ini dan dilangit matahari telah condong ke barat. Awan mulai berwarna cerah yang penuh warna indah. Aku melihat jam di ponselku, sekarang telah jam 18.00. Kami masih disini, aku mengantuk dan bosan. Sementara Aresha sibuk membaca buku novelnya. Kami telah menghabiskan makanan dan minuman yang kami beli bersama. Aku melihat ke berbagai arah taman, hingga diriku melihat ada sekumpulan pria mengenakan pakaian rapi berjas berjalan mendekati kami. “Aresha, ada orang!” ucapku yang membuat gadis itu berhenti membaca dan menoleh ke depan. Aresha pun segera menyimpan buku novelnya ke dalam tas. “Hah, merek