Share

Bab 6

Author: Dandelion
last update Last Updated: 2025-10-16 10:51:58

“Mas, lepasin tangan aku.” Katerina berusaha melepas tangannya yang digandeng oleh Bayu.

“Memangnya kenapa? Salah saya gandeng istri sendiri?” Saat mengatakan itu, Bayu tak menoleh ke arah istrinya. ia hanya terus berjalan, menggenggam tangan istrinya lebih erat yang berusaha melepaskan diri.

“Kamu aneh tahu hari ini. Jadi banyak ngomong, ini lagi main gandeng-gandeng aja. Ada maunya ya kamu, Mas?”

Mendengar tuduhan istrinya, Bayu terkekeh “Bisa tidak kamu itu jangan berburuk sangka sama saya?”

Katerina hanya mendengus, ia akhirnya pasrah saja digandeng oleh Bayu. Bahkan sampai di hotel suaminya itu masih menggandeng tangannya. Tautan tangan itu terlepas ketika mereka sampai di kamar hotel dan Katerina memilih untuk mandi.

Akibat kelelahan karena satu hari bepergian, setelah mandi Katerina langsung merebahkan dirinya di tempat tidur. Matanya mengantuk, sudah tidak bisa ditahan lagi. Sedangkan Bayu yang baru saja selesai mandi, melihat istrinya sudah terlelap dan berkelana di alam mimpi akhirnya ikut merebahkan diri di samping istrinya.

Kali ini Katerina tidur mengadap sisi ranjang tempat Bayu tidur, mungkin karena kelelahan istrinya itu tidak memperhatikan posisi tidurnya yang biasa memunggungi Bayu.

Menatap wajah cantik Katerina, Bayu berpikir mungkin setelah ini ia harus mulai mempertimbangkan tentang rumah tangga mereka. Tak perlu lagi memikirkan hal yang tak pasti, mungkin ini saatnya ia harus bersyukur dengan apa yang ia miliki. Tak terasa ia pun ikut terlelap tidur menghadap Katerina. Dan untuk pertama kalinya, mereka kini tidur tidak saling memunggungi.

***

“Mmmhh...”

Katerina bergumam lirih, apakah ini sudah pagi? Rasanya nyaman sekali, aku malas bangun – batinnya bersuara. Namun saat ia akan terlelap kembali, tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan memeluknya erat. Katerina langsung membuka matanya, dada bidang yang tercetak jelas di balik kaos tipis menjadi pemandangan pertama yang ia lihat. Tentu saja ia kaget dan langsung mendorong kuat-kuat dada itu dari hadapannya.

Berdecak kesal, Bayu akhirnya membuka mata “Kamu apa-apaan sih? Ini masih pagi, Katerina! Ganggu saya tidur aja!”

“Mas Bayu yang apa-apaan peluk-peluk aku?! Modus ya!”

“Padahal kamu yang tadi malam peluk saya duluan.” Jawab Bayu yang tak terima dituduh modus oleh istrinya. Tapi memang kenyataannya Katerina lah yangs semalam memeluk Bayu lebih dulu. Saat itu Bayu baru saja terlelap dan tanga Katerina tiba-tiba memeluknya erat.

“Nggak mungkin aku peluk mas duluan, ini pasti Mas ngarang kan?!”

“Ya sudah kalau kamu tidak percaya.” Bayu membalikkan badan memnunggungi Katerina dan melanjutkan tidurnya

Katerina masih tak percaya bahwa ia yang memeluk suaminya saat tidur semalam. Rasanya sungguh tidak mungkin,pasti suaminya yang mencuri-curi kesempatan. Kemarin saja Bayu menggandeng tangannya tiba-tiba, bisa saja semalam laki-laki itu yang memeluknya dan mungkin mala-malam selanjutnya akan ada yang lebih dari pelukan, membayangkannya saja Katerina sudah merinding.

Bangkit dari ranjang, Katerina langsung membersihkan diri. Selanjutnya ia menghubungi salah satu pegawai di butiknya, karena saat ini waktu pagi di Paris, maka di Indonesia sudah siang dan butiknya pasti sudah buka. Katerina ingin mengetahui keadaan usahanya itu setelah ditinggal beberapa hari, sekalian ia mengirim foto sketsa yang kemarin ia gambar, jaga-jaga jika kertas gambarnya hilang dan sktesanya belum sempat ia simpan di ponsel.

Perutnya berbunyi minta diisi membuat Katerina akhirnya memesan makanan melalui layanan hotel. Sambil menunggu makanannya datang, ia menggulir ponselnya menjelajahi sosial media tapi tak ada yang menarik di matanya. Lalu akhirnya ia mencari informasi tentang tempat atau festival yang bisa ia kunjungi di Paris.

Tak berselang lama akhirnya ia menemukan sebuah informasi tentang Salon du Chocolat atau dalam Bahasa Indonesia bernama festival coklat. Sebuah pertunjukkan yang diselenggarakan untuk para ahli pembuat coklat dari seluruh penjuru Eropa. Yang lebih membuat Katerina tertarik adalah adanya Chocolate Fashion Show di mana akan ada pakaian-pakaian rancangan designer yang terbuat dari coklat dan bisa dimakan. Festival itu ternyata akan diselenggarakan hari ini, untung saja ia tidak telat mengetahui informasi itu.

Akhirnya setelah meneyelesaikan sarapannya, Katerina mengganti pakaian dan bersiap-siap untuk pergi. Bayu yang baru saja bangun dari tidur dan duduk bersandar di kepala ranjang melihat istrinya sudah rapi, tidak bisa menyembunyikan tanya “Kamu mau ke mana?”

Katerina yang sedang memakai lipstik menghentikannya sebentar, “Mau ke Festival Coklat. Mas Bayu mau ikut?”

Bayu menggelengkan kepala, “Tidak, saya ada pekerjaan.”

“Oke.” Katerina lalu memasukkan lipstik miliknya ke dalam tas “Kalau begitu aku pergi dulu ya, Mas.”

Bayu pun mengangguk, setelahnya Katerina pun keluar dari kamar hotel itu.

***

Festival itu sangat ramai pengunjung, orang-orang pecinta coklat dari penjuru Eropa bahkan mungkin dunia pasti datang ke sini. Katerina sungguh menikmati berbagai pertunjukkannya, meskipun ia datang sendirian tapi di sini ia beberapa kali bertemu dengan orang-orang yang berasal dari Indonesia. Dari mulai kalangan mahasiswa, pekerja, atau orang-orang seperti dirinya yang sedang berlibur. Katerina bahkan tak sadar bahwa hari sudah sangat sore.

Di sisi lain Bayu yang telah selesai bekerja, kemudian mengistirahatkan diri dengan membaringkan tubuh di sofa. Mencoba menghilangkan kebosanan dengan menonton televisi yang ada di kamar hotelnya, tetapi pikirannya justru tertuju pada Katerina yang belum kembali dan tak memberinya kabar.

Perempuan itu memang suka sekali tak memberi kabar kalau bepergian – ucapnya dalam hati. Meskipun ada sedikit rasa khawatir, Bayu mencoba mengeyahkannya. Egonya yang tinggi tidak memberinya izin untuk sekedar mengirim pesan menanyakan keberadaan istrinya. Tapi...

Kemarin kan udah Lo duluan yang nyari, sekarang harusnya dia lah yang kirim kabar.

Tapi gimana pun juga dia istri Lo, meskipun Lo nggak cinta dia tetap tanggung jawab Lo.

Suara-suara yang saling bertolak belakang itu yang entah dari mana datangnya malah semakin membuatya pusing. Tapi akhirnya ia memilih untuk menghubungi istrinya.

Sedangkan Katerina yang masih asik melihat-lihat berbagai pertunjukkan para ahli coklat, tersentak kaget ketika ada yang menabraknya sampai membuat es krim coklat yang ia pegang jatuh.

“I’m so sorry.” Ucap perempuan yang menabrak Katerina.

Katerina mengangguk dan tersenyum ramah, “It’s okay.”

Ketika perempuan itu akan mengatakan sesuatu lagi, terdengar dering ponsel dari dalam tas Katerina. Segera Katerina mengangkat panggilan itu, dan menunduk berpamitan kepada perempuan yang menabraknya

“Hallo. Iya Mas, ini juga aku mau pulang.”

“Nggak usah, aku otw pulang ini.”

Tanpa Katerina ketahui, perempuan itu masih menatap ke arahnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 104 - Pilihan Katerina

    Sekali pun Katerina ingin berpisah dengan Bayu, tapi nyatanya kalimat perpisahan yang baru ditawarkan oleh laki-laki itu tetap menggores hatinya. Rasanya sakit sekali, Katerina tak pernah menduga ia akan seterluka ini hanya karena mencintai Bayu.Namun saat ini yang terpenting bukan perasaan cintanya, bukan rasa sakitnya, tapi harga diri yang harus ia pertahankan. Katerina tak ingin bertahan dengan laki-laki yang merusak hubungan suci mereka. Sekarang ia bertanya-tanya apa selama ini di mata Bayu dirinya hanya boneka yang laki-laki itu permainkan?Dengan sisa harga diri yang masih Katerina genggam, ia berbalik menatap ke arah Bayu."Aku memilih bercerai dari kamu dan kita berpisah."Jawaban itu tak pernah Bayu duga. Kenapa prediksi Amanda salah? Bukankah Katerina mencintainya? Kenapa perempuan itu memilih berpisah dengannya?Pertanyaan-pertanyaan itu mengisi pikiran dan hati Bayu sampai laki-laki itu tidak sadar Katerina sudah masuk ke dalam kamar.Namun bukannya meminta maaf atau set

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 103 - Pilihan Untuk Katerina

    Bayu perlahan membuka matanya, ia sempat bingung ada di mana sebelum akhirnya melihat tangga yang tak jauh dari pandangannya dan sadar semalam ia mengetuk pintu Katerina sampai lelah dan terduduk hingga ketiduran."Katerina..." Gumamnya pelan.Laki-laki itu kemudian berdiri, kembali mengetuk pintu kamar Katerina dan memanggil-manggil nama perempuan itu."Katerina..""Katerina, buka pintunya. Ayo kita bicara."Berkali-kali ia melakukan itu tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar itu seperti semalam, lalu Bayu melirik ke arah jam di tangannya. "Sudah hampir jam depalan. Apa Katerina sudah berangkat ke butik?"Laki-laki itu kemudian turun ke lantai bawah, menemui Bi Lastri. Siapa tahu paruh baya itu sempat bertemu Katerina."Bi, apa Katerina sudah berangkat kerja?" Tanya Bayu pada Bi Lastri.Bi Lastri memperhatikan penampilan Bayu yang masih memakai setelan kerja semalam. Perempuan itu semakin yakin ada yang tidak beres dengan kedua majikannya itu. "Kayaknya udah, Mas. Soalnya tadi bera

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 102 - History Repeats Itself

    Bayu sampai ke rumah setelah ia berobat terlebih dahulu ke rumah sakit. Pukulan-pukulan yang dilakukan oleh Andrea sangat keras sampai menghancurkan wajah tampannya, untungnya tidak ada luka yang serius."Gue yakin Katerina bakal ninggalin Lo! Kalau dia nggak mau tetap bakal Gue paksa!! Dasar keparat, brengsek!"Ucapan Andrea masih teringat jelas dipikirannya. Apa benar setelah ini Katerina akan meninggalkannya?Memasuki rumah, ia langsung menuju dapur untuk mengambil es. Ia tetap perlu mengompres lebam di wajahnya karena masih terasa ngilu."Loh, Mas Bayu kenapa?" Tanya Bi Lastri yang sedang membersihkan peralatan memasak."Nggak apa-apa, Bi. Tadi ada kecelakaan sedikit. Apa Katerina sudah pulang?" Meski masih penasaran dengan apa yang terjadindengan majikannya, tapi Bi Lastri memilih tidak bertanya lebih lanjut."Sudah, Mas. Tadi juga sempat makan malam sama Bibi." Jawab Bi Lastri. Setelah membereskan barang-barangnya dari kamar Bayu, Katerina memang sempat makan malam dengan Bi Las

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 101 - Mimpi Buruk, Tangis Dalam Mobil, Dan Prasangka

    Katerina menarik napas dalam, berusaha meredakan nyeri yang sedang mengisi hatinya. Langkahnya ia tegaskan untuk tetap masuk ke dalam restoran itu meski tangannya gemetar.Katerina memilih kursi yang tak jauh dari Bayu dan Amanda. Di tempat ia duduk kini, posisi Bayu membelakanginya, tapi posisi Amanda berhadapan dengannya. Jika mata perempuan itu tidak rusak seharusnya bisa melihat kehadiran nya, tapi sepertinya perempuan itu tak sadar karena begitu menikmati suapan suami Katerina.Seorang pelayan mendekat ke arah Katerina sesaat setelah perempuan itu mengangkat tangannya."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu, Kak?" Tanya si pelayan."Saya mau pesan rawon. Take away ya, Kak " Balas Katerina dengan nada yang sengaja ia tinggikan. Dapat Katerina lihat tubuh Bayu yang menegang dan tatapan terkejut Amanda yang mengarah kepadanya."Ada lagi, Kak?""Sudah, itu saja.""Baik, Kak. Mohon ditunggu ya." Akhir si pelayan sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Katerina bertepatan dengan Bayu y

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 100 - Luka Di Restoran

    "Saya nggak bisa, Katerina."Ucapan itu membuat Katerina seketika membuka mata dan tatapannya bertemu dengan tatapan milik Bayu yang masih di atasnya."Kamu lagi nggak mood ya, Mas?" Tanya Katerina.Bayu bingung untuk menjawab, bagaimana bisa ia menjelaskan bahwa dirinya merasa tidak pantas untuk menyentuh istrinya? Bagaimana kalau Katerina bertanya apa alasannya?"Saya ngantuk sekali, Katerina. Takutnya kita berhenti di tengah jalan. Kan nggak seru." Jawab Bayu dengan sedikit kekehan di akhir kalimatnya, setelahnya laki-laki itu meminta maaf."Maaf, ya. Mungkin lain kali kita bisa melakukan itu." LanjutnyaMeski kecewa Katerina tetap tersenyum, mungkin Bayu memang mengantuk. Ia dapat memahami itu, apalagi suaminya hari ini pulang telat yang berarti di kantor sedang sibuk-sibuknya."Iya, nggak apa-apa, Mas. Aku ngerti kok. Ya udah, sekarang ayo kita tidur aja." Ucap Katerina sambil mengusap kedua pipi Bayu.Laki-laki itu lantas menyingkir dari atas tubuh Katerina dan berbaring di samp

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 99 - Penolakan Di Akhir

    "Hey, cantik. Kamu udah pulang?" Ucap Bayu sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi dan melihat Katerina sudah ada di kamar mereka.Katerina berbalik, tangannya masih memegang kartu nama seorang dokter kandungan dan dompet milik Bayu."Mas, kamu kok punya kartu nama dokter kandungan? Siapa yang hamil, Mas?" Tanya Katerina sambil menunjukkan kartu nama yang ia pegangTubuh Bayu menegang, langkahnya terasa berat saat ia mendekat ke arah Katerina. Sebisa mungkin ia menjelaskan dengan tenang agar istrinya tak curiga. "Itu saya dapat dari rekan pengusaha, katanya dokternya bagus. Dia merekomendasikan itu ke kita kalau suatu saat nanti kamu hamil.""Apa kamu mau aku cepat hamil, Mas?" Tanya Katerina lagi. Kini perempuan itu terlihat murung karena mengira Bayu menerima kartu nama dari rekan kerjanya dengan maksud ingin secepatnya punya anak atau menyuruh Katerina agar cepat hamil."Hey... Bukan itu maksud saya. Saya nggak sedang memaksa kamu agar cepat hamil. Ini tubuh kamu, jadi saya menye

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status