Share

Bab 7

Penulis: Dandelion
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-16 10:53:54

Pintu kamar hotel terbuka, Bayu yang sedari tadi menatap layar ponselnya menunggu pesan dari Katerina setelah setengah jam lalu panggilan mereka selesai, langsung meletakkan ponselnya dan berpura-pura fokus menonton televisi sesekali meminum wine yang tadi ia pesan.

Katerina melirik sebentar suaminya itu, sebelum akhirnya ia langsung bergegas ke kamar mandi. Setelah Katerina masuk ke kamar mandi, Bayu menoleh memandangi pintu kamar mandi yang tertutup.

Beberapa saat kemudian, Katerina selesai dengan mandinya dan Bayu bergegas masuk ke kamar mandi. Entahlah seharian ini dia tidak keluar dari hotel dan malas sekali mandi, tapi melihat istrinya yang bersih dan wangi tiba-tiba Bayu jadi ingin membersihkan diri.

Sedangkan Katerina sedang menggulung rambutnya dan ia sanggul dengan jedai, memperlihatkan leher putih mulusnya. Tayangan di televisi menarik perhatiannya, sehingga ia akhirnya duduk di sofa yang tadi dipakai oleh Bayu. Matanya melirik pada meja di depan sofa, ada makanan, sebotol wine yang sudah berkurang isinya, dan dua gelas yang satunya sudah terisi.

Mengambil gelas yang kosong, Katerina lalu menuangkan wine ke dalamnya sedikit. Seumur hidup ia tidak pernah meminum minuman beralkohol, tapi entah menagapa kali ini ia penasaran dan ingin mencoba.

Hal itu tak lepas dari perhatian Bayu yang baru keluar dari kamar mandi. Melangkah mendekati sofa, matanya tak lepas dari sosok istrinya itu.

“Gimana rasanya? Enak?”

Pertanyaan Bayu mengagetkan Katerina, hampir saja gelas ditangannya itu jatuh Kapan nih orang selesai mandi, kok aku nggak dengar pintu dibuka ya.

“Rasanya aneh di lidahku.” Jawab Katerina sambil meletakkan gelasnya ke meja. Perempuan itu lalu memilih fokus pada tayangan di televisi.

Bayu duduk di samping Katerina, meraih gelasnya dan meminum sisa wine lalu mengisinya kembali. Matanya sesekali melirik sang istri.

“Kamu pasti belum pernah meminum wine, jadi rasanya aneh di lidahmu” Bayu kembali berbicara pada Katerina.

“Memang.” Jawab Katerina singkat, ia masih asik menatap layar yang ada di depannya.

Namun, suasana jadi canggung ketika tayangan di televisi menampilkan sebuah adegan ciuman yang begitu menggebu. Karena salah tingkah, Katerina mengambil gelasnya dan meminum wine yang ada di dalamnya dan matanya menatap ke sembarang arah.

Melihat tingkah Katerina, Bayu jadi ingin menjahili istrinya itu. Ia sengaja menaikkan volume televisi sehingga bunyi ciuman dan kecupan terdengar jelas memenuhi kamar hotel mereka. Pipi Katerina memerah, malu karena menonton adegan seperti itu dengan seorang laki-laki meski itu suaminya sendiri.

Bayu masih memperhatikan istrinya, namun matanya kini ikut menjelajahi tubuh Katerina. Ternyata baru ia sadari, istrinya itu memakai hot pants dan kaos oversize yang justru terlihat menggoda di mata Bayu.

Sedangkan Katerina yang semakin merasa canggung karena adegan itu tak kunjung berhenti, akhirnya memilih bangkit dari sofa. Tapi tiba-tiba tangan Bayu menariknya sehingga ia jatuh di pangkuan suaminya itu.

Tubuh Katerina seolah membeku karena kaget, dan Bayu memanfaatkan itu untuk mengangkat Katerina sehingga istrinya itu duduk dipangkuannya dengan sempurna menghadap Bayu.

“Ssshh”

Desisan Bayu terdengar kala tubuh istrinya jatuh tepat di atas miliknya dan Katerina yang juga merasakannya terjingkat kaget, seperti ada sengatan listrik yang menyapa tubuhnya.

Sadar akan poisi tubuh yang membuatnya canggung, Katerina berusaha untuk berdiri tapi tangan Bayu memegang pinggangnya erat.

“Mas..”

“Hmm?”

“Lepas!” Katerina masih berusaha melepaskan diri, menyingkirkan kedua tangan Bayu dari pinggangnya.

Tapi Bayu seolah tidak mendengar Katerina, ia malah menarik tubuh istrinya hingga dada mereka bersentuhan. Nafasnya mengenai leher mulus sang istri. Karena posisi Katerina yang ada di pangkuan Bayu, membuat tubuh Katerina menjadi lebih tinggi.

Katerina merinding ketika merasakan hembusan napas Bayu di lehernya, ditambah dengan tubuhnya yang memanas karena efek wine. Membuatnya jadi tidak fokus.

Merasa Katerina tidak lagi berusaha melepaskan diri, Bayu memulai aksinya dengan memberi kecupan-kecupan ringan di leher istrinya. Katerina menggigit bibirnya, menahan suaranya agar tidak terlepas.

Tangan Katerina berusaha mendorong dada suaminya agar menjauh, tapi Bayu semakin menarik tubuh Katerina. Tangannya naik ke punggung istrinya, memberikan usapan yang membuat tubuh Katerina semakin panas dingin. Udara di sekitar mereka terasa panas, AC kamar tak lagi dapat mendinginkan suasana.

Bayu menghentikan kecupan di leher Katerina, wajahnya mendongak melihat wajah istrinya yang sudah merah padam dengan mata tertutup dan bibir yang digigit ke dalam.

Kemudian Bayu mengelus sebelah pipi istrinya itu, membuat Katerina membuka matanya. Tatapan mereka bertemu, seolah saling berbicara tanpa kata. Beberapa saat setelahnya Bayu memajukan wajahnya dan satu tangannya menarik tengkuk istrinya membuat bibir mereka bertemu.

Ciuman itu awalnya lembut, membuat Katerina terbuai menikmati setiap lumatan-lumatan kecil dari Bayu. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena setelahnya Bayu menambah tempo ciuman mereka. Menuntut, memaksa Katerina untuk membuka bibirnya. Katerina yang kewalahan hanya bisa pasrah saat lidah Bayu menerobos masuk ke rongga mulutnya mengajak lidahnya untuk menari bersama.

Tangan Bayu kini mulai meraba-raba tubuh Katerina, sampai berhenti di buah dada Katerina yang terbungkus kaos. Mengusapnya sebentar lalu meremasnya kencang membuat tubuh istrinya menggeliat, bergumam di tengah ciuman mereka.

“Mmhmm...”

Tangan Bayu semakin meremas dengan keras dan cepat, bergantian dari sisi kanan ke sisi kiri. Sementara tubuh Katerina semakin bergerak tak karuan, rasanya anah.. dan geli karena ia tak pernah disentuh seperti ini. Ada rasa asing yang tak mampu ia tolak, tubuhnya seolah mengikuti rasa itu meski ia enggan.

Ciuman itu terlepas, Bayu tersenyum miring, menatap bibir istrinya yang membengkak. Katerina menunduk malu, menyembunyikan wajahnya, mengigit bibirnya sendiri. Tapi Bayu yang tak ingin melewatkan pemandangan menyenangkan itu, menarik dagu istrinya agar wajah cantik itu berhadapan dengannya.

“Jangan digigit bibirnya, biar saya saja yang gigit.”

Sejurus kemudian bibir Bayu kembali menyambar bibir Katerina melumat, menggigit, lidahnya menerobos kembali. Tangannya menarik kaos yang dipakai Katerina ke atas. Katerina seolah tidak memiliki kekuatan untuk menolak, tubuhnya seolah pasrah. Mungkinkah efek alkohol yang meningkatkan hormon juga berlaku di tubuhnya, ia juga tidak tahu.

Ciuman itu kembali terlepas, Bayu terlihat tergesa-gesa untuk melepaskan pakaian yang melekat di tubuh istrinya. tangannya langsung melepas jedai yang di pakai Katerina, membuat rambut yang panjang itu terurai. Membuang jedai itu ke sembarang arah, Bayu kemudian meloloskan kaos di tubuh Katerina.

Mata Bayu begitu terpukau dengan pemandangan di depannya. Istrinya itu ternyata hanya memakai tanktop di balik kaos, membuat buah dadanya tercetak jelas begitu menggoda untuk Bayu.

Bayu kembali menatap wajah Katerina, mencium bibir itu sebentar lalu turun ke leher, memberikan kecupan-kecupan basah, menghisap sampai meninggalkan bekas di kulit mulus itu.

Katerina membuka mulut, hembusan napasnya semakin kasar dan cepat. Pikirannya sudah tidak jernih, ia sudah terbawa arus, tak lagi bisa menolak rasa asing itu. Tangan Bayu kembali meremas, membuat desahan akhirnya lolos dari bibir istrinya “Ahhh”

Bayu mengangkat tubuh Katerina, menggendong di bagian depan, mengaitkan kaki sang istri ke pinggangnya. Katerina refleks mengalungkan kedua tangan ke leher Bayu. Mereka kembali berciuman, Bayu kemudian melangkah membawa tubuh mereka ke ranjang.

Merebahkan tubuh istrinya, Bayu berdiri melepas kaos yang ia pakai lalu ia menunduk wajahnya begitu dekat dengan wajah Katerina “Malam ini saya tidak akan berhenti, Katerina. Saya tidak bisa berhenti.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 104 - Pilihan Katerina

    Sekali pun Katerina ingin berpisah dengan Bayu, tapi nyatanya kalimat perpisahan yang baru ditawarkan oleh laki-laki itu tetap menggores hatinya. Rasanya sakit sekali, Katerina tak pernah menduga ia akan seterluka ini hanya karena mencintai Bayu.Namun saat ini yang terpenting bukan perasaan cintanya, bukan rasa sakitnya, tapi harga diri yang harus ia pertahankan. Katerina tak ingin bertahan dengan laki-laki yang merusak hubungan suci mereka. Sekarang ia bertanya-tanya apa selama ini di mata Bayu dirinya hanya boneka yang laki-laki itu permainkan?Dengan sisa harga diri yang masih Katerina genggam, ia berbalik menatap ke arah Bayu."Aku memilih bercerai dari kamu dan kita berpisah."Jawaban itu tak pernah Bayu duga. Kenapa prediksi Amanda salah? Bukankah Katerina mencintainya? Kenapa perempuan itu memilih berpisah dengannya?Pertanyaan-pertanyaan itu mengisi pikiran dan hati Bayu sampai laki-laki itu tidak sadar Katerina sudah masuk ke dalam kamar.Namun bukannya meminta maaf atau set

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 103 - Pilihan Untuk Katerina

    Bayu perlahan membuka matanya, ia sempat bingung ada di mana sebelum akhirnya melihat tangga yang tak jauh dari pandangannya dan sadar semalam ia mengetuk pintu Katerina sampai lelah dan terduduk hingga ketiduran."Katerina..." Gumamnya pelan.Laki-laki itu kemudian berdiri, kembali mengetuk pintu kamar Katerina dan memanggil-manggil nama perempuan itu."Katerina..""Katerina, buka pintunya. Ayo kita bicara."Berkali-kali ia melakukan itu tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar itu seperti semalam, lalu Bayu melirik ke arah jam di tangannya. "Sudah hampir jam depalan. Apa Katerina sudah berangkat ke butik?"Laki-laki itu kemudian turun ke lantai bawah, menemui Bi Lastri. Siapa tahu paruh baya itu sempat bertemu Katerina."Bi, apa Katerina sudah berangkat kerja?" Tanya Bayu pada Bi Lastri.Bi Lastri memperhatikan penampilan Bayu yang masih memakai setelan kerja semalam. Perempuan itu semakin yakin ada yang tidak beres dengan kedua majikannya itu. "Kayaknya udah, Mas. Soalnya tadi bera

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 102 - History Repeats Itself

    Bayu sampai ke rumah setelah ia berobat terlebih dahulu ke rumah sakit. Pukulan-pukulan yang dilakukan oleh Andrea sangat keras sampai menghancurkan wajah tampannya, untungnya tidak ada luka yang serius."Gue yakin Katerina bakal ninggalin Lo! Kalau dia nggak mau tetap bakal Gue paksa!! Dasar keparat, brengsek!"Ucapan Andrea masih teringat jelas dipikirannya. Apa benar setelah ini Katerina akan meninggalkannya?Memasuki rumah, ia langsung menuju dapur untuk mengambil es. Ia tetap perlu mengompres lebam di wajahnya karena masih terasa ngilu."Loh, Mas Bayu kenapa?" Tanya Bi Lastri yang sedang membersihkan peralatan memasak."Nggak apa-apa, Bi. Tadi ada kecelakaan sedikit. Apa Katerina sudah pulang?" Meski masih penasaran dengan apa yang terjadindengan majikannya, tapi Bi Lastri memilih tidak bertanya lebih lanjut."Sudah, Mas. Tadi juga sempat makan malam sama Bibi." Jawab Bi Lastri. Setelah membereskan barang-barangnya dari kamar Bayu, Katerina memang sempat makan malam dengan Bi Las

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 101 - Mimpi Buruk, Tangis Dalam Mobil, Dan Prasangka

    Katerina menarik napas dalam, berusaha meredakan nyeri yang sedang mengisi hatinya. Langkahnya ia tegaskan untuk tetap masuk ke dalam restoran itu meski tangannya gemetar.Katerina memilih kursi yang tak jauh dari Bayu dan Amanda. Di tempat ia duduk kini, posisi Bayu membelakanginya, tapi posisi Amanda berhadapan dengannya. Jika mata perempuan itu tidak rusak seharusnya bisa melihat kehadiran nya, tapi sepertinya perempuan itu tak sadar karena begitu menikmati suapan suami Katerina.Seorang pelayan mendekat ke arah Katerina sesaat setelah perempuan itu mengangkat tangannya."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu, Kak?" Tanya si pelayan."Saya mau pesan rawon. Take away ya, Kak " Balas Katerina dengan nada yang sengaja ia tinggikan. Dapat Katerina lihat tubuh Bayu yang menegang dan tatapan terkejut Amanda yang mengarah kepadanya."Ada lagi, Kak?""Sudah, itu saja.""Baik, Kak. Mohon ditunggu ya." Akhir si pelayan sebelum akhirnya berlalu dari hadapan Katerina bertepatan dengan Bayu y

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 100 - Luka Di Restoran

    "Saya nggak bisa, Katerina."Ucapan itu membuat Katerina seketika membuka mata dan tatapannya bertemu dengan tatapan milik Bayu yang masih di atasnya."Kamu lagi nggak mood ya, Mas?" Tanya Katerina.Bayu bingung untuk menjawab, bagaimana bisa ia menjelaskan bahwa dirinya merasa tidak pantas untuk menyentuh istrinya? Bagaimana kalau Katerina bertanya apa alasannya?"Saya ngantuk sekali, Katerina. Takutnya kita berhenti di tengah jalan. Kan nggak seru." Jawab Bayu dengan sedikit kekehan di akhir kalimatnya, setelahnya laki-laki itu meminta maaf."Maaf, ya. Mungkin lain kali kita bisa melakukan itu." LanjutnyaMeski kecewa Katerina tetap tersenyum, mungkin Bayu memang mengantuk. Ia dapat memahami itu, apalagi suaminya hari ini pulang telat yang berarti di kantor sedang sibuk-sibuknya."Iya, nggak apa-apa, Mas. Aku ngerti kok. Ya udah, sekarang ayo kita tidur aja." Ucap Katerina sambil mengusap kedua pipi Bayu.Laki-laki itu lantas menyingkir dari atas tubuh Katerina dan berbaring di samp

  • Pernikahan Yang Tak Kupilih   Bab 99 - Penolakan Di Akhir

    "Hey, cantik. Kamu udah pulang?" Ucap Bayu sesaat setelah ia keluar dari kamar mandi dan melihat Katerina sudah ada di kamar mereka.Katerina berbalik, tangannya masih memegang kartu nama seorang dokter kandungan dan dompet milik Bayu."Mas, kamu kok punya kartu nama dokter kandungan? Siapa yang hamil, Mas?" Tanya Katerina sambil menunjukkan kartu nama yang ia pegangTubuh Bayu menegang, langkahnya terasa berat saat ia mendekat ke arah Katerina. Sebisa mungkin ia menjelaskan dengan tenang agar istrinya tak curiga. "Itu saya dapat dari rekan pengusaha, katanya dokternya bagus. Dia merekomendasikan itu ke kita kalau suatu saat nanti kamu hamil.""Apa kamu mau aku cepat hamil, Mas?" Tanya Katerina lagi. Kini perempuan itu terlihat murung karena mengira Bayu menerima kartu nama dari rekan kerjanya dengan maksud ingin secepatnya punya anak atau menyuruh Katerina agar cepat hamil."Hey... Bukan itu maksud saya. Saya nggak sedang memaksa kamu agar cepat hamil. Ini tubuh kamu, jadi saya menye

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status