Malam minggu komplek al khodijah disibukkan dengan acara latihan proses khataman. Bagi yang sudah pernah ikut, tinggal mengulang saja tapi bagi santri-santri yang baru jelas ini pengalaman baru.
"Nggak gitu, nanti yang ini deretan khotimat juz 'amma keluar dulu kan baru belakangnya yang khotimat 30 juz nah paling belakang yang agak tinggi panggungnya itu tempat buat khotimah bil ghoib. Ada 6 kan yang bil ghoib? Pas ini di sini." ujar Ulya sambil mengatur posisi santri-santri yang akan khataman.
"Loh katanya yang 6 orang ini keluarnya belakangan, pas udah yang lain selesai bacanya. Terus nanti foto bareng wali dan pengasuh." jawab Sean.
"Ya fotonya belakangan dong Se! Kayak pas kamu dulu, semua baca dulu dari yang kecil sampai yang hafalan baru lanjut doa khotmil
Belajarlah dari kehidupan, tidak semua yang pernah mengisi hati itu berakhir jadi pasangan hidup, ada juga yang menjadi pengalaman hidup. Jangan berhenti berusaha untuk masa depan. Selalu berdoa kepada yang Maha Menentukan.Kinan membaca berulang kali salah satu motivasi yang ada di book planner kesayangannya. Terkadang dia bingung, kenapa selalu ada kalimat yang ngena di hatinya, membuat dia semakin penasaran dengan pengirimnya, seakan sudah menyiapkan banyak motivasi ini untuk Kinan.Kinan menutup buku nya dan kembali membuka mushafnya, mushaf yang sampul nya sama dengan buku, sama-sama dari pengirim misterius juga. Kinan mengulang sekali lagi setengah juz yang akan dia setorkan besok pagi. Walaupun sudah khatam, santri wajib mengulang setoran dari awal lagi namun dalam jumlah yang lebih banyak.Jika setoran dulu perlembar maka ketika sudah khatam wajib Mengulangi lagi dari awal dengan dua tahap. Tahap pertama setengah juz alias lima lembar per setoran. Dan setelah khatam lagi baru
Serangkaian acara menyambut khataman sudah terlihat di komplek Khodijah. Kemarin sudah diadakan ziarah bersama di makam leluhur keluarga ahmad dan hari ini, dimulai setelah subuh tadi diadakan simaan alquran 30 juz untuk para khatimat bil Ghoib.Kinan, Rahma dan keempat santri lain yang ikut khataman hafalan bergantian murojaah setiap seperempat juz dimulai juz 1 hingga khatam. Dan ba'da dzuhur ini sudah sampai juz 18.Acara simaan ini menjadi momen yang sangat berkesan bagi Kinan dan yang lain, karena di kondisi mereka yang belum terlalu lanyah atau lancar tapi sudah harus disimak oleh beberapa pengasuh dan pengajar di Al-Anwar. Ada Syifa, Ralin, Sada, Ustadzah lainnya dan yang paling membuat grogi adalah kehadiran bu nyai sepuh alias Bu Ny. Hj. Arina.Satu lagi yang membuat grogi, tapi khusus untuk Kinan, entah yang lain. Yaitu karena harus menggunakan pengeras suara dalam melantunkan bacaannya, dan itu artinya bacaannya yang masih jauh dari kata lancar itu harus di dengar di segala
Pukul setengah satu malam semua rangkaian acara khataman telah selesai. Tamu undangan dan jamaah pengajian sudah membubarkan diri. Seluruh santri dan alumni juga masyarakat sekitar langsung kerjabakti membereskan sisa acara. Kecuali yang belum bisa dibereskan segera seperti tenda dan panggung.Kinan dan Rifah setelah ikut kerjabakti langsung mengantar ibunda mereka ke penginapan yang sudah disiapkan oleh santri sejak seminggu lalu. Setelah ibunda mereka istirahat nyaman, keduanya langsung ikut bergabung dengan santri lain yang bersantai di tempat acara tadi. Karena sedang malam acara, putra putri bisa sedikit bebas untuk berkumpul.Tidak sedikit santri yang masih berfoto ria, termasuk Rifah karena malam ini santri diberi dispensasi membawa hp, tapi hanya untuk malam ini. Kinan hanya ikut larut dengan kegembiraan santri-santri yang lain, karena dia harus lebih bersabar lagi. Beberapa waktu yang lalu, ayahnya minta maaf karena terpaksa harus menjual hp Kinan karena biaya khataman Kinan
"Kinan ini Hp kamu, simcard nya masih sama kok nggak saya ganti!""Hah?" "Tiga." sahut Rey menghitung sesuatu.Alfa tersenyum lebar bahkan merasa bibirnya agak kram karena sejak tadi tidak bisa berhenti tersenyum dan mengucap syukur."Beberapa waktu yang lalu saya datang ke rumah kamu bertepatan saat ayah kamu mau pergi menjual hp kamu. Akhirnya beliau mengurungkan niatnya pergi karena memilih ngobrol sama saya. akhirnya saya tahu, hp ini mau dijual untuk tambahan biaya khataman kamu. Dan sebenarnya saya ingin bantu buat melunasi khataman kamu kesannya nggak sopan, ayah kamu pasti juga menolak. Akhirnya saya beli hp kamu ini. Dan sekarang saya kembalikan ke kamu!" ujar Alfa."Hah?""Empat." sahut Rey lagi melanjutkan hitungannya.Alfa yang risih dengan Rey di sampingnya itu akhirnya menyuarakan protesnya. "Kamu menghitung apa sih, bocah?"Reyshaka tertawa dulu sebelum menjawab Alfa. Saat ini mereka bertiga sedang keluar dengan alibi Alfa membeli pesanan bundanya, padahal dia hanya i
Suka duka cerita Pondok sudah kembali harus dijalani santri Al khodijah, setelah cukup puas dengan liburan, mereka harus kembali berjuang tholabul 'ilm di ma' had tercinta.Siang ini Kinan dan Rahma juga beberapa santri putra membantu membersihkan ndalem. Dua santri itu langsung lanjut masak."Coba bayangin, tiap hari kamu tidur di sini terus beres-beres sendiri. Aku ogah bantuin..!" canda Rahma sambil tertawa lirih, dia dan Rifah adalah orang yang sudah mengetahui tentang lamaran Alfa."Ih, aku duduk sambil minum teh dong, terus aku panggil Mbak Rahma buat bikin sarapan." balas Kinan lirih lalu keduanya tertawa, tentunya dengan lirih."Aku nggak nyangka deh, amalan kamu apa sih? Sampai gus-gus pada dateng gitu!""Ah Mbak Rahma, situnya sendiri juga banyak yang datang tapi dicuekin!"Rahma kembali tertawa, "ngomong-ngomong calon suami kamu di mana? Sejak balik pondok aku belum lihat loh!"Kinan mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Dia sendiri juga belum bertemu dengan Alfa sejak bal
Kinan mengerjapkan matanya berkali-kali, sejak lama telinganya mendengar suara merdu lantunan ayat alquran, tapi kepalanya terlalu berat untuk digerakkan.Perlahan dia membuka mata, memfokuskan pandangan dan mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Butuh waktu cukup lama sampai dia paham bahwa sekarang ada di rumah sakit, dia tidak ingat persis apa yang terjadi, dia hanya ingat tadi mau membeli gas tapi tiba-tiba semuanya gelap.Kinan sedikit menggerakkan kepalanya, menoleh ke kanan dan mendapati seseorang yang sedang melantunkan ayat suci Al quran, matanya terpejam, bacaan dan suaranya sungguh indah, sepertinya karena terlalu khusyuk ngaji dia tidak tahu bahwa Kinan sudah sadar.Kinan melihat sekeliling ruangan yang sedang dia tempati, ruangan yang lebih besar dan bagus dari kamarnya, yang jelas hanya ada dia sendiri diruangan ini, tidak ada pasien lain."Gus Alfa!" panggil Kinan dengan sangat lirih tapi cukup membuat lelaki itu membuka mata dan menghentikan bacaannya."Kinan," pangg
"Pulang ke rumah ya?" tanya Alfa sesaat setelah dia selesai memakaikan sabuk pengamanan untuk Kinan. Setelah lima hari dirawat, siang ini Kinan diperbolehkan pulang."rumah Ibuk kan?""Bunda!" ujar Alfa bermaksud mengingatkan agar Kinan memanggil mertuanya dengan benar. Kinan hanya tersenyum, masih terlalu sungkan menganggap guru ngajinya itu sebagai mertua."Aku sudah bilang ke bunda, mau bawa pulang istri ke rumah. Atau kamu mau pulang ke pesantren aja?" tanya Alfa basa-basi, sejujurnya dia berharap agar Kinan tidak menerima basa-basinya.Kinan berpikir sebentar, kalau ditanya pasti dia ingin pulang ke pesantren, tidur di kamar kesayangannya -B1- tapi kembali lagi, dia harus sadar posisinya sekarang, dan yang terl
"Shodaqallahul 'adziim..""Alhamdulillah, setengah juz an sudah hampir selesai. Kamu kalau murojaah satu juz annya mau sama Alfa nggak apa-apa Kinan! Kesininya nggak usah setiap hari." ujar Syifa ketika selesai menyimak menntunya ini.Sudah hampir satu bulan Kinan menyandang status istri Alfa, dan selama itu juga dia bolak-balik rumah ke pondok untuk menyelesaikan kewajibannya sebagai santri."Nggak apa-apa, Ibuk! Malah seneng kesini, bisa ketemu teman-teman sama bantuin ibuk juga!"Syifa tersenyum, sebenarnya dia pengen Kinan memanggilnya dengan sebutan bunda, sama dengan Alfa tapi wanita itu tetap terbiasa memanggil ibuk, agak cemburu juga sama Rizky pasalnya kalau sama bapak mertuanya itu Kinan tidak sungkan memanggil 'abi'."Bunda juga seneng sih, tapi kalau kamu tahu bunda sering tuh diteror sama suami kamu, katanya bunda suka nahan-nahan kamu!" kata Syifa sambil tertawa mengingat tingkah putranya itu, membuat Kinan juga harus tertawa kalau mengingat tingkah konyol suaminya."Kal