Home / Fantasi / Perpustakaan Tengah Malam / Bab 4: Misteri Bintang yang Hilang

Share

Bab 4: Misteri Bintang yang Hilang

Author: Diya Putri
last update Last Updated: 2024-07-05 03:30:36

****

Lila mengikuti Seraphina menyusuri jalanan Astralium yang dipenuhi cahaya dan keindahan. Kota itu terasa hidup dengan berbagai makhluk ajaib yang beraktivitas di bawah langit berbintang. Lila merasa seperti berada di dunia mimpi yang penuh dengan keajaiban.

Seraphina membawanya ke sebuah menara tinggi yang berdiri megah di pusat kota. "Ini adalah Menara Bintang," kata Seraphina sambil membuka pintu besar yang terbuat dari perak dan emas. "Di sini, kita akan memulai pencarian kita."

Mereka menaiki tangga spiral yang tampaknya tak berujung, hingga akhirnya tiba di puncak menara. Di sana, terdapat sebuah ruang observatorium dengan teleskop besar yang menghadap ke langit. Dinding-dinding ruangan dipenuhi dengan peta bintang dan diagram konstelasi.

Seraphina menunjukkan sebuah peta bintang besar di tengah ruangan. "Ini adalah peta bintang Astralium. Namun, belakangan ini, beberapa bintang telah menghilang dari langit kita. Kita harus mencari tahu apa yang terjadi dan mengembalikan bintang-bintang yang hilang itu."

Lila menatap peta bintang itu dengan cermat. "Bagaimana kita bisa menemukan bintang yang hilang?" tanyanya.

Seraphina mengambil sebuah gulungan perkamen dari meja dekatnya dan membuka gulungan tersebut. "Bintang-bintang itu telah disembunyikan oleh kekuatan gelap yang ingin menguasai Astralium. Namun, kita memiliki petunjuk tentang lokasi mereka. Kita harus mengunjungi tiga tempat penting di Astralium untuk menemukan petunjuk lebih lanjut."

Lila merasa semangatnya semakin membara. "Apa tempat-tempat itu?" tanyanya.

"Tempat pertama adalah Hutan Kuno," jawab Seraphina. "Di sana, ada makhluk penjaga yang bisa memberi kita petunjuk tentang lokasi bintang yang pertama. Kita harus berhati-hati karena hutan itu penuh dengan jebakan dan bahaya."

Tanpa ragu, Lila dan Seraphina meninggalkan Menara Bintang dan menuju Hutan Kuno. Mereka berjalan melewati lembah-lembah yang dipenuhi bunga bercahaya dan sungai yang mengalir dengan air berkilauan. Semakin dekat mereka ke hutan, semakin mereka merasakan kehadiran misterius yang menyelimuti tempat itu.

Hutan Kuno tampak sangat lebat dan gelap. Pohon-pohon raksasa dengan cabang-cabang yang menjuntai rendah menciptakan bayangan yang menakutkan. Namun, Lila merasa bahwa keberanian dan tekadnya akan membantunya melewati semua rintangan.

Di tengah hutan, mereka menemukan sebuah clearing kecil dengan sebuah kolam kristal yang memantulkan cahaya bintang. Di samping kolam, berdiri seekor makhluk yang tampak seperti rusa dengan tanduk bercahaya. Makhluk itu mendekati mereka dengan langkah lembut.

"Aku adalah Penjaga Hutan," kata makhluk itu dengan suara yang lembut namun berwibawa. "Aku tahu apa yang kalian cari. Bintang yang pertama terletak di kedalaman Hutan Kegelapan. Hanya mereka yang memiliki hati murni dan keberanian besar yang bisa menemukannya."

Lila mengangguk dengan tekad. "Kami akan menemukannya. Tolong beri tahu kami jalan menuju Hutan Kegelapan."

Penjaga Hutan mengangguk dan menunjuk sebuah jalur tersembunyi yang terletak di belakang pohon besar. "Ikuti jalur ini, dan kau akan sampai di Hutan Kegelapan. Namun, berhati-hatilah. Banyak bahaya yang mengintai di sana."

Lila dan Seraphina mengucapkan terima kasih kepada Penjaga Hutan dan mulai mengikuti jalur yang ditunjukkan. Mereka berjalan dengan hati-hati, menghindari jebakan-jebakan dan makhluk-makhluk berbahaya yang mereka temui di sepanjang jalan.

Setelah beberapa saat, mereka tiba di tepi Hutan Kegelapan. Tempat itu terasa lebih menakutkan daripada Hutan Kuno, dengan pepohonan yang lebih lebat dan bayangan yang lebih gelap. Namun, Lila tahu bahwa mereka harus melanjutkan perjalanan untuk menemukan bintang yang hilang.

Di tengah Hutan Kegelapan, mereka menemukan sebuah gua besar yang tampak sangat tua dan penuh misteri. Di pintu masuk gua, terdapat ukiran-ukiran aneh yang seolah-olah memberi peringatan tentang bahaya di dalamnya.

Lila mengambil napas dalam-dalam dan berkata kepada Seraphina, "Kita harus masuk ke dalam gua ini. Aku yakin bintang yang pertama ada di sana."

Dengan tekad dan keberanian, Lila dan Seraphina melangkah masuk ke dalam gua, siap menghadapi segala rintangan dan bahaya yang menanti mereka di dalamnya. Mereka tahu bahwa perjalanan ini adalah bagian penting dari petualangan mereka di Astralium, dan bahwa menemukan bintang yang hilang adalah kunci untuk menyelamatkan dunia bintang yang indah ini.

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 45: Bayangan yang Tersembunyi

    ****Seiring berjalannya waktu, Astralium berkembang menjadi pusat pengetahuan dan perlindungan bagi banyak orang. Namun, di balik kedamaian yang mulai mengakar, Lila merasakan sesuatu yang ganjil. Setiap malam, dia sering bermimpi tentang bayangan yang bergerak di balik cahaya. Mimpi itu semakin sering menghantuinya, membuatnya gelisah.Pada suatu malam yang sejuk, saat bulan purnama bersinar terang di langit, Lila terbangun dengan napas terengah-engah. Dalam mimpinya, dia melihat bayangan hitam besar yang merayap melalui lorong-lorong Astralium. Bayangan itu tampak hidup, dan rasanya begitu nyata hingga membuat tubuhnya merinding.Lila duduk di tepi tempat tidur, memandang ke luar jendela. "Ada yang tidak beres," pikirnya. Dia tahu bahwa instingnya jarang salah, dan kali ini dia merasa ada sesuatu yang lebih besar yang belum mereka sadari.Keesokan paginya, Lila memutuskan untuk berbicara dengan teman-temannya tentang mimpinya yang aneh. Saat mereka berkumpul di ruang pertemuan keci

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 44: Penjaga Cahaya yang Baru

    ****Hari-hari berikutnya di Astralium dipenuhi dengan aktivitas yang menggairahkan. Setelah kekalahan Ravok, orang-orang dari seluruh penjuru dunia mulai datang ke Astralium, mencari kedamaian, perlindungan, dan pengetahuan. Para Penjaga Cahaya yang dipimpin oleh Lila dan teman-temannya menjadi simbol harapan bagi banyak orang.Setiap sudut Astralium kini dihiasi oleh senyum, canda tawa, dan kebahagiaan. Namun, meski di permukaan semuanya tampak damai, di balik itu, Dewan Penjaga Cahaya terus bekerja keras memastikan bahwa mereka selalu siap menghadapi ancaman baru yang mungkin muncul.Suatu pagi, saat matahari baru saja terbit, Lila dan teman-temannya berkumpul di halaman utama Astralium. Fenrir berdiri di depan mereka, ditemani oleh beberapa anggota Dewan Penjaga. Hari itu adalah hari yang istimewa—hari di mana mereka akan mengangkat Penjaga Cahaya baru."Saat ini," Fenrir memulai dengan suara tenang, "kita telah memasuki era baru. Kalian telah menunjukkan bahwa cahaya akan selalu

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 43: Titik Awal yang Baru

    ****Pagi di Astralium terasa lebih tenang dari biasanya. Udara pagi sejuk, dan sinar matahari yang lembut menyelinap melalui jendela-jendela besar aula, membangunkan Lila dan teman-temannya. Setelah malam penuh perayaan, suasana damai ini seakan menjadi jeda dari semua kegaduhan yang telah mereka lalui. Namun, meski suasana pagi itu damai, ada sesuatu yang berubah. Semuanya terasa lebih jelas, lebih hidup, seolah dunia telah terbebas dari selubung kegelapan yang telah lama menyelimutinya.Lila duduk di dekat jendela, menatap hamparan langit yang biru cerah. Di tangannya, ia memegang kunci yang mereka gunakan untuk mengalahkan Ravok. Cahaya lembut masih memancar dari kunci itu, tapi kini terasa lebih hangat, lebih damai. Lila terdiam, merenung sejenak."Apa yang sedang kau pikirkan?" Suara lembut Seraphina membuyarkan lamunannya. Seraphina berjalan mendekat, duduk di sampingnya.Lila menghela napas dan tersenyum kecil. "Aku hanya berpikir, setelah semua yang kita lalui... apa yang aka

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 42: Cahaya Baru di Horizon

    ****Setelah meninggalkan kuil kuno, Lila dan teman-temannya melangkah kembali ke Astralium dengan perasaan yang berbeda. Kemenangan atas Ravok tidak hanya membebaskan dunia dari ancaman besar, tetapi juga memberi mereka pemahaman yang lebih mendalam tentang diri mereka sendiri dan kekuatan yang mereka miliki ketika bersatu. Saat mereka berjalan, angin lembut menyambut mereka, dan aroma segar pepohonan menyelimuti udara. Dunia seakan-akan terlahir kembali.Saat mereka mendekati gerbang besar Astralium, penduduk setempat menyambut mereka dengan sorakan dan pujian. Di tengah keramaian, anak-anak berlarian dengan gembira, memainkan bendera-bendera kecil berwarna terang, dan orang dewasa tersenyum penuh rasa terima kasih. Ada kegembiraan yang menyelimuti seluruh tempat itu—kegembiraan yang mungkin tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.Seraphina, yang biasanya pendiam, bahkan tak bisa menahan senyum lebar di wajahnya. "Aku tidak pernah membayangkan kita akan

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 41: Cahaya Melawan Kegelapan

    ****Cahaya dari ketiga kunci semakin terang, memancar seperti matahari yang baru terbit di tengah kegelapan pekat. Lila dan teman-temannya berdiri di tengah lingkaran energi, tangan mereka erat menggenggam kunci-kunci tersebut. Mereka bisa merasakan kekuatan yang luar biasa mengalir melalui tubuh mereka, seolah-olah mereka bukan hanya satu individu lagi, melainkan satu kesatuan yang kuat.Ravok, yang selama ini terlihat begitu kuat dan tak terkalahkan, mulai terguncang. Bayangannya yang dulu kokoh dan menakutkan, kini berubah menjadi kabur dan tak stabil. Suara tawa jahatnya yang menggema di ruangan itu berubah menjadi jeritan amarah."Kalian pikir cahaya ini bisa menghancurkanku?" Ravok menggeram, suaranya menggetarkan dinding ruangan. "Aku adalah kegelapan abadi! Aku adalah ketakutan yang tak pernah mati!"Namun, Lila dan yang lainnya tidak mundur. Mereka tahu ini adalah saatnya untuk bertindak. Cahaya yang mereka ciptakan bukan hanya kekuatan

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 40: Persiapan Akhir

    ****Setelah mengumpulkan ketiga kunci, Lila dan teman-temannya kembali ke pusat kuil kuno yang kini tampak lebih hidup daripada sebelumnya. Cahaya dari kunci-kunci tersebut memancar terang, memenuhi ruangan dengan aura hangat yang seakan memberi mereka kekuatan dan harapan baru. Di tengah aula besar itu, terdapat sebuah pintu besar yang berukir simbol-simbol kuno. Itu adalah pintu yang akan membawa mereka ke tempat Ravok bersemayam.Fenrir berdiri di samping pintu itu, wajahnya tampak lebih serius daripada sebelumnya. “Kalian telah melewati semua ujian yang diberikan pilar-pilar kebijaksanaan, kekuatan, dan keberanian. Namun, apa yang menunggu di balik pintu ini jauh lebih berbahaya. Ravok akan menggunakan semua cara untuk menghentikan kalian. Ini adalah titik balik. Apakah kalian siap menghadapi takdir kalian?”Lila memandang teman-temannya satu per satu. Kael, Aiden, Seraphina, dan Elara semuanya mengangguk, mata mereka penuh dengan tekad yang kuat. Mer

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 39: Pilar Keberanian

    ****Mereka mendekati pilar ketiga dengan langkah-langkah hati-hati. Pilar Keberanian berdiri kokoh, memancarkan aura yang berbeda dari yang lainnya. Ada sesuatu yang menggema dalam hati mereka ketika mereka berada di dekatnya, seolah-olah pilar ini menguji mereka bahkan sebelum ujian dimulai.“Kita sudah melewati dua ujian,” kata Kael, mencoba membangkitkan semangat. “Ini yang terakhir. Kita bisa melakukannya.”Lila mengangguk pelan, meskipun di dalam hatinya dia merasa gugup. Pilar ini akan menguji keberanian mereka — bukan hanya keberanian dalam menghadapi musuh, tapi juga keberanian untuk menghadapi ketakutan terdalam yang mungkin ada dalam diri mereka sendiri.Mereka berdiri mengelilingi pilar itu, siap menghadapi apapun yang akan datang. Begitu tangan mereka menyentuh permukaan pilar, lantai di bawah mereka bergoyang dan runtuh. Mereka terjatuh ke dalam jurang hitam yang tak berujung, terpisah satu sama lain dalam kegelapan yang begitu pekat

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 38: Pilar Kekuatan

    ****Setelah berhasil mendapatkan kunci pertama dari Pilar Kebijaksanaan, Lila dan teman-temannya merasa sedikit lega. Namun, mereka sadar bahwa ujian berikutnya akan lebih sulit. Mereka berkumpul di sekitar pilar kedua, yang mewakili Kekuatan. Pilar ini menjulang tinggi, memancarkan aura yang lebih kuat dan intens daripada yang sebelumnya.“Ini bukan sekadar ujian fisik,” kata Fenrir memperingatkan. “Pilar Kekuatan menguji kekuatan jiwa dan tubuh kalian, tapi juga seberapa besar keinginan kalian untuk melawan. Hanya mereka yang benar-benar bertekad untuk melindungi yang bisa melewati ini.”Lila menatap pilar itu dengan tatapan penuh tekad. “Kita sudah melalui banyak hal bersama. Kita kuat, dan kita akan melewati ini, apapun yang terjadi.”Mereka semua mengangguk setuju, dan dengan satu gerakan, mereka meletakkan tangan mereka di atas pilar. Seketika, pilar itu bersinar terang, dan lantai di bawah mereka bergemuruh. Tanah di sekitar mereka mulai b

  • Perpustakaan Tengah Malam    Bab 37: Ujian Pertama

    ****Saat mereka melangkah melewati pintu batu yang berat, ruangan yang gelap gulita menyambut mereka. Hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar, menggema di dinding-dinding yang tidak terlihat. Lila mengangkat tangannya, menciptakan bola cahaya yang menerangi sedikit bagian ruangan, namun sepertinya kegelapan di sini lebih pekat daripada yang biasa mereka temui, seolah-olah cahaya enggan menyebar.“Berhati-hatilah,” bisik Seraphina. “Aku merasa ada sesuatu yang menunggu kita di sini.”Mereka semua merasakan ketegangan yang sama. Udara di sekitar mereka berat dan penuh tekanan, membuat setiap napas terasa lebih sulit. Mereka terus melangkah maju, hati-hati namun tetap bertekad.Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari belakang mereka, dan pintu batu yang baru saja mereka lalui tertutup dengan keras, mengurung mereka di dalam ruangan tanpa jalan kembali. Mereka semua berbalik serentak, melihat pintu yang kini tidak bisa lagi mereka buka.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status