Share

Rumah Dahlia no 1

Bab 1

Cerita ini murni fiktif , kemiripan apapun murni kebetulan dan tidak ada maksud untuk menyindir atau mendeskripsikan peristiwa ,orang ,tempat atau entitas nyata dalam latar cerita ini .

Rumah Dahlia no 1, rumah dengan taman di penuhi bunga dahlia.

Nama pemilik rumah ini adalah Bapak Handjoyo dan Ibu Titi. Pasangan Politikus dan Aktris. Mereka memiliki tiga orang anak, dua putri dan seorang putra. 

Putri sulungnya bernama Tiara, putra keduanya Haris dan putri bungsunya bernama Tatiana. Selisih usia Tiara dan Haris hanya 1,5 tahun kalau Haris dengan si bungsu Tatiana berbeda 15 tahun.

Hanya tinggal si bungsu Tatiana saja yang belum menikah, kalau Tiara dan Haris sudah berkeluarga.

Tiara menjadi seorang pengusaha kosmetik terkenal dan memiliki satu orang putra. Sedangkan Haris berprofesi sebagai aktor, bintang film, sama seperti ibunya dahulu, hanya nama nya tidak sebesar dan terkenal seperti Ibunya. 

Haris sudah menikah tetapi belum memiliki anak, Haris dan istrinya masih tinggal di kediaman orangtuanya. Sedangkan si bungsu tatiana saat ini masuk kelas tiga di salah satu SMA di kota ini.

Setiap pagi yang rutin sarapan di meja makan hanyalah Tatiana di temani Duke, anjing Husky, peliharaan nya. 

Ayahnya jarang pulang kerumah dan Ibunya sibuk dengan dunia sosialita dan teman sesama artis.

Pagi ini Pak le Narto pamit mau pulang kampung untuk berobat tradisional agar penyakit Istrinya cepat membaik. Jadi kang Narji (anaknya) yang akan menjadi sopir keluarga mereka, sementara saja sampai Pak le Narto kembali.

Tatiana pun berangkat di temani kang Narji. Pemuda ini cukup sopan juga, penampilannya rapi, bersih dan harum. Cukup sesuai untuk jadi sopir pengganti.

“Permisi apa pak Haris ada di rumah?” tanya seorang security.

“Ada pak tapi masih istirahat diatas, ada yang bisa di bantu?” tanya Tatiana

“ini semalam ada yang antar paket, karena sudah larut saya berinisiatif untuk mengantarnya pagi ini" kata security tersebut sambil menyerahkan sebuah amplop coklat besar.

“Nanti saya sampaikan ke haris, terimakasih yah pak" kata Tatiana.

“Baik non" ucap security sambil berlalu pergi.

Amplop tadi dia serahkan ke bi Inah. Setelah itu langsung berangkat ke sekolah.

Sore hari,

Sepulang sekolah Tatiana berpapasan dengan Hilda, istri Haris, di depan pintu masuk rumah. Dia melihat ada airmata di pipinya, keliatannya mereka habis bertengkar deh. kak Hilda bergegas pergi sambil membawa mobilnya, melaju dengan kencang. Meninggalkan rumah.

Saat sudah masuk ke dalam rumah, terdengar suara teriakan Haris di sertai bunyi benda yang berjatuhan. Kurasa kak Haris sedang membanting barang-barang di lantai atas. 

Semoga saja bukan guci antik kesayangan Ayah yang di rusaknya. Begitulah kak Haris kalau emosi akan menghancurkan barang.

Tatiana takut sekali kalau guci antik itu pecah, di rumah pasti akan terjadi perang dunia Ketiga. Ayahnya memang pendiam tapi kalau marah dia lebih kejam daripada hilter.

Bi Inah menahannya, bibi menyuruh dia tetap di bawah dan lebih baik makan dulu, karena kakaknya masih marah-marah di atas. Bi Inah takut Tatiana terkena pecahan beling atau amukan amarahnya, karena Haris masih terus membanting barang di atas.

Hampir 30 menit peristiwa banting barang  berlangsung dan beberapa teriakan terdengar.

Tatiana jadi semakin penasaran, sebenarnya apa yang terjadi pada suami istri itu. Memang seh mereka sering bertengkar tapi baru kali ini kak Hilda sampai pergi dari rumah.

Biasanya hanya diam saja di rumah melawan kak Haris lewat perang mulut.

Setelah situasi agak aman dan tenang, tidak ada teriakan lagi. Barulah dia bersama bi Inah naik ke atas. Saat akan membuka pintu kamar, tiba-tiba ada suara Haris memanggil nama mereka berdua....

"Tatiana, bi Inah, kemarilah dahulu," panggil Haris.

"Ada apa kak, tunggu sebentar. Tatiana mau berganti pakaian dulu yah, gerah nih baru pulang sekolah," ucapnya.

"Yah sudah selesai ganti pakaiannya, kakak tunggu di ruang Televisi, bi Inah tolong bawakan botol air mineral dingin yah. " pinta Haris.

Tak lama, dia pun keluar kamar dan menuju ke ruang televisi.

tok..tok...tok

"kak Haris, Tatiana masuk yah, " katanya sambil membuka pintu.

Ternyata di dalam sudah ada bi Inah, sekilas dia melihat kakaknya ini tampak awut awutan, rambut berantakan dan di kemejanya tampak 2 kancing terlepas. Untuk raut wajahnya jangan di tanya jelek dan kelihatan suram.

"Duduklah dek, kak Haris mau membicarakan ini ke kalian. bi Inah juga sudah kakak anggap sebagai orang tua kita juga, " ucap Haris.

"Ada masalah apa sih kak? kenapa kak Haris ngamuk tadi?" tanyanya karena penasaran.

Haris meminum habis botol air mineral dulu baru melanjutkan perkataannya,

"Begini, kak Hilda hamil!" Seru Haris.

"Wah bagus dong den, selamat yah tapi kenapa den Haris malah marah-marah?" tanya bi Inah binggung melihat kelakuan tuan muda yang satu ini.

"Begini Bi jelas saja Haris marah karena anak itu bukan anakku, hasil USG dari dokter usia kandungan Hilda baru 2 bulan lebih. Sedangkan Haris  sudah selama 4 bulan ada di luar kota untuk keperluan syuting dan kami tidak pernah bersama, bagaimana bisa dia hamil?" Omel Haris dengan nada suara mulai meninggi.

"Den, coba di pikirkan baik-baik dulu," saran bi Inah mencoba menasehati.

"Iya kak, coba deh di bicarakan dulu dengan baik-baik."

"Sudahlah ngga usah di dibahas baik-baik lihat dari usia kandungan saja sudah ketahuan, aku mau ceraikan dia dan kalian lihat saja isi amplop ini. " hardik Haris sambil menyerahkan amplop coklat yang tadi .

"Orang suruhanku sudah mengikutinya selama ini dan itu bukti perselingkuhannya" lanjut Haris.

"Cerai? kak bicarakan dulu ke Ibu dan Ayah, nanti mereka marah." ucap Tatiana mulai gugup saat sudah melihat isi amplop itu.

"Tenanglah dek, besok kita akan makan malam bersama. Kakak akan pesan di private room di salah satu restoran teman kakak. Nanti kamu diam saja, biar kak Haris yang akan bicara." Tekad Haris.

"Terserah kakak saja, mana yang terbaik."

"Den, kamarnya Bibi bereskan besok saja yah?" Tanya bi Inah

"Ngga usah bi, Haris akan memanggil cleaning servis online ke rumah." jawabnya.

"Baiklah, den Haris coba tenang dulu biar tidak salah mengambil keputusan." Bujuk bi Inah.

"Iya bi, malam ini Haris menginap di luar dulu. kalian tidur saja ,ngga usah menunggu sampai tengah malam." Ujar Haris kembali.

"Hati-hati yah kak di jalan, jangan berbuat hal aneh loh yah" sahut Tatiana yang mencoba menasehati.

"Iya tenang saja adik cantik" kata Haris sambil mengacak rambut di atas kepala adik bungsunya.

Haris pun beranjak pergi meninggalkan rumah mereka.

#PerumahanBejo23

#NezhaHauw

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status