共有

Bab 4

作者: Jahe Imut
Petro baru pulang ke rumah keesokan paginya.

Tubuhnya penuh bau alkohol, dan Yara yang mengantarnya pulang.

Saat menyerahkan Petro padaku, Yara masih sempat menarik kerah bajunya, sengaja memperlihatkan bekas-bekas merah di leher, lalu berbisik di telingaku.

"Semalam mainnya agak gila sama Bang Petro, dia kebablasan minum. Tolong kamu yang jagain, ya."

Dengan desahan manja, dia mengangkat bahunya, lalu melangkah pergi dengan suara hak tinggi yang nyaring.

Langkahnya ringan, penuh kesombongan, jelas terlihat betapa puasnya dia.

Yasmin menahan tatapan rumitnya. Dia memilih mengabaikan rasa ingin menuntut balas di matanya, lalu menutup pintu, menyeret tubuh Petro, dan menjatuhkannya ke atas ranjang.

Sebenarnya Petro tidak sepenuhnya mabuk. Tapi ketika Yasmin melempar tubuhnya tanpa peduli, rasa sakit yang mendadak membuat otaknya blank, kepalanya berputar hebat, telinganya berdenging.

Dia mengernyit tidak nyaman, bernapas terengah mencoba menenangkan tubuhnya.

Belum sempat pulih, Yasmin kembali masuk. Biasanya dia datang membawa segelas air madu, jadi Petro menyodorkan tangan begitu saja. Namun kali ini yang diberikan Yasmin adalah sebuah pena.

"Petro, jangan tidur dulu." Yasmin membuka berkas dan menunjuk bagian tanda tangan. "Aku mau cerai. Tanda tanganilah kontraknya."

Petro berkerut kesal. Jelas sekali dia terganggu. Dengan suara gusar, dia mendecak, lalu setengah membuka mata, menandatangani sesuai arahan Yasmin.

"Apa lagi? Donasi panti asuhan?"

"Kalau butuh apa-apa, tinggal ambil kartuku. Kenapa ribet bikin kontrak. Aku kurangin duit segitu, hah?"

Jelas dia tidak benar-benar mendengar apa yang Yasmin katakan.

Yasmin pun tidak mau menjelaskan panjang lebar. Dia hanya berdiri diam, menunggu sampai tanda tangannya selesai.

Begitu selesai, Petro melipat dokumen itu dan menyodorkannya kembali, lalu rebah di ranjang sambil memijat pelipis karena kepalanya terasa berat.

Biasanya, melihat keadaan seperti ini, Yasmin akan langsung mendekat untuk memijatnya dan membantu mengurangi rasa tidak nyaman. Tapi kali ini, dia hanya melirik sebentar, lalu membawa kontrak itu keluar.

Tepat di saat Yasmin melangkah pergi, Petro membuka matanya. Rasa tidak enak mendadak muncul di dadanya. Namun otaknya yang lelah tidak mampu berpikir lama. Dia pun segera terlelap.

Saat Petro terbangun lagi, hari sudah malam.

Begitu dia melangkah keluar kamar, Haris langsung berlari menghampiri dan memeluk erat kakinya.

"Ayah, doa ulang tahunku tahun ini, kamu belum tepati apa-apa."

Sejak tahu Petro sudah pulang, Haris sengaja berjongkok di depan kamarnya. Dia sangat menghormati ayahnya, tidak berani mengganggu waktu istirahat, jadi hanya menunggu diam di depan pintu.

Tatapan Petro memberi izin, membuat Haris tersenyum lebar. Dengan bangga, dia melirik Yasmin yang baru keluar dari dapur.

"Aku mau ganti marga."

"Aku nggak mau pakai marga Sardi lagi. Aku mau pakai marga ayah! Atau mungkin Jasoma."

Belum selesai bicara, Petro sudah buru-buru menutup mulutnya dengan wajah tegang.

"Jangan sembarangan!"

"Nama keluarga itu bukan sesuatu yang bisa diganti sesuka hati, mana bisa seperti drama atau kartun asal ganti! Kamu sudah tujuh tahun, masih nggak bisa mikir?"

Nada suaranya keras, sesekali melirik Yasmin. Melihat wajah Yasmin tetap datar tanpa reaksi, barulah napasnya sedikit lega.

Keringat dingin membasahi punggungnya, sakit kepala dan kantuk seketika hilang.

"Kalau begitu minta yang lain..."

"Aku mau makan malam sama Ayah saja, nggak usah bawa ibu."

"Permintaan ini boleh, 'kan?"

Ada keraguan di mata Petro. Dia menoleh ke arah Yasmin untuk melihat reaksinya. Tapi, Yasmin hanya bersikap acuh, wajahnya tetap tenang.

"Nggak apa-apa, Petro. Ikuti saja keinginan Haris."

"Dia sudah tujuh tahun. Dia mengerti apa yang dia mau."

Keraguan berkilat di mata Petro.

Entah kenapa, dia merasa Yasmin berubah.

Kapan tepatnya Yasmin jadi begitu lapang dada, begitu sabar seperti sekarang?
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 21

    Saat Petro tahu, semuanya sudah terlambat untuk ditangani.Yara kembali menyebarkan sebuah video.Dalam video itu, dia dengan jelas mengatakan bahwa Petro demi mendapatkan kembali Yasmin, memaksanya menggugurkan anaknya.Lalu, dia juga merilis sebuah rekaman.Rekaman suara ibu Petro yang menyuruhnya pergi dengan tenang, sekaligus memberinya kartu bank.Sekali lagi, bukti perselingkuhan dan tindakannya memperlakukan orang lain dengan kejam membuat nama Petro melesat ke trending teratas.Dalam waktu singkat, mendominasi trending teratas.Petro memang mengeluarkan uang untuk menurunkan berita itu. Tapi, baru hilang sebentar, topik itu kembali naik. Sama sekali tak bisa dikendalikan.Berdiri di depan jendela kaca kantornya, Petro menghancurkan vas kedua dengan brutal, lalu kembali menelpon Yara.Panggilan kelima, tetap tidak ada jawaban.Sakit kepala karena marah, Petro segera memanggil sekretaris.Tatapannya penuh kebencian, giginya terkatup rapat. "Cari dia, secepat mungkin. Aku harus ke

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 20

    Jeritan pilu menggema keras di tangga rumah sakit.Perawat panik mendorong Yara masuk ke ruang operasi. Kandungannya memang kembar dan sudah rapuh. Terjatuh dari delapan anak tangga membuat janin langsung gugur tanpa perlu tindakan.Saat dokter keluar, Petro hanya mendengar satu kalimat, "Anak itu sudah tiada."Wajahnya tetap datar tanpa emosi. Dia hanya mengangguk, lalu berbalik untuk pergi.Namun, ketika baru saja melangkah, dari dalam kamar terdengar lagi teriakan parau yang penuh kebencian."Yang membiayai aku itu kamu! Yang berkali-kali meninggalkan Yasmin demi datang ke aku juga kamu! Sekarang Yasmin jijik sama kamu, mau cerai, bukannya itu memang pantas kamu terima?""Kamu kira dengan membunuh anakku, mengusirku, Yasmin bakal balik ke pelukanmu? Aku kasih tahu, nggak mungkin! Kamu sudah kotor, dia sudah lama buang kamu!""Petro, orang sepertimu, Yasmin melihat sekali saja sudah jijik! Masih berani mimpi mau rujuk? Mimpi!"Koridor rumah sakit langsung hening. Petro berhenti di te

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 19

    Suara Yasmin memang tidak keras, tapi cukup jelas terdengar oleh semua orang di sekitar.Begitu tahu bahwa dia bukan perebut suami orang, beberapa yang tadi paling ribut buru-buru melangkah pergi meninggalkan tempat itu.Kerumunan bubar, Yasmin pun tidak ingin berlama-lama.Utamanya, dia tidak ingin berlama-lama dengan Petro.Tatapan penuh perasaan di mata Petro dia anggap tidak ada. Di hadapannya, Yasmin melangkah mundur, lalu menutup gerbang panti.Untuk terakhir kalinya, dia menegaskan dengan sungguh-sungguh. "Petro, jangan datang lagi mencariku.""Kamu tahu, kalau aku sudah memutuskan sesuatu, aku nggak akan pernah berubah pikiran."Sekali memilih, Yasmin tidak akan menyesal.Petro selalu tahu itu.Tubuh Petro sempat goyah, matanya penuh penolakan dan duka.Dia ingin bicara lagi, tapi, Yasmin sudah menghilang dari pandangannya. Tak peduli seberapa keras Petro memanggil, Yasmin tetap tidak menoleh.Petro kembali ke mobil dengan jiwa kosong. Sebelum dia sempat menuntut Yara, perempua

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 18

    Setelah menolak Petro, Yasmin kembali ke panti.Dia menghubungi calon orang tua angkat, mengawasi persediaan makanan, memperhatikan kondisi anak-anak, memastikan semua pekerjaan berjalan.Rutinitas yang sederhana tapi penting terus dia selesaikan setiap hari.Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Dua hari kemudian, tiba-tiba terdengar keributan di depan gerbang panti.Yasmin sempat bingung, sampai rekannya, Felly, berlari panik masuk sambil menunjuk ke arah luar, napasnya terengah. "Kak Yasmin, ada orang cari kamu di depan.""Seorang perempuan hamil, sambil nangis katanya kamu sudah hancurkan keluarganya. Dia bahkan mau sujud di depanmu. Cepat lihat sendiri!"Perempuan hamil, tuduhan menghancurkan keluarga.Begitu mendengar itu, Yasmin langsung punya firasat.Dia mengangguk, membereskan dokumen, lalu melangkah cepat keluar.Bahkan sebelum Yasmin mendekat, orang itu sudah melihatnya dan menangis lebih keras. Sambil berlari ke arahnya, seakan hendak menubruk.Begitu jelas wajah Yara

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 17

    Turun dari mobil, Yasmin meregangkan pergelangan tangannya yang membiru bekas cengkraman. Dia segera menarik lengan baju ke bawah untuk menutupi luka itu, agar tidak membuat calon orang tua angkat khawatir.Setelah meminta maaf dan memberi penjelasan singkat, mereka pun berpisah.Yasmin tidak menghiraukan mobil Petro yang masih terparkir di depan pintu. Dia melambaikan tangan pada taksi dan pulang langsung ke rumah.Malam itu, Petro sempat muncul di depan rumahnya, mengetuk dua kali, tapi buru-buru pergi sebelum Yasmin sempat membuka pintu.Saat Yasmin keluar, dia hanya menemukan hadiah, obat-obatan, dan seikat bunga di lantai. Di atas bunga ada sebuah kartu.Isinya tetap sama. Permintaan maaf, penyesalan, permohonan untuk dimaafkan, dan ajakan rujuk.Yasmin hanya melirik sekilas, lalu meletakkannya kembali di tempat semula. Tidak dia sentuh, tidak dia hiraukan. Pintu kembali tertutup, dia memilih istirahat.Tidur semalam penuh membuat tubuhnya pulih. Setelah sarapan sederhana, Yasmin

  • Perpisahan yang Kutandatangani   Bab 16

    Restoran.Calon orang tua angkat itu seorang pria muda.Karena istrinya tidak bisa hamil, mereka memutuskan untuk mengadopsi anak. Setelah menyiapkan segalanya, sang istri justru jatuh sakit mendadak sehingga tidak bisa hadir.Untuk mengurangi rasa kecewa, pria itu menelpon istrinya lewat video, memberi kabar bahwa semua berjalan lancar dan meminta dia tidak khawatir. Besok mereka sudah bisa membawa anak itu pulang.Sebagai ayah baru, dia agak gugup, lalu meminta Yasmin banyak membimbingnya.Yasmin selalu sabar menghadapi orang tua angkat yang tulus. Dia menjelaskan banyak hal, semua detail dan teori, apa pun yang dia tahu, semuanya dia bagikan tanpa ragu.Tanpa terasa, dua jam sudah berlalu.Melihat anak kecil itu terus menguap, Yasmin baru sadar waktu sudah sangat larut.Saat hendak pamit, tiba-tiba lengannya ditarik kuat membuatnya terhempas keluar.Begitu menoleh, dia melihat wajah Petro yang muram dengan mata merah."Petro, kamu ngapain?"Yasmin langsung kesal, reaksi pertamanya a

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status