45 menit Novita melaju dengan mobilnya dia akhirnya sampai di rumah sakit, Novita langsung memarkirkan mobilnya setelah selesai, ia keluar dan berjalan ke dalam rumah sakit, Novita berjalan dengan santai walapun dalam hatinya dia gugup dan merasa bersalah dengan Billy karena kejadian kemarin, dia pergi begitu saja sewaktu dokter yang di panggil oleh Billy itu adalah pamannya. Novita masih merasa bersalah menghela napas panjang sambil berjalan, saat Novita di tengah perjalanan dia melihat Billy berdiri di depannya sambil melipat kedua tangannya di dada, seperti menunggu seseorang datang, Novita berjalan maju sambil melirik Billy, diao berpikir Billy menunggu seseorang dan orang itu bukan dia, jadi Novita berjalan lurus walapun dia masih merasa bersalah di dalam hatinya. Novita terus berjalan hanya melirik Billy, sampai dia mendekati bahu Billy, Billy menarik lembut tangan Novita, dia yang merasa di tarik berbalik menghadap ke mata Billy yang terlihat sedih, Melihat tatapan mata Billy
Diana kembali melirik Nathan yang berada di sebelah pintu, tapi entah kapan, Nathan sudah berada di depanya, Diana terkejut tapi dia menyembunyikannya masih menatap Nathan dengan tatapan biasa.Nathan melirik Diana malas, sambil berkata: "Besok kita akan menikah dan hari ini, kamu kembali ke toko baju tadi dan membeli gaun pengantin, besok acaranya hanya akan di hadiri oleh keluarga saja, tidak ada yang boleh tau kita menikah ini rahasia"Dia menambahkan sambil menaikan satu alisnya: "setelah kamu beli baju, kamu harus datang ke rumahku dan bertemu ibuku... tapi sebelum itu kamu harus meneleponku dulu"Diana melirik Nathan, ingin membahas soal Rama yang sudah tau bahwa dia sudah ingin menikah dengan Nathan, tapi Diana tidak mau berdebat lagi dengan Nathan, jadi dia hanya berkata: "Itu saja?"Pertanyaan Diana membuat Nathan malas menjawabnya, dia berbalik tidak menatap Diana lagi dan pergi, Diana melihat bahu Nathan sudah menjauh dari pandangannya dia hany
Terdengar suara seseorang berkata: "ada apa ini ribut-ribut di sini!!"Diana dan pelayan sama-sama terdiam dan menoleh ke sumber suara, mereka melihat seorang perempuan yang tidak terlalu tua atau muda memiliki wajah cantik umurnya sudah sepertimya 45 atau 46 tahun, ia mengenakan Gaun lengan panjang dengan motif batik berwarna coklat dia adalah ibunya Nathan Nyonya Intan Adrian pemilik toko baju ini. dia sedang berjalan menuruni tangga dengan ekspresi acuh tak acuh di wajahnya berjalan turun dengan lembut, tangannya memegang sebuah kipas berwarna biru, Diana melirik perempuan itu dia merasa seperti pernah melihat ekspresi acuh tak acuh itu seperti seseorang, tapi Diana malas memikirkannya, dia kesini untuk membeli baju pengantin bukan untuk mengingat orang itu. Ibu Nathan sudah sampai di lantai bawah dia melirik ringan Diana dan pelayan yang sedang terdiam, Diana tidak melirik ibu Nathan lagi dia menundukan kepalanya, pelayan yang berada di sebalah Diana juga ikut menundukan
Nathan menjawab dengan nada biasa: "aku tadi sibuk kerja ibu aku ada urusan mendadak di kantor jadi tidak bisa menemani dia"Ibu Nathan menghela napas panjang sambil berkata: "Yasudah lebih baik kamu temui dia sekarang dan bawa menemui ibu sekarang!!"Nathan menjawab: "iya..."Nathan langsung menutup panggilan dengan klik, berdiri dan berjalan keluar dengan ekspresi dingin, ada beberapa karyawan yang lewat dengan diam, ada juga yang melirik Nathan dengan takut, Nathan tidak peduli dia hanya berjalan lurus keluar dari kantornya, sepanjang perjalanan dia berjalan dia berpikir apa hukuman yang akan dia berikan kepada Diana karena dia di salahkan oleh ibunya.Di jam yang sama dia tamanDiana yang tidak tau apa-apa hanya menunggu Nathan datang menjemputnya, dia berpikir bahwa Nathan pasti tidak akan menjemputnya untuk bertemu dengan ibunya, tapi Diana tetap menunggu walapun dia masih berpikir tidak pasti.****************Novita masih bera
Nathan sampai di taman yang di sebutkan Diana saat awal menelepon, Nathan dengan malas berjalan keluar dari mobilnya menuju kursi yang sedang di duduki Diana, Diana tidak sadar bawah Nathan sudah datang menghampirinya dia masih asik bermain game di ponselnya sambil menunduk. Nathan sedang dalam mood yang buruk dia tidak mau basa basi, langsung menarik lengan Diana dengan kasar meyeretnya. Diana yang sedang asik bermain game di kejutkan oleh Nathan membuat dia terkejut sekaligus kesal dia sedang main game dan sedikit lagi dia menang malam di kacaukan oleh Nathan membuat dia juga kesal.Diana berteriak hampir mendekati telinga Nathan: "apa yang kamu lakukan!!"Teriakan Diana membuat Nathan semakin marah, dia menutup mulut Diana dengan tangannya, berkata dengan dingin melototi mata Diana: "kamu Diam!!"Diana yang sudah di tutup Nathan dengan tangannya tidak bisa berkata-kata apa-apa dia hanya bisa diam mengangguk, Nathan melepas tangannya dari mulut Diana dan kemba
Novita mengerjakan pekerjaan yang belum di selesaikan bosnya dengan cepat, karena suasana hatinya sedang bagus hari ini dia mengerjakannya dengan senyum bahagia di bibirnya, teman sekantornya yang juga adalah seorang perempuan yang bernama Anna, yang duduk tepat di sebelah mejanya menatapnya dengan tersenyum."Vita kamu tumben hari ini terlihat bahagia?"Novita yang sedang asik dengan banyak berkas tidak terlalu merespon pertayaan Anna, tetapi dia tetap menjawab dengan bodoh sambil tersenyum: "aku baru saja menerima pesan dari Biily aku bahagia sekali"Anna mendengar jawaban Novita membuatnya tertawa, dia kira perempuan seperti Novita tidak akan pernah memiliki orang yang dia suka karena bisa di katakan Novita itu orang yang terlihat dingin dan pemarah seperti bosnya, tapi jika mengenal lebih jauh dia adalah orang yang baik. Tapi dia tidak kenal siapa BIlly itu, siapanya Novita.karena terlalu penasaran Anna bertanya dengan nada lembut menggoda temanya: "
Setelah melihat ibunya pergi ke dapur dengan bahagia, Nathan langsung mendorong tubuh Diana dari dadanya, Diana sudah siap untuk itu dia mencoba mensetabilkan tubuhnya di atas sofa. Nathan menatap Diana yang berada si sebelahnya dengan jijik, Diana tidak peduli dengan tatapan Nathan itu dia hanya diam mencari ponselnya di kantong celananya dan mencoba mengalihkan pandangannya dengan itu, Diana tidak suka suasana diam atau canggung dia hanya bisa memainkan ponselnya, Nathan yang berada di sebelahnya juga tidak mengajaknya bicara, membuatnya juga diam, dia ingin berbicara dengan Nathan tapi jika Nathan mengabaikannya untuk apa dia berbicara.Diana asik memainkan ponselnya, mengabaikan semua hal yang ada di sebelahnya, ataupun di dekatnya, Nathan yang merasa di abaikan walapun awalnya dia memang tidak berbicara sejak tadi, mencoba menganggu Diana dengan menarik ponsel Diana dari wajahnya yang hampir dekat dengan layar. Diana yang merasa di ganggu oleh Nathan, berbalik menatap ma
Novita mendongak sambil melirik dengan lembut ke jam dinding yang berada tidak jauh dari tempat duduknya, dia melihat jam dinding menunjukkan pukul 06:00 itu adalah jam pulang dia di kantor, walapun kadang dia bisa pulang larut malam karena banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Novita berdiri dari kursinya, mengambil ponselnya di atas meja, membuka kuncinya dan tidak melihat satupun pesan dari Billy membuat senyum masam di wajahnya, tetapi dia juga tidak terlalu berharap akan di sms lagi oleh Billy lagi, walapun ada sedikit harapan tapi jika tidak ada juga tidak apa. Novita membereskan beberapa barangnya yang berada di atas meja, sambil memanggil Angga asistenya."Angga!!" Novita berbicara sambil berteriak dia terlalu malas berjalan untuk mencari Angga walapun dia tau di jam segini angga akan berada di depan ruangannya berbicara dengan Anna, tentang sesuatu hal yang dia juga tidak tau. Novita masih berdiri sambil membereskan barang yang berada di atas mejanya, tidak lam
Rama berjalan keluar dari kantornya dengan santai, dia malas menelepon Biily sahabatnya karena dia tau jika dia sudah menentukan tempat bertemu, pasti dia akan sampai sana tidak menelepon atau mengabari dulu, Biily seperti orang yang suka langsung (dadakan) ingin orang datang atau tidak dia tetap datang. Seperti contohnya dulu saat mereka SMA, sewaktu kerja kelompok padahal dia dan Diana sudah merencakan akan datang ke rumahnya jam 10:00, padahal Diana belum datang masih berada di rumah, dan teryata Biily duluan yang sampai padahal dari awal Diana sudah memesan telpon terlebih dahulu jika ingin datang ke rumah Rama, dia yang saat itu malah sedang tidur, mendengar seseorang berteriak dari luar. Teryata itu adalah Biily yang menggedor pintu rumahnya dengan kencang, seperti maling juga bukan... Maling tidak pernah permisi, seperti tukang las juga bukan. Sejak saat itu Rama tau sifat sahabatnya ini dan memikirkannya lagi membuat dia menghela nafas kasar. Rama berjalan ke mobilnya yang b