Haruskah ia pulang dengan pria ini?Madeline menarik sudut-sudut bibirnya menjadi seulas senyum dan menjawab dengan manis, “Oke.”Setelah memberikan jawaban, ia memutar kepalanya dan menatap Meredith. Saat ini, wajah Meredith segelap arang dan kedua bibirnya terkatup rapat-rapat. Wanita itu sangat marah hingga hampir meremukkan giginya sendiri.Akan tetapi, penampilannya yang kontraslah yang paling membuat Madeline senang. Wanita itu sudah nyaris meledak, tapi dia tidak mau merusak citranya sebagai wanita lembut dan penuh kasih.Madeline melihat Jeremy berjalan mendekati Meredith. Dia pasti akan menenangkan pelacur bermuka dua itu.Dari kejauhan, Madeline melihat Meredith menggendong anaknya saat mendekati Jeremy dengan tatapan meminta belas kasihan.“Jeremy, aku sangat takut Maddie akan menyakiti aku dan anakku lagi. Di berada dalam penjara selama tiga tahun, dan mentalnya terlihat semakin tidak stabil sekarang.” Meredith mengeluh.“Jeremy, kau tidak lupa apa yang kau janjikan padaku
Cengkeraman Jeremy sangat kuat. Dan meskipun Madeline meronta-ronta ingin membebaskan diri, ia tetap dipaksa masuk ke dalam mobil.Madeline tidak tahu kapan pria ini berhenti berpikir kalau ia akan mengotori mobilnya. Sekarang dia bahkan membolehkannya duduk di kursi depan.Langit tiba-tiba menjadi suram. Tak lama kemudian, diikuti dengan angin kencang dan hujan deras.Suasana hati Madeline mulai terdampak. Setiap kali hujan deras, ia akan ingat malam saat ia dipaksa melahirkan sebelum waktunya.Di dalam ruangan sempit, rasa takut di dalam hatinya semakin membesar. Ia tidak mau melihat lagi malam kelam itu, malam berdarah yang memisahkannya dengan putrinya.“Jeremy, kemana kau akan membawaku? Apa kau berencana membunuhku juga karena aku menolak menceraikanmu? Aku tidak akan membiarkanmu berhasil lagi.Ia tidak boleh mati. Ia belum membalaskan dendam putrinya!Jeremy sepat-cepat mengunci pintu mobil dan menginjak rem.“Madeline, apa kau sudah gila?” Pria itu mengerutkan alisnya dan mena
“Kau lihat itu? Terima kasih atas perhatianmu, Mr. Whitman. Kau membiarkanku hidup bahagia, setiap hari, selama lebih dari seribu hari di penjara.”Madeline tersenyum pahit, air matanya yang hangat jatuh di tangan belakang Jeremy. Jari-jari ramping pria itu bergetar pelan. Dia tidak pernah tahu kalau air mata bisa begitu hangat.Hujan semakin deras, dan Madeline mendengar suara karet penyeka menggesek kaca mobil depan.Udara di sekitar tubuhnya tiba-tiba seperti berhenti. Madeline menyeka air matanya, tatapan matanya tiba-tiba menjadi lebih tenang.“Jeremy, kalau aku bisa mengulang kembali, aku lebih memilih untuk tidak bertemu denganmu.”Setelah mendengar kata-kata Madeline, Jeremy sepertinya sudah kembali ke alam sadarnya. Dia menatap gadis itu dengan matanya yang seolah tak berdasar.“Madeline, kau tidak punya pilihan. Kau sudah menjadi istriku, dan kau tidak akan bisa mengubah fakta ini sepanjang hidupmu.”Madeline melemparkan cemoohan sarkastik, “Oh? Benarkah? Mr. Whitman, kau bil
Meredith menunjuk-nunjuk dan meneriaki Madeline. Ia sudah lupa dengan citra lembut yang munafik yang biasa dia perlihatkan.Mrs. Hughes tidak terkejut dengan keganasan dan kekejaman Meredith. Jelas dia sudah melihat wajah asli Meredith sejak lama.Madeline awalnya ingin pergi, namun melihat Meredith bingung sekaligus kesal saat ini, ia hanya duduk di sofa dan membuka bibirnya perlahan. “Akulah nyonya rumah di rumah ini, jadi anehkah bila aku di sini? Yang aneh adalah kenapa orang luar sepertimu ada di dalam rumahku?”“Kau nyonya rumah di rumah ini?” Meredith seakan-akan baru saja mendengar sebuah lelucon besar. “Madeline, apa kau jadi bodoh saat kau di dalam penjara? Akulah nyonya rumah yang sebenarnya! Dan kau cuma seekor anjing yang mengejar-ngejar Jeremy!”Kata-kata Meredith benar-benar penuh penghinaan dan fitnah. Dia terlihat sangat jahat saat gigi-giginya menggertak, dan dia sama sekali tidak punya sikap seorang nyonya muda dari sebuah keluarga kaya.Madeline terkekeh pelan. "Kal
Jujur saja, Madeline masih terganggu dan tidak tenang. Dengan kemampuannya sekarang, ia tidak akan dapat melawan Meredith sama sekali.Selain itu, ia tidak dapat membaca sikap Jeremy terhadapnya hari ini.Saat ia memikirkan hal itu, terdengar suara gerakan dari koridor.Madeline mengangkat kepalanya tepat di saat tubuh tinggi dan elegan Jeremy melewati pandangannya.Hujan belum juga berhenti, dan temperamen dingin pria itu sepertinya semakin dingin karena derasnya hujan.Dia kebetulan menoleh, matanya bertemu dengan mata Madeline. Tatapan matanya terlalu dalam. Membuat Madeline merasa seolah-olah akan tenggelam ke dalam matanya dengan satu kali tatap lagi.Entah mengapa jantung Madeline meloncat dengan kencang. Saat ia berusaha untuk menghindari tatapan mata pria itu, ia merasakan sebuah hembusan angin menerpanya dari samping.Meredith menutupi satu sisi wajahnya dan berlari ke arah Jeremy sambil terisak. Kemudian, dia membenamkan dirinya ke dalam dada Jeremy.“Jeremy…” Suaranya berget
Meredith mengedip tanpa dosa, nada bicaranya lembut dan lemah.Memang, para lelaki sepertinya menjadi buta melihat pertunjukan yang jelas-jelas palsu. Pertunjukan seperti ini memang khususnya efektif dilakukan pada para lelaki.Madeline tahu Jeremy pasti akan langsung setuju tanpa berpikir panjang. Tidak lama kemudian, ia melihat pria itu mengangguk. “Kalau begitu, tinggal saja.”Cukup sudah.Madeline menganggap itu konyol, dan ia bisa merasakan tatapan mata Meredith yang begitu binal lewat kedua sudut matanya.Akan tetapi, Meredith cuma bisa merasa bangga untuk beberapa detik saja karena pada detik berikutnya dia melihat Jeremy melirik Mrs. Hughes dan memberi perintah, “Pergi dan siapkan kamar tamu untuk Miss Crawford.”Saat mendengar kata-kata Jeremy, Madeline sedang meminum kuah supnya dan hampir saja tersedak.Dalam sekejap, semua warna-warni kemenangan di wajah Meredith hampir menghilang tak bersisa.Apa yang baru saja terjadi?Meredith merasa kata-kata Jeremy terlalu luar biasa.
Ia harus tetap hidup sampai datang hari saat Meredith mendapat ganjarannya!Madeline tidak berhasil keluar dari Glendale. Jeremy kadang-kadang akan membawanya kembali ke Whitman Manor.Anehnya, Old Master Whitman sangat menyukai Madeline dan baik sekali terhadapnya. Orang tua itu bahkan menepuk bahunya dan berkata, “Anak ini terlihat sangat familier. Apakah menurutmu kita adalah kakek dan cucu di kehidupan sebelumnya?”Jujur saja, tidak hanya old master yang punya perasaan ini, Madeline juga merasakan hal yang sama.Saat pertama kali ia berjumpa dengan Old Master, ia juga merasa seperti pernah bertemu dengan orang tua itu sebelumnya.Setiap kali Madeline berada di Whitman Manor, selain dari berpura-pura bersikap lembut dan baik pada Jeremy, semua orang memperlakukan Madeline seakan-akan ia adalah pemandangan yang merusak mata—terutama Meredith.Awalnya, Meredith berpikir kalau dia akan berhasil menendang Madeline dan mendapatkan posisi sebagai Mrs. Whitman dengan mudah, namun sekarang,
Kepala Madeline terasa sangat berat. Setelah ia dibangunkan dengan paksa oleh Meredith, ia merasa semakin pusing.“Maddie, kenapa kau sangat kejam? Aku tidak peduli seberapa besar kebencian dan kemarahanmu padaku, namun anakku tidak bersalah. Kenapa kau melakukan ini pada Jack?”Ini terdengar sangat familier.Madeline tidak lupa bagaimana ia hampir mengatakan hal yang sama pada Meredith.Akan tetapi, apa yang sedang terjadi sekarang? Apa yang Meredith katakan padanya?“Maddie, katakan padaku, di mana kau sembunyikan Jack? Katakan padaku!”Saat Madeline masih kebingungan, Meredith memekik dan dengan histeris menanyainya lagi.“Jack?” Madeline ingat apa yang terjadi sebelum ia jatuh tidur. Lalu ia melihat di mana ia berada. Ia ada di rumahnya yang sekarang.Ia tadi dalam perjalanan untuk membawa Jack kembali ke Whitman Manor. Kenapa sekarang ia ada di sini?Madeline merasakan sebuah hembusan udara dingin merayap dari telapak kakinya. Ia menggigil. Ia tidak berani membayangkan apa yang s