Perbincangan itu terdengar sangat menakutkan, dan aku pun berpikir keperawananku tak akan lama lagi akan di renggut di apartemen ini. Aku semakin sangat sedih, dan tidak tahu harus bagaimana. Tapi terus saja pria ini mengulurkan tangannya padaku, entah apa maksudnya tetapi ia tidak pernah menarik tangannya kembali.
“Aku...aku harus bagaimana? Ikut dengannya atau aku akan mati bersama mereka?” ucapku berpikir. Aku benar- benar terjebak. Di sini ada vampir dan di luar ada pria mesum. Aku pun mengepalkan tanganku dan menggapai tangan pria itu. Aku segera berdiri dengan bantuannya. Pria itu tersenyum, dan ia tak bicara sepatah kata pun padaku. Tidak disangka olehku, pria ini memeluk erat diriku. Aku tak bisa bergerak dalam pelukannya, pelukannya sangat kuat padaku. Bergerak saja, aku tidak bisa. Ia seperti tidak akan melepaskan diriku. Dalam pelukan erat ini, aku sendiri pun dapat merasakan detak jantungku yang semakin cepat, karena diriku semakin takut dan panik.
Tetapi semakin lama dalam pelukannya, perasaanku mulai tenang hingga aku bisa bernapas dengan legah. Aku merasakan kehangatan dalam dirinya, dan merasakan dia bukanlah pria yang jahat. Tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi lagi padaku. Pria ini menutupi kedua mataku dengan satu tangannya, hingga aku hanya bisa melihat kegelapan. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah ini. Benar- benar gelap dan hening, tetapi aku tidak pernah mendengar suara keamanan yang bejat itu bahkan suara pintu lift terbuka.
Suasana mencengkam mulai kurasakan, aku berlari penuh ketakutan dan tak pernah ku sangka akan menjadi begini. Lift untuk segera tiba di lantai atas menuju kamarku yang sering digunakan pun mendadak macet. Aku terkurung dalam lift ini, dan tak seorangpun dapat mendengar teriakkanku ini. Aku benar- benar merasakan dalam situasi yang berbeda.
“Aaaa....tolong aku! Siapa saja tolong aku!” teriakku minta tolong sambil memukul- mukul pintu lift hingga aku kelelahan. Tenagaku telah habis hanya untuk di buang- buang. Aku sudah yakin tidak akan ada yang menolong itu, ya itu bukan karena aku terlalu merendahkan diri atau putus asa. Tetapi sejak aku berlari masuk ke gedung apartemen, memanglah tidak ada siapa-siapa. Tempat ini sepi seperti tidak biasanya, seharusnya di jam seperti ini ada banyak orang yang berkeliaran masuk dan keluar apartemen. Tetapi kini, itu sangat berbeda. Aku semakin merasakan ada sesuatu yang aneh. Entah apa itu, tetapi ketakutanku pada bayangan hitam itu semakin menjadi- jadi.
Aku pun akhirnya menyerah, aku tidak bisa melakukan apapun lagi. Tetapi aku teringat akan sesuatu, ya ponsel. Aku segera menghubungi bagian keamanan gedung apartemen ini. Suara papan ketik ponsel yang cepat, dan segera menghubungi bagian keamanan apartemen. Menunggu komunikasi terhubung.
Beberapa detik berlalu, telponku belum juga diangkat dan aku mulai semakin cemas. Aku takut bayangan hitam atau apapun itu datang kemari. Aku takut pintu lift ini dibuka oleh bukan orang, bukan manusia. Aku lebih menakutkan hal itu dibanding manusia dengan pikiran mesumnya. Aku pun mematikan telpon, lalu kembali menghubungi bagian keamanan dan terus berulang kali. Untuk terakhir kalinya, aku menghubungi bagian keamanan. Telponku terhubung dengan mereka, tetapi hal yang mengejutkan kudengar dengan jelas.
“Siapa yang menghubungi malam- malam begini?”
“Gadis di lantai atas!”
“Oh, anak manis itu ya? Anak baru itu masih perawan kan?”
“Ya, aku rasa. Ada apa memang?”
“Apakah dia tinggal seorang diri?”
“Ya, aku rasa begitu. Ibunya yang memberikan apartemen ini padanya, aku merasa kasihan sekali dengannya. Kau tahu tidak, aku sempat mendengar perbincangan keluarganya jikalau ibu itu ingin membuang anaknya disini”
“Apa? Benarkah itu?”
“Ya, aku mengatakan yang sesungguhnya. Ibunya sengaja membelikan apartemen ini, dia bilang untuk perpisahan mereka terakhir kalinya. Kau tahu tidak, mengapa apartemen ini di jual begitu murah?”
“Ya, apa? Apakah karna humor mengenai apartemen gila ini?”
“Ya kamu benar, apartemen ini di jual murah karena humor itu. Apakah kamu mau menemui gadis baru di lantai atas itu?”
“Ya tentu, kenapa tidak!”
“Oh, begitu ya. Ya aku harap kamu tidak membuatnya merasa kesakitan, ya sebaiknya kamu membawa ini! Dia pasti sangat kesepian dan akan menyukai kehadiranmu itu!”
“Owww.... apa kamu mau berpesta juga? Dia pasti sangat bergairah!”
“Hahahhaa.....”
Perbincangan itu sangat jelas ku dengar, aku tidak mengerti apa maksudnya. Tetapi itu membicarakan tentang diriku, dan pikiranku pun mulai berpikir hal negatif pada mereka. Aku pun segera mematikan komunikasi.
“Kenapa? Apakah benar ibuku melakukan hal seperti itu? Ia membuangku, kenapa? Tetapi ibu bilang apartemen ini adalah hadiah untukku. Kenapa, ibu? Apakah ibu telah membohongiku? Tapi kenapa? Apakah aku memang bukan anak kandung? Keamanan itu, dia menggelikan sekali! Apa jangan- jangan mereka akan melakukan sesuatu padaku? Tidak mungkin, itu cuman halusinasiku saja. Ya ampun, apa yang harus kulakukan sekarang? Kenapa aku terjebak di situasi seperti ini? Tidak adakah.... tidak adakah yang bisa menolongku? Kumohon tolong aku!” ucapku sembari menutup mata dan menangis.
Tiba- tiba tak terduga olehku, aku merasakan ada sesuatu yang mengikutiku. Aku pun membuka mataku, dan aku dikagetkan dengan seorang pria berjubah hitam tepat di depanku. Aku pun kaget dan mengambil langkah mundur. Aku melihat pria itu. Wajahnya tampan, sedikit pucat, matanya hitam semerah darah. Melihat ciri- ciri fisiknya, aku kembali dibuat kaget. Aku sangat kaget, hingga aku terjatuh dan tingkahku tak sengaja menarik perhatiannya. Ia melihat ke arahku.
Aku melihat tatapan matanya yang terlihat seperti bukan manusia, ia sama seperti vampir yang aku gambarkan dalam novelku. Tidak kusangka, ia mengulurkan tangannya padaku. Ia tersenyum sinis padaku, sementara diriku ketakutan setengah mati.
Sementara di luar lift, aku mendengar percakapan bagian keamanan. Aku semakin takut, aku merasa berada di dua bahaya secara bersamaan. Percakapan keamanan itu menakutkan sekali, dan pria bermata hitam semerah darah ini juga menakutkan.
Di luar lift ini terdengar percakapan beberapa bagian keamanan. Perbincangan yang terdengar mengerikan untuk seorang gadis sendirian di apartemen ini.
“Kamu membawanya?”
“Ya tentu saja, apakah kamu tidak sabar untuk menikmatinya? Oh, aku lah yang harus lebih dulu dan baru lah kamu!”
“Ah, apakah rasanya akan tetap sama?”
“Ya tentu saja, dia bahkan bisa dinikmati oleh semua orang. Ya maksudku hanya kita. Kita sekap saja dia! Kita bawa dia pemakaman, disana tempat yang bagus kan? Tuan kita juga akan sangat menyukainya!”
“Hem, ide yang bagus. Bagaimana kalau kita bermain dengannya lebih dulu? Aku membawa minuman yang sangat enak loh!”
“Bagus! Kita akan berpesta semalaman!”
“Benar, pesta pesta!”
“Ah, sayangnya cuman satu gadis. Tapi tidak masalah lah selagi dia masih perawan. Hahahaha!!”
Perbincangan itu terdengar sangat menakutkan, dan aku pun berpikir keperawananku tak akan lama lagi akan di renggut di apartemen ini. Aku semakin sangat sedih, dan tidak tahu harus bagaimana. Tapi terus saja pria ini mengulurkan tangannya padaku, entah apa maksudnya tetapi ia tidak pernah menarik tangannya kembali.
“Aku...aku harus bagaimana? Ikut dengannya atau aku akan mati bersama mereka?” ucapku berpikir. Aku benar- benar terjebak. Di sini ada vampir dan di luar ada pria mesum. Aku pun mengepalkan tanganku dan menggapai tangan pria itu. Aku segera berdiri dengan bantuannya. Pria itu tersenyum, dan ia tak bicara sepatah kata pun padaku. Tidak disangka olehku, pria ini memeluk erat diriku. Aku tak bisa bergerak dalam pelukannya, pelukannya sangat kuat padaku. Bergerak saja, aku tidak bisa. Ia seperti tidak akan melepaskan diriku. Dalam pelukan erat ini, aku sendiri pun dapat merasakan detak jantungku yang semakin cepat, karena diriku semakin takut dan panik.
Tetapi semakin lama dalam pelukannya, perasaanku mulai tenang hingga aku bisa bernapas dengan legah. Aku merasakan kehangatan dalam dirinya, dan merasakan dia bukanlah pria yang jahat. Tetapi sesuatu yang tidak terduga terjadi lagi padaku. Pria ini menutupi kedua mataku dengan satu tangannya, hingga aku hanya bisa melihat kegelapan. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah ini. Benar- benar gelap dan hening, tetapi aku tidak pernah mendengar suara keamanan yang bejat itu bahkan suara pintu lift terbuka.
Sontak mereka bertiga terkejut, mereka tidak percaya tetapi ini lah kenyataan.“Jadi sebenarnya kamu dan An memiliki ikatan dulu? Lalu siapa An sebenarnya di masa lalu?” tanya sister.“Ya benar, aku memiliki ikatan dengannya!” jawab singkat Akira tanpa memberitahukan siapa An sebenarnya.“Tunggu! Dulu aku pernah bermimpi saat mengandung An. Seorang perempuan dengan naga menghampiriku dan mengatakan bahwa aku adalah wanita yang beruntung, aku akan dikaruniai seorang anak yang sangat luar biasa. Yang menjadi meimbang kehidupan. Aku berkali-kali bertemu dengan wanita ini tetapi she tidak pernah mengatakannya padaku. Jadi aku pikir, jika dirimu dan An memiliki ikatan. Maka dalam mimpiku itu benar-benar nyata. Aku melahirkan anak perempuan, seorang reinkarnasi” ucap ibu.Akira tersenyum, “Aku senang kamu menyadarinya, tetapi she tetap menghormatimu kan?.”“Ya, she tidak pernah menampakkan kemarahannya di depanku!”“Jika begitu, dimana An sekarang?”“She mengatakan di pantai, apakah di deka
Sementara itu, keberadaan An.Aku telah tiba di stasiun kereta api Ochayama, memesan tiket karena aku belum punya kartu masuk otomatisnya. Setelah melewati penjagaan tiket, aku segera masuk ke kereta api yang telah menunggu. Segera memasuki kereta api dan duduk di kursi, banyak orang yang masuk. Tiba-tiba ponselku menerima panggilan telepon dari sister. Aku segera menerima panggilan darinya.“Pagi sister, ada apa?” sapaku.“Kamu dimana, kamu lari lagi ya?” jawab sister.“Kamu galak sekali pagi-pagi, ada apa? Bukankah kepergianku sudah kukatakan pada penjaga gerbang jika aku pergi jalan-jalan, jika Akira mencariku harap cari sendiri!”Suara sister menjawab, “Oh, kamu jalan-jalan ya. Kenapa tidak mengajakku juga? Apakah kamu ke mall atau butik? Kamu mau membeli pakaian baru ya?”Aku yang mendengar apa yang dikatakan sister bingung dan heran, “Hah, oh aku tidak pernah membeli pakaian. Aku hanya jalan, apakah sister akan datang?”Suara sister menjawab, “Tidak, lalu kenapa kamu ke pantai?”
Begitu An pergi meninggalkan ruang tamu ini, tante Aira tersenyum manis.“Akira, mama mau katakan sesuatu yang penting. An memang mencintai pria lain. Tapi kamu tidak perlu khawatir, she menerima perjodohan ini. Ibu mengatakan sesuatu tentangmu, tentang rasa sakit dan mimpi buruk yang kamu alami. Kamu mengalami koma, sifatmu berubah dan sebagainya. She juga mengatakan jika dirinya mencintai raja vampire. Saya rasa kamu mengalami mimpi itu juga kan, Akira?” ucap tante Aira sembari tersenyum.“Ya, benarkah itu? Mengapa kami bermimpi yang sama?” ucap Akira terkejut.“Mungkin saja yang dikatakan seseorang itu benar, mama menemui penerawang untukmu. Mama pikir apa yang she katakan benar. Artinya kalian memang berjodoh, mungkin di dunia yang berbeda itu.... kalian terpisah. Tapi jangan khawatir, sekarang kamu tidak boleh kehilangannya lagi. Besok ajaklah she untuk melihat gaun pengantin”“Ma, apakah mama lupa? An baru saja mengatakan she tidak peduli dengan pernikahan ini. Semuanya terserah
“Ya kamu benar. Kenapa ibu mau menjodohkanku dengannya? Ini aneh sekali.”“Ya, tapi kamu beruntung tidak perlu repot sepertiku. Lagi pula pria yang kamu dapatkan itu pasti menarik. Konon seseorang yang dijodohkan mungkin saja jodohmu, pria itu menerimamu dan he bersikap dingin. Kamu jangan salah sangka padanya, he hanya ingin antara kamu dan ibu menjalin hubungan yang baik. Tante Aira sangat senang atas perjodohan ini. Ah iya, apakah selama kamu melarikan diri bertemu dengan bibir Mei? Sekarang she bersama anak laki-laki yang juga tampan.”“Ya, dan namanya adalah Kim. Bukankah begitu?”Sister menganggukan kepala, “Ya kamu benar”.“Kalian bertemu dengannya ya?”Sister menganggukan kepala, “Ya benar, bibi Mei dan ibu juga sudah bicara.”“Sister, menurutmu apakah Akira itu akan melakukan sesuatu jika aku melarikan diri di hari pernikahan?”“Ya tentu saja, begitu juga dengan sister. Bisakah kamu tidak membuat malu keluarga kita? Memang apa yang ingin kamu cari lagi?”“Seseorang yang ada d
“Jika aku menaruh hatiku padamu, apakah kamu akan mencintaiku selamanya? Menerimaku apa adanya?” ucapku dengan pelan.Akira mengelus rambutku, he tersenyum dan melihat ke arahku, diriku juga melihat Akira.“Ya, aku janji padamu. Aku akan mencintaimu selamanya dan menerimamu apa adanya” jawabnya.“Janji?” ucapku sembari menunjukan jari kelingking.Akira pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan jariku sembari berucap “Ya, aku janji padamu. Janji.”Tidak ada yang perlu aku khawatirkan sekarang, aku hanya perlu menaruh sedikit kepercayaan padanya meski aku masih meragukannya. Ini adalah perjalanan yang panjang, sepanjang perjalanan aku hanya memeluk pria ini.“Kenapa kamu tidak mau melepaskanku, Akira? Bukankah kamu tahu aku tidak mencintaimu, dan aku juga menolak perjodohan tapi kamu tetap keras kepala” ucapku.“Aku akan sangat sedih jika kehilanganmu, aku merasa kita pernah dipertemukan sebelumnya. Meski kamu menolakku, aku akan tetap mencintaimu” jawabnya.Hingga kami tiba di sebuah ru
Perbincangan panjang itu tidak menghasilkan apapun, aku memikirkan apa yang ditawarkan oleh pria itu padaku. Hingga Akira kembali dan duduk berhadapan denganku.“Saya sudah membereskan mereka, sekarang apakah kamu masih ingin berbincang dengan saya?” ucapnya menatapku.“Ya, ngomong-ngomong apakah kamu serius dengan ucapanmu tadi?”“Hah, kamu memikirkan tawaran dariku ya? Ya tentu saja, jika kamu mencari pacar perempuanku. Aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik.”“Aku akan memikirkannya, kamu tidak akan memanggil ibuku kemari kan?”Akira menggelengkan kepalanya, “Tidak, untuk apa? Bukankah kamu sendiri tidak mau bertemu dengan ibumu?”Aku menganggukan kepala.“Lalu apakah kamu mau jadi my girlfriend?”“Kamu benar-benar berjanji akan memperlakukanku dengan baik tidak?”“Ya tentu saja, aku tidak akan mengatakan hubungan kita dari perjodohan. Selama pacaran jika kamu tidak menyukaiku, kamu bisa memutuskan hubungan kita dan tidak akan ada yang tersakiti!” ucapnya sementara hatinya ber